Namun, dia tidak menyangka orang yang benar-benar tidak memercayai Aylin adalah cucunya!"Aku tanyakan padamu, apa kamu melihat dengan mata kepalamu sendiri kejadian di dalam kamar kecil malam itu?"Sikap dan pandangan Anisa sudah sangat jelas, dia memilih untuk berdiri di pihak cucu menantunya. Setelah terdiam sejenak, Jason baru menjawab, "Nggak.""Kalau kamu nggak melihatnya dengan mata kepalamu sendiri, bagaimana kamu bisa memastikan ada orang yang mendorong Veren?""Ya, sekarang yang terlihat memang wanita itu terluka. Tapi, juga nggak menutup adanya kemungkinan dia yang 'menyutradarai' semua adegan itu sendiri. Kamu sudah berinteraksi dengannya selama bertahun-tahun, kenapa kamu masih nggak menyadari karakter asli orang itu?"Jason mengangkat kepalanya dan berkata pada Anisa dengan nada sedikit tidak terima, "Nenek, jangan hanya karena Nenek berprasangka pada Veren, maka Nenek menganggapnya sebagai orang jahat.""Mungkin hal-hal tertentu adalah salahnya, tapi nggak ada manusia ya
"Apa kamu berpikir aku akan menjalin hubungan nggak jelas dengan wanita lain tanpa sepengetahuanmu?"Dia tidak hanya merasa hal itu sangat sulit diterimanya, dia benar-benar kecewa melihat sikap Aylin.Ternyata terlepas dari apa pun yang dilakukannya, Aylin sama sekali tidak peduli?Wanita itu bahkan tidak cemburu dan sedih karena melihat fotonya dengan wanita lain?Sebenarnya apa hubungan di antara mereka ini?Apa wanita itu sama sekali tidak menaruh sedikit pun perasaan padanya?Aylin terkejut melihat reaksi Jason."Kamu yang mengambil foto-foto mesra itu dengan wanita lain, bukan aku yang memaksamu untuk mengambil foto-foto itu. Seharusnya kamu yang memberi penjelasan!"Jason menghilangkan ekspresi rentan yang sempat muncul di wajahnya tanpa dia sadari. Kemudian, dia kembali menunjukkan sosok arogan layaknya seorang presdir."Sepertinya kamu sama sekali nggak punya perasaan padaku. Karena itulah, kamu menanggapi hal itu dengan dingin."Anisa sama sekali tidak menyangka sebelum dia s
Karena dia menyukai Aylin, bukankah seharusnya dia tidak membuat wanita itu bersedih? Mengapa dia tidak bisa memahami hal sederhana seperti itu?"Aku bukan nggak memercayai kalian. Tapi, Nenek, segala sesuatu harus ada buktinya ...."Anisa menghela napas lagi dan berkata, "Kami tahu kamu adalah orang yang keras kepala.""Kalau begitu, apa kamu masih ingat hari itu bukan Siti yang mengantarkan susu kepadamu, tapi Veren?""Dia sudah memasukkan obat tidur di dalam susu itu.""Kalau nggak, sejak kapan kamu akan tidur di sofa ruang baca?"Nada bicara Anisa sangat tegas.Jason terdiam, dia juga mengerti.Sejak Aylin meninggalkan kediaman Keluarga Yanuar, dia memang enggan menghabiskan waktu sendirian di dalam kamar mereka.Namun, setiap kali sudah jam tidur, dia pasti akan kembali ke kamar karena tempat tidur itu masih ada aroma tubuh Aylin."Aku sudah mengerti. Aku akan menyelidiki hal ini dan menyelesaikannya dengan baik."Jason mengepalkan tangannya dengan erat. Dia sendiri juga tahu Vere
"Kamu nggak tahu betapa rumitnya dunia hiburan, sedikit banyak pasti ada hal-hal yang kotor.""Aku sudah mengalami banyak hal, sudah cukup berpengalaman untuk menangani masalah itu dengan cara yang paling efektif. Kamu serahkan saja masalah ini padaku dengan tenang, ya."Seketika itu pula, mata Aylin langsung memerah.Kehangatan dan dukungan yang tidak pernah diperolehnya, kini diperolehnya tanpa syarat dari dua lansia itu.Setelah ragu sejenak, pada akhirnya dia bertanya, "Nenek, Kakek, apa kalian sama sekali nggak curiga kalau aku yang telah mendorong Nona Veren?"Jawaban yang diberikan oleh Anisa dan Johan bagaikan sebuah tamparan keras bagi Jason."Dasar gadis bodoh! Kami sudah memakan jauh lebih banyak asam garam dibandingkan kamu, kami sudah bisa menilai orang dengan lebih tepat.""Tentu saja kami sudah tahu jelas orang seperti apa yang melakukan tindakan seperti itu.""Mungkin hingga sekarang kamu masih bingung menghadapi masalah itu, bukan?""Jelas-jelas masalah itu hanya antar
"Bagaimana mungkin seorang pria boleh mengabaikan perasaan istri sendiri? Justru karena kamu adalah istrinya, dia harus lebih menghormatimu dan menyayangimu.""Biarpun sebelumnya dia nggak punya pengalaman seperti ini, nggak pernah mempelajari caranya menyayangimu, tapi dia harus mengubah dirinya demi kamu."Aylin mendongak menatap Anisa. Hubungan Anisa dengan Johan tetap kokoh walaupun waktu sudah berlalu selama puluhan tahun. Aylin benar-benar sangat iri."Tapi, cinta nggak bisa dipaksakan. Kalau dia nggak mencintaiku ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Aylin langsung menggigit bibirnya. Dia takut mendengar jawaban yang tidak ingin didengarnya keluar dari mulut Anisa."Gadis bodoh, aku melihatnya dengan sangat jelas, bagaimana mungkin dia nggak mencintaimu? Hubungan antara pria dan wanita nggak hanya terbatas pada satu kata cinta. Kalau hanya dengan satu kata cinta sudah bisa menjerat hati seorang pria, boleh dibilang sangatlah mudah."Anisa menyesap tehnya. Sambil melihat ca
Veren dan Jason hanya sudah lebih lama mengenal satu sama lain. Namun, selama bertahun-tahun ini, wanita itu menetap di Negara Muriana. Sebenarnya, waktu yang mereka habiskan berdua tidaklah banyak.Namun, satu-satunya yang berbeda adalah, Veren selalu menunjukkan seolah dirinya sangat lemah di hadapan Jason, selalu mengatakan seberapa dia membutuhkan Jason ....Berbeda halnya dengan Aylin. Kepribadian Aylin keras. Sejak kecil, dia sudah dipaksa untuk mandiri. Selama dia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dia tidak akan meminta bantuan kepada orang lain.Bahkan dia juga bersikap seperti itu di hadapan Jason.Melihat Aylin seolah sudah memahami sesuatu, Anisa menganggukkan kepalanya dengan senang. "Sepertinya kamu juga sudah menyadari perbedaan di antara kalian, 'kan?""Aku nggak mengatakan kepribadianmu nggak baik. Justru karena kepribadianmu, aku menjadi sangat menyayangimu.""Baik pria maupun wanita, nggak peduli siapa pun yang mendukungnya, seseorang harus bisa mengandalkan diri
Jason tidak menyangka Veren bisa memasukkan obat ke dalam susunya, bahkan mengambil foto mesranya untuk membuat Aylin salah paham pada hubungan mereka.Awalnya dia mengira mereka tetap bisa menjalin hubungan pertemanan seperti ini. Setelah wanita itu menemukan pria pujaan hatinya, maka tanggung jawabnya sudah selesai.Namun, siapa sangka ternyata Veren mengincar posisi sebagai pasangan hidupnya.Melihat Jason tetap tidak menanggapinya setelah dia berbicara panjang lebar, Veren berkata dengan kesal, "Kak Jason, ada apa denganmu? Kenapa aku sudah berbicara panjang lebar denganmu, kamu malah mengabaikanku?""Apa mungkin kamu masih merasa aku menuduh Aylin, jadi nggak bersedia untuk memedulikanku?""Kak Jason, cobalah kamu pikirkan sendiri, apa mungkin aku menjatuhkan diriku sendiri hingga seperti ini? Aku bisa menjadi seperti sekarang ini karena Kak Aylin ...."Sayangnya, Jason sama sekali tidak memedulikannya. Sebaliknya, pria itu bertanya padanya dengan sangat tenang, bahkan terkesan se
"Jangan sampai kita nggak bisa berteman lagi."Veren sepertinya tidak mengerti kata-kata Jason. Dia masih memegang tangan Jason."Kak Jason, aku tahu kamu marah karena aku diam-diam mengambil foto itu. Maafkan aku, ya?""Aku nggak bermaksud begitu .... Jangan menyuruhku pergi ...."Veren menarik Jason untuk meminta maaf dengan kata-kata yang tidak jelas, "Kali ini salahku. Aku nggak akan melakukannya lagi. Bisakah kamu berhenti mengucapkan kata-kata marah seperti itu? Aku tahu kamu marah, tapi kamu nggak boleh mengucapkan kata-kata yang menyakiti hatiku.""Apakah kamu nggak ingat apa yang kamu janjikan pada kakakku saat itu?""Huhu, Kak Jason, kamu nggak boleh meninggalkanku! Aku nggak punya kakak dan ayah lagi. Aku nggak punya siapa-siapa lagi. Apakah kamu akan meninggalkanku sekarang?"Saat melihat Veren menangis sedih, Jason merasa tidak berdaya.Tidak lama setelah kakaknya Veren mati, ayahnya mengalami kecelakaan.Viona mati karena Jason. Oleh karena itu, Jason tidak bisa mengabaik