Adapun mengenai perdebatan antara kedua orang itu yang didengar oleh netizen tersebut, itu adalah urusan pribadi mereka berdua, apa perlu sampai disebarkan di internet untuk dikomentari oleh semua orang?"Eh, bisa tolong jaga batasan sedikit nggak? Kamu diam-diam mengambil foto privasi orang lain, lalu malah menyebarkannya di internet .... Benar-benar kurang kerjaan.""Apa kamu tahu tindakanmu ini bisa dilaporkan oleh Aylin?"Namun, siapa sangka komentar ini malah menyulut amarah netizen itu. Dia langsung mengetikkan komentar berbunyi, "Siapa yang melaporkanku, itu artinya dia yang merasa bersalah!""Lagi pula, aku hanya berbicara sesuai dengan fakta. Kalian para penggemarnya benar-benar sudah dibutakan olehnya. Kalau kalian nggak percaya, ya sudah.""Saat itu, aku hanya kebetulan berada di lokasi. Aku hanya mengunggah apa yang kulihat dan apa yang kudengar.""Di kolom komentar, ada banyak orang yang sepertiku. Mereka juga nggak memercayai karakter aktris itu.""Kalau boleh tahu aktris
Sebelumnya, kebanyakan staf di lokasi syuting tidak memercayai Aylin dan berdiri di pihak Yulia. Namun, Aylin tidak pernah meragukan dirinya sendiri.Hal yang paling suka dilakukannya adalah menjalani syuting. Karena dia sudah memilih untuk menjadi seorang aktris, maka dia hanya perlu memenuhi kewajiban sebagai seorang aktris.Namun, sekarang, Aylin malah mengajukan pertanyaan seperti itu padanya. Maria bisa merasakan Aylin sangat berhati-hati saat mengajukan pertanyaan itu. Hal itu benar-benar membuatnya sangat sedih."Aylin, kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?""Tolong, jangan berpikiran seperti itu. Begitu kamu muncul di depan kamera dan menunjukkan kemampuan aktingmu saja, Pak Teguh dan yang lainnya sudah terpana melihatmu. Bagaimana mungkin ada orang yang benar-benar nggak menyukaimu?""Tahukah kamu saat kamu memerankan karaktermu, dirimu seakan-akan memancarkan cahaya tersendiri!""Aku hanya ingin memberitahumu satu hal. Selama orang-orang itu melihat hasil karyamu, hasil ke
Namun, di saat seperti ini, dia juga tidak ingin menghubungi pria itu. Sambil memeluk kakinya, dia meringkuk di atas ranjang.Kata-kata sindiran dan ejekan di kolom komentar itu seperti bisa bersuara, kata-kata itu terus-menerus melintas dalam benaknya.Apa dia tidak layak mendapat kepercayaan?Saat dia tidak menunjukkan ekspresi apa pun, dia memang terlihat agak dingin. Namun, apa itu bisa menjadi alasan dia mencelakai orang lain?Aylin merasa sangat sedih.Pada saat bersamaan, grup obrolan penggemar Aylin juga sibuk mendiskusikan hal ini."Jujur saja, apa kalian merasa hal ini ada hubungannya dengan Aylin?" tanya seorang penggemar yang sudah mengganti foto profilnya."Apa maksudmu? Apa kamu nggak memercayai Aylin?""Kalau kamu nggak memercayainya, kamu nggak perlu bertahan di dalam grup obrolan ini lagi.""Aku adalah penggemarnya, aku pernah bertemu dengannya! Aku tahu dia adalah sosok yang sangat lembut dan hangat! Jadi, aku nggak akan memercayai orang-orang itu!""Eh, kamu juga ngg
Aylin paling mengkhawatirkan pandangan para penggemarnya terhadap permasalahan ini. Namun, kalau mereka tidak memercayainya, juga ada alasannya.Bagaimanapun juga, aktris pendatang baru mana yang diterpa isu miring secara beruntun?Terlebih lagi, kali ini dia tidak bisa menemukan bukti.Kalau mereka memercayainya, Aylin juga merasa sangat bersalah ....Dia tidak tahu harus bagaimana membalas kepercayaan dari mereka.Sekarang situasi yang dihadapinya benar-benar sudah kacau. Namun, sekelompok orang yang tidak mengenal dekat dirinya itu, malah bisa memercayainya dengan setulus hati.Aylin menghela napas dalam diam. Namun, sebuah panggilan telepon memecah keheningannya.Begitu dia melirik layar ponselnya, dia mendapati Jason yang meneleponnya. Bagaimana pria itu bisa meneleponnya di saat seperti ini?Setelah panggilan telepon terhubung, awalnya kedua orang itu diam saja.Aylin tidak bisa menebak apa yang ada dalam benak Jason, sedangkan Jason tidak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan
Mendengar nada bicara kesal dalam ucapan Aylin, nada bicara Jason juga berubah menjadi tidak enak didengar."Hari itu, ucapanmu dengan Veren sangat berbeda. Aku percaya padamu. Tapi, sekarang kasus itu sudah menjadi makin besar, memerlukan bukti untuk dijadikan sebagai bentuk tanggung jawab kepada semua orang.""Masih satu kalimat yang sama, hari itu aku sama sekali nggak menyentuhnya!"Melihat Aylin bereaksi seperti itu, Jason tahu dia tidak bisa berkomunikasi dengan wanita itu sekarang.Dia tidak ingin berdebat dengan Aylin lagi. Tidak peduli apa pun yang dikatakannya, juga tidak ada gunanya.Melihat pria itu tetap bersikeras memihak pada Veren, kesedihan yang mendalam menyelimuti hati Aylin.Setelah pembicaraan singkat itu, sepanjang perjalanan kembali ke kediaman Keluarga Yanuar, mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi.Mengetahui mereka akan pulang, Anisa dan Johan segera menunggu mereka di depan pintu. Begitu melihat Aylin sudah pulang, Anisa senang bukan main.Hany
Namun, dia tidak menyangka orang yang benar-benar tidak memercayai Aylin adalah cucunya!"Aku tanyakan padamu, apa kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri kejadian di dalam kamar kecil malam itu?"Sikap dan pandangan Anisa sudah sangat jelas, dia memilih untuk berdiri di pihak cucu menantunya. Setelah terdiam sejenak, Jason baru menjawab, "Nggak.""Kalau kamu nggak melihatnya dengan mata kepalamu sendiri, bagaimana kamu bisa memastikan ada orang yang mendorong Veren?""Ya, sekarang yang terlihat memang wanita itu terluka. Tapi, juga nggak menutup adanya kemungkinan dia yang 'menyutradarai' semua adegan itu sendiri. Kamu sudah berinteraksi dengannya selama bertahun-tahun, kenapa kamu masih nggak menyadari karakter asli orang itu?"Jason mengangkat kepalanya dan berkata pada Anisa dengan nada sedikit tidak terima, "Nenek, jangan hanya karena Nenek berprasangka pada Veren, maka Nenek menganggapnya sebagai orang jahat.""Mungkin hal-hal tertentu adalah salahnya, tapi nggak ada manusia ya
"Apa kamu berpikir aku akan menjalin hubungan nggak jelas dengan wanita lain tanpa sepengetahuanmu?"Dia tidak hanya merasa hal itu sangat sulit diterimanya, dia benar-benar kecewa melihat sikap Aylin.Ternyata terlepas dari apa pun yang dilakukannya, Aylin sama sekali tidak peduli?Wanita itu bahkan tidak cemburu dan sedih karena melihat fotonya dengan wanita lain?Sebenarnya apa hubungan di antara mereka ini?Apa wanita itu sama sekali tidak menaruh sedikit pun perasaan padanya?Aylin terkejut melihat reaksi Jason."Kamu yang mengambil foto-foto mesra itu dengan wanita lain, bukan aku yang memaksamu untuk mengambil foto-foto itu. Seharusnya kamu yang memberi penjelasan!"Jason menghilangkan ekspresi rentan yang sempat muncul di wajahnya tanpa dia sadari. Kemudian, dia kembali menunjukkan sosok arogan layaknya seorang presdir."Sepertinya kamu sama sekali nggak punya perasaan padaku. Karena itulah, kamu menanggapi hal itu dengan dingin."Anisa sama sekali tidak menyangka sebelum dia s
Karena dia menyukai Aylin, bukankah seharusnya dia tidak membuat wanita itu bersedih? Mengapa dia tidak bisa memahami hal sederhana seperti itu?"Aku bukan nggak memercayai kalian. Tapi, Nenek, segala sesuatu harus ada buktinya ...."Anisa menghela napas lagi dan berkata, "Kami tahu kamu adalah orang yang keras kepala.""Kalau begitu, apa kamu masih ingat hari itu bukan Siti yang mengantarkan susu kepadamu, tapi Veren?""Dia sudah memasukkan obat tidur di dalam susu itu.""Kalau nggak, sejak kapan kamu akan tidur di sofa ruang baca?"Nada bicara Anisa sangat tegas.Jason terdiam, dia juga mengerti.Sejak Aylin meninggalkan kediaman Keluarga Yanuar, dia memang enggan menghabiskan waktu sendirian di dalam kamar mereka.Namun, setiap kali sudah jam tidur, dia pasti akan kembali ke kamar karena tempat tidur itu masih ada aroma tubuh Aylin."Aku sudah mengerti. Aku akan menyelidiki hal ini dan menyelesaikannya dengan baik."Jason mengepalkan tangannya dengan erat. Dia sendiri juga tahu Vere
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen