Pamela meraih lengan pria itu dan menggoyangnya. "Paman! Hei, bangunlah, jangan menakutiku ...."Pria itu memejamkan mata untuk istirahat. Setelah terdiam satu menit, dia baru berkata dengan datar, "Kenapa nggak melanjutkan aksimu tadi?""..."Aksinya tadi adalah ....Apa maksud paman? Pamela paham setelah berpikir sejenak. Sudut mulutnya bergerak dan mencibir. "Hmm, pria, jangan coba mengambil keuntungan dariku!"Ketika sadar dirinya dikerjai paman, Pamela merasa sangat kesal, alu menyodorkan air yang tersisa ke depannya sambil berkata dengan marah, "Minum sendiri! Ini air yang susah payah aku bawa kembali untukmu, akan bocor semua kalau masih nggak diminum!"Pria itu tidak haus.Namun, jarang-jarang gadis ini bersikap baik dan mengambilkan air untuknya, tentu saja dia harus meminumnya.Agam membuka mata indahnya dan mengambil gelas daun alang-alang yang diberikan gadis itu, lalu mengangkat kepala dan menghabisi air yang tersisa dalam satu tegukan.Namun, pria itu tiba-tiba seperti me
Namun, gelas alang-alang layu serta tidak berbentuk lagi tidak lama kemudian dan dibuang pembantu yang membersihkan kamarnya.Pamela kebetulan bisa membuat gelas dari daun alang-alang ...."Paman, ada yang datang!"Suara Pamela membangunkan lamunan Agam dan dia mengangkat mata tajamnya. Dia menemukan sinar senter masuk ke pintu gua serta suara baling-baling helikopter yang mendekat dari kejauhan ....Agam bangun dan menggandeng tangan Pamela untuk melihat situasinya di depan pintu gua.Sebuah helikopter terbang rendah dan melayang di lembah dan orang di atasnya melihat sekeliling dengan senter ....Itu seharusnya orang yang datang menyelamatkan mereka!Pamela mengangkat ponsel yang menyalakan fungsi senter, melambaikan ke arah helikopter untuk memberikan tanda mereka ada di sini.Orang di atas helikopter melihat cahaya yang digoyangkan di bawah, lalu berbalik dan perlahan mendarat.Pintu kabin terbuka, Derry dan Eric melompat dari helikopter."Agam, Pamela, bagaimana kondisi kalian? Ap
Pamela tidak berdaya dan menepuk pundak Adsila. "Sudah, semuanya baik-baik saja!"Justin datang dengan wajah masam dan bertanya, "Ehem, Pamela, bagaimana ... kondisimu?"Pamela masih dipeluk Adsila, jadi hanya membiarkannya menangis dan melihat Justin sambil tersenyum. "Aku baik-baik saja, kamu pasti sangat kecewa, 'kan?"Justin mengenyit. "Kenapa aku harus kecewa?"Pamela mengangkat alis. "Kalau aku mati, kamu nggak perlu memikirkan cara menyingkirkan saingan cinta kakakmu?"Justin mendengus kesal. "Aku nggak berharap kamu mati! Aku hanya ...."Pada saat ini, Jojo si kuda putih yang berjalan di tebing tiba-tiba meringkik penuh semangat dan berlari ke arah Pamela ....Semua orang mulai waspada!Kuda ganas inilah yang menjatuhkan Pamela hari ini. Alasannya tidak diketahui, tapi saat ini ia kemungkinan besar akan menyerang Pamela lagi ....Mata Agam tampak suram dan segera berjalan ke depan Pamela untuk melindungi Pamela dan Adsila yang sedang berpelukan di belakang.Derry, Eric dan Andr
Pamela mengabaikannya dan berjalan ke sisi kuda.Agam sedikit tersenyum saat melihat Derry yang biasanya bermulut tajam tidak berkutik di depan gadis ini.Pamela melepas pelana Jojo dan memberikannya pada paman, lalu menyenteri badan kuda. Dia menarik bulu kuda dengan hati-hati dan mencari sesuatu dengan serius ....Saat mengenai senter, tiba-tiba ada benda kecil yang memantulkan cahaya!Pamela segera mendekatkan senter dan melihatnya dengan teliti. Itu adalah anting berlian yang menancap ke daging kuda ....Anting itu sama persis dengan anting yang menancap di kaki Stevi siang ini!Agam memicingkan mata saat melihat anting ini.Pamela alergi dengan barang perak, jadi tidak menyentuh antingnya, tapi menoleh ke arah semua orang sembari berkata, "Semuanya lihatlah, ini alasan Jojo tiba-tiba lepas kendali hari ini."Semua orang sangat penasaran dan terkejut saat melihatnya dari dekat.Kemudian, semua orang serempak melihat ke arah Stevi yang barusan masih pura-pura mengkhawatirkan Pamela.
Sidik jari tidak akan bisa tertempel pada anting-anting yang kecil. Meskipun sempat tertempel, sidik jari tersebut mungkin sudah terhapus.Lalu, di dalam hutan itu juga tidak ada kamera pengawas. Jadi, tidak ada bukti yang bisa menunjukkan bahwa Stevi yang sudah melakukannya.Namun, semua orang sudah tahu kenyataannya.Agam sama sekali tidak menjawab Stevi sepatah pun. Pria itu mengangkat tangannya dan merapikan jaket Pamela."Di sini sangat dingin. Ayo kita balik ke hotel dulu!"...Hotel Taman Chisana.Dokter Taman Chisana segera datang untuk memeriksa lengan Pamela yang digigit oleh ular. Dokter itu juga memuji mereka karena sudah melakukan penanganan yang sangat baik. Meskipun ular itu tidak berbisa, mengaplikasikan herba penawar racun ular bisa membantu proses disinfektan sehingga luka tidak terkontaminasi.Setelah mendengar dokter tersebut mengatakan bahwa ular itu tidak berbisa, kerutan di wajah Agam pun berkurang.Dokter itu kembali memberikan pesan untuk Pamela. Beliau berpesa
Setelah menyahut, Agam pun berbalik dan keluar dari sana....Ketika Pamela keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya, dia hanya menemukan Adsila seorang diri di tempat itu. Pamela langsung melihat sekelilingnya untuk mencari Paman.Adsila pun langsung mendekat dan berkata, "Bibi, Paman sudah pergi. Sepertinya dia pergi untuk membalaskan dendammu pada Stevi si wanita iblis itu."Pamela yang ragu-ragu lantas mengerutkan alisnya.Stevi memang sangat menjijikkan dan licik. Wanita itu sangat pintar berpura-pura. Hari ini, dia bahkan berani bermain dengan nyawa orang.Akan tetapi, Paman, Stevi, Derry dan yang lainnya sudah lama sekali saling mengenal. Jadi, mereka tidak mungkin ribut dengan teman yang sudah lama mereka kenal gara-gara seorang tokoh figuran yang baru dikenal selama tiga bulan.Selain itu, Stevi juga adalah sahabat dari Kalana, pujaan hati Paman. Setidaknya, paman harus memberi muka kepada sahabat Kalana, 'kan?Ketika Pamela memikirkan hal tersebut, Adsila terkeke
Begitu pintunya dibuka, Justin sudah berdiri di depan pintu. Pria itu memasang ekspresi masam.Saat melihatnya, Adsila langsung mengerutkan dahinya dengan tidak senang sambil bertanya, "Justin, kenapa kamu kemari?""Aku ingin mencari Pamela.""Untuk apa kamu mencari Bibi? Aku rasa kamu berkomplot dengan Stevi dan memiliki niat buruk. Kamu nggak diterima di tempat ini."Justin lantas mendelik ke arah Adsila dan mengatakan, "Menyingkir! Aku bukan mencarimu!"Setelah menyingkirkan Adsila yang berdiri di depan pintu, Justin pun melangkah masuk ke dalam kamar dengan lantang. Melihat lengan Pamela yang diperban, sorot matanya yang angkuh jadi terlihat kesal. Pria itu pun berdeham dan mengatakan, "Uhuk! Pamela, kudengar kamu digigit oleh ular, ya?"Pamela bersandar di kursinya dengan santai. Wanita itu duduk bersila dan berkata, "Benar!"Justin lantas membalas dengan canggung, "Kalau begitu ... apakah kamu baik-baik saja?"Pamela duduk dengan kaki berselonjor santai. Wanita itu pun tersenyum
Ada begitu banyak orang yang ingin melindunginya. Kalana seharusnya orang yang sangat baik, 'kan?Setelah memikirkannya, Pamela pun berkata pada Justin, "Aku akan memberikan sebuah saran untukmu. Bukankah Keluarga Yanuar sangat kaya? Meskipun Agam mencabut investasinya untuk Keluarga Respati, Keluarga Yanuar juga boleh berinvestasi di perusahaan Keluarga Respati untuk membantu keluarga sahabat kakakmu melewati masa krisis."Justin memasang ekspresi kesulitan. "Untuk masalah keuangan dalam keluarga kami, sementara ini aku belum bisa membuat keputusan. Kakak laki-lakiku nggak pernah mencampur masalah bisnis dengan masalah pribadi. Apalagi dia juga nggak menyukai Stevi. Jadi, dia pasti nggak akan berinvestasi di Keluarga Respati."Pamela lantas menyatakan ketidaksanggupannya, "Kalau begitu nggak ada cara lain lagi. Aku nggak bisa membantumu."Pamela sama sekali bukan siapa-siapa bagi paman. Jadi, dia sangat tidak berhak untuk ikut campur dalam keputusan ekonomi paman. Meskipun paman bisa