Share

Bab 375

Penulis: Hargai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-17 16:30:15
Dengan sedih sekaligus marah, Wulan menarik-narik lengan Darius dan berkata, "Darius, selama di pedesaan, Pamela si gadis sialan itu benar-benar hanya mempelajari hal-hal yang buruk. Setelah berpindah ke Kota Marila, dia tetap nggak fokus untuk mempelajari hal-hal yang baik. Dia hanya memikirkan cara yang licik untuk merebut milik orang lain dan menduduki posisi tinggi!"

"Kulihat karena Jovita dipilih oleh Tuan Agam yang merupakan anggota keluarga kelas satu untuk dinikahi dan menjadi Nyonya Keluarga Dirgantara, dia merasa cemburu pada Jovita. Dia sengaja membuat jebakan dan merebut pengantin pria Jovita, sampai-sampai setelah meninggalkan dunia hiburan demi pernikahan, karier Jovita nggak secemerlang dulu lagi, bahkan pernikahan yang bagus juga direbut! Astaga ...."

Saat berbicara, Wulan merasa simpati atas apa yang menimpa putri kesayangannya. Dia tampak menyeka air mata yang menetes membasahi pipinya.

Melihat istri dan putrinya bersedih seperti itu, Darius juga merasa sangat tidak s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
yak masuk deh tu si darius kedalam jebakan si kalana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 376

    Walaupun tidak peduli putri mana pun yang menjadi menantu Keluarga Dirgantara, Darius tetap akan menjadi ayah mertua dari anggota Keluarga Dirgantara yang merupakan keluarga kelas satu, tetapi dalam lubuk hati ayah yang satu ini, kasih sayangnya terhadap kedua putrinya tidaklah sama.Tidak perlu diragukan lagi, dia pasti akan jauh lebih memilih Jovita, putri kandungnya.Adapun mengenai Pamela, sejak kecil dia sudah mencampakkan gadis itu ke pedesaan dan dipelihara di sana, hubungan antara dirinya dengan gadis itu tidaklah dekat. Jadi, biarpun gadis itu menikah dengan anggota Keluarga Dirgantara, gadis itu pasti tidak akan membela Keluarga Alister. Sebagai seorang ayah, dia juga tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun.Nyatanya, sejak gadis desa itu menikah dengan anggota Keluarga Dirgantara, dia tidak pernah memberi tahu mereka, bahkan sudah sangat jarang pulang ke rumah. Sungguh seorang gadis durhaka yang tidak tahu balas budi!Darius beranggapan bahwa pada akhirnya sebaiknya darah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 377

    Agam memiringkan kepalanya, mengisyaratkan Ervin mengendarai mobil ke sini dengan sorot matanya. Kemudian, dia menundukkan kepalanya untuk melihat gadis yang sangat pandai berbicara itu. Dia mengelus-elus kepala gadis itu, lalu berkata dengan nada seperti sedang menghibur anak kecil, "Ya, benar. Kamu memang pandai membaca situasi!"Pamela memasang ekspresi cemberut. 'Walau Paman kedengaran seperti sedang menghiburku, sepertinya dia kurang tulus saat mengucapkan kata-kata itu.'Setelah memastikan gadisnya sudah masuk ke dalam mobil tanpa terkena hujan, Agam baru melipat payungnya dan masuk ke dalam mobil.Kemudian, mobil mulai melaju.Pamela mengeluarkan ponselnya dan memeriksa waktu. Setelah membalas beberapa pesan yang belum dibacanya, seolah-olah teringat akan sesuatu, dia memiringkan kepalanya dan bertanya kepada pria di sampingnya, "Oh ya, Paman, kenapa kamu bisa tahu hari ini aku berada di pusat perbelanjaan ini?"Pria itu tidak menanggapi pertanyaan Pamela. Dia mengulurkan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 378

    Tak lama kemudian, mobil sudah berhenti di kediaman Keluarga Dirgantara.Karena sudah diganggu sepanjang sore oleh Justin, Pamela merasa sangat lelah. Sekarang, dia sudah kenyang. Dia hanya ingin segera kembali ke kamar, lalu mandi dan beristirahat.Agam mengikutinya menaiki tangga dari belakang. Saat dia baru saja meletakkan tangannya di gagang pintu dan hendak membuka pintu kamar, seolah-olah sudah menebak pergerakannya, sebuah tangan terulur dari belakang dan juga diletakkan di gagang pintu. Seketika itu pula, tangan besar itu bersentuhan dengan tangan kecilnya dengan lembut ....Pamela mengerutkan keningnya. Dia segera menghentikan pergerakan tangannya untuk membuka pintu, lalu memiringkan kepalanya dan memelototi pria itu. "Paman, apa yang sedang kamu lakukan?"Agam membungkukkan badannya dan berbisik di telinga gadis itu, "Sayangku, aku ingin ...."Melihat pria itu makin mendekatinya, secara naluriah Pamela menjauhkan wajahnya dari pria itu. Kemudian, dengan memasang ekspresi was

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 379

    "Jiwa. Aku ingin saat kamu mendesain, kamu benar-benar tulus. Selain itu, aku ingin kamu bisa menunjukkan nilai sosial perusahaan serta ketulusan perusahaan terhadap publik dengan teori-teori desain Nusantara sebagai landasannya.""Aku mengeluarkan uang banyak bukan hanya untuk membeli keterampilan profesional yang kamu miliki, melainkan juga ketulusanmu seperti pada saat kamu mendesain gedung Perusahaan Vasant.""Jangan coba-coba mengelabuiku dengan sebuah desain yang kelihatannya sempurna, tetap sesungguhnya nggak ada jiwanya itu.""Moon, harus kuakui keterampilanmu sangat luar biasa, tapi nggak sungguh-sungguh dalam mengerjakan desain ini."Pamela tercengang. Hanya dengan beberapa patah kata pria itu, dia mengakui kesalahannya?!Dia memang tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan desain itu, dia hanya menggunakan keterampilan yang dimilikinya.Ketulusan dan kesungguhan hati memang bisa memberikan jiwa dalam sebuah desain.Sudahlah, lagi pula Agam sudah mengeluarkan dua triliun agar d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 380

    Mendengar ucapan Wulan, Pak Dimas tampak terkejut. Kemudian, seulas senyum sopan dan hangat tersungging di wajahnya.Ternyata mereka adalah keluarga Nyonya. Kalau begitu, mereka adalah tamu kehormatan dan harus dilayani dengan baik.Namun, sebelum memastikan identitas ketiga orang itu, dia tidak akan membiarkan siapa pun masuk begitu saja. Dia berkata, "Kalian tolong tunggu sebentar. Aku akan melaporkan kedatangan kalian kepada Nyonya."Selesai berbicara, Pak Dimas mematikan layar, lalu naik ke lantai atas untuk melaporkan hal ini secara langsung kepada majikannya.Walaupun sebelum pergi Agam sudah secara khusus berpesan padanya untuk tidak membangunkan Pamela, tetapi ini adalah situasi mendesak. Dia tidak punya pilihan lain selain membangunkan Pamela.....Pamela terbangun karena mendengar suara ketukan pintu Pak Dimas. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya dengan rasa kantuk yang masih menguasai dirinya, "Ada apa?"Di luar pintu, Pak Dimas berkata dengan sopan, "Nyonya, ada sepasang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 381

    Mentang-mentang mereka keluarganya Pamela, mereka bertindak sok hebat di rumah orang lain!Namun, pembantu rumah tangga di Kediaman Dirgantara sudah terlatih. Meskipun mereka tidak senang, mereka juga tidak menunjukkan ketidaksenangan mereka. Mereka tetap membawa ketiga orang dari Keluarga Alister ke dalam Kediaman Dirgantara dengan sangat sopan.Sebelumnya, saat Jovita membuntuti Pamela, dia pernah datang sekali ke Kediaman Dirgantara dan sudah pernah melihat kemegahan kediaman ini. Hari ini pertama kalinya dia benar-benar menginjak ke dalam Kediaman Dirgantara, jadi dia tetap saja terkagum-kagum dan merasa penasaran terhadap segalanya di dalam kediaman ini.Namun, setelah dia memasuki halaman di dalam Kediaman Dirgantara, dia malah terlihat kurang puas. Dengan gaya seakan-akan dia adalah majikan di tempat ini, dia menyilangkan kedua tangannya dengan sombong sambil melihat ke sekeliling halaman Kediaman Dirgantara yang sederhana. Dia menggelengkan kepalanya dan terus mengeluh.Jovita

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 382

    Dua pembantu yang menyambut ketiga orang dari Keluarga Alister itu menghampiri Dimas dan bergumam, "Pak Dimas, mereka benar-benar keluarganya Nyonya Pamela? Kenapa mereka sama sekali nggak seperti orang dari keluarga yang sama dengan Nyonya Pamela?""Iya! Sikap mereka nggak seperti tamu, jelas-jelas mereka bersikap seakan-akan mereka adalah majikan rumah ini! Tadi, katanya, halaman rumah ini harus direnovasi, pohon pinus tua itu harus ditebang, anggrek kesayangan Tuan Tomi juga harus dibuang!"Sambil mendengar ucapan para pembantu ini, Dimas juga tidak bisa memahami sikap anggota Keluarga Alister yang agak keterlaluan itu. Namun, dia mengernyit sambil mendidik bawahannya."Sudahlah, jangan bergunjing tentang tamunya Nyonya Pamela. Cepat seduh teh untuk tamu! Suruh para pembantu wanita siapkan camilan! Hari ini pertama kalinya keluarga Nyonya Pamela datang bertamu, jadi apa pun yang terjadi, kita tetap harus melayani mereka dengan baik," kata Dimas."Baik.""Baik."Kedua pembantu itu pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 383

    Jovita berdiri dengan penuh amarah dan berseru, "Iya! Sok hebat sekali Pamela! Ayah sudah datang, tapi dia malah berani membuat kita menunggu selama ini? Jangan-jangan dia nggak berani turun, ya? Sebaiknya aku ke atas untuk membawanya ke sini!"Sambil berbicara, Jovita sudah tidak sabar, dia pun hendak langsung naik ke lantai atas ....Melihat hal ini, Dimas mengernyit. Dengan tatapannya, dia menginstruksikan pembantu rumah tangga di satu sisi untuk menahan Jovita.Jovita memelototi para pembantu yang mengadang di hadapannya dengan kesal sambil berkata dengan sombong, "Semuanya minggir! Jangan halangi jalanku!"Para pembantu itu bergeming. Mereka tetap menghalangi di depan Jovita, tidak membiarkannya naik ke lantai atas.Dimas berjalan menghampiri Jovita dan berkata dengan sopan, "Maaf, Nona. Lantai atas itu area pribadi majikan kami, tamu nggak boleh naik ke lantai atas. Mohon pengertian Nona."Namun, Jovita malah berseru, "Kalian berani menghalangiku? Aku bukan tamu! Tahukah kalian?

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status