Melihat istrinya sudah terluka parah seperti ini, pria itu juga tidak berani bertengkar dengan istrinya lagi. Sambil menggendong putri mereka, dia duduk di tepi ranjang, meminta maaf dan mengucapkan kata-kata baik untuk menghibur istrinya.Setelah menerima informasi ini, direktur rumah sakit secara khusus mengunjungi bangsal dan menyapa mereka, "Tuan Erwin, ternyata ini adalah istri Tuan!"Irwanto bangkit dan berjabat tangan dengan direktur rumah sakit. "Terima kasih atas usaha keras rumah sakit untuk menyelamatkan istriku.""Tuan nggak perlu sungkan, ini adalah tanggung jawab kami sebagai staf medis.""Oh ya, aku dengar dari istriku ada seseorang yang bersikeras mendonorkan darah untuk istriku walau dia sendiri sedang hamil. Kalau boleh tahu, di mana penyelamat istriku ini?"Direktur rumah sakit berkata, "Saat itu, aku nggak berada di tempat. Tapi, aku juga sudah mendengar keberanian dan tindakan tanpa pamrih Nona Pamela itu. Kami juga nggak mengetahui identitasnya dengan jelas. Kami
"Ya, Nona Pamela mendonorkan darahnya kepada seorang wanita yang mengalami kecelakaan mobil dan dalam kondisi kritis.""Kenapa dia bisa berada di Kota Kesawan pada hari itu?"Ervin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ditemukan catatan keberadaan Nona Pamela di tempat lainnya. Tapi, pada hari itu, Tuan Muda Keluarga Yanuar juga mendonorkan darahnya kepada wanita yang mengalami kecelakaan mobil itu di rumah sakit di Kota Kesawan. Selain itu, Tuan Muda Keluarga Yanuar juga sudah mendaftarkan operasi pengguguran kandungan di Rumah Sakit Rosivan di Kota Marila. Operasi dijadwalkan pada hari ini."Agam menyipitkan matanya dan berkata, "Untuk apa Jason mendaftarkan operasi pengguguran kandungan untuknya?"Ervin berkata dengan ekspresi serius, "Tuan, Tuan Muda Keluarga Yanuar dikenal sangat menyayangi adik perempuannya. Mungkin dia beranggapan anak dalam kandungan Nona Pamela ada hubungannya dengan Tuan, jadi ...."Agam tertegun sejenak. Tiba-tiba, pupil matanya mengecil seolah-olah su
Setelah berpikir demikian, samar-samar kebencian tampak dalam sorot mata Pamela saat menatap Kalana. "Ya, kamu memang sudah menang! Tapi, kamu bukan menang dariku, kamu hanya menang karena di sisimu adalah seorang kakak yang bersedia melakukan apa saja tanpa membedakan apa yang baik dan apa yang buruk demi kamu!"Kakak ....Pamela tidak menyangka satu kata itu bisa membuat hatinya sesakit ini.Jelas-jelas Jason adalah kakak kandungnya, kakak yang lahir dari rahim seorang ibu yang sama dengannya. Namun, kakaknya malah berdiri di pihak wanita jahat yang sudah mencelakai ibu mereka, bahkan begitu menyayangi dan melindungi putri wanita jahat itu!Sepertinya kecerdasan Jason hanya tercurahkan dalam pekerjaannya. Dasar pengkhianat!Kalana tampak sangat bangga, dia berkata dengan penuh percaya diri, "Kamu iri aku punya seorang kakak yang baik? Nggak ada gunanya kamu iri, kamu nggak akan memilikinya! Nasib baik nggak bisa diperoleh dengan iri! Sekarang kamu hanya perlu masuk ke dalam ruang ope
Agam menatap Calvin dengan tatapan tenang dan berkata, "Kalau ada masalah, beri tahu tuan muda kalian untuk menemuiku di perusahaanku! Sekarang, minggir dari hadapanku!"Calvin tampak ragu. Dia tidak bisa melakukan tindakan kekerasan pada anggota Keluarga Dirgantara. Bagaimanapun juga, Jason pasti tidak berharap hubungan antara Keluarga Dirgantara dan Keluarga Yanuar tidak baik demi Kalana, adik kesayangannya.Setelah mempertimbangkan sejenak, Calvin mengangkat lengannya, mengisyaratkan bawahannya untuk membiarkan mereka pergi.Tanpa ekspresi, Agam menggendong Pamela melewati Calvin dan yang lainnya. Sementara itu, Kalana menghampiri mereka dan bertanya dengan ekspresi sekaligus cemas, "Agam, Kak Pamela baik-baik saja, 'kan?"Pamela mengangkat alisnya sambil menatap Kalana. 'Hebat, kuakui kemampuan akting wanita ini memang luar biasa! Tadi, jelas-jelas dia baru saja memaksaku untuk menggugurkan kandungan, sekarang dia malah berpura-pura mengkhawatirkanku.'Melihat lemah dan lembut sepe
Dia bisa mengajukan pertanyaan seperti itu, itu artinya dia sudah mengetahui segala sesuatu dengan jelas. Pamela mengatupkan bibirnya, lalu menjawab dengan jujur, "Hari itu, golongan darah Jason kebetulan cocok dengan pasien yang mengalami kecelakaan mobil itu. Aku lihat putri pasien itu masih sangat kecil dan sangat kasihan. Jadi, aku meminta Jason untuk membantuku mendonorkan darahnya. Tapi, dia mengajukan persyaratan padaku. Dia memintaku untuk menggugurkan kandunganku. Karena situasi saat itu sedang kritis, maka aku menyetujui persyaratannya."Agam mendengus dingin dan berkata, "Nona Pamela yang baik hati, sepertinya kamu belum mendapat izin dariku sebelum menyetujui persyaratan Jason untuk menggugurkan anakku."Pamela mengerutkan keningnya, seberkas cahaya rasa bersalah melintas di matanya. "Apa yang kamu maksud dengan anakmu?! Pak Agam, tolong sadar diri! Anak dalam kandunganku nggak ada hubungannya denganmu!""Tolong bicaralah dengan menatap wajahku!" Nada bicara Agam terdengar
Melihat ekspresi kebingungan Pamela, Agam menyipitkan matanya dan mendengus dingin. "Sepertinya kamu masih belum tahu kamu salah paham padaku dalam hal apa?"Pamela tersadar kembali, lalu menatap pria di hadapannya dan berkata, "Coba kamu katakan, aku salah paham apa padamu?"Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Agam menyerahkan sebuah amplop dokumen kepadanya.'Apa lagi ini?'Pamela mengerutkan keningnya dengan kebingungan, lalu mengulurkan tangannya untuk menerima amplop dokumen tersebut. Dokumen di dalamnya tertulis dengan bahasa asing.Kebetulan, Pamela mengerti bahasa asing yang tertulis dalam dokumen tersebut. Judul dokumen dapat diartikan sebagai kontrak perjanjian adopsi, di bawahnya tertulis rincian-rincian yang berhubungan dengan adopsi.Selain itu, di sebelah kiri atas dokumen ada sebuah foto. Bocah lelaki di foto itu adalah anak kecil yang bersama Kalana sebelumnya.'Bocah lelaki itu adalah ... anak adopsi?'Pamela mengerutkan keningnya. Dia mendongak dan menatap Agam dengan
Agam melanjutkan kata-katanya. "Aku tahu sebagai seorang pria yang sudah menikah, menemani wanita lain ke luar negeri untuk mengadopsi seorang anak adalah tindakan yang nggak benar. Itulah alasannya aku nggak memberitahumu.""Tapi, aku nggak mungkin menolak permintaan Kalana ini, karena kala itu demi menyelamatkan nyawaku, dia sendiri terkena racun mematikan, sehingga kondisi tubuhnya sangat buruk dan berakhir dengan nggak bisa memiliki anak lagi.""Jadi, aku selalu merasa berutang besar padanya dan berusaha untuk menoleransi tindakan-tindakan buruknya."Pamela sudah jauh lebih rileks, dia mendengar Agam berbicara dengan tenang."Sebelumnya kamu pernah bertanya padaku Kalana sudah kehilangan apa. Aku nggak memberitahumu karena aku sudah berjanji pada Keluarga Yanuar nggak akan memberi tahu orang lain mengenai Nona Keluarga Yanuar nggak bisa memiliki anak kepada orang lain.""Tapi, aku sadar aku salah. Kamu bukan orang lain. Seharusnya aku jujur padamu dan memberitahumu semua ini lebih
Bibir Pamela tampak bergerak-gerak. "Oke, oke, kami hanya berteman."Mendengar Pamela berbicara dengan jujur, duri tajam yang selama ini menyesakkan dadanya akhirnya lepas juga."Kenapa kamu berbohong padaku?" tanya Agam dengan tidak senang.Pertanyaan pria itu membuat perasaan Pamela campur aduk. Dia sengaja memalingkan wajahnya dan berkata, "Saat itu, aku mengira kamu dan Kalana adalah pasangan. Selain itu, kalian sudah memiliki anak. Jadi, aku nggak ingin kamu menggangguku lagi. Aku nggak ingin menjadi orang ketiga, simpanan atau semacamnya ...."Agam mendengus dingin dan berkata, "Di matamu, apa aku adalah seorang pria yang akan mencari simpanan di luar?"Pamela memutar matanya dan berkata, "Mana kutahu! Ibarat buku nggak boleh dilihat dari sampulnya, aku baru mengenalmu sekitar tiga bulan, bagaimana mungkin aku bisa tahu kamu adalah orang seperti apa?!"Begitu dia selesai berbicara, dia merasakan pergerakan pria itu. Secara naluriah, Pamela menggeser mundur seolah-olah takut dihaj