Entah mengapa, Pamela merasa canggung. Dia pun berhenti meregangkan tubuhnya. Saat dia teringat akan kejadian semalam, saat pria ini diam-diam menciumnya dan terus menjatuhkan selimut, dia tertawa dengan kesal dan berkata, "Nggak terlalu!"Semalam, Agam tidur dengan sangat lelap, sepertinya bahkan Agam sendiri pun tidak tahu perbuatan apa yang sudah dia lakukan!Pria ini memicingkan matanya dan berkata, "Oh ya? Tadi pagi, saat aku bangun, aku melihat Nona Pamela yang masih terlelap sambil tersenyum, jadi kukira kamu mimpi indah."Wajah Pamela langsung memerah. Dia merasa seakan-akan isi hatinya dibaca, jadi dia merasa malu ....Semalam, dia memang mimpi indah!Jika dipikir-pikir, dia juga merasa aneh. Setelah dia membantu Agam menahan selimut itu, dia langsung terlelap lagi.Kemudian, dia memimpikan banyak makanan enak, binatang-binatang lucu dan pertunjukan lucu para pelawak. Mimpi ini benar-benar berbeda dari mimpi buruk sebelumnya, jadi dia merasa sangat senang ...."Paman, aku pern
Adsila menyilangkan lengannya dan tersenyum sambil berkata, "Memangnya aku bilang itu kamu? Aku nggak sebut nama, tapi kenapa kamu merasa tersinggung?"Justin membelalakkan matanya dengan penuh amarah. "Kamu ...."Melihat kedua orang ini hendak bertengkar lagi, Pamela berkata, "Sudahlah, kalian berdua makan saja, jangan bersuara. Nanti kalian tersedak."Adsila mengangguk dengan patuh. Dia tidak lagi menghiraukan Justin. Sesuai ucapan bibinya, dia memakan sarapannya dengan patuh.Justin menatap Pamela dan mendengus dengan kesal, lalu dia juga menundukkan kepalanya dan memakan telur mata sapi dalam diam.Melihat adegan ini, kebencian meluap dalam hati Stevi.Entah bagaimana caranya, Pamela sudah berhasil membutakan Agam. Pamela juga berhasil mengendalikan Adsila yang nakal. Sekarang, bahkan Justin juga mau mendengar ucapan Pamela?Situasi seperti ini sangat berbahaya.Pamela terlihat masih muda dan kekanak-kanakan, tetapi dia sebenarnya jauh lebih licik daripada yang Stevi bayangkan!...
Beberapa pria ini langsung menunggangi kuda mereka untuk pergi memeriksa situasinya .......Stevi jatuh terduduk di ladang rumput. Dia mengenakan celana pendek, sehingga kedua lututnya tergores dan berdarah.Dalam waktu singkat, beberapa pria yang berkuda ini pun tiba di tempat ini.Justin adalah orang pertama yang turun dari kudanya. Dia berjalan maju dan bertanya dengan penuh perhatian, "Ada apa, Kak Stevi?"Sambil berlinang air mata, Stevi berkata dengan ekspresi kesakitan, "Justin ... saat aku main layangan, aku nggak sengaja terjatuh, sepertinya kakiku keseleo. Sakit sekali ...."Justin berjongkok dan membantu Stevi untuk bangkit. Melihat luka goresan di kaki Stevi yang berdarah, Justin mengernyit dan berkata, "Kak Stevi, kenapa kamu nggak berhati-hati?!"Pada saat ini.Adsila yang berada di dekat sana memandang ke arah Stevi dengan kesal dan berkata, "Bibi, tebakanmu benar. Dia lagi-lagi berulah! Huh, jatuh sedikit saja langsung nggak bisa bangun lagi, sampai harus teriak minta
Justin menganggukkan kepalanya dan memapah Stevi yang masih menangis sambil bersandar di bahunya untuk berdiri.Stevi menghentikan tangisannya dan berusaha untuk berdiri. Namun, kaki kanannya terasa sangat sakit dan tidak bertenaga. Wajahnya pucat, keningnya juga berkeringat. Meskipun dia sedang bersandiwara pun hal seperti ini tidak bisa dipalsukan ....Melihat Stevi yang kesakitan, Justin hanya merasa kasihan padanya."Kak Stevi, kalau nggak ada yang membantumu main layangan, kamu bisa memanggilku ke sini. Kenapa kamu memaksa untuk main sendirian?" tanya Justin.Stevi menahan rasa sakitnya sambil berkata, "Justin, kamu adalah seorang pria, kamu nggak mungkin suka main layangan! Aku kira main sendiri itu nggak susah, jadi aku ingin coba. Tapi, aku sudah memandang diriku terlalu tinggi. Akulah yang bodoh ...."Justin membuang napas dengan penuh rasa simpati. Dia meletakkan lengan Stevi di bahunya dan berkata, "Sudah, Kak Stevi, jangan menyalahkan dirimu lagi. Biar aku papah kamu naik k
'Kudanya Paman bernama Lan, seharusnya nama ini diambil dari nama Kalana, wanita idaman dalam hati Paman, 'kan?' pikir Pamela.Lan, Kalana ....Agam menyadari kebingungan Pamela, dia pun bertanya, "Ada apa?"Pamela tersadar, dia pun mengelus kuda hitam ini sambil menjawab, "Nggak apa-apa, kudanya bagus!""Kamu suka berkuda?" tanya Agam lagi."Lumayan!" jawab Pamela.Agam tiba-tiba merangkul pinggangnya Pamela sambil berkata, "Kali ini, kamu belum puas main, jadi lain kali, kita datang berdua saja tanpa mereka."Pamela langsung tercengang. Pikiran Agam sudah kabur, ya?Dua bulan lagi, hubungan kerja sama mereka akan berakhir. Mana ada lagi yang namanya "lain kali" bagi mereka?!Pria ini tiba-tiba mencubit pinggang Pamela dengan pelan, seakan-akan dia sedang menginspeksi kualitas sebuah produk. Dia berkata dengan sinis, "Biasanya kamu makan lumayan banyak, tapi kenapa kamu sekurus ini?"Pamela berkata dengan kesal, "Terserah aku, lah!"Pria ini tertawa kecil dan berkata, "Makanlah lebih
Tanpa ragu-ragu, Agam menerima ponsel Justin dan berbalik untuk mendengar ucapan Kalana.Pamela menoleh dan menatap punggung pria yang sedang bertelepon itu. Alisnya terangkat, ekspresinya tidak jelas.Derry yang tadinya pergi menghubungi pihak rumah sakit berjalan masuk dan berkata, "Jangan khawatir, pihak rumah sakit sudah mengirimkan ambulans ke sini. Stevi akan segera menerima pengobatan."Justin menatap Stevi yang tidak sadarkan diri di atas ranjang dengan tatapan sedih dan berkata, "Kak Stevi, sudah dengar, belum? Kakimu akan segera menerima pengobatan, kamu akan baik-baik saja!"Namun, Stevi sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa pun ....Dokter di taman berkuda ini datang dan mencubit bagian di atas bibir Stevi, membuat Stevi mengernyit dan terbangun.Meskipun Stevi sudah sadarkan diri, dia tetap terlihat sangat lemah dan putus asa. Dia berkata, "Kakiku sudah lumpuh, untuk apa kalian masih menyelamatkanku? Biarkan saja aku pergi ...."Melihat Stevi seperti ini, Justin merasa
Apakah Agam masih bertelepon dengan wanita idamannya?Pamela sebenarnya sudah tahu siapa yang menyuruh Agam untuk tetap di sini, pasti Kalana yang tadi menelepon.Masalah penarikan investasi Keluarga Respati yang diganti menjadi pengamatan sementara juga pasti terjadi karena Kalana.Hal ini masuk akal dan tidak mengherankan.Setelah berpikir sejenak, Pamela berkata pada Ervin, "Baiklah, aku akan pergi denganmu, tapi tunggu sebentar, ya."Tunggu sebentar? Ervin bertanya dengan heran, "Tunggu apa, Nyonya?"Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata, "Tunggu sampai aku menyelesaikan masalahku dengan Nona Stevi."Ervin makin bingung, keningnya juga berkerut. Dia merasakan sejenis firasat buruk. Saat dia ingin bertanya lagi, Pamela sudah berjalan menghampiri Stevi yang terluka dan setengah berbaring di atas ranjang ....Baru saja Pamela berjalan mendekat, Justin langsung berdiri dan mengadang di hadapan Stevi dengan penuh kewaspadaan. Dia tidak membiarkan Pamela mendekati Stevi, lalu bertanya,
Pamela melihat kaki Stevi yang terluka dan berkata, "Menurutku, bukan ligamen kaki Nona Stevi yang putus, tapi kaki Nona Stevi keseleo, sehingga tulangnya bergeser. Aku kebetulan bisa melakukan manipulasi tulang. Tanpa operasi, aku bisa mengembalikan kakimu seperti semula. Apakah Nona Stevi mau mencobanya?"Stevi menangis sambil menatap Pamela dan berkata, "Bukan ligamennya yang putus? Pamela, jangan asal bicara! Memangnya dokter ini bohong? Kamu menyuruhku untuk nggak memercayai ucapan dokter, tapi percaya pada ucapan orang awam sepertimu? Konyol sekali!"Pamela tidak menjelaskan panjang lebar lagi. Dia berjalan ke arah kaki ranjang dan mengulurkan tangannya untuk memegang pergelangan kaki Stevi yang terluka ....Stevi langsung menjauhkan kakinya supaya Pamela tidak menyentuh kakinya!Namun, begitu Stevi bergerak, dia langsung merasa kesakitan hingga dia bercucuran keringat. Dia berkata dengan lemas, "Jangan, jangan sentuh aku! Justin, cepat tahan dia!"Saat Justin tersadar, dia langs