"Veren, apakah kamu berani bersumpah bahwa kamu nggak berhubungan dengan masalah ini?" tanya Jason.Veren tertawa, lalu berjalan mundur selangkah dan berkata, "Kak Jason, kamu benar-benar sudah gila. Aku tahu kamu pasti sedih karena dia terluka.""Tapi, kamu seharusnya mencari orang yang melakukannya. Siapa yang menculik Aylin, dialah yang seharusnya kamu cari!""Untuk apa kamu datang ke sini dan menginterogasiku seperti ini?""Ternyata, bagimu, pertemanan kita selama bertahun-tahun nggak ada artinya, ya?""Kamu bahkan nggak bisa memberiku sedikit pun kepercayaan!""Kalau aku benar-benar pelakunya, kenapa aku malah menampakkan diriku dan sengaja memilih hari ini untuk menjenguk Nenek?""Kalau begitu, apakah kamu nggak merasa bahwa aku akan mudah ketahuan?"Otak Veren berputar dengan cepat. Dia berusaha untuk memikirkan segala alasan untuk melepaskan keterlibatannya dari masalah ini.Mendengar ucapan Veren, Jason mengernyit, tatapannya kosong. "Benarkah begitu? Sebaiknya jangan bohong p
Veren pun tertinggal sendiri, berdiri di tempat dalam keadaan tercengang, hingga Selina membuka pintu kamarnya."Kenapa kamu berdiri di sana? Bikin kaget saja," kata Selina.Selina menatap Veren dengan tatapan mendalam, tetapi Veren masih saja tidak berbicara."Gila."Veren ingin kembali ke kamarnya, tetapi Selina menghalangi jalannya dan bertanya, "Aku tanya, apakah kamu melakukan hal-hal yang tadi ditanyakan oleh Jason?"Veren sama sekali tidak memedulikan pandangan Selina. Dia langsung menepis tangan Selina dan berkata, "Kamu gila, ya?""Kenapa kamu menguping percakapan orang lain?"Selina berkata, "Kamu membunuh kakakmu, tapi masih saja berani begitu percaya diri!""Jason baru pergi nggak lama. Aku benar-benar penasaran dengan reaksinya kalau dia tahu kamulah yang membunuh kakakmu."Selina tersenyum dengan penuh arti.Dia juga bukannya membela Veren. Hanya saja, selama bertahun-tahun, dia sudah terbiasa dengan tekanan yang diberikan Veren padanya. Dengan susah payah, dia menemukan
Setelah menerima tugas dari Jason, Leo bertanggung jawab untuk menginterogasi Levina. Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa tugas ini akan diselesaikan dengan sangat mudah.Baru saja dia membawa asistennya untuk duduk di hadapan Levina, Levina yang terpisah dengan mereka oleh pagar pun sudah tidak sabar untuk mengungkapkan semuanya yang dia ketahui pada mereka.Levina langsung bertanya, "Kamu orangnya Jason, 'kan?""Aku bukan pelaku kejadian ini, aku diperintahkan oleh orang lain!""Aku paling-paling hanya membantunya. Aku nggak boleh masuk penjara, aku masih punya masa depan yang cerah."Melihat Levina begitu bersemangat, seorang polisi hanya bisa menahannya kembali di tempat duduknya."Sebelumnya, bukankah kamu sangat sombong, ya?""Kamu bilang kamu mau mati bersama Aylin tanpa memedulikan masa depanmu lagi. Jangan-jangan kami salah dengar, ya?"Ucapan yang dikatakan Levina saat dia menculik Aylin seperti diucapkan oleh seseorang yang tidak ingin hidup lagi. Namun, sekarang, mengapa
Veren pun menjawab, "Emm ... aku pelihara anjing. Aku baru membawanya pulang, jadi ia sangat berisik. Makanya, saat kamu datang, aku juga nggak membiarkanmu melihatnya.""Kata dokter hewan, sekarang, ia sangat liar, jadi nggak boleh bertemu dengan orang. Setelah dilatih dengan baik, aku akan memperkenalkannya pada kalian.""Kalau nggak ada masalah lain lagi ... ayo jalan, aku juga mau pergi membantumu di rumah sakit."Sesaat kemudian, Jason baru tersenyum dengan tidak berdaya.Jason bertanya, "Veren, sampai kapan kamu mau berpura-pura?""Sejak aku datang mencarimu sampai sekarang, aku sudah memberimu banyak sekali kesempatan, tapi kamu tetap nggak mau jujur!"Tatapan Veren jelas-jelas menunjukkan kepanikan. Dia berjalan mundur, senyuman di wajahnya juga menjadi kaku."Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Kak Jason, akhir-akhir ini, kamu kelelahan, ya? Makanya ucapanmu jadi aneh, ya? Aku nggak melakukan kesalahan apa pun ....""Aku juga nggak bohong. Kalau kamu nggak percaya, aku juga ngga
Selina berkata, "Veren, kamu masih berpura-pura kasihan, ya? Tuan Jason, biar aku beri tahu kamu, semuanya pasti berhubungan dengannya. Kamu nggak tahu betapa kejamnya dia! Bukan hanya ini, tapi dia pernah membunuh kakak kandungnya sendiri!"Ucapan ini langsung membangkitkan gejolak perasaan dalam hatinya Jason.Meskipun dia mencurigai bahwa Veren melakukan banyak sekali perbuatan jahat terhadap Aylin, dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa hal ini bahkan melibatkan kejadian dari dulu!"Apa katamu?" Veren bergegas mencengkeram lengan Jason sambil berseru, "Kak Jason, jangan dengar omong kosongnya!"Selina berdiri di samping pintu untuk memastikan bahwa dia bisa melarikan diri kapan pun itu. Dia tertawa dengan sinis dan berkata, "Sayang sekali, presiden direktur Perusahaan Yanuar yang bermartabat malah ditipu oleh seorang wanita seperti ini.""Viona yang kamu kira meninggal karena dirimu sebenarnya dibunuh oleh Veren, adik kandungnya sendiri!""Untuk mendapatkan dirimu, dia merenc
Viona berkata, "Ayah, jangan mengatai Veren lagi, dia juga sudah berusaha.""Kali ini, prestasinya sudah meningkat lima peringkat. Kalau dia terus berusaha, dia mungkin bisa diterima di universitas ternama."Viona selalu sangat memperhatikan prestasi adiknya. Namun, dia tidak ingin menyinggung perasaan Veren.Veren langsung melemparkan piringnya di atas meja."Cukup, jangan bicara lagi. Kamu menyindirku, ya? Kamu mengeluh kalau aku belum cukup dimarahi oleh Ayah, 'kan?" kata Veren.Viona meletakkan alat makannya dengan tidak berdaya dan berkata, "Veren, aku nggak ....""Veren, kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu tentangku?"Dengan ekspresi tegas, ayah mereka juga berkata, "Veren, cepat minta maaf pada kakakmu.""Dia benar-benar mengkhawatirkanmu dan bahkan lebih memperhatikan prestasimu daripada kamu sendiri. Tapi, kamu malah mengatainya seperti ini. Apakah kamu nggak takut kakakmu sedih?"Dengan ekspresi sedih, Veren berkata, "Ayah takut dia sedih, tapi pernahkah Ayah berpikir bah
Keluarga mereka termasuk berkecukupan.Di dalam jangkauan kemampuannya, dia berharap dia bisa memberikan yang terbaik untuk kedua putrinya.Oleh karena itu, setelah putri sulungnya diterima di SMA swasta, dia pun langsung mengirimkan putrinya untuk bersekolah di tempat itu.Orang yang ditemui Viona tentu saja tidak seperti orang-orang di SMA biasa tempat Veren bersekolah. Siapa pun di sekolahnya Viona mungkin bisa menjadi relasinya di masa depan.Ayahnya Viona dan Veren sudah memiliki rencana untuk masa depan.Sayangnya, Veren tidak memahami usaha ayahnya, dia hanya merasa bahwa ayahnya terus memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa dia capai.Hanya karena kakaknya sangat pintar, apakah dia juga harus sebanding dengan kakaknya?Veren tidak peduli dengan perbedaan prestasi mereka. Namun, mereka jelas-jelas adalah kakak adik kandung, mengapa dia jauh lebih jelek daripada kakaknya?Setiap dia melihat Viona membawa pulang setumpuk surat cinta, dia akan merasa sangat menderita, se
Benar juga, mereka semua mendukung apa pun yang ingin dia lakukan karena dia selalu bertindak semena-mena di mata mereka.Makin dicegat oleh Anton dan Viona, makin Veren lari. Veren tidak ingin tinggal di rumah itu lagi.Jika bisa, dia berharap bisa mati bersama ibunya waktu itu sehingga tidak perlu dihina sepanjang waktu dalam hidupnya.Veren sering kali berpikir hidupnya akan terus seperti itu, dibanding-bandingkan dengan Viona, selalu kalah dari Viona, lalu menua perlahan.Jika dia tidak bertemu dengan Jason, semuanya akan berbeda.Mungkin pertemuan itu tidak akan membekas dalam ingatan Jason, tetapi itu membawakan perubahan drastis pada Veren.Veren tidak pernah berpikir dirinya akan jatuh cinta pada seorang pria yang hanya ditemui sekali.Nilai Veren tidak meningkat setelah dia tinggal di sekolah. Sebaliknya, Veren bergaul dengan preman di sekolah, bukan berusaha untuk belajar. Veren justru merasa itu jauh lebih baik daripada berusaha belajar, tetapi nilainya tidak pernah bisa mem