Stevi tercengang sesaat, lalu dia menatap Pamela dengan tatapan menghina dan berkata, "Ternyata kamu, ya! Pamela, kamu menyewa tempat ini selama tiga hari untuk bulan depan, seharusnya karena kamu ingin mengundang semua orang untuk main lagi di sini, 'kan?"Pamela menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Benar, aku yang traktir."Stevi tertawa dengan sinis dan berkata, "Kalau begitu, artinya jadi aneh, dong. Kenapa kamu traktir pakai uangku? Sepertinya nggak benar, deh, kalau kamu mau traktir, tapi aku yang bayar?"Ekspresi Pamela tetap tenang, seakan-akan dia sama sekali tidak merasa bahwa ada yang tidak benar."Nona Stevi sudah lupa, ya? Kemarin, kamu sendiri yang sudah janji, asalkan aku bisa membuktikan bahwa aku nggak meletakkan anting-anting itu dalam sepatumu, kamu akan membayar semua tagihan kemarin. Kenapa? Sekarang, Nona Stevi nggak rela untuk bayar, jadi mau ingkar janji, ya?" kata Pamela."Emm ...." Stevi tercengang, dia benar-benar sudah melupakan hal ini!Namun, saat dia be
Namun, Pamela tidak hanya tidak merasa malu, dia bahkan menganggukkan kepalanya dengan sangat jujur dan berkata, "Ya, aku memang nggak terlalu terbiasa. Aku jarang sekali menggunakan uangku di kesenangan yang nggak penting. Uangku biasanya dihabiskan di hal-hal penting saja."Stevi terkekeh, lalu menatap Pamela dengan sombong, seakan-akan dia adalah seorang bangsawan yang sedang memandang rendah rakyat jelata."Nggak apa-apa, kita hanya memiliki pandangan yang berbeda. Pelan-pelan, kamu akan terbiasa. Orang-orang kaya seperti kami biasanya punya banyak waktu luang, nggak ada juga hal-hal yang harus kami lakukan sendiri, jadi kami suka bermain dan menghabiskan uang untuk mencari kesenangan," kata Stevi.Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata dengan cuek, "Oh, baguslah."Stevi berpura-pura sangat toleran dan berkata, "Pamela, ke depannya, kamu harus sering belajar dari kami. Kalau nggak, kamu akan memiliki pandangan yang berbeda dengan Agam yang sudah hidup mewah sejak kecil, sehingga ka
Agam berjalan pelan ke dalam ruangan dan mengembalikan ponsel Justin pada orangnya.Sambil menatap Pamela lekat-lekat, Agam berjalan ke hadapan wanita ini dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya sambil berkata, "Kalaupun pandangan kami sebagai pasangan suami istri berbeda, kami juga bisa mencari titik temu dan hidup bahagia untuk selama-lamanya dengan perbedaan ini."Pamela merasa terkejut.Mencari titik temu dan hidup bahagia untuk selama-lamanya?Kata-kata yang keluar dari mulut pria yang tidak berperasaan ini terdengar agak menakutkan.Saat Pamela tersadar, dia mengernyit. Apakah Agam mendengar semua ucapannya? Jangan-jangan Agam marah, ya?Stevi juga merasa terkejut mendengar ucapan Agam untuk menjelaskan hubungannya dengan Pamela.Stevi tidak bisa menerima kenyataan ini, tetapi dia tidak berani menunjukkannya. Dia hanya bisa tersenyum dengan canggung dan berkata, "Agam, tadi aku hanya bercanda dengan Pamela!"Agam sedikit memiringkan tubuhnya yang tinggi dan berdiri tegak
Ada apa? Apakah gadis ini mau berpamitan dengan Agam?Namun, Pamela malah berbalik dan tersenyum pada Stevi, lalu berkata, "Tadi, aku sudah membuat Nona Stevi menghabiskan banyak uang, tapi aku hampir lupa untuk berpamitan dengan Nona Stevi."Ekspresi Agam seketika menjadi masam.Stevi tercengang sesaat. Dia merasa bahwa ucapan Pamela tidak mengandung niat baik, tetapi di hadapan semua orang, dia juga hanya bisa tersenyum dan menjawab, "Pamela, kamu terlalu sungkan!"Pamela juga tersenyum dan berjalan menghampiri Stevi. Seperti yang dilakukan Stevi sebelumnya, Pamela memeluk Stevi sambil berbisik, "Tadi, aku lupa bilang, aku nggak pernah mendesak Agam untuk menarik investasinya, aku bahkan nggak tahu kalau dia pernah berinvestasi untuk Keluarga Respati.""Kamu sudah menyinggungku, jadi aku meminta pertanggungjawaban langsung darimu. Aku nggak akan menyentuh hubungan pertemanan antara kamu dengan Agam.""Karena kalau aku yang beraksi, aku akan membuatmu jauh lebih menderita daripada dia
"Dia nggak bilang apa-apa," jawab Agam dengan cuek. Tatapan Agam melewati Justin dan tertuju pada bayangan Pamela yang belum pergi jauh di luar kamar ini.Justin membuang napas dengan agak kesal dan berkata, "Kakak selalu bilang bahwa dia akan segera pulang, tapi sudah selama ini dan dia belum juga pulang! Kalau Kakak nggak berada di rumah, nggak ada orang di rumah yang melindungiku. Semuanya nggak menyukaiku, terutama Kak Jason. Tiap melihatku, dia selalu mengkritikku dan membuatku merasa tertekan sepanjang hari!""Kalau kamu mau tahu kapan dia pulang, kamu bisa tanya sendiri padanya," kata Agam."Sudahlah, sebaiknya Kakak merawat diri dengan tenang di luar negeri, aku juga nggak ingin membuatnya merasa tertekan," kata Justin.Agam menurunkan tatapannya. Dengan ekspresi cuek, dia berkata, "Karena kaki Stevi sudah sembuh, kamu saja yang temani dia, ya. Antarkan dia pulang rumah."Justin mengangguk dengan patuh dan berkata, "Baik, aku mengerti! Kak Agam mau ngapain?"Sambil berjalan ke
Hanya Adsila yang terkadang-kadang berbicara dengan Ervin untuk meringankan suasana yang dingin dan canggung ini....Mobil ini pergi ke vilanya Keluarga Andonis terlebih dahulu. Karena Adsila duduk di tengah, Pamela pun turun dari mobil untuk membiarkan Adsila turun.Setelah Adsila turun dari mobil, dia menawarkan pada Pamela dan Agam untuk masuk sebentar ke vilanya.Namun, kedua orang ini menolak tawarannya. Bedanya, Agam langsung menolak, sedangkan Pamela menolak dengan sopan.Adsila pun hanya bisa berpisah dengan bibinya dengan tidak rela, lalu masuk ke rumahnya dengan patuh.Pamela naik kembali ke mobil, tetap duduk di samping jendela. Dia kembali memakai penyuara telinga dan memejamkan matanya untuk beristirahat."Lagi dengar apa?"Akhirnya, pria ini bersuara, nada bicaranya cuek."Lagu," jawab Pamela dengan mata yang masih terpejam."Lagu apa?" tanya Agam lagi."Lagu pop," jawab Pamela dengan singkat lagi.Tatapan Agam menggelap. Dia mengernyit dan tidak lagi berbicara.Pamela j
Ucapan gadis ini sangat sinis, nada bicaranya juga terdengar kesal.Ada apa sebenarnya?Agam mengernyit dan bertanya, "Coba katakan, kenapa kamu kesal padaku?"Pamela membentangkan kedua tangannya sambil berseru, "Paman, aku nggak kesal! Aku hanya merasa, saat nggak ada orang lain, kita nggak perlu bersandiwara, juga nggak perlu bermesraan. Pria dan wanita seharusnya bisa sadar diri dan jaga jarak!"Sepertinya wanita idamannya Agam akan segera pulang.Agam juga tampaknya tidak melepaskan wanita idamannya itu.Oleh karena itu, Pamela tidak tertarik untuk ikut campur dalam hubungan orang lain, dia juga tidak mau disalahpahami sebagai seorang selingkuhan!Seperti sekarang, Justin dan Stevi menganggapnya sebagai selingkuhan, sehingga mereka terus mencari masalah dengannya!Adapun kejadian beberapa malam yang lalu, hal itu terjadi karena Agam keracunan dan mereka tidak punya cara lain lagi. Pamela sendiri akan menghapus ingatan itu selamanya dan menganggap bahwa hal itu tidak pernah terjadi
Mendengar ucapan keponakannya yang seakan-akan membaca isi hatinya, Agam berdeham dan berkata, "Kalau bahkan kamu pun bisa melihatnya dengan jelas, memangnya hal ini masih perlu diucapkan lagi?"Adsila berkata dengan yakin, "Tentu saja! Wanita paling membenci hubungan yang nggak jelas! Kalau kamu nggak menjelaskan perasaanmu, tapi kamu bersikap sangat akrab dengannya, wanita itu akan merasa bahwa kamu menggodanya tanpa ingin bertanggung jawab, sehingga dia merasa bahwa dirinya nggak dihargai, jadi tentu saja dia marah!"Agam terdiam sesaat, lalu bertanya, "Kalau dia sudah marah, apa yang harus kulakukan?"Adsila tercengang untuk sejenak. Pamannya sedang menanyakannya cara menyelesaikan masalah ini?Adsila tiba-tiba merasa sangat bangga karena ini pertama kalinya pamannya yang berkuasa ini menanyakan pendapatnya."Tentu saja harus minta maaf sebisanya! Cari waktu yang cocok untuk menyatakan perasaanmu padanya, biar dia tahu bahwa dia adalah orang yang dipilih, supaya dia merasa aman! Pe