Tatapan Jason menjadi tajam, ekspresinya juga seketika menjadi serius. "Mereka mengambil sampel darahku?" tanya Jason.Calvin mengangguk dan menjawab, "Iya, Tuan. Saya merasa bahwa hal ini bukan hal sepele, jadi saya sudah mengirimkan seseorang untuk menangkap kedua perawat itu ke Kota Marila."Jason berdiri dan merapikan jasnya sambil bertanya, "Di mana kedua orang itu sekarang?""Di ruang bawah tanah, saya menyuruh seseorang untuk mengawasi mereka," jawab Calvin."Bawa aku ke sana!" kata Jason."Baik!" seru Calvin....Di ruang bawah tanah Kediaman Yanuar.Meskipun katanya ini ruang bawah tanah, tempat ini sudah didekorasi dengan mewah, perabotannya juga lengkap.Hanya saja, karena ruang bawah tanah terlalu teduh, anggota Keluarga Yanuar biasanya tidak akan beraktivitas di ruang bawah tanah.Pada saat ini, dua perawat yang dibawa dari Kota Kesawan itu sedang dikurung di dalam satu kamar.Mereka tidak mengerti apa yang terjadi. Karena ketakutan, mereka hanya terus menangis sambil berp
Perawat yang berada di sebelah kanan mengangguk dan menimpali ucapan temannya. "Benar, benar! Jelas-jelas Tuan Jason orang baik!"Jason tersenyum dengan tenang dan berkata, "Aku orang baik atau bukan, semuanya tergantung pada apakah kalian akan menjelaskan dengan jujur atau nggak."Kedua perawat ini tidak memahami arti ucapan Jason, mereka saling bertatapan dengan kebingungan.Baik mengerti maupun tidak, supaya mereka bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup, mereka berusaha keras untuk bersikap kooperatif ...."Tuan Jason, tanyakan saja apa pun itu pada kami! Kami pasti akan menjawab dengan jujur semuanya yang kami ketahui!""Benar, benar! Asalkan kami mengetahuinya, kami pasti akan menjawab dengan baik!"Jason menyesap seteguk kopi lagi dan bertanya, "Dengar-dengar kalian berdua mengambil sampel darahku, ya?"Mendengar pertanyaan Jason, ekspresi kedua perawat ini langsung menjadi kaku ....Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa mereka diculik karena hal itu!Karena hal itu bukan han
"Kalian berdua, sebagai tenaga kesehatan, menggali privasi pendonor darah dengan pekerjaan kalian. Apakah ini etika profesi kalian? Kalian merasa kalian masih layak bekerja dalam bidang ini?" tanya Jason dengan sinis, membuat kedua perawat itu menundukkan kepala mereka dengan perasaan bersalah ...."Tuan Jason, kami sudah tahu salah! Sebenarnya, kami berdua hanya magang dan belum menjadi perawat yang sesungguhnya ....""Jadi, semoga Anda bisa berlapang dada dan nggak menyebarkan hal ini ke luar. Jangan karena perbuatan kedua pekerja magang seperti kami, pandangan semua orang terhadap pekerja rumah sakit kami dan bahkan seluruh industri medis terpengaruh. Rekan kerja kami di rumah sakit bekerja sangat keras dan sangat berdedikasi, jangan sampai perbuatan kami berdua memengaruhi mereka.""Saya tahu saya sudah nggak lagi berkualifikasi untuk menekuni pekerjaan suci ini. Nanti, saya akan mengundurkan diri dari rumah sakit!"Jason mendengarkan ucapan ini dengan ekspresi acuh tak acuh. Denga
Perawat itu menjelaskan dengan gemetaran. "Karena kami melanggar aturan, setelah kami melihatnya, kami langsung menghancurkannya .... Tuan Jason, ada ... ada apa dengan Anda?"Pada saat ini, wajah Jason yang tampan terlihat sangat tegang. "Biar kutanya sekali lagi! Kamu yakin kamu nggak salah ingat? Tes DNA itu membuktikan kalau aku berhubungan kakak adik dengan Pamela?""Iya, saya nggak salah ingat ... karena taruhannya berkaitan dengan apakah saya bisa menjadi pekerja penuh waktu atau nggak, jadi saya yakin saya nggak salah ingat. Hasil tes DNA membuktikan bahwa Anda adalah saudara kandungnya Nona Pamela!" jawab perawat itu.Mendengar perawat itu berbicara dengan sangat tegas, Jason pun tercengang untuk sekian lama, sebelum dia melepaskan perawat itu.Sedangkan perawat yang mendapatkan kebebasan itu langsung menangis ketakutan ....Tangan Jason gemetaran. Informasi yang baru saja dia dapatkan ini adalah serangan yang sangat besar baginya!Selama ini, dia tidak tega bertindak terlalu
Mengapa bisa ada kebetulan seperti ini?!Apakah Tuhan sedang mempermainkannya?Pamela adalah Rembulan Yanuar, adiknya Jason yang terus Jason cari selama bertahun-tahun. Rembulan adalah Pamela!Dengan kedua matanya yang merah dan perasaan menyesal dalam hatinya, Jason berkata, "Artinya, aku, sebagai kakak kandungnya, berulang kali memfitnah adik kandungku sendiri, memihak pada orang lain dan menindasnya, bersikap kejam padanya, menyiramkan kopi di kepalanya dan bahkan hampir membuatnya menggugurkan keponakanku sendiri?"Dengan ekspresi kaku, Calvin juga berkata dengan serbasalah, "Emm ... Tuan, sebelumnya, Anda juga nggak tahu kalau Pamela adalah Nona Rembulan ...."Kakak adik ini akhirnya bertemu lagi, tetapi Jason malah bersikap sejahat itu pada Rembulan. Bagaimana mungkin Rembulan masih bersedia untuk mengakui kakaknya ini?Jason memegang keningnya sambil menarik napas dalam-dalam dengan lemas. "Pamela ... sekarang di mana?" tanya Jason.Calvin menjawab, "Nona Rembulan sudah pulang k
Agam pun tertawa karena dia berhasil menggoda gadis ini. Dia mengelus hidung gadis ini sambil berkata, "Baiklah, Paman nggak akan bicara lagi! Paman akan pergi kerja, mendapatkan uang untuk anak kita!"Pamela menjulingkan matanya dan berkata, "Huh, baguslah kalau begitu!"Pria ini mengelus rambut Pamela yang berantakan, lalu menyingkirkan selimutnya dan turun dari ranjang. Dia mengambil baju dari lemarinya dan berkata, "Jangan malas, pergi sarapan. Siang nanti, beri tahu Pak Dimas kamu mau makan apa. Dia akan menyuruh seseorang untuk menyiapkannya untukmu. Kalau makan malam, ayo makan bareng saat aku pulang nanti."Setelah pria setinggi 190 cm itu pergi, ranjangnya seketika terasa jauh makin lebar. Pamela berbaring kembali dan meregangkan tubuhnya dengan malas di dalam selimut, layaknya seekor kucing, lalu menjawab dengan tidak fokus, "Baiklah, aku mengerti!"Agam berulang kali menyuruhnya untuk tidak makan sembarangan di rumah, terutama makanan yang terlalu dingin ....Saat mereka bar
Setelah keluar dari kamar, Agam melihat jam tangannya, lalu memberi perintah pada Dimas, pengurus rumah yang berada tidak jauh darinya. "Jangan bangunkan dia dulu. Lewat jam 10, kalau dia belum bangun dan sarapan, baru pergi bangunkan dia," kata Agam.Dimas menundukkan kepalanya dengan penuh hormat dan berkata, "Tenang saja, Tuan. Saya pasti akan menjaga Nyonya dengan baik.""Baiklah," kata Agam.Kemudian, saat Agam berjalan sampai ke tangga, dia menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan berkata lagi, "Jangan biarkan dia makan terlalu banyak makanan ringan dan minum air es."Dimas tidak pernah melihat Agam begitu perhatian pada orang lain, jadi dia tercengang sesaat, lalu berkata, "Baik! Saya mengerti!"Sebelum pria ini pergi, dia sudah mulai merindukan gadis itu lagi.Dalam seumur hidupnya, dia tidak pernah begitu merindukan seseorang. Ternyata inilah rasanya jika hatinya terikat pada seseorang.Sebelumnya, saat dia pulang dari perjalanan bisnisnya, gadis itu sudah menghilang. Hal ini
Sungguh menyebalkan!Olivia berkacak pinggang sambil berkata, "Hei! Pamela, cepat ganti baju!""Kenapa?" tanya Pamela dengan alis terangkat. Dia melirik Olivia sekilas, lalu kembali melihat ponselnya.Dia tidak merasa heran dengan kedatangan Olivia tanpa izin. Tadi, Olivia berbicara dengan suara yang sangat keras dengan Dimas di depan pintu. Pamela tidak memiliki gangguan pendengaran, jadi tentu saja dia mendengar semuanya."Kenapa? Kamu tanya kenapa?! Kamu sudah menikah ke Keluarga Dirgantara, jadi kamu harus menuruti aturan Keluarga Dirgantara. Keluarga Dirgantara nggak menoleransi kemalasan! Kamu kira kami seperti orang miskin, bisa terus berbaring sesuka kami?!" seru Olivia.Pamela terkekeh dan berkata, "Di Keluarga Dirgantara, sepertinya aku menikah dengan kakakmu, bukan kamu. Kakakmu saja nggak mengatur aku, memangnya kamu bisa mengaturku?"Dengan gaya seorang nona dari keluarga kaya, Olivia membelalakkan matanya dan berkata, "Kenapa aku nggak bisa mengaturmu? Kamu benar-benar ki