Justin menyilangkan kedua tangannya, lalu berkata sambil mendengus dengan ekspresi percaya diri. "Sekalipun kamu menyukai Kak Agam, kalian berdua nggak akan bertahan lama! Pamela, sebaiknya kamu mendengarkan nasihatku dan berinisiatif untuk pergi sendiri. Kalau nggak, ketika kamu dicampakkan, kamu akan ...."Saat Justin masih berbicara, bus telah menepi dan tiba di halte.Pamela berdiri, lalu melewati Justin. Pamela berjalan keluar dari mobil tanpa memedulikan Justin sama sekali.Justin tersadar dari lamunannya. Dia merasa sangat kesal dan segera mengejar Pamela. "Hei! Pamela, apakah kamu mendengar apa yang baru saja aku katakan? Pamela!"Pamela tidak ingin mendengar perkataan Justin. Dia berjalan ke toko minuman. Sementara Justin mengikutinya masuk sambil terus berbicara ....Setelah beberapa saat, Pamela keluar sambil membawa secangkir teh susu. Kemudian, dia berjalan ke pusat perbelanjaan di depannya dengan santai dan bahagia.Justin mengikutinya sambil membicarakan topik yang belum
Pamela benar-benar merasa bahwa Justin memiliki wajah tampan, tetapi otaknya sangat bodoh. Meski dia tidak menyukai Pamela, dia tidak boleh berbicara seperti itu kepada seorang gadis!Melihat gadis berambut panjang itu hendak menangis, Pamela merasa bersimpati padanya. Jadi, dia melangkah maju untuk menghiburnya, "Abaikan dia, anak ini nggak bisa berbicara dengan baik! Dia nggak menyukaiku, bukan kamu."Gadis berambut panjang itu tertegun. Dia menahan air matanya, lalu menatap Pamela dengan heran dan penasaran. "Halo, apakah kamu kakaknya Justin?"Pamela berpikir bahwa gadis ini menyukai Justin. Jika Pamela mengatakan sebaliknya, gadis ini pasti akan salah paham tentang hubungan mereka lagi."... Ya."Setelah Pamela menghiburnya, gadis berambut panjang itu mengesampingkan rasa malunya dan tersenyum pada Pamela. "Kakak, namaku Michelle. Aku teman sekelas Justin. Maaf, tadi aku nggak tahu identitasmu ... karena kamu terlihat seumuran dengan kami, aku sedikit nggak yakin apakah kamu kakak
Justin membusungkan dadanya, lalu berkata sambil mengangkat alisnya, "Apa yang terjadi dengan Keluarga Yanuar baru-baru ini, apakah orang luar sepertimu bisa mengetahuinya? Kamu pikir kamu siapa?"Martin melotot dengan tidak senang. "Oke! Justin, aku akan anggap dia sebagai kakakmu!""Sebelumnya, aku kalah dari kalian di game ponsel. Kalian berdua cukup beruntung bisa satu grup dengan master hebat!""Mari kita lihat apakah kalian cukup beruntung bisa melarikan diri dari permainan ruang rahasia. Aku akan melihat betapa takutnya kalian berdua dan bagaimana kalian akan melarikan diri!"Justin berkata dengan ekspresi menghina, "Kita lihat saja siapa yang takut hingga menangis terlebih dulu!""Kalau begitu, kita tunggu dan lihat saja!" kata Martin sambil mencibir. Kemudian, dia menyeret empat anak buahnya ke dalam ruangan permainan kamar gelap.Justin juga menoleh ke Pamela dengan semangat tinggi sambil berkata, "Ayo! Ayo kita masuk dan kalahkan mereka!"Pamela berkata sambil mengangkat ali
Dengan begitu, mereka memasuki ruangan permainan kamar gelap yang bertema "Rumah Sakit Horor".Suasana seram, pencahayaan, efek suara dan suhu ruangan permainan kamar gelap itu terasa sangat menyeramkan ....Martin dan lima orang lainnya yang datang lebih dulu sudah menyimpulkan petunjuk untuk melewati babak berikutnya.Justin juga segera mengajak ketiga gadis itu mencari petunjuk untuk menyelesaikan level. Pada saat ini, seorang aktor tiba-tiba muncul!Mereka adalah dua hantu laki-laki yang mengenakan pakaian rumah sakit dengan rambut acak-acakan.Kedua hantu laki-laki itu berlari masuk dari pintu dekat Marin dan yang lainnya. Namun, mereka malah melewati Martin dan yang lainnya. Setelah itu, mereka bergegas menyerang Justin!Ketiga gadis itu tiba-tiba berteriak ketakutan. Mereka memeluk Justin dan menolak untuk melepaskannya. Justin tidak mungkin bisa membawa mereka melarikan diri ....Pada saat ini, Martin dan yang lainnya telah menemukan petunjuk untuk melewati babak berikutnya. Me
Perawat wanita dengan wajah yang berlumuran darah itu masih menikam Justin yang telah mati tanpa henti ....Akhirnya, Martin tersadar dari lamunannya. Saat ini, dia telah menyadari keseriusan situasi di hadapannya. "Kamu ... apa yang kamu lakukan? Hentikan!"Mendengar teriakan Martin, perawat wanita itu berhenti sejenak. Kemudian, dia mengangkat wajahnya yang berdarah dan menatap Martin sambil tersenyum pelan dan berkata dengan sedih, "Hah? Bukankah kamu baru saja memberi tahu resepsionis bahwa kami nggak menyentuh kalian berlima. Tapi, kamu meminta kami menghajar orang ini? Kamu juga bilang bahwa alangkah baiknya kami bisa menakuti dia sampai mati! Bukankah ini yang kamu minta?"Setelah mendengar apa yang dikatakan perawat itu, Michelle dan kedua gadis lainnya sangat marah. Mereka bahkan tidak merasa takut lagi. Mereka memandang Martin dengan kesal sambil bertanya, "Martin, kenapa kamu begitu jahat?""Benar! Kenapa kamu berbuat seperti ini?""Kamu membunuh Justin! Huhuhu ...."Setelah
Ketiga gadis itu menghela napas lega. "Ternyata kakaknya Justin yang mengerjai kita. Ini benar-benar mengagetkanku ...."Justin melangkah maju. Dia takut Martin akan sangat marah sehingga dia menyakiti seseorang lagi. Dia melindungi Pamela di belakangnya, kemudian berkata, "Martin, kamu masih berani bilang aku akan ketakutan hingga mengompol di celana. Pada akhirnya, kamu yang ketakutan sampai memanggil ibumu!"Martin berdiri, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Justin, beraninya kalian berdua bekerja sama untuk mengerjaiku!"Justin berkata dengan percaya diri, "Siapa yang menipu terlebih dulu? Kamulah yang berbuat curang. Kamu membayar dua kali lipat untuk menyuap aktor di sini sehingga mereka hanya akan mengganggu kami dan membiarkanmu lolos dengan mudah! Martin, kalau nggak berani, jangan ikut permainan ini!""Aku ... aku memang membayar ongkosnya dua kali lipat, tapi aktor di sini nggak bekerja sama denganku sampai akhir! Jadi, itu nggak dihitung!" Martin tampak sedikit can
Tidak hanya Justin, tetapi sekelompok teman sekelas yang mengikuti Justin juga merasa terkejut dan gugup dengan kemunculan Jason yang tiba-tiba.Kali ini adalah pertama kalinya ketiga gadis itu melihat kakaknya Justin. Mereka tidak menyangka bahwa Jason akan lebih tampan dari Justin. Selain itu, Jason memiliki pesona pria dewasa yang memesona. Mereka semua pun tercengang ....Martin dan yang lainnya terlihat lebih patuh. Mereka berani menghadapi Justin, tapi mereka tidak berani melakukan kesalahan di depan Jason, putra tertua dari Keluarga Yanuar.Keluarga Yanuar adalah salah satu penguasa di Kota Marila dan bahkan negara itu. Mereka sama sekali tidak bisa menandingi Keluarga Yanuar.Tidak ada yang menjawab pertanyaan Jason. Ekspresi tampan Jason tampak marah. Dia mengerutkan kening dan bertanya lagi, "Siapa yang bernama Rembulan?"Untuk waktu yang lama, tidak ada yang menjawabnya.Pada saat ini, Justin merasa bersalah hingga tubuhnya berkeringat deras. Dia benar-benar ketakutan ....D
Pamela terdiam. 'Eh? Memangnya aku sudah memprovokasi siapa? Kenapa aku tiba-tiba dimarahi seperti ini?'"Sebaiknya jangan menunjuknya dengan jari kotormu itu."Tiba-tiba, suara dalam dan rendah seseorang tapi seolah-olah bisa memekakkan telinga itu terdengar tidak jauh dari sana.Semua orang seperti merasakan aura dingin menjalar di punggung mereka. Mereka segera mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara ....Seorang pria yang tinggi dan tampan dengan fitur wajah yang sempurna, memancarkan aura dewasa dan elegan seolah-olah tidak ada tandingannya. Bagaikan sebuah patung sempurna yang sedang berjalan, pria itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, aura kuat yang terpancar dari dalam dirinya mampu membuat semua orang tunduk padanya.Agam melangkahkan kakinya dengan tenang, aura kuat yang terpancar dari dalam tubuhnya membuat orang lain ketakutan.Jason menyipitkan matanya dan menatap pria yang datang itu dengan tatapan tajam.Justin tercengang. 'Kenapa Kak Agam bisa