"Dasar wanita jalang! Kamu nggak lebih dari seorang pengganti! Hehe."Walaupun dia sangat tidak ingin mengungkit wanita itu, tetapi demi memberikan pukulan mental untuk Aylin, Veren bersedia mengeluarkan foto tersebut."Kakakku oh kakakku, tolong bantu aku sekali lagi."Setelah mengantar kepergian Veren dan Selina, Aylin baru merasa rileks. Dia langsung berjalan kembali ke kamar dan bersandar di kepala tempat tidur. Sementara itu, Jason mengikutinya dari belakang dengan membawa segelas susu."Akhirnya aku sudah bisa beristirahat dengan baik. Sungguh melelahkan ...."Jason langsung duduk di sampingnya dan berkata, "Maaf, ya. Lain kali aku nggak akan membiarkan orang lain mendatangi rumah kita sesuka hati mereka lagi. Aku sama sekali nggak tahu bagaimana mereka bisa tahu alamat rumah kita ini.""Lupakan saja! Lagi pula, aku nggak marah padamu!"Aylin tidak ingin membicarakan tentang Veren. Dia merilekskan pikirannya, memikirkan pekerjaannya. Situasi sekarang sudah berbeda dengan dulu. Sa
"Eh? Bukankah ini adalah Veren? Kenapa fotonya ada di sini?"Jason juga mengerutkan keningnya.Aylin merasa sedikit keheranan. Hari ini, hanya ada orang-orang itu yang datang berkunjung. Selain Veren, siapa lagi yang akan meletakkan foto wanita itu di bawah bantalnya?Jason hendak menyingkirkan foto itu, tetapi tiba-tiba Aylin menghentikannya."Tunggu dulu, biarkan aku mengamati foto itu sejenak. Kenapa aku merasa wajah wanita dalam foto ini nggak mirip sama persis dengan Veren?"Sambil mengerutkan keningnya, dia mengamati foto itu dengan saksama. Foto itu sudah terlihat cukup lama, bahkan sudah sedikit robek."Coba kamu lihat, wanita di dalam foto ini ada sebuah tahi lalat di sisi wajahnya, tapi di wajah Veren nggak ada. Apa kamu yakin wanita ini adalah Veren?"Jason mendekati Aylin, mengamati foto itu dengan saksama. Dia menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin. "Hmm, ini adalah kakaknya."Aylin tertegun sejenak. Saat itu juga, perasaannya terasa campur aduk. Kakak Veren adalah wa
Aylin sedang hanyut dalam pemikirannya sendiri, saat itu juga Jason menggenggam dagunya dan berkata, "Hmm? Ada apa denganmu?""Saat berada di sisiku, kamu nggak boleh memikirkan pria lain."Aylin terkekeh pelan dan berkata, "Sekarang Hendro sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, apa kamu bahkan cemburu padanya?"Jason tidak berpikir sebanyak itu. Jelas-jelas dia sedang duduk di hadapan Aylin, tetapi wanitanya malah melamun memikirkan tentang pria lain."Sudah, sudah, kita berdua nggak perlu membahas tentang orang lain lagi. Cepat beristirahatlah, besok kamu masih harus pergi latihan menari."Jason adalah orang yang paling tahu jelas jadwal Aylin.Benar saja, begitu mendengar Jason mengatakan dia harus pergi latihan menari lagi besok, dia langsung berbaring di tempat tidur.Walaupun dia ingin menunjukkan penampilan paling sempurna untuk para penggemarnya, tetapi berlatih di ruang latihan selama berjam-jam setiap hari benar-benar melelahkan.Jason tidak menganggap remeh sesuatu yang
Jason menolaknya, "Nggak perlu. Aku hanya ingin memberitahumu, jangan membuat trik seperti itu lagi.""Sekarang, aku masih berbicara denganmu baik-baik, karena aku memikirkan persahabatan kita selama bertahun-tahun.""Kalau kamu benar-benar ingin kita memutuskan hubungan, terus lakukan ini."Setelah Jason selesai berbicara, dia bahkan tidak menoleh ke belakang. Jason menekan tombol lift tanpa memberi Veren kesempatan untuk menjelaskan."Kak Jason! Kak Jason, Jason ...."Tidak peduli seberapa keras Veren berteriak, Jason tidak menoleh ke belakang.Melihat Jason berjalan pergi begitu saja, Veren tidak bisa menahan diri untuk melemparkan sarapan yang dibawa Jason ke pintu."Jalang! Aylin si perempuan jalang itu harus mati!"Mata Veren penuh dengan kebencian.Jika bukan karena Aylin, kapan Jason akan begitu acuh padanya?Veren tidak tahu apa yang Aylin katakan hingga membuat Jason mendengarkannya dengan sepenuh hati.Mungkinkah Veren tidak sebaik Aylin? Betapa indahnya saat-saat mereka ber
Aylin mengikuti pengumuman dan pergi berlatih menari."Berhenti ....""Aylin, gerakanmu salah lagi. Ada apa denganmu hari ini?""Kamu selalu melamun. Kalau kamu terlalu lelah, istirahatlah sebentar.""Awalnya, kamu sudah hafal gerakan ini. Kamu datang ke sini untuk berlatih, karena kamu takut nggak bisa mengutarakan perasaanmu."Aylin meminta maaf kepada gurunya dengan ekspresi malu. "Maaf, aku mungkin benar-benar nggak sehat hari ini ....""Nggak masalah. Apakah kamu ingin pulang sekarang? Tapi, Pak Jason belum datang ...."Aylin langsung mengenakan mantelnya. Kemudian, dia mengucapkan selamat tinggal kepada gurunya dan bersiap untuk pergi. "Jangan khawatir, aku akan memberitahunya terlebih dahulu."Aylin perlu mengonfirmasi beberapa hal dengan Veren.Saat menerima telepon Aylin, Veren terkejut. Kemudian, dia menunjukkan senyum main-main di wajahnya."Oh? Kamu mau datang menemuiku?"Suara Aylin terdengar dingin."Yah, kamu sengaja meletakkan foto itu di bawah bantalku hari itu, bukan
Veren jelas terkejut. "... Apa kamu bercanda? Atau kamu menerima naskah baru?""Kenapa kamu ragu?""Aku hanya bertanya padamu, bagaimana kakakmu meninggal? Kenapa kamu panik?""Atau kamu tahu di dalam hati bahwa kakakmu bukan mati karena Jason. Kamu takut setelah kebenaran terungkap, kamu nggak bisa memanfaatkan Jason untuk bertanggung jawab padamu?"Setelah mendengar perkataan Aylin, Veren hanya mengucapkan dua kata, "Dasar gila.""Apa Kak Jason tahu kamu begitu curiga terhadap kakakku?""Oh, nggak heran kamu mencariku secara diam-diam hari ini. Kalau Kak Jason tahu kamu gila, dia pasti akan putus denganmu!"Meskipun Veren berpura-pura tenang, tangannya sudah tergenggam erat di bawah meja.Mengapa Aylin tiba-tiba menanyakan hal ini padanya?Selama bertahun-tahun, penyebab kematian kakaknya tidak pernah dicurigai. Bahkan tidak ada mencurigai foto yang disimpan di bawah bantal malam itu.Bertahun-tahun telah berlalu, tidak ada seorang pun mengetahui hal ini!Setelah Veren terus mengulan
"Aku masih menyesuaikan waktu setempat. Bukankah kamu menyuruhku kembali untuk merebut Kak Jason?""Tapi, melihat cara dia menggoda Aylin sekarang. Apakah kamu pikir dia akan berubah pikiran dan bersamamu?""Aku sudah menasihatimu jangan hanya bergantung pada seorang pria. Sekarang, kamu masih nggak mendengarkan aku. Cepat atau lambat kamu akan menyesalinya ...."Veren berdiri tegak. Tatapannya yang masam itu membuat Selina berhenti bicara."Bukankah kamu mengatakan di telepon bahwa nggak ada pria yang nggak bisa kamu goda?""Kenapa kamu nggak bisa menggoda Jason?""Ah? Kalau kamu benar-benar nggak dapat membantuku sama sekali, sebaiknya kamu kembali ke Negara Muriana.""Lagi pula, kamu nggak takut diburu oleh putri bos mafia, 'kan?" kata Veren dengan acuh tak acuh, seolah dia benar-benar tidak peduli dengan hidup dan mati Selina.Veren tidak ingin menghidupi orang yang tidak berguna, bahkan orang itu adalah teman baiknya.Jika bukan karena Selina mengatakan bisa membantunya, Veren tid
"Pikirkanlah, apakah selama periode ini kamu telah melakukan sesuatu yang membuat Jason muak padamu?""Apa yang akan terjadi kalau Aylin melakukan hal seperti itu?""Jason sangat pendendam. Dia pasti akan sangat membenci Aylin."Veren tiba-tiba menyadarinya, lalu dia tersenyum."Sepertinya kamu benar-benar punya rencana. Karena kamu sudah punya rencana, pikirkan apa yang harus kamu lakukan untukku."Veren berkata sambil menepuk bahu Selina, "Aku ingin mendapatkan jawabannya besok."Setelah berkata, Veren bangkit dan kembali ke kamarnya. Dia meninggalkan Selina yang berteriak tak daya, "Hei, kamu nggak bisa terburu-buru melakukan hal seperti ini."Sayangnya, Veren tidak memedulikan hal itu. Saat dia melihat Aylin berdiri di samping Jason, dia tidak bisa menunggu lagi.Daripada membiarkan kedua orang itu berpisah, lebih baik membuat Jason perlahan membenci Aylin.Perkataan Selina memang benar. Pria adalah hewan visual. Kebiasaan mereka tidak akan bertahan lama.Hubungan antara Aylin dan