Apakah ini adalah anak Kalana dan Agam?Setelah menatap anak laki-laki itu beberapa saat, Pamela mengangkat kelopak matanya dan menatap Kalana yang tersenyum bahagia.Kalana berkata sambil memandang Pamela dengan wajah tersenyum, "Kak Pamela, ketika kita bertemu kemarin, aku bahkan nggak punya waktu untuk menyapamu. Lama nggak bertemu."Pamela berkata sambil tersenyum pelan, "Ya, lama nggak bertemu. Nona Kalana juga terlihat baik."Kalana menggendong anak laki-laki di kereta dorong, lalu mengeluarkan dot dari mulut anak laki-laki itu, "Revan, panggil Bibi Pamela."Seorang anak berusia di atas satu tahun yang baru belajar berjalan itu berteriak dengan pengucapan yang sangat tidak jelas, "Bi ... Bi ... Bibi Pamela ...."Mungkin karena Pamela sedang hamil, ketika melihat bayi sekecil itu, Pamela merasa lucu. Pamela mengangguk sambil menjawab, "Halo, teman kecil."Anak laki-laki kecil itu sepertinya sedikit takut dengan orang asing. Dia memandang Pamela dengan takut, lalu melingkarkan leng
Namun, keyakinan Pamela menghalanginya untuk menggugurkan anak tersebut.Sejak dia masih kecil, Pamela bernasib buruk. Dia ditendang seperti bola dan tidak ada yang mau peduli padanya.Setelah melewati banyak lika-liku, Pamela diasuh di sebuah biara. Dia dirawat oleh wanita dari biara tersebut dan tumbuh dengan makan makanan vegetarian.Meskipun Pamela belum menjadi biksu dan bukan penganut yang taat, dia telah dipengaruhi oleh keyakinannya sejak dia masih kecil.Bagaimanapun, dia sendiri yang bersedia tidur bersama Agam, anak itu tidak bersalah.Pamela menginginkan anak itu....Begitu Kalana masuk ke kantor sambil menggendong anaknya, Stevi berdiri dan menyapanya seolah-olah mereka adalah saudara. Dia menantikan kedatangannya!"Kalana, kamu sudah datang! Kamu datang sambil menggendong anakmu. Kamu kelelahan, 'kan?"Kalana berkata sambil tersenyum manis, "Aku nggak lelah. Aku datang ke sini sambil membawa kereta dorong. Aku meninggalkan kereta dorong di depan pintu kantor. Tapi Stevi,
Mata Kalana yang polos itu berbinar dengan ekspresi yang tidak berpengalaman dan polos."Nggak, Stevi, kamu pasti terlalu banyak berpikir. Kak Pamela sebenarnya adalah orang yang cukup baik.""Apakah dia orang yang baik? Kalau dia benar-benar baik, aku nggak akan dijebloskan ke penjara!" Stevi menghela napas. Dia merasa makin khawatir terhadap sahabatnya yang lugu dan polos itu."Kalana, sekarang kamu adalah seorang ibu. Tapi, kamu masih bodoh seperti anak kecil. Kamu memperlakukan semua orang dengan baik! Aku benar-benar khawatir padamu!"Kalana tersenyum sejenak. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, dia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka ....Keduanya tidak melanjutkan topik pembicaraan tadi. Mereka menoleh dan menatap Jason yang baru saja keluar dari kamar mandi.Jason menyingsingkan kemejanya sambil berjalan dengan perlahan. Kemudian, dia menatap adiknya dan berkata dengan hangat, "Kalana, apakah kamu nggak lelah menggendong anak seperti itu? Kenapa kamu nggak duduk dan istir
Jason makan sambil berdeham dengan malas. Dia sepertinya telah menanggapi kata-kata Stevi, tapi dia juga seperti tidak menanggapinya. Meskipun Jason bersikap sopan, dia terlihat acuh tak acuh dan menjaga jarak dengan Stevi.Saat makan, Jason menjawab panggilan telepon dan bangkit untuk berjalan keluar.Melihat Jason berkata keluar, Stevi merasa sedikit khawatir. Jason baru makan beberapa suap, kenapa dia keluar lagi? Apakah makanan yang dimasaknya kali ini tidak sesuai dengan selera Jason?Kalana melihat kegelisahan sahabatnya. Dia menepuk tangan Stevi dengan penuh empati sambil menasihatinya, "Stevi, kakakku memang seperti itu. Dia sering lupa makan dan tidur karena urusan pekerjaan, jangan terlalu banyak berpikir."Stevi mengangguk. Dia merasa sedikit lebih lega.Kalana mengalihkan pandangannya dan berkata, "Ngomong-ngomong Stevi, besok adalah pesta ulang tahun bibiku. Apakah kamu sudah menyiapkan gaun untuk hadir?"Stevi tertegun sejenak. Jika Kalana tidak menyebutkannya, Stevi tela
Kalana berkata sambil menunjukkan ekspresi polos dan kasihan yang membuat orang ingin melindunginya, "Tapi ...."Stevi berdiri, lalu mengetuk meja Pamela. Setelah itu, dia menyilangkan tangan dan berkata pada Pamela dengan arogan.Pamela, biarkan aku memberitahumu! Sekarang Revan sedang tidur di sofa kantor Kak Jason. Kalana dan aku akan kembali setelah berjalan-jalan! Kalau setelah kembali, kami menemukan sesuatu yang nggak beres pada Revan, kamu harus tanggung jawab!Pamela bahkan tidak mengangkat kelopak matanya, tapi dia tetap menolaknya.Namun, Stevi tidak memberinya kesempatan untuk menolak. Dia berkata sambil meraih tangan Kalana, "Kalana, ayo pergi!"Pamela mengerutkan kening sambil mendongakkan kepalanya. Saat ini, dia hanya melihat punggung Kalana dan Stevi buru-buru memasuki lift ....Pamela terdiam seribu bahasa.Pamela tidak mempermasalahkan sikap Stevi. Bagaimana Kalana yang merupakan seorang ibu bisa begitu percaya diri meninggalkan anaknya di tangan seseorang yang memil
Pada saat ini, Kalana dan Stevi membuka pintu, lalu berjalan masuk sambil mengobrol dengan membawa tas belanjaan ...."Kalana, gaun yang baru saja kamu pilihkan untukku sangat indah. Aku sangat menyukainya! Aku akan memakainya ke pesta ulang tahun Bibi Nelly besok!""Yah, menurutku itu terlihat sangat bagus! Stevi, besok kamu pasti akan membuat semua orang tercengang saat mengenakan gaun itu!""Huhu!" Saat melihat ibunya kembali, Revan menjadi lebih bersemangat. Dia berlari ke arahnya seperti orang gila, tapi dia terjatuh ke lantai karena dia terlalu cemas dan menangis lebih keras ....Melihat hal ini, Kalana terkejut dan buru-buru pergi untuk memapah putranya sambil bertanya, "Revan, ada apa?"Revan segera memeluk leher ibunya dan bersandar di pelukannya untuk mencari perlindungan. Namun, saat ini dia masih menangis tanpa henti, "Huhu ....""Revan, beri tahu ibu ada apa? Apakah kamu merasa nggak enak badan?"Selain menangis, seorang anak berusia satu tahun tidak bisa mengungkapkan pen
Pamela sama sekali tidak terkejut dengan Jason yang memercayai ucapan Stevi. Dia hanya berkata dengan ekspresi datar."Pak Jason, begini, satu jam yang lalu, Nona Alister dan Nona Stevi berkata bahwa mereka akan pergi berbelanja dan memintaku untuk menjaga anaknya.""Aku menolak berulang kali, tapi mereka nggak menyetujuinya. Akhirnya, aku menjaga putra Nona Kalana tidur sepanjang waktu tanpa menyentuhnya.""Adapun dari mana asal luka di tubuhnya itu, aku nggak tahu."Setelah mendengarkan kata-kata Pamela, Kalana makin terisak di pelukan Jason sambil menyalahkan dirinya sendiri, "Kak! Ini salahku, ini semua salahku. Seharusnya aku nggak meminta sekretarismu untuk mengawasi Revan. Aku nggak pernah menyangka sekretaris kakakku akan menindas anakku ...."Stevi berkata dengan marah, "Kak Jason, jangan dengarkan tipu muslihat Pamela! Begitu kami masuk, Revan menangis dan berlari ketakutan. Kalau kami mundur selangkah lagi, kami nggak tahu bagaimana Pamela akan menganiayanya! Menurutku, kita
Jason bertanya sambil memandang Kalana dengan tatapan ragu, "Kalana, ini berarti luka di tubuh Revan sudah ada sebelum kamu membawanya ke sini. Apa yang terjadi? Apakah ada orang di rumah yang berdekatan dengan Revan?"Saat Jason menanyakan hal ini, Kalana merasa sangat bersalah. Dia mengedipkan matanya, lalu menitikkan air mata ....Benar, Kalana yang sengaja mencubit Revan. Dia berbuat seperti ini untuk menjebak Pamela agar Jason memecatnya!Stevi adalah orang yang dia ajak untuk bersaksi dan mengompori Jason.Namun, dia tidak menyangka Pamela telah merencanakan tindakan pencegahan. Dia bahkan merekam seluruh proses dengan ponselnya!Kalana menyembunyikan rasa bersalah dan gelisahnya dengan menangis sambil terisak. "Kak ... a ... aku nggak tahu! Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang begitu jahat hingga menganiaya anak sekecil itu! Apakah pengasuh yang bertanggung jawab merawat Revan merasa nakal, jadi dia memanfaatkan kesempatan saat aku nggak untuk menganiayanya ...."Seseorang men