Stevi tiba di bawah panggung. Setelah melihat para penonton di bawah panggung, lalu berjalan kursi belakang Tuan Eko dan Nyonya Febria yang duduk di barisan pertama.Kedua orang tua dari Keluarga Marko adalah kakek dan nenek kandung dari Kak Jason. Jika dia menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ini, akan bermanfaat bagi hubungan antara dia dan Kak Jason di masa depan ....Stevi menyapa kedua orang tua dengan sangat sopan, barulah mengambil tempat duduk. Setelah itu, dia mendongak ke panggung. Saat ini justru saat Pamela masuk panggung dengan seragam lengkap ....Heh, pertunjukannya akan segera dimulai!Pamela berjalan dengan mantap di panggung bersama delapan pelayannya. Sosoknya pas dan bernyanyi dengan suara tinggi,"Sejak aku mengikuti Sang Raja perang ke sana ke mari, aku telah menanggung kesulitan dan kerja keras tahun demi tahun. Aku hanya membenci kerajaan yang kejam, karena menghancurkan semua makhluk hidup dan menyebabkan semua orang menderita kesulitan ...."Tanpa nad
Mendengar kata-kata tuan besar, Nyonya Febria yang kondisi mentalnya kurang stabil, terkejut. Keinginan untuk memeluk putrinya di panggung pun tertekan. Dia mengangguk pelan. "Ya, Quenne bernyanyi dengan sangat serius, sehingga dia nggak boleh disela ... Quenne nggak suka diganggu ...."...Di akhir lagu, para aktor dan aktris meninggalkan panggung setelah membungkukkan badan.Nyonya Febria melihat putrinya berpaling dari pandangannya. Suasana hatinya menjadi tidak stabil. Dia bangkit dengan cemas untuk mengejar putrinya di panggung ....Tuan Eko telah menebaknya, sehingga segera menariknya. "Sayang, jangan ke mana-mana. Jangan khawatir, Quenne nggak akan pergi lagi."Setelah menghibur istrinya, lelaki tua itu menoleh dan memerintahkan pelayan di sampingnya, "Cepat, pergi undang aktris tadi ke sini!""Baik, Tuan!"Pelayan itu mengiakannya, lalu segera pergi.Melihat situasi ini, Stevi yang baru saja tersentak, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak baik!Padahal dia ingin Pamela mempe
Saat ini, Kalana yang sedang beristirahat di ruang tamu, wajahnya sudah pucat pasi. Raut wajahnya yang selama ini tenang dan berekspresi datar pun menjadi sangat tidak alami.Barusan tadi, melalui video call dengan Calvin, dia melihat pertunjukan Pamela menyanyikan "Teater Longser" di panggung ....Dia terkejut, terpana, dan cemburu!Penampilan Pamela sama sekali tidak buruk seperti yang dia harapkan. Sebaliknya, sangat bagus sehingga para tamu yang hadir bertepuk tangan untuknya!Bagaimana bisa?Kenapa Pamela yang kolot bisa menyanyikan opera dengan baik? Bahkan lebih baik dari dirinya yang telah berlatih selama beberapa bulan!Sial, ini sama sekali bukan hasil yang dia inginkan!Hasil yang dia inginkan adalah Pamela menyanyikan opera sembarangan, sehingga menyinggung Tuan Eko, kemudian Tuan Eko merasa jengkel dan mengusirnya!Namun, ternyata Pamela tampil dengan baik dan sekarang dia pasti mendapat apresiasi ekstra dari Tuan Eko lagi. Sialan ....Jika dia tahu sejak awal, dia tidak s
Dengan begini, perasaan kecewa di hati Kalana tiba-tiba menghilang!Tampaknya Stevi tidak sebodoh hingga tidak dapat dimanfaatkan. Pada saat dibutuhkan, sahabatnya itu masih dapat diharapkan!Kalana tiba-tiba mengerti, lalu dia berkata sambil tersenyum lembut, "Stevi, terima kasih telah membelaku di depan Kakek!"Stevi berkata, "Ini bukan masalah besar! Kalana, kita berdua adalah sahabat baik. Ada aku di sini, aku nggak akan membiarkan Pamela menindasmu dan menjadi pusat perhatian!""Pamela sialan itu, menurutku hari ini dia sengaja mendorongmu dari tangga agar kamu nggak bisa naik ke panggung. Dengan begitu, dia bisa mencuri perhatian!""Jangan khawatir, Kalana. Aku telah meminta orang-orang mengawasinya di panggung belakang untuk menghapus riasannya. Aku nggak akan membiarkan dia memiliki kesempatan untuk berbicara omong kosong di depan Kakek Eko!"Setelah menenangkan dirinya, Kalana tersenyum. Dia tidak lupa berpura-pura bersikap baik sambil berkata dengan munafik, "Stevi, jangan me
Setelah mendengar Kakek Eko yang selalu bersikap sangat dingin terhadapnya itu bahkan berbicara kepadanya dengan nada prihatin, Kalana merasa sangat tersanjung. Dia segera mengangguk dengan patuh dan terharu, kemudian dia berkata dengan pengertian, "Kakek, sebenarnya kakiku baik-baik saja. Aku bisa naik ke panggung untuk menyanyikan lagu lain untukmu ....""Tapi, aku tahu Kakek sangat mengkhawatirkanku. Kakek mungkin sedang nggak ingin untuk mendengarkan lagu daerah. Jadi, aku nggak akan membuatmu mengkhawatirkanku. Kelak, aku akan bernyanyi untukmu lagi!""Tapi, saat aku memulihkan cedera kakiku, aku akan melatih suaraku lagi. Saat aku menyanyikan "Teater Ketoprak" untuk kalian berdua, aku akan mencoba untuk menyanyikannya sesempurna mungkin!"Saat Eko memandang Kalana yang sangat berbakti, matanya menunjukkan perasaan kagum yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kemudian, dia berkata sambil mengangguk pelan, "Sudahlah, rawat saja cederamu dengan baik. Nggak perlu melatih suaramu lagi.
Tatapan Febria penuh perlawanan. Kemudian, dia berkata sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat, "Aku ingin bertemu Quenne ... bukan dia ... bukan dia ...."Mendengar hal tersebut, Eko kembali mengernyit. Dia tiba-tiba merasa kewalahan. Mengapa istrinya tidak mengenali Kalana lagi?Namun, setelah mendapatkan kepercayaan dari Eko, Kalana malah menghadapi penolakan dari Febria. Kalana pun merasa sedikit bersalah ....Kalana mengangkat kepalanya dan memohon pada sahabatnya, Stevi. Dia berpura-pura memasang ekspresi bingung sambil memberi isyarat kepada sahabatnya untuk mewakilinya berbicara.Stevi menerima permintaan bantuan Kalana. Kemudian, dia berkata dengan cepat, "Nenek, ini dia! Dia benar!""Dia adalah gadis yang baru saja bernyanyi di atas panggung. Dia hanya berganti kostum dan riasan baru, kamu mungkin nggak mengenalinya ....""Kalana bersiap naik panggung untuk menyanyikan lagu lain, jadi dia akan berganti kostum. Nenek, jangan khawatir, tenang dulu dan perhatikan dengan baik?
Sudut bibir Pamela sedikit terangkat. Kemudian, dia berkata kepada Kalana sambil tersenyum, "Nona Kalana, aku sudah melepas kostum dan menaruhnya di meja rias belakang panggung. Ingatlah untuk meminta seseorang mengambilnya.""Tapi, seharusnya kostum yang sangat bagus itu dibuat khusus dan berkualitas tinggi, 'kan? Aku rasa sebaiknya kamu meminta seseorang untuk mengambilnya sekarang. Kalau kostum itu hilang atau rusak, kamu nggak bisa menyalahkanku lagi!"Kata-katanya terdengar santai, tapi suasana di sekitarnya tiba-tiba menjadi aneh ....Ekspresi wajah Kalana dan Stevi membeku. Untuk sesaat, mereka tidak tahu harus bagaimana. Mereka hanya menatap Pamela dalam diam, kemudian mereka mengamati reaksi Eko dengan gelisah!Wajah Eko yang ramah itu menjadi masam. Dia melirik ke arah Kalana yang duduk di kursi roda dengan wajah polos, kemudian menatap Pamela yang telah melepas riasannya sambil mengerutkan kening dan berpikir ....Pamela hanya tersenyum polos dan sopan pada Eko. Setelah meli
Kalana berusaha sekuat tenaga untuk tidak terlihat bersalah, tetapi ekspresinya terlihat sangat tidak wajar. "Kakek, aku ...."Stevi segera berpikir keras, lalu membela sahabatnya dengan cepat, "Kakek, tolong jangan dengarkan omong kosong Pamela. Bagaimana dia bisa menyanyikan lagu "Teater Longser"? Apakah menurutmu dia terlihat bisa menyanyikan lagu daerah dengan baik? Dia hanyalah karyawan biasa di perusahaan Kak Jason. Dia adalah orang miskin yang berasal dari pedesaan dan keluarganya sangat miskin. Bagaimana dia bisa belajar musik?"Setelah berkata, Stevi menoleh untuk menatap Pamela sambil berkata dengan sinis, "Pamela, kamu jangan merasa iri melihat Kalana mendapat tepuk tangan dan pujian dari Kakek Eko dan para tamu. Kamu ingin mencuri pujian, 'kan!""Menurutmu, apakah orang-orang akan percaya bahwa kamu baru saja menyanyikan lagu "Teater Longser"? Semua aktor lain di belakang panggung bisa bersaksi. Orang yang baru saja naik panggung jelas adalah Kalana!"Melihat Stevi begitu p