Share

Bab 775

Penulis: Hargai
Sikap Agam yang tegas berubah dalam sekejap, menjadi lembut saat berbicara pada Pamela.

Pamela menguap, lalu menjawab, "Dia nggak bisa, makanya harus belajar dan latihan. Kalau adikmu nggak bisa apa-apa, bisa jadi dia nggak dapat jodoh!"

Agam mengangguk seraya mengusap kepala Pamela. "Ya, dia memang harus latihan."

Dimas tidak bisa berkata-kata.

Ternyata Agam begitu tidak memiliki pendirian.

Agam menolehkan kepala dan senyumannya menghilang. Agam bertanya dengan suara dingin, "Di mana dia? Suruh dia ke sini!"

Dimas menjawab dengan hormat, "Nona Olivia sedang cuci piring di dapur ...."

Sebelum Dimas selesai berbicara, terdengar serangkaian suara piring pecah dari dapur yang memekakkan telinga!

Dimas berkata lagi dengan waswas, "Aku panggil Nona Olivia!"

Setelah berbicara, Dimas bergegas pergi ke dapur.

Tak lama kemudian, Olivia berjalan keluar dari dapur dengan lesu dan gelisah. "Kakak sudah pulang?"

Agam memicingkan mata saat menatap adiknya dan merasa sakit kepala. Agam menegur dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
lama2 juga ntar ni si olivia bakalan tunduk sama pamela
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 776

    Pamela tersenyum sambil menatap Olivia yang tetap begitu menjengkelkan walau sudah diberi makan."Olivia, aku terpaksa mengakuimu sebagai adik ipar demi kakakmu sehingga nggak bisa memberimu pelajaran seperti memberi pelajaran pada orang luar. Tapi, jangan pikir aku nggak berani memberimu pelajaran!"Olivia merasa jengkel karena mendengar peringatan itu, lalu meletakkan sendok. "Hmph! Memberiku pelajaran? Kamu hanya bisa ancam aku dengan menyuruh kakakku mengusirku dari rumah, 'kan? Pamela, kamu bisa apa selain memanfaatkan kakakku?""Menyuruh kakakmu mengusirmu dari rumah adalah ide terburuk. Sebelum itu, aku punya ratusan cara untuk memberimu pelajaran.""Hahaha! Konyol sekali! Ratusan cara? Coba katakan apa saja ide bagus yang kamu punya, lihat aku takut atau nggak!"Pamela tersenyum. "Misalnya, tempel nilai rapormu dari kecil di papan buletin Universitas Padalamang, biar teman-temanmu tahu bagaimana cara kamu masuk ke Universitas Padalamang dengan memanfaatkan koneksi Keluarga Dirg

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 777

    Olivia menggerutu dengan sombong, "Cih, kamu sudah mempermainkan aku, nggak usah pura-pura baik hati."Pamela memandang sekeliling ruang tamu yang berantakan. "Aku suruh kamu bersih-bersih rumah hari ini karena kamu mencoba untuk menyuruhku melakukan hal yang sama. Sekarang kamu tahu itu nggak enak? Jangan memaksakan orang lain!"Ketegasan Olivia menurun, tetapi Olivia enggan mengalah karena harga diri. "Ka, kamu ... jangan ceramahi aku. Kamu pikir siapa kamu?"Pamela pun tidak marah. "Kamu umur berapa tahun ini?"Olivia memutar mata. "Dua puluh satu, kenapa?"Pamela berujar, "Hhmm, setahun lebih tua dariku, tapi masih meminta uang pada keluarga! Pada umumnya, orang seumuran kamu sudah magang dan bekerja."Olivia acuh tak acuh. "Aku nggak perlu bekerja seperti orang lain. Aku nggak kekurangan uang!"Pamela mengangguk. "Ya, dengan latar belakang keluargamu, kamu memang nggak perlu khawatir tentang kehidupan di masa depan. Tapi, kalau kamu sudah punya pacar, menurutmu apa yang akan dia s

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 778

    Pamela menyeruput air hangat yang diantarkan oleh Dimas. "Kalau begitu, coba katakan kenapa kamu ingin Kalana jadi kakak iparmu."Olivia menjawab secara spontan, "Karena Kak Kalana cantik dan baik hati, dia baik padaku!"Cantik dan baik hati? Menurut Pamela, itu adalah istilah yang sangat konyol untuk menggambarkan Kalana."Hhmm, baik bagaimana?"Olivia langsung mengungkapkan kesukaannya pada Kalana. "Setiap kali lihat ada tas cantik, Kak Kalana selalu membelikan satu untukku! Kalau itu edisi terbatas, Kak Kalana pasti membelikannya untukku walau dia sendiri sangat suka. Intinya, orang miskin sepertimu nggak bisa dibandingkan dengan Kak Kalana!"Pamela mengangguk acuh tak acuh. "Aku memang nggak akan membelikan tas bermerek untukmu, aku sendiri juga nggak akan beli. Menurutku, barang-barang mewah seperti itu hanyalah jebakan pemasaran dan sebagian besar nggak setimpal dengan harganya."Olivia memutar mata dengan jijik. "Cih, dasar orang kampungan!"Pamela tersenyum. "Apa pernah terpiki

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 779

    Pamela pun dipeluk dari belakang. Sebelum sempat memprotes, Pamela diputarbalik, lalu mencium wangi sabun dari Agam yang habis mandi.Agam mencondongkan tubuh ke arah lemari pakaian dan mencium Pamela dengan semangat."Uhm ...."Pamela mengira dirinya akan jatuh ke belakang karena dicium Agam, tetapi Agam menahan pinggang Pamela dengan lembut untuk melindunginya. Ciuman Agam penuh dengan asmara.Ketika akhirnya bisa bernapas, mata Pamela yang linglung menjadi berkaca-kaca. Pamela memprotes, "Agam, kamu bilang kamu nggak akan macam-macam hari ini!"Tatapan Agam sangat lembut. Agam agak terengah-engah saat berkata dengan suara rendah, "Nggak macam-macam, hanya cium."Saat Agam hendak mencium lagi, Pamela bergegas membekap mulut Agam. "Cukup, aku lelah."Agam mengernyit, lalu memindahkan tangan Pamela. "Kenapa?"Pamela memutar mata. "Nggak kenapa-napa. Lelah ya lelah!"Agam membelai pipi Pamela dengan tak berdaya. "Pamela, kenapa kamu nggak bisa nafsu padaku seperti aku nafsu padamu? Kena

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 780

    Agam berjongkok sehingga lebih rendah daripada Pamela yang duduk di pinggir ranjang. Tatapannya pada Pamela sangat tulus dan penuh rasa cinta. "Nggak akan."Pamela bertanya lagi, "Kalau mereka ancam kamu harus berpisah denganku?"Agam tertawa. "Selain kamu, nggak ada bisa yang ancam aku."Pamela memprotes, "Aku bisa ancam kamu apa? Omongan pria memang nggak bisa dipercaya!"Agam tidak bercanda, melainkan berujar dengan serius, "Jujur saja, kalau dari awal tahu kamu adalah putri sulung Keluarga Yanuar, aku nggak akan cari kamu. Tapi sekarang aku nggak akan melepaskanmu, nggak akan pernah."Pamela tercengang. Melihat tatapan Agam yang penuh rasa cinta, Pamela tiba-tiba ingin mencium mata Agam.Pamela tahu jika dia mencium mata Agam, itu tidak hanya sebatas ciuman saja!Jadi, Pamela menahan diri. "Uhm, Agam, aku sudah beri tahu kamu. Aku pergi mandi dulu."Agam bertanya dengan suara lembut, "Kamu sudah lelah, 'kan? Bagaimana kalau aku mandikan?"Pamela mengernyit dan menatap Agam dengan p

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 781

    Johan berdeham canggung karena isi pikirannya ketahuan. "Bukan, bukan. Kakek ingin ajak kamu makan di rumah karena mau mengungkapkan rasa terima kasih padamu. Nenek Anisa juga ingin ketemu kamu dan berterima kasih padamu karena telah menyelamatkanku!"Pamela berpikir sejenak. "Jam berapa?"Johan segera menjawab, "Terserah jam berapa hari ini."Jika pergi ke rumah Keluarga Yanuar di pagi hari, Jason tidak berada di rumah, sedangkan Kalana sibuk merawat anaknya yang sakit. Dia mungkin berkesempatan untuk menyelidiki kasus tuduhan ibunya di tahun silam.Jadi, Pamela mengiakan dan berkata, "Kakek Johan, kalian nggak perlu berterima kasih padaku. Tapi karena kalian antusias untuk mengajakku datang, nggak sopan kalau aku tolak terus. Aku akan pergi untuk menengok kalian."Johan pun bergembira. "Bagus, baguslah! Kakek akan kirim mobil ke rumah Keluarga Dirgantara untuk jemput kamu."Pamela menyanggupi, "Ya, oke."Setelah menutup telepon, Pamela melihat pesan yang dikirim oleh Agam tadi pagi:

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 782

    Di rumah Keluarga Yanuar.Heru, pengurus rumah Keluarga Yanuar, diperintahkan oleh tuan rumah agar menunggu di depan pintu bersama para pelayan untuk menyambut tamu.Begitu mobil berhenti, Pamela hendak membuka pintu dan keluar. Namun, Heru langsung membukakan pintu dan membungkuk hormat. "Nona Pamela, selamat datang. Pak Johan sedang menunggu di dalam."Pamela tidak bisa berkata-kata.Pamela sungguh tidak terbiasa menghadapi sambutan meriah seperti itu.Pamela mengikuti Heru ke ruang tamu. Johan yang sedang minum langsung meletakkan cangkir ke meja dan tersenyum girang. "Pamela sudah datang? Ayo duduk!"Pamela berjalan ke sana dan berucap dengan sopan, "Kakek Johan sebenarnya nggak perlu menyuruh orang menyambutku di depan pintu. Aku hanya datang untuk menengok Kakek Johan."Johan sangat ramah, tetapi juga keras kepala seperti orang lansia pada umumnya. "Penyelamat hidupku datang, mana bisa nggak disambut? Tentu saja harus disambut dengan meriah! Pamela, jangan sungkan dengan Kakek, a

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 783

    Pamela menggeleng dengan rendah hati. "Itu bukan apa-apa, Kakek Johan terlalu memujiku."Anisa sangat menyukai gadis yang sopan dan rendah hati itu. Mandi bertanya sambil tersenyum ramah, "Pamela, Nenek mau tanya, berapa umurmu?"Pamela menjawab, "Dua puluh."Anisa merenung sambil menghitung dengan jarinya. Kemudian, Anisa bertanya lagi, "Di bulan berapa?"Pamela tertegun sejenak dan timbul kewaspadaan dalam hati. Mengapa Anisa tiba-tiba menanyakan bulan kelahirannya? Mungkinkah Anisa menyadari sesuatu?Setelah dipikir-pikir, Pamela menjawab dengan tenang, "Sejak nggak ada ibuku, nggak ada yang rayakan ulang tahunku lagi. Aku juga nggak tahu di bulan berapa."Kecurigaan dalam tatapan Anisa makin kuat. "Nak, ibumu sudah nggak ada saat kamu masih kecil? Ibumu meninggal atau pergi ke tempat lain dan nggak pulang?"Pamela terdiam dan ekspresinya menjadi suram.Pertanyaan Anisa membuat Pamela merasa jengkel. Mengapa dia sudah kehilangan ibu di usia kecil?Bukankah karena ketidakpercayaan Ke

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status