"Terima kasih."Sikap Pamela selalu santai, jadi dia tidak memedulikan detail seperti ini. Dia menerima handuk itu dan mengelap air kolam yang tersisa di wajahnya, lalu mulai menyeka rambutnya yang basah ....Andra tersenyum sambil menatap Pamela dengan tatapan lembut. Dia tidak menggoda Pamela seperti setiap mereka bertemu beberapa kali sebelumnya. Dia berkata dengan penuh perhitungan, "Lala, istirahat dulu di sini. Nanti, aku akan membiarkan Kiara, sekretarisku, membawakan baju ganti untukmu.""Baik! Terima kasih, Andra si Baik Hati!" kata Pamela.Pamela juga tidak bermaksud untuk membiarkan Andra tetap berada di dalam kamar. Bagaimanapun, jika seorang pria dan seorang wanita berada di kamar yang sama, hal ini tidak bagus dipandang orang lain. Sekarang, Pamela juga sudah menikah, jadi dia tahu dia harus menghindari kecurigaan ini.Mendengar panggilan "Andra si Baik Hati", Andra tersenyum dengan tidak berdaya dan berkata, "Lala, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, pan
Tangan itu bukan tangannya Andra.Kiara tercengang. Dia mengangkat kepalanya dan melihat wajah tuan muda Keluarga Dirgantara yang dingin dan tajam di hadapannya!Aura pria yang tiba-tiba muncul ini terlalu kuat, hingga tanpa disadari, Kiara mundur selangkah sambil berkata, "Pak ... Pak Agam!"Ekspresi Agam cuek. Dia membuka bungkusan itu dan melirik sekilas ke isinya. Baju di dalam memang masih baru, masih ada labelnya, jadi bisa membantu Pamela mengatasi masalah mendesak ini untuk sementara!Andra menatap Agam sambil tersenyum dan berkata, "Agam, akhirnya kamu datang juga."Agam sedikit menganggukkan kepalanya sambil berkata dengan serius, "Iya, istriku di mana?""Dia di dalam. Sekujur tubuhnya basah kuyup, aku khawatir dia akan masuk angin, jadi aku membawanya ke kamar tamu untuk mengelap dirinya," jawab Andra."Terima kasih, Andra," kata Agam sambil agak memicingkan matanya yang dingin. "Tapi, lain kali, sebaiknya jangan membawa istri orang lain ke kamar sesukamu, nggak ada yang mem
Saat Agam berjalan memasuki kamar tamu itu, Pamela sedang berdiri di sisi ranjang dengan posisi membelakangi pintu kamar, sambil mengelap tubuhnya dengan handuk.Pamela membuka kancing bajunya, tetapi dia tidak melepas bajunya, dia membiarkan bajunya tergantung dengan longgar di bahunya.Dari belakang, terlihat tulang belikatnya yang indah, bagian leher dan bahunya yang ramping, punggungnya yang putih dengan jelas ....Di rumah, Agam tidak memiliki kesempatan untuk melihat pemandangan seperti ini dengan jelas.Namun, gadis ini malah melepaskan kancing bajunya tanpa mengunci pintu. Jika pada saat ini orang yang memasuki ruangan ini bukan Agam, melainkan adalah pria lain, misalnya Andra, bukankah Pamela akan dilihat oleh orang lain?Sambil memikirkan hal ini, Agam mengernyit dan menggertakkan giginya, wajahnya yang dingin pun menggelap.Mendengar seseorang memasuki ruangan, Pamela juga tidak menoleh, dia hanya berkata, "Nona Kiara, tolong letakkan bajunya di lemari di samping pintu, ya.
Saat Agam tersadar dari lamunannya, dia menjentikkan abu rokok dengan jarinya yang panjang sambil menjawab, "Bukan aku, tapi sekretarisnya si Andra."Pamela pun bertanya dengan penasaran, "Kalau begitu, kenapa kamu yang membawanya ke kamar?"Agam menjelaskan dengan singkat kejadian di luar kamar tamu tadi. "Aku kebetulan bertemu dengan mereka di luar, jadi dia meminta bantuanku untuk membawakan bajunya untukmu," kata Agam."Oh! Ternyata begitu, ya!" kata Pamela.Pamela menggosok rambutnya yang basah dengan kuat sambil berjalan ke sisi ranjang dan mengambil ponselnya untuk mengecek notifikasi baru."Sini!" seru Agam sambil mematikan rokok yang tersisa setengah batang di tangannya dan menekuk jari tangannya pada Pamela.Pamela tampak kesal, amarah juga meluap dalam hatinya, dia tidak ingin pergi menghampiri Agam.Namun, dia juga tidak menyukai perang dingin. Setelah berpikir sejenak, dia meletakkan ponselnya dan berjalan ke arah Agam sambil bertanya, "Kenapa Paman memanggilku?"Agam mene
Agam membelai kepala Pamela, seakan-akan Pamela adalah anak kucing, sambil berkata, "Paman nggak bohong!""Pamela, karena orang itu Kalana dan dia pernah menyelamatkanku, aku harus memberikan penjelasan yang masuk akal padanya. Kalau itu orang lain, aku juga nggak perlu repot-repot.""Tadi, Paman ingin masuk dengan kamu, tapi penyakit Kalana tiba-tiba kambuh, hingga dia muntah-muntah. Dia terus memanggilku, jadi aku nggak bisa ...."Pamela menjulingkan matanya dan memotong ucapan Agam. "Paman, jangan katakan lagi, aku sudah mengerti!"Dengan alis terangkat, Agam bertanya, "Hah? Apa yang kamu mengerti?"Ekspresi Pamela tidak berubah. Dia duduk tegak di pelukan Agam sambil berkata, "Aku memahami kesulitan Paman! Karena Nona Kalana adalah penyelamat hidupmu, dia juga kehilangan sesuatu yang nggak bisa didapatkan kembali untuk menyelamatkanmu, kamu selalu merasa bahwa kamu berutang budi padanya. Kamu nggak bisa mengabaikannya saat dia terkena masalah, 'kan?"Agam tidak membantah ucapan Pam
Baju Kiara sedikit kebesaran bagi Pamela. Gaun ini memang sudah tipis dan menggoda. Begitu talinya terjatuh dan menunjukkan leher dan bahu Pamela yang putih dan mulus, dia pun terlihat sangat provokatif.Gadis ini baru mandi, jadi badannya juga wangi.Agam memicingkan matanya, tatapannya membara. Dia hanya bisa menelan liurnya.Tatapan pria ini terasa aneh, jadi Pamela mengikuti arah tatapan pria ini. Begitu dia menunduk, dia langsung merasa malu!Karena tali bahu yang terjatuh, gaun yang potongannya memang sudah rendah pun makin rendah ....Wajah Pamela memerah. Dia langsung menutupi bagian dadanya dengan sebelah tangannya sambil berseru, "Paman lihat apa?!"Sementara sebelah tangannya yang lainnya bergegas menarik kembali tali itu. Kemudian, dia langsung menutupi bagian depan tubuhnya dengan kedua tangannya supaya Agam tidak bisa melihat apa pun.Namun, gaun yang kebesaran ini memang tidak cocok di badannya Pamela. Sedikit saja dia bergerak, tali di bahunya kembali terjatuh ....Kali
Di sisi lain.Justin akhirnya memanggang sepiring sayap ayam dengan resep rahasianya. Dia secara khusus menambahkan sejenis bumbu ke dalam sausnya dan membawakannya ke Pamela dengan percaya diri, supaya Pamela mengetahui apa yang namanya sayap ayam panggang yang sesungguhnya!Namun, begitu dia mengangkat kepalanya, dia baru menyadari bahwa tidak ada orang lagi di gazebo!Di mana Pamela berada?Seingat Justin, tadi, kakaknya membawa Pamela pergi berbincang-bincang di gazebo. Sejak kapan kedua orang itu pergi?Dengan ekspresi kebingungan, Justin menggaruk kepalanya, lalu membawa sayap ayam panggang itu ke dalam vila untuk mencari Pamela....Di dalam ruang tamu di vila tersebut, Justin sedang celingukan, tetapi dia tidak juga melihat Pamela. Dia malah melihat Jason dan Kalana yang sedang mengobrol di sofa ....Oleh karena itu, dia menghampiri mereka dengan panggangan itu. Dengan ekspresi santai, dia bertanya, "Kak, Pamela di mana?"Kalana sedang beristirahat sambil bersandar pada kakakny
Kalana merasa kesal, tetapi dia malah tetap terlihat baik hati dan bijak. "Justin, tenang saja, Kakak nggak apa-apa! Kak Pamela nggak mungkin sengaja melakukannya. Lupakan saja ..." kata Kalana.Justin menganggukkan kepalanya dengan yakin dan berkata, "Iya! Aku juga merasa bahwa dia nggak mungkin sengaja melakukannya. Pasti ada salah paham. Nanti, biar aku tanyakan padanya!"Kalana seketika terdiam.Dia tidak memercayai telinganya sendiri!Justin, adik kandungnya, malah memercayai karakter Pamela dengan sepenuh hatinya!Apa yang Pamela lakukan pada Justin, hingga Justin begitu terbutakan olehnya?!Dengan ekspresi masam, Jason memicingkan matanya sambil menyaksikan semua kejadian ini. Kemudian, dia berkata dengan tegas dan juga sinis, "Kamu percaya dengan karakter Pamela? Apa yang dia berikan padamu?!"Justin merasa tertekan mendengar teguran kakaknya. Namun, dia langsung berkata, "Dia nggak memberikanku apa pun, tapi dia membantuku beberapa kali, dia juga nggak meminta balasan apa pun