Tatapan Jason menggelap. Dia membanting ponsel selebriti internet itu di atas meja dan memelototi Justin yang mengecewakan sambil berkata dengan sinis, "Kamu nggak belajar dengan baik, tapi malah membentuk aliansi peretas di internet! Kamu kira, dengan kemampuanmu yang seadanya itu, kamu nggak akan ketahuan berbuat jahat? Lain kali, kalau kamu melakukan hal tercela seperti ini lagi, jangan lupa, selesaikan dengan baik!"Justin merasa terfitnah hingga kedua matanya memerah. Dia menahan air matanya dan berkata, "Kak, aku memang membentuk aliansi peretas, tapi aku nggak mengedit dan menyebarkan video Pamela. Aku nggak pernah berencana untuk mencelakainya!""Buktinya sudah jelas, tapi kamu masih mau mengelak?" tanya Jason."Aku nggak mengelak, tapi aku memang nggak melakukannya!" seru Justin.Jason berkata dengan kesal, "Calvin, kurung dia di kamarnya. Sebelum dia mengakui kesalahannya, jangan biarkan dia makan!"Calvin ragu-ragu sesaat, tetapi dia tidak berani melawan. "Baik!"Justin meng
Pada larut malam.Kalana diam-diam membawa roti dan camilan untuk adiknya, Justin.Begitu melihat kedatangan Kalana, dua pengawal yang diaturkan oleh Calvin untuk menjaga di depan pintu kamarnya Justin ragu-ragu sesaat, tetapi akhirnya mereka tidak berani menghalangi Kalana dan membiarkannya masuk.Jason selalu sangat mematuhi ucapan Kalana. Sekarang, meski Jason sendiri berada di tempat ini, dia juga pasti tidak akan tahan dengan sikap imut Kalana dan membiarkan Kalana memasuki ruangan.Jika mereka menghalangi Kalana, Kalana akan merasa tidak senang dan pergi mengadu pada Jason. Jason pasti akan memarahi mereka, jadi sebaiknya mereka membiarkan Kalana masuk!Saat Kalana memasuki kamar adiknya, dia melihat Justin sedang terbaring di atas ranjang sambil membenamkan kepalanya di bantalnya dan menangis ...."Justin? Justin, cepat bangun! Kalau begitu, kamu bisa sesak napas!" kata Kalana.Mendengar suara kakaknya, Justin awalnya terdiam sesaat, lalu dia beranjak duduk dan menyeka air matan
Demi kebahagiaan sang kakak, hati Justin mulai goyah. Dia pun berkata, "Tapi Kakak, aku rasa Kak Agam sekarang sangat ...."Kalana sudah tahu apa yang ingin dikatakan oleh adiknya. Dia tidak ingin mendengar kelanjutannya. Wanita itu lantas memotongnya dengan lembut."Aku tahu. Sekarang, Agam sangat baik pada Pamela. Bagaimanapun juga, dia sudah menikah dengan wanita itu. Dia nggak mungkin nggak menggubrisnya. Dia tentu harus membuat sedikit sandiwara di hadapan para sesepuh Keluarga Dirgantara.""Selain itu Agam juga adalah pria yang bertanggung jawab. Meskipun dia nggak memiliki perasaan pada Pamela, dia nggak mungkin nggak memedulikan wanita itu."Justin lantas mengerutkan dahinya dan berkata, "Kakak, bukan! Aku rasa sikap Kak Agam pada Pamela agak berbeda. Dia bahkan memperlakukannya lebih baik ...."Kalana kembali memotongnya dan berkata, "Dia sengaja berakting saling mencintai dengan Pamela. Tujuannya supaya para sesepuh Keluarga Dirgantara nggak mencurigainya.""Agam terlihat san
Agam mengangkat tangannya dan menghentikan pria itu sambil berkata, "Nggak usah! Kalau dia mengunci pintu dan nggak ada situasi darurat, siapa pun nggak boleh membuka pintu dengan kunci cadangan."Pak Dimas tertegun sejenak sebelum membalas, "Baiklah!"Sikap Agam sekarang sangat berbeda dengan sikapnya yang dulu.Dulu Pamela juga sering mengunci pintu dan ketika Agam mengetahuinya, dia akan menjadi sangat tidak senang, lalu menyuruh seseorang untuk membuka pintu.Tidak ada yang boleh mengunci pintu kamar Agam, apalagi mengunci Agam di luar kamar.Sekarang, Agam malah membiarkan hal tersebut terjadi. Benar-benar berbeda dari sebelumnya.Agam juga sudah berhenti mengetuk pintu. Pria itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi wanita yang ada di dalam kamar tersebut.Setelah berdering sejenak, panggilan ponsel itu pun dijawab. Terdengar suara Pamela yang seperti mengantuk. Nadanya terdengar seperti baru bangun ketika berkata, "Ada apa?"Pria itu pun membalas, "Ayo bangun! Kita sarapan bers
"Sejak wanita itu menyinggung Tuan Besar Keluarga Yanuar di Sungai Kolos, dia sudah mendapatkan pelajaran yang sangat keras dari Jason. Akun sosmednya juga dikunci selamanya. Dia nggak bisa melakukan siaran langsung lagi.""Karena nggak tahan, wanita itu pun segera kembali ke rumah keluarganya di malam yang sama."Agam mendengarnya sambil menikmati sarapannya dengan tenang.Ervin kembali melanjutkan, "Wanita itu mengatakan bahwa ketika dia sadar sudah menyinggung tokoh penting dari Keluarga Yanuar, dia sangat takut pekerjaan keluarganya di rumah bisa terpengaruh. Jadi, selama beberapa waktu ini dia terus bersembunyi di kampung halamannya dan nggak berani menggunakan internet.""Dia bilang, bukan dia yang mengirimkan postingan Twitter untuk menjelekkan Nyonya. Akun Twitternya sudah diretas orang lain.""Karena dia pernah mendapatkan peringatan dari Keluarga Yanuar, dia nggak mungkin menyebarkan video pertemuannya dengan Tuan Besar Keluarga Yanuardi Sungai Kolos dan juga kenyataan bahwa
"Tuan Agam!"Calvin maju, lalu membungkuk dan berkata, "Tuan Agam, Tuan Jason berpesan agar aku mengembalikan mobil Tuan. Selain itu, dia ingin menyampaikan rasa terima kasihnya karena Tuan sudah bersedia meminjamkan mobil untuknya. Kalau nggak, Tuan Justin dan Nona Kalana mungkin harus menunggu selama dua jam lebih di Jembatan Amperam."Agam terlihat tenang ketika berkata, "Dia mau berterima kasih? Kenapa dia nggak datang sendiri?"Calvin sudah bertahun-tahun ikut dengan Jason berkecimpung di dunia bisnis. Pria itu selalu bersikap profesional. Hanya saja ketika menghadapi sosok kuat seperti Agam, dia tetap bisa merasa tertekan."Maaf! Tuan Jason ada urusan dan sedang pergi dinas. Kalau nggak, beliau pasti datang sendiri untuk menyampaikan rasa terima kasihnya."Agam mengambil garpu dan pisau untuk memotong daging yang ada di atas piringnya, lalu melahap makanannya seperti tidak ada siapa pun di sana.Perkataan Calvin ini mungkin ampuh digunakan pada orang lain. Akan tetapi, perkataann
Wajah Agam terlihat tidak senang ketika mengatakan, "Beginikah caramu membalas kebaikannya? Kalian Keluarga Yanuar masih sama seperti dulu. Suka membalas air susu dengan air tuba."Justin merasa seperti difitnah dan menyesal. Akan tetapi, dia sama sekali tidak bisa menjelaskan apa pun. Dia hanya bisa menanggung semuanya sendirian."Bukan! Kak Jason dan Kak Kalana selalu mengajariku untuk membalas budi kebaikan orang lain. Hanya aku yang memang bebal dan nggak tahu berterima kasih. Aku sangat jahat sampai merusak reputasi Pamela. Aku pantas mati!""Kak Agam, aku yang diam-diam melakukan perbuatan ini. Masalah ini nggak ada hubungannya dengan orang lain di Keluarga Yanuar. Mohon Kak Agam jangan melampiaskan kemarahan Kakak pada anggota lain keluargaku. Hukum saja aku sendiri!"Agam mendengus dan wajahnya terlihat sangat dingin ketika berkata, "Kalian Keluarga Yanuar sudah melakukan hal yang nggak bermoral. Sekarang kalian datang dan mengajariku untuk menghukum siapa? Istriku berbuat baik
Mata Kalana pun memerah karena sedih. Wanita itu berusaha keras menahan air matanya ketika berkata, "Maaf! Aku tahu aku nggak pantas menangis. Hanya saja, aku sangat khawatir pada adikku."Justin segera melindungi sang kakak dengan meletakkan tangannya di pundak Kalana yang bergetar sembari mengatakan, "Kakak, kamu nggak usah mengkhawatirkanku. Tenanglah! Aku akan baik-baik saja.""Aku bisa menanggung masalah ini sendiri. Apa pun hukuman yang diberikan Kak Agam hari ini, aku akan menanggungnya.""Kakak, kamu pergilah dulu. Pulanglah bersama dengan Calvin!"Kalana terisak ketika berkata, "Justin!"Pamela malah tertawa dan berkata, "Nona Kalana, aku benar-benar sangat kagum pada karisma yang kamu miliki."Justin menatap Pamela dengan tatapan kebingungan. Apa yang ditertawakan oleh wanita ini?Kalana juga tertegun. Matanya yang besar dan berkaca-kaca pun melihat ke arah Pamela. Wanita itu lantas bertanya dengan kebingungan."Kak Pamela, apa maksud perkataanmu tadi? Kamu kagum padaku?"Pam
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen