Beberapa pria ini langsung menunggangi kuda mereka untuk pergi memeriksa situasinya .......Stevi jatuh terduduk di ladang rumput. Dia mengenakan celana pendek, sehingga kedua lututnya tergores dan berdarah.Dalam waktu singkat, beberapa pria yang berkuda ini pun tiba di tempat ini.Justin adalah orang pertama yang turun dari kudanya. Dia berjalan maju dan bertanya dengan penuh perhatian, "Ada apa, Kak Stevi?"Sambil berlinang air mata, Stevi berkata dengan ekspresi kesakitan, "Justin ... saat aku main layangan, aku nggak sengaja terjatuh, sepertinya kakiku keseleo. Sakit sekali ...."Justin berjongkok dan membantu Stevi untuk bangkit. Melihat luka goresan di kaki Stevi yang berdarah, Justin mengernyit dan berkata, "Kak Stevi, kenapa kamu nggak berhati-hati?!"Pada saat ini.Adsila yang berada di dekat sana memandang ke arah Stevi dengan kesal dan berkata, "Bibi, tebakanmu benar. Dia lagi-lagi berulah! Huh, jatuh sedikit saja langsung nggak bisa bangun lagi, sampai harus teriak minta
Justin menganggukkan kepalanya dan memapah Stevi yang masih menangis sambil bersandar di bahunya untuk berdiri.Stevi menghentikan tangisannya dan berusaha untuk berdiri. Namun, kaki kanannya terasa sangat sakit dan tidak bertenaga. Wajahnya pucat, keningnya juga berkeringat. Meskipun dia sedang bersandiwara pun hal seperti ini tidak bisa dipalsukan ....Melihat Stevi yang kesakitan, Justin hanya merasa kasihan padanya."Kak Stevi, kalau nggak ada yang membantumu main layangan, kamu bisa memanggilku ke sini. Kenapa kamu memaksa untuk main sendirian?" tanya Justin.Stevi menahan rasa sakitnya sambil berkata, "Justin, kamu adalah seorang pria, kamu nggak mungkin suka main layangan! Aku kira main sendiri itu nggak susah, jadi aku ingin coba. Tapi, aku sudah memandang diriku terlalu tinggi. Akulah yang bodoh ...."Justin membuang napas dengan penuh rasa simpati. Dia meletakkan lengan Stevi di bahunya dan berkata, "Sudah, Kak Stevi, jangan menyalahkan dirimu lagi. Biar aku papah kamu naik k
'Kudanya Paman bernama Lan, seharusnya nama ini diambil dari nama Kalana, wanita idaman dalam hati Paman, 'kan?' pikir Pamela.Lan, Kalana ....Agam menyadari kebingungan Pamela, dia pun bertanya, "Ada apa?"Pamela tersadar, dia pun mengelus kuda hitam ini sambil menjawab, "Nggak apa-apa, kudanya bagus!""Kamu suka berkuda?" tanya Agam lagi."Lumayan!" jawab Pamela.Agam tiba-tiba merangkul pinggangnya Pamela sambil berkata, "Kali ini, kamu belum puas main, jadi lain kali, kita datang berdua saja tanpa mereka."Pamela langsung tercengang. Pikiran Agam sudah kabur, ya?Dua bulan lagi, hubungan kerja sama mereka akan berakhir. Mana ada lagi yang namanya "lain kali" bagi mereka?!Pria ini tiba-tiba mencubit pinggang Pamela dengan pelan, seakan-akan dia sedang menginspeksi kualitas sebuah produk. Dia berkata dengan sinis, "Biasanya kamu makan lumayan banyak, tapi kenapa kamu sekurus ini?"Pamela berkata dengan kesal, "Terserah aku, lah!"Pria ini tertawa kecil dan berkata, "Makanlah lebih
Tanpa ragu-ragu, Agam menerima ponsel Justin dan berbalik untuk mendengar ucapan Kalana.Pamela menoleh dan menatap punggung pria yang sedang bertelepon itu. Alisnya terangkat, ekspresinya tidak jelas.Derry yang tadinya pergi menghubungi pihak rumah sakit berjalan masuk dan berkata, "Jangan khawatir, pihak rumah sakit sudah mengirimkan ambulans ke sini. Stevi akan segera menerima pengobatan."Justin menatap Stevi yang tidak sadarkan diri di atas ranjang dengan tatapan sedih dan berkata, "Kak Stevi, sudah dengar, belum? Kakimu akan segera menerima pengobatan, kamu akan baik-baik saja!"Namun, Stevi sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa pun ....Dokter di taman berkuda ini datang dan mencubit bagian di atas bibir Stevi, membuat Stevi mengernyit dan terbangun.Meskipun Stevi sudah sadarkan diri, dia tetap terlihat sangat lemah dan putus asa. Dia berkata, "Kakiku sudah lumpuh, untuk apa kalian masih menyelamatkanku? Biarkan saja aku pergi ...."Melihat Stevi seperti ini, Justin merasa
Apakah Agam masih bertelepon dengan wanita idamannya?Pamela sebenarnya sudah tahu siapa yang menyuruh Agam untuk tetap di sini, pasti Kalana yang tadi menelepon.Masalah penarikan investasi Keluarga Respati yang diganti menjadi pengamatan sementara juga pasti terjadi karena Kalana.Hal ini masuk akal dan tidak mengherankan.Setelah berpikir sejenak, Pamela berkata pada Ervin, "Baiklah, aku akan pergi denganmu, tapi tunggu sebentar, ya."Tunggu sebentar? Ervin bertanya dengan heran, "Tunggu apa, Nyonya?"Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata, "Tunggu sampai aku menyelesaikan masalahku dengan Nona Stevi."Ervin makin bingung, keningnya juga berkerut. Dia merasakan sejenis firasat buruk. Saat dia ingin bertanya lagi, Pamela sudah berjalan menghampiri Stevi yang terluka dan setengah berbaring di atas ranjang ....Baru saja Pamela berjalan mendekat, Justin langsung berdiri dan mengadang di hadapan Stevi dengan penuh kewaspadaan. Dia tidak membiarkan Pamela mendekati Stevi, lalu bertanya,
Pamela melihat kaki Stevi yang terluka dan berkata, "Menurutku, bukan ligamen kaki Nona Stevi yang putus, tapi kaki Nona Stevi keseleo, sehingga tulangnya bergeser. Aku kebetulan bisa melakukan manipulasi tulang. Tanpa operasi, aku bisa mengembalikan kakimu seperti semula. Apakah Nona Stevi mau mencobanya?"Stevi menangis sambil menatap Pamela dan berkata, "Bukan ligamennya yang putus? Pamela, jangan asal bicara! Memangnya dokter ini bohong? Kamu menyuruhku untuk nggak memercayai ucapan dokter, tapi percaya pada ucapan orang awam sepertimu? Konyol sekali!"Pamela tidak menjelaskan panjang lebar lagi. Dia berjalan ke arah kaki ranjang dan mengulurkan tangannya untuk memegang pergelangan kaki Stevi yang terluka ....Stevi langsung menjauhkan kakinya supaya Pamela tidak menyentuh kakinya!Namun, begitu Stevi bergerak, dia langsung merasa kesakitan hingga dia bercucuran keringat. Dia berkata dengan lemas, "Jangan, jangan sentuh aku! Justin, cepat tahan dia!"Saat Justin tersadar, dia langs
Justin pergi mengambil benda hitam di atas ranjang itu, ternyata itu seekor tikus palsu yang terlihat sangat menjijikkan!"Nggak apa-apa, Kak Stevi! Ini palsu!" kata Justin.'Pamela sudah gila, ya? Kenapa dia membawa benda seperti ini?' pikir Justin.'Pada saat seperti ini, dia malah masih ingin main-main!''Kaki Kak Stevi sudah mati rasa, tapi Pamela masih saja menakutinya seperti ini!''Sebentar .... Kak Stevi turun dari ranjang?'Saat Justin menyadari hal ini, dia langsung menatap Stevi dengan tatapan terkejut dan bertanya, "Kak Stevi, kaki ... kakimu sudah sembuh?"Ekspresi Stevi menjadi kaku, dia sendiri juga tercengang. Dia baru menyadari bahwa kakinya sudah menginjak lantai. Tadi, dia bahkan sudah melompat!Astaga! Tadi, saat dia terkejut karena tikus palsu itu, dia melompat dari ranjang dengan sangat lincah. Jika dia masih saja bersandiwara, tidak ada lagi yang akan memercayainya ....Stevi bergegas menyembunyikan kecanggungannya, lalu dia berpura-pura terkejut. Dia tersenyum d
Derry berjalan masuk dan melihat kedua wanita itu sedang berbisik-bisik. Dia pun tersenyum dan menanyakan apa yang sedang mereka bisikkan.Stevi baru melepaskan Pamela. Dia menoleh dan tersenyum pada Derry sambil berkata, "Derry, aku sedang berterima kasih pada Pamela karena dia sudah menyembuhkan kakiku. Tapi, aku merasa tersentuh hingga aku nggak bisa berkata-kata, jadi aku langsung memeluknya!"Sambil berbicara, Stevi menatap Pamela dengan tatapan pura-pura sungkan dan bertanya, "Pamela, aku nggak menakutimu, 'kan?""Nggak," jawab Pamela.Dengan ekspresi cuek, Pamela menepuk-nepuk bajunya yang berkerut karena Stevi memeluknya, seakan-akan dia merasa jijik dengan sentuhan Stevi.Derry juga menatap Pamela dan tersenyum sambil berkata, "Nggak kusangka adik iparku masih semuda ini, tapi bisa melakukan manipulasi tulang. Belajar dari mana?"Mendengar Derry memanggil Pamela dengan sebutan "adik ipar" dan memuji Pamela, Stevi merasa sangat kesal, dia pun diam-diam menggertakkan giginya ...