Mata Kalana pun memerah karena sedih. Wanita itu berusaha keras menahan air matanya ketika berkata, "Maaf! Aku tahu aku nggak pantas menangis. Hanya saja, aku sangat khawatir pada adikku."Justin segera melindungi sang kakak dengan meletakkan tangannya di pundak Kalana yang bergetar sembari mengatakan, "Kakak, kamu nggak usah mengkhawatirkanku. Tenanglah! Aku akan baik-baik saja.""Aku bisa menanggung masalah ini sendiri. Apa pun hukuman yang diberikan Kak Agam hari ini, aku akan menanggungnya.""Kakak, kamu pergilah dulu. Pulanglah bersama dengan Calvin!"Kalana terisak ketika berkata, "Justin!"Pamela malah tertawa dan berkata, "Nona Kalana, aku benar-benar sangat kagum pada karisma yang kamu miliki."Justin menatap Pamela dengan tatapan kebingungan. Apa yang ditertawakan oleh wanita ini?Kalana juga tertegun. Matanya yang besar dan berkaca-kaca pun melihat ke arah Pamela. Wanita itu lantas bertanya dengan kebingungan."Kak Pamela, apa maksud perkataanmu tadi? Kamu kagum padaku?"Pam
Pamela mendengus, "Huh!"...Kalana melihat mereka berdua berinteraksi sangat dekat. Sorot mata wanita itu berubah menjadi gelap. Dia mengepalkan tinjunya dan melukai telapak tangannya.Saat itu, Calvin merasa keberadaan mereka di sana sepertinya sudah berlebihan. Jadi, dia pun mengeluarkan sesuatu yang penting dan berbicara."Tuan Agam, Tuan Jason memintaku untuk menyerahkan benda ini kepada Tuan. Ini adalah ponsel dari artis sosmed tersebut. Di dalamnya ada video asli yang belum disunting. Semoga saja dengan video ini, Nyonya bisa terlepas dari rumor buruk yang tersebar."Setelah mendengar perkataan Calvin, Agam lantas memberi isyarat datar dengan matanya.Ervin yang sadar langsung maju dan mengambil ponsel dari tangan Calvin. Setelah memeriksa isi dari ponsel itu dan memastikan perkataan Calvin memang benar, Ervin akhirnya mengangguk kepada tuannya.Calvin kembali bertanya, "Kalau begitu ... bagaimana Tuan akan menghukum Tuan Justin?"Agam tidak menjawab pertanyaan Calvin. Sorot mat
Mendengar hal tersebut, sorot mata Agam terlihat berpendar ketika menatap Kalana. Dia kembali melihat Pamela seperti sebelumnya. Tatapannya itu seperti meminta saran.Pamela langsung mengerutkan dahinya. Kenapa Paman melihatnya seperti ini lagi? Ada apa? Apa dia tidak enak hati menolak penyelamatnya dan meminta Pamela untuk menjadi orang jahat?Pria ini benar-benar banyak akal.Sudahlah! Karena akhir-akhir ini Paman bersikap baik padanya, Pamela akan membantunya.Pamela meletakkan salah satu tangannya di dagu dan melihat ke arah Kalana sambil bertanya, "Nona Kalana, kamu tahu bahwa bawahan kakakmu harus segera pergi ke perusahaan dan nggak boleh terlambat. Apa kamu nggak tahu kalau Agam-mu juga harus cepat tiba di kantor dan mengurus pekerjaannya?"Perkataan Agam-mu membuat pria yang berada di sisi Pamela langsung mengerutkan dahinya.Kalana merasa agak sedih. Matanya pun melihat ke bawah. Dia terlihat seperti tidak berdosa dan lemah ketika berkata, "Kak Pamela, bukan ....""Bukan itu
Sekarang hanya ada Justin yang tersisa di kediaman Keluarga Dirgantara. Dia berdiri di ruang makan dan menunggu hukumannya.Pembantu yang baru selesai membuat sarapan segera menyuguhkan makanan di hadapan Pamela. Makanan itu masih panas.Pamela yang sudah lapar langsung mengambil alat makannya, lalu menyantap daging serta telur goreng yang ada di dalam piringnya. Ketika dia sedang makan, dia bisa merasakan sepasang mata yang terus melihat ke arahnya. Sorot mata itu benar-benar membingungkan. Rasanya seperti ada jerat api panas yang mengelilingi tubuhnya dan semakin lama semakin erat.Wanita itu mengangkat alisnya dengan tidak nyaman dan melihat ke arah tersebut, "Paman, apa kamu belum mau pergi ke kantor?"Agam pura-pura marah dan berkata, "Kamu sangat ingin aku segera pergi?"Pamela langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bukan! Kamu sudah selesai sarapan, tapi belum pergi bekerja. Kenapa kamu duduk melongo di sini dan membuang waktu?"Agam membalas, "Nggak usah buru-buru!"Pam
Pamela sama sekali tidak peduli padanya. Wanita itu menguap dan langsung berjalan melewatinya, menuju ke kamarnya untuk tidur.Justin tertegun dan berbalik, lalu mengikutinya sambil berkata, "Hei! Pamela, bagaimana kamu akan menghukumku? Katakan!"Pamela tetap tidak meresponsnya dan terus berjalan menuju ke lantai atas.Justin yang diacuhkan merasa agak marah. Dia ingin sekali naik ke atas sana. Pak Dimas segera mendekat dan mencegahnya sambil berkata, "Tuan Justin, sekarang Nyonya ingin kembali tidur di kamarnya. Masalahmu akan dibahas lagi setelah nyonya bangun."Justin langsung mengerutkan dahinya dan berkata, "Dia malas sekali, ya? Sekarang sudah jam berapa? Dia masih ingin tidur."Pak Dimas sangat tidak suka mendengar orang-orang Keluarga Yanuar mengatai nyonya mereka. Pria tua yang biasanya selalu bersikap sopan ini pun tidak merasa sungkan lagi dan berkata, "Kesimpulannya, sekarang kamu nggak boleh naik dan mengganggu Nyonya. Tunggu saja di lantai bawah!"Setelah itu, Pak Dimas
Semua ini berawal dari perubahan sikap Agam terhadap Pamela ....Pamela berkata sambil melambaikan tangannya, "Nggak perlu, aku akan keluar dan makan siang di luar."Pak Dimas segera bertanya, "Mau ke mana, Nyonya Pamela? Aku akan meminta sopir untuk mengantarmu?"Pamela berjalan menuju pintu sambil berkata, "Nggak perlu, aku hanya ingin keluar jalan-jalan saja."Pak Dimas berkata dengan ekspresi khawatir, "Uh ... Nyonya, apakah kamu membawa ponselmu? Apakah baterainya sudah terisi penuh? Kalau Tuan Agam datang mencarimu atau kalau kamu bertemu masalah, dia akan kewalahan kalau nggak bisa menghubungimu."Pak Dimas masih ingat hari ketika Agam kembali dari perjalanan bisnis, Pamela tidak pulang sepanjang malam dan ponselnya tidak dapat dihubungi.Agam mencari Pamela sepanjang malam seperti orang gila. Dia hampir menjungkirbalikkan seluruh Kota Marila ....Memikirkan hal itu, Pak Dimas merasa takut.Pamela mengganti sepatunya di pintu masuk, kemudian berkata, "Jangan khawatir, aku nggak
Justin berkata sambil menggaruk kepalanya, "Karena kakakku bilang kalau nggak ada yang berani bertanggung jawab atas masalah ini, itu akan memperdalam konflik antara Keluarga Yanuar dan Keluarga Dirgantara. Dalam hal ini, itu akan memengaruhi hubungan antara dia dan Kak Agam ...."Saat berbicara, suara Justin secara tidak sadar menjadi semakin pelan.Tampaknya, Justin juga merasa tidak pantas membicarakan masalah kakaknya dan Agam di depan Pamela yang merupakan istri sah Agam.Pamela tidak peduli sama sekali. Dia berkata sambil tersenyum sinis, "Kalau kakak tersayangmu memintamu mati demi dia, apakah kamu juga akan mengabulkannya?"Justin mengangguk tanpa berpikir panjang. "Tentu saja!"Pamela memuji sambil mengacungkan jempol dengan kagum, "Luar biasa!"Jelas-jelas Pamela sedang memujinya. Akan tetapi, Justin malah merasa aneh. Dia merasa bahwa pujian Pamela mengandung hinaan dan tidak berarti baik ....Dia mengikuti Pamela dengan kesal sambil berkata, "Pamela, apa maksudmu? Kakakku a
Ketika Pamela berjalan ke halte bus, sebuah bus kebetulan datang. Pamela tersadar dari lamunannya, lalu berlari beberapa langkah dan melompat ke dalam bus. Setelah itu, Pamela menemukan tempat duduk di dekat jendela dan duduk di sana.Justin mengejar Pamela menaiki bus. Namun, ini adalah pertama kalinya Justin naik bus. Dia tidak tahu sebelum naik bus, dia harus membayar terlebih dulu. Justin diingatkan oleh pengemudi dengan suara nyaring hingga dia merasa canggung, lalu dia pun berjalan kembali untuk membayar.Setelah membayar, Justin duduk di sebelah Pamela dengan ekspresi bangga.Pamela tidak memedulikan Justin. Setelah melihat pemandangan yang perlahan lewat di luar jendela, Pamela merasa suasana hatinya terasa lebih baik.Justin mengerutkan kening sambil menatap Pamela beberapa saat, lalu bertanya dengan bingung, "Hei! Pamela, sekarang kamu adalah nyonya muda Keluarga Dirgantara, kenapa kamu masih bepergian dengan bus?"Pamela bersandar malas di sandaran kursinya, lalu berkata den