Justin pergi mengambil benda hitam di atas ranjang itu, ternyata itu seekor tikus palsu yang terlihat sangat menjijikkan!"Nggak apa-apa, Kak Stevi! Ini palsu!" kata Justin.'Pamela sudah gila, ya? Kenapa dia membawa benda seperti ini?' pikir Justin.'Pada saat seperti ini, dia malah masih ingin main-main!''Kaki Kak Stevi sudah mati rasa, tapi Pamela masih saja menakutinya seperti ini!''Sebentar .... Kak Stevi turun dari ranjang?'Saat Justin menyadari hal ini, dia langsung menatap Stevi dengan tatapan terkejut dan bertanya, "Kak Stevi, kaki ... kakimu sudah sembuh?"Ekspresi Stevi menjadi kaku, dia sendiri juga tercengang. Dia baru menyadari bahwa kakinya sudah menginjak lantai. Tadi, dia bahkan sudah melompat!Astaga! Tadi, saat dia terkejut karena tikus palsu itu, dia melompat dari ranjang dengan sangat lincah. Jika dia masih saja bersandiwara, tidak ada lagi yang akan memercayainya ....Stevi bergegas menyembunyikan kecanggungannya, lalu dia berpura-pura terkejut. Dia tersenyum d
Derry berjalan masuk dan melihat kedua wanita itu sedang berbisik-bisik. Dia pun tersenyum dan menanyakan apa yang sedang mereka bisikkan.Stevi baru melepaskan Pamela. Dia menoleh dan tersenyum pada Derry sambil berkata, "Derry, aku sedang berterima kasih pada Pamela karena dia sudah menyembuhkan kakiku. Tapi, aku merasa tersentuh hingga aku nggak bisa berkata-kata, jadi aku langsung memeluknya!"Sambil berbicara, Stevi menatap Pamela dengan tatapan pura-pura sungkan dan bertanya, "Pamela, aku nggak menakutimu, 'kan?""Nggak," jawab Pamela.Dengan ekspresi cuek, Pamela menepuk-nepuk bajunya yang berkerut karena Stevi memeluknya, seakan-akan dia merasa jijik dengan sentuhan Stevi.Derry juga menatap Pamela dan tersenyum sambil berkata, "Nggak kusangka adik iparku masih semuda ini, tapi bisa melakukan manipulasi tulang. Belajar dari mana?"Mendengar Derry memanggil Pamela dengan sebutan "adik ipar" dan memuji Pamela, Stevi merasa sangat kesal, dia pun diam-diam menggertakkan giginya ...
Alhasil, Derry malah mengatakan bahwa dia akan menyuruh Agam untuk memukul pantatnya Pamela?!Pamela pun mengernyit dan berkata, "Membosankan!"Setelah Stevi menghubungi dokter itu, dia berbalik dan melihat Derry dan Pamela yang sedang bercanda tawa. Mereka terlihat sangat akrab, seakan-akan mereka sudah kenal lama.Hal ini membuat kekesalan Stevi terhadap Pamela meningkat, tatapannya juga penuh akan kebencian.Meskipun Derry biasanya suka bercanda tawa, dia tidak bersikap seperti itu terhadap semua orang. Terhadap kebanyakan orang yang tidak penting baginya, Derry tidak pernah bercanda, ucapannya sangat singkat, kejam dan terus terang.Jika Pamela bisa membuat Derry bercanda dengannya dengan begitu hangat, artinya Derry benar-benar sudah menganggap Pamela sebagai adik iparnya.Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja!Jika Derry benar-benar menganggap Pamela sebagai adik iparnya, bagaimana dengan Kalana?Saat Stevi sedang memikirkan cara untuk mengendalikan Pamela sepenuhnya dan memb
Stevi tercengang sesaat, lalu dia menatap Pamela dengan tatapan menghina dan berkata, "Ternyata kamu, ya! Pamela, kamu menyewa tempat ini selama tiga hari untuk bulan depan, seharusnya karena kamu ingin mengundang semua orang untuk main lagi di sini, 'kan?"Pamela menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Benar, aku yang traktir."Stevi tertawa dengan sinis dan berkata, "Kalau begitu, artinya jadi aneh, dong. Kenapa kamu traktir pakai uangku? Sepertinya nggak benar, deh, kalau kamu mau traktir, tapi aku yang bayar?"Ekspresi Pamela tetap tenang, seakan-akan dia sama sekali tidak merasa bahwa ada yang tidak benar."Nona Stevi sudah lupa, ya? Kemarin, kamu sendiri yang sudah janji, asalkan aku bisa membuktikan bahwa aku nggak meletakkan anting-anting itu dalam sepatumu, kamu akan membayar semua tagihan kemarin. Kenapa? Sekarang, Nona Stevi nggak rela untuk bayar, jadi mau ingkar janji, ya?" kata Pamela."Emm ...." Stevi tercengang, dia benar-benar sudah melupakan hal ini!Namun, saat dia be
Namun, Pamela tidak hanya tidak merasa malu, dia bahkan menganggukkan kepalanya dengan sangat jujur dan berkata, "Ya, aku memang nggak terlalu terbiasa. Aku jarang sekali menggunakan uangku di kesenangan yang nggak penting. Uangku biasanya dihabiskan di hal-hal penting saja."Stevi terkekeh, lalu menatap Pamela dengan sombong, seakan-akan dia adalah seorang bangsawan yang sedang memandang rendah rakyat jelata."Nggak apa-apa, kita hanya memiliki pandangan yang berbeda. Pelan-pelan, kamu akan terbiasa. Orang-orang kaya seperti kami biasanya punya banyak waktu luang, nggak ada juga hal-hal yang harus kami lakukan sendiri, jadi kami suka bermain dan menghabiskan uang untuk mencari kesenangan," kata Stevi.Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata dengan cuek, "Oh, baguslah."Stevi berpura-pura sangat toleran dan berkata, "Pamela, ke depannya, kamu harus sering belajar dari kami. Kalau nggak, kamu akan memiliki pandangan yang berbeda dengan Agam yang sudah hidup mewah sejak kecil, sehingga ka
Agam berjalan pelan ke dalam ruangan dan mengembalikan ponsel Justin pada orangnya.Sambil menatap Pamela lekat-lekat, Agam berjalan ke hadapan wanita ini dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya sambil berkata, "Kalaupun pandangan kami sebagai pasangan suami istri berbeda, kami juga bisa mencari titik temu dan hidup bahagia untuk selama-lamanya dengan perbedaan ini."Pamela merasa terkejut.Mencari titik temu dan hidup bahagia untuk selama-lamanya?Kata-kata yang keluar dari mulut pria yang tidak berperasaan ini terdengar agak menakutkan.Saat Pamela tersadar, dia mengernyit. Apakah Agam mendengar semua ucapannya? Jangan-jangan Agam marah, ya?Stevi juga merasa terkejut mendengar ucapan Agam untuk menjelaskan hubungannya dengan Pamela.Stevi tidak bisa menerima kenyataan ini, tetapi dia tidak berani menunjukkannya. Dia hanya bisa tersenyum dengan canggung dan berkata, "Agam, tadi aku hanya bercanda dengan Pamela!"Agam sedikit memiringkan tubuhnya yang tinggi dan berdiri tegak
Ada apa? Apakah gadis ini mau berpamitan dengan Agam?Namun, Pamela malah berbalik dan tersenyum pada Stevi, lalu berkata, "Tadi, aku sudah membuat Nona Stevi menghabiskan banyak uang, tapi aku hampir lupa untuk berpamitan dengan Nona Stevi."Ekspresi Agam seketika menjadi masam.Stevi tercengang sesaat. Dia merasa bahwa ucapan Pamela tidak mengandung niat baik, tetapi di hadapan semua orang, dia juga hanya bisa tersenyum dan menjawab, "Pamela, kamu terlalu sungkan!"Pamela juga tersenyum dan berjalan menghampiri Stevi. Seperti yang dilakukan Stevi sebelumnya, Pamela memeluk Stevi sambil berbisik, "Tadi, aku lupa bilang, aku nggak pernah mendesak Agam untuk menarik investasinya, aku bahkan nggak tahu kalau dia pernah berinvestasi untuk Keluarga Respati.""Kamu sudah menyinggungku, jadi aku meminta pertanggungjawaban langsung darimu. Aku nggak akan menyentuh hubungan pertemanan antara kamu dengan Agam.""Karena kalau aku yang beraksi, aku akan membuatmu jauh lebih menderita daripada dia
"Dia nggak bilang apa-apa," jawab Agam dengan cuek. Tatapan Agam melewati Justin dan tertuju pada bayangan Pamela yang belum pergi jauh di luar kamar ini.Justin membuang napas dengan agak kesal dan berkata, "Kakak selalu bilang bahwa dia akan segera pulang, tapi sudah selama ini dan dia belum juga pulang! Kalau Kakak nggak berada di rumah, nggak ada orang di rumah yang melindungiku. Semuanya nggak menyukaiku, terutama Kak Jason. Tiap melihatku, dia selalu mengkritikku dan membuatku merasa tertekan sepanjang hari!""Kalau kamu mau tahu kapan dia pulang, kamu bisa tanya sendiri padanya," kata Agam."Sudahlah, sebaiknya Kakak merawat diri dengan tenang di luar negeri, aku juga nggak ingin membuatnya merasa tertekan," kata Justin.Agam menurunkan tatapannya. Dengan ekspresi cuek, dia berkata, "Karena kaki Stevi sudah sembuh, kamu saja yang temani dia, ya. Antarkan dia pulang rumah."Justin mengangguk dengan patuh dan berkata, "Baik, aku mengerti! Kak Agam mau ngapain?"Sambil berjalan ke