Saat Pamela hendak memblokir semua unggahan di internet yang membeberkan informasi pribadinya secara ilegal, seseorang dengan ID "Justyan" tiba-tiba muncul dan mengirimkan tiga stiker pada Pamela.Kemudian, dia mengirimkan pesan pada Pamela: "Master, kamu sudah datang, ya! Aku memerlukan bantuanmu!""Justyan" adalah Justin Yanuar, tuan muda dari Keluarga Yanuar.Setelah beberapa masalah yang terjadi akhir-akhir ini, Pamela tidak memiliki kesan baik terhadap orang-orang dari Keluarga Yanuar. Dia pun membalas dengan cuek: "Apa itu?"Justyan membalas lagi: "Temanku diekspos di internet. Master, bisakah kamu membantuku memblokir semua unggahan yang memfitnahnya dan membeberkan informasi pribadinya di internet?""Isi semua unggahan itu nggak benar! Aku sudah menyuruh semua anggota Aliansi Apollo untuk menghapus semuanya, tapi ada beberapa unggahan yang dipasang dengan sistem pelindung kelas atas. Teknologi kami belum mencapai tingkatan seperti itu ...."Pamela mengangkat alisnya dengan hera
Tidak ada banyak orang yang bisa menyusup ke dalam sistem di balik layar yang terenkripsi dengan ketat seperti ini dan mengendalikannya dari jauh seperti Pamela!Siapa yang akan melakukan hal yang begitu berisiko demi Pamela?"Master, coba lihat, sepertinya ini dilakukan oleh ID virtual itu!"Justyan menyadari seseorang yang sedang terus-menerus memblokir video editan Pamela yang tersebar di internet. Dalam waktu beberapa detik, video-video tersebut sudah diblokir semuanya, hingga tidak bisa diputar dengan normal lagi.Pamela memicingkan matanya untuk melihat ID peretas yang terenkripsi itu ....Tanpa berpikir panjang, Justyan mengirimkan pesan pada peretas itu: "Sang pahlawan, siapa kamu? Kenapa kamu mau membantu Pamela? Apakah kamu kenal dengannya?"Peretas itu tidak menghiraukan Justin, dia hanya memperhatikan hal yang sedang dia lakukan.Pamela pun tersadar, dia langsung mengirimkan pesan: "Aquila, lama nggak jumpa."Beberapa detik kemudian, pihak lawan membalas pesan itu: "Ya, lam
"Sepertinya kamu sangat tertarik padanya, ya?" tanya Aquila.Pamela terdiam.Melalui layar komputer, entah mengapa Pamela merasakan keagresifan yang sangat kuat, seperti seekor binatang buas yang sedang melindungi anaknya. Bisa dibilang, Pamela juga merasakan kekuasaan posesif yang terpancar dengan kuat ....Sepertinya Pamela sudah menyinggung sebuah topik sensitif bagi Aquila. Peretas sangat defensif, jadi wajar saja jika mereka tidak suka mengungkapkan terlalu banyak hal tentang diri mereka sendiri.Pamela sudah melewati batas.Sambil memikirkan hal ini, Pamela tidak lagi banyak tanya. Dia pun mengalihkan topik pembicaraannya. "Nggak apa-apa. Aku hanya iseng saja. Oh ya, apakah kamu akan menghadiri Konferensi Peretas Global tahun ini?""Tergantung keadaan," jawab Aquila.Pamela bertanya lagi: "Kenapa? Keadaan seperti apa yang bisa menghalangi jalanmu?""Aku sudah menikah, aku harus jaga keluarga, jadi mungkin aku nggak bisa pergi jauh," jawab Aquila.Pamela merasa bahwa hal ini sanga
Di Kediaman Yanuar.Jason sedang duduk dengan santai di sebuah kursi anyaman yang terletak di depan rak buku besar yang sangat bersih. Dia memegang sebuah buku bahasa asing di satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain memegang segelas kopi yang masih mengepulkan asap panas.Calvin, sekretarisnya, berdiri di satu sisi sambil melaporkan sesuatu dengan penuh hormat."Tuan, apakah kita perlu membantu Nona Pamela mengklarifikasi perihal dia difitnah di internet?" tanya Calvin.Meskipun Calvin tidak terbiasa melihat Pamela yang bersikap tidak hormat terhadap Jason, masalah ini tidak berhubungan dengan sikap Pamela. Hari itu, di Sungai Kolos, Pamela memang membantu Tuan Besar Keluarga Yanuar. Kalau tidak, Tuan Besar pasti akan terluka karena selebriti internet yang tidak tahu diri itu.Jason memicingkan sepasang matanya yang indah, tetapi dingin itu. Dia menyesap seteguk kopi sambil mengingat sikap Pamela yang sombong dan tidak menghormati dirinya, lalu berkata dengan santai, "Dia istriny
Melihat mata adiknya yang memerah, hati Jason melunak. Jason mengulurkan tangannya dan menyeka air mata dari sudut mata adiknya sambil berkata, "Sudah, Kalana, jangan menangis. Kakak hanya asal tanya saja."Kalana menghirup ingusnya dengan sedih dan berkata dengan nada manja, "Kak, nada bicaramu tadi jelas-jelas bukan hanya asal tanya, kamu tegas sekali ...."Jason membuang napas dengan tidak berdaya dan menjelaskan keadaannya pada Kalana dengan nada yang lebih lembut."Kalana, karena ponsel itu selalu terletak di dalam laci di ruang kerja Kakak. Sekarang, ada yang mengedit potongan rekaman di dalam ponsel itu dan mengunggahnya di internet untuk memfitnah Pamela. Masalah ini sudah menjadi sangat besar.""Tadi, Kakak hanya asal tanya. Kita harus menyingkirkan kecurigaan pada keluarga kita sendiri terlebih dahulu, baru Kakak bisa membiarkan Calvin menyelidiki orang-orang lainnya di rumah.""Sudahlah, jangan bersedih lagi. Mana mungkin Kakak nggak percaya padamu?" kata Jason.Kalana menye
Saat Calvin pergi ke kamar Justin untuk menyampaikan pesan itu, Justin sedang merasa kesal karena dia diusir dari situs itu oleh Mooney.Justin ingin masuk kembali ke situs itu, tetapi dia sama sekali tidak bisa masuk karena Mooney memblokir ID-nya selama 48 jam!Mengapa?!Justin memukul papan ketiknya dengan penuh amarah. Dia merasa tidak berdaya, jadi dia hanya bisa kembali ke halaman Twitter untuk mencari pembaruan terkini tentang Pamela ....Baguslah, unggahan dan rekaman yang memfitnah Pamela sudah menghilang, jadi setidaknya masalahnya tidak akan terus menyebar atau memburuk.Kemudian, dia masih harus memikirkan cara untuk membantu Pamela menyatakan kebenarannya. Kalau tidak, Pamela tidak akan bisa berbicara dan bertindak dengan bebas di depan umum karena dia akan diserang oleh orang lain ....Apakah Justin harus meminta bantuan kakaknya?Kakaknya sudah terkenal tidak manusiawi. Kakaknya tidak akan menghabiskan sedikit pun waktu pada hal apa pun yang tidak berhubungan dengan kaka
Justin bergegas mengeluarkan ponsel itu dari dalam laci. Dia menemukan sebuah kabel data dan menghubungkan ponsel itu ke komputer kakaknya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah USB yang dia bawa dan menghubungkannya dengan komputer itu dengan sangat cepat.Saat dia hendak menyalin rekaman di dalam ponsel itu ke USB yang dia bawa ...."Kamu lagi ngapain?"Suara Jason yang rendah dan dingin tiba-tiba terdengar di dalam ruang kerja ini.Justin terkejut hingga tubuhnya langsung menjadi kaku. Dia mengangkat kepalanya dan melihat kakaknya. "Kak, aku ... aku lagi melihat bahan pembelajaran ...."Jason memicingkan matanya dan bertanya, "Dengan komputerku? Kamu sendiri nggak punya komputer?"Justin merasa sangat panik, dia pun berkata, "Emm ... aku, emm ... begitu aku memasuki ruang kerja Kakak, aku tiba-tiba mengingat sebuah topik pembelajaran penting yang sebelumnya aku lupa lihat. Aku takut aku lupa lagi, jadi aku langsung menggunakan komputer Kakak ...."Sambil berbicara, Justin sudah diam-dia
Tatapan Jason menggelap. Dia membanting ponsel selebriti internet itu di atas meja dan memelototi Justin yang mengecewakan sambil berkata dengan sinis, "Kamu nggak belajar dengan baik, tapi malah membentuk aliansi peretas di internet! Kamu kira, dengan kemampuanmu yang seadanya itu, kamu nggak akan ketahuan berbuat jahat? Lain kali, kalau kamu melakukan hal tercela seperti ini lagi, jangan lupa, selesaikan dengan baik!"Justin merasa terfitnah hingga kedua matanya memerah. Dia menahan air matanya dan berkata, "Kak, aku memang membentuk aliansi peretas, tapi aku nggak mengedit dan menyebarkan video Pamela. Aku nggak pernah berencana untuk mencelakainya!""Buktinya sudah jelas, tapi kamu masih mau mengelak?" tanya Jason."Aku nggak mengelak, tapi aku memang nggak melakukannya!" seru Justin.Jason berkata dengan kesal, "Calvin, kurung dia di kamarnya. Sebelum dia mengakui kesalahannya, jangan biarkan dia makan!"Calvin ragu-ragu sesaat, tetapi dia tidak berani melawan. "Baik!"Justin meng