Pamela tidak memiliki kesan baik pada Kalana dan sama sekali tidak berniat untuk mengobrol dengan wanita itu.Namun, kelihatannya Kalana memang hendak mengatakan sesuatu hal yang penting.Kalau begitu, lebih baik dia mendengarkan ucapan wanita itu terlebih dahulu daripada harus menghadapi trik jahat wanita itu lagi.Pamela menarik lengannya, lalu merapikan lengan bajunya yang kusut. Kemudian, dia menganggukkan kepalanya kepada Kalana, menyunggingkan seulas senyum tipis dan berkata, "Oke, mari kita mengobrol."Ekspresi Kalana tampak membeku. Tindakan Pamela yang menarik lengannya tadi, sangat jelas menunjukkan bahwa dia tidak suka disentuh oleh Kalana. Kalana mengedipkan sepasang mata indahnya, memasang ekspresi seolah-olah tidak tahu sudah melakukan kesalahan apa, terlihat sangat polos dan kasihan ....Setelah keduanya duduk, Kalana angkat bicara terlebih dahulu. "Pamela, sebenarnya dalam beberapa hari ini, aku bisa melihat dengan jelas Agam sangat menyukaimu dan sangat baik padamu."S
Namun, Pamela malah terkekeh. "Aku nggak mengerti. Kalau aku meninggalkan Tuan Agam, Nona Kalana akan kembali ke sisinya. Tapi kamu nggak takut ditinggalkan olehnya kalau dia sudah bosan?" tanya Pamela.Mendengar ucapan Pamela, ekspresi Kalana menjadi sombong, bercampur dengan rasa simpati yang agak menghina. "Pamela, aku berbeda denganmu," kata Kalana.Pamela bertanya, "Oh ya? Beda apanya?"Kalana menjawab, "Aku memiliki latar belakang keluarga yang setara dengan Agam, orang tua yang mencintai dan menyayangiku, seorang kakak yang akan mendukungku apa pun yang terjadi dan seorang adik yang melindungiku. Kalau kamu? Nggak ada satu pun anggota keluargamu yang memberimu muka, 'kan?"Senyuman di wajah Pamela seketika menghilang. Dia tiba-tiba menyadari sesuatu. "Ternyata kamulah yang mencari Keluarga Alister dan memberi tahu mereka perihal aku menikah ke Keluarga Dirgantara," kata Pamela.Kalana tidak mengelak, dia berkata, "Benar, itu aku!"Dengan sangat tenang, Pamela berkata, "Jadi, kam
Kalana menurunkan kembali bajunya. Setelah merapikan dirinya, dia baru mengangkat kepalanya dan menatap Pamela dengan tatapan simpati, tetapi juga provokatif."Agam nggak bilang ke kamu, 'kan, kalau kami punya anak? Sekarang, kamu masih berani bilang kalau kamu percaya padanya?" tanya Kalana.Pamela memicingkan matanya dan bertanya, "Pada umur berapa kamu mengandung? Di mana anakmu sekarang?"Karena Pamela mulai menanyakan hal-hal spesifik, Kalana menebak bahwa Pamela pasti mulai memercayai ucapannya, jadi dia pun tersenyum kecil dan menjawab, "Bukankah kamu bilang kamu percaya pada Agam? Kamu bisa tanyakan hal-hal ini padanya! Tapi, kutebak, kalaupun kamu menanyakannya pada Agam, Agam juga nggak akan mengakuinya, dia nggak akan memberitahumu kebenarannya."Pamela terlihat benar-benar penasaran. Dengan alis terangkat, dia berkata, "Baiklah, kuanggap kamu nggak bohong. Kalau kalian sudah punya anak, kamu mencintainya, dia juga mencintaimu, kenapa kalian nggak langsung menikah saja?""Se
"Hah?" Pamela seketika merasa kebingungan. Dia menatap Kalana yang sedang bersandiwara sambil berbaring di lantai seakan-akan dia sedang menatap seseorang dengan penyakit jiwa ....Pada saat ini, Jason yang baru berjalan keluar dari vila langsung menerjang ke arah mereka. Dia seketika mendorong Pamela yang berdiri di sisi Kalana sambil bertanya dengan nada dingin, "Pergi sana! Apa yang mau kamu lakukan pada Kalana?!"Sebelum Pamela bisa menjawab, Jason sudah bergegas membungkukkan badannya dan membantu Kalana untuk berdiri dengan sangat sedih."Kalana, ada apa? Kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Jason.Bagaimanapun, kekuatan seorang pria jauh lebih besar daripada kekuatan wanita. Sekuat apa pun Pamela, dia tetap saja hampir jatuh karena dorongan Jason!Pamela mundur dengan terhuyung-huyung dan mencoba untuk berdiri dengan teguh. Namun, dia menginjak jalan berbatu yang dibuat khusus untuk vila ini. Dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya, sehingga dia seketika tergelincir dan terjatuh ke k
Begitu Pamela berjalan memasuki ruang tamu vila itu, orang-orang yang sedang mengobrol dengan penuh semangat pun menatap ke arahnya dengan tatapan aneh ...."Siapa ini? Kenapa dia masuk seperti ini?""Dia sengaja basah-basahan untuk menggoda kita, ya?""Siapa yang bisa dia goda dengan pakaian denim yang biasa itu?!""Tapi, apakah kalian nggak merasa bahwa dia sangat cantik?""Siapa yang membawanya ke sini? Kenapa kita nggak pernah melihatnya sebelumnya?"Sambil mengamati dan menilai penampilan Pamela, orang-orang itu menebak-nebak identitasnya ....Setelah berjalan memasuki vila itu, Pamela sama sekali tidak memedulikan tatapan orang-orang itu. Dia hanya ingin mencari Derry, pemilik vila ini, untuk meminjam pakaian ganti yang bersih.Namun, Derry yang mengatakan bahwa dia mau pergi ke kamar mandi malah tidak kunjung kembali. Bayangan pria ini juga tidak terlihat di lantai pertama vila ini. Bukankah hari ini hari ulang tahunnya? Ke mana perginya pria ini?Saat Pamela sedang melihat ke s
Sementara orang-orang yang sedang bergosip itu adalah para pendamping wanita yang dibawa oleh teman-temannya Derry. Di antaranya, ada artis populer, selebritas internet dan ada juga beberapa putri dari keluarga kecil yang lebih terkenal.Suara orang-orang yang bergosip itu membuat orang yang mendengarnya sangat tidak nyaman. Andra mengernyit dan melirik sekilas ke orang-orang itu dengan kesal. Kemudian, dia berkata dengan lembut, "Lala, di sini ramai dan bising. Ayo ikut aku ke lantai atas, supaya kamu bisa mengeringkan rambutmu dengan handuk!""Baik, terima kasih," kata Pamela.Pamela menerima niat baik Andra dengan tenang karena dia tidak ingin berdiri di tempat ini sambil digunjingkan oleh orang-orang itu. Tempat ini sangat berisik, jadi dia pun mengikuti Andra ke lantai atas .......Sambil naik tangga dengan pelan, Andra mengamati Pamela yang berada di sampingnya. Ekspresinya jahat seperti biasanya, tetapi tatapannya terlihat seperti penuh pikiran. "Lala, Agam di mana? Kenapa dia
"Terima kasih."Sikap Pamela selalu santai, jadi dia tidak memedulikan detail seperti ini. Dia menerima handuk itu dan mengelap air kolam yang tersisa di wajahnya, lalu mulai menyeka rambutnya yang basah ....Andra tersenyum sambil menatap Pamela dengan tatapan lembut. Dia tidak menggoda Pamela seperti setiap mereka bertemu beberapa kali sebelumnya. Dia berkata dengan penuh perhitungan, "Lala, istirahat dulu di sini. Nanti, aku akan membiarkan Kiara, sekretarisku, membawakan baju ganti untukmu.""Baik! Terima kasih, Andra si Baik Hati!" kata Pamela.Pamela juga tidak bermaksud untuk membiarkan Andra tetap berada di dalam kamar. Bagaimanapun, jika seorang pria dan seorang wanita berada di kamar yang sama, hal ini tidak bagus dipandang orang lain. Sekarang, Pamela juga sudah menikah, jadi dia tahu dia harus menghindari kecurigaan ini.Mendengar panggilan "Andra si Baik Hati", Andra tersenyum dengan tidak berdaya dan berkata, "Lala, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, pan
Tangan itu bukan tangannya Andra.Kiara tercengang. Dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah tuan muda Keluarga Dirgantara yang dingin dan tajam di hadapannya!Aura pria yang tiba-tiba muncul ini terlalu kuat, hingga tanpa disadari, Kiara mundur selangkah sambil berkata, "Pak ... Pak Agam!"Ekspresi Agam cuek. Dia membuka bungkusan itu dan melirik sekilas ke isinya. Baju di dalam memang masih baru, masih ada labelnya, jadi bisa membantu Pamela mengatasi masalah mendesak ini untuk sementara!Andra menatap Agam sambil tersenyum dan berkata, "Agam, akhirnya kamu datang juga."Agam sedikit menganggukkan kepalanya sambil berkata dengan serius, "Iya, istriku di mana?""Dia di dalam. Sekujur tubuhnya basah kuyup, aku khawatir dia akan masuk angin, jadi aku membawanya ke kamar tamu untuk mengelap dirinya," jawab Andra."Terima kasih, Andra," kata Agam sambil agak memicingkan matanya yang dingin. "Tapi, lain kali, sebaiknya jangan membawa istri orang lain ke kamar sesukamu, nggak ada yang mem