Pamela mengabaikannya dan berjalan ke sisi kuda.Agam sedikit tersenyum saat melihat Derry yang biasanya bermulut tajam tidak berkutik di depan gadis ini.Pamela melepas pelana Jojo dan memberikannya pada paman, lalu menyenteri badan kuda. Dia menarik bulu kuda dengan hati-hati dan mencari sesuatu dengan serius ....Saat mengenai senter, tiba-tiba ada benda kecil yang memantulkan cahaya!Pamela segera mendekatkan senter dan melihatnya dengan teliti. Itu adalah anting berlian yang menancap ke daging kuda ....Anting itu sama persis dengan anting yang menancap di kaki Stevi siang ini!Agam memicingkan mata saat melihat anting ini.Pamela alergi dengan barang perak, jadi tidak menyentuh antingnya, tapi menoleh ke arah semua orang sembari berkata, "Semuanya lihatlah, ini alasan Jojo tiba-tiba lepas kendali hari ini."Semua orang sangat penasaran dan terkejut saat melihatnya dari dekat.Kemudian, semua orang serempak melihat ke arah Stevi yang barusan masih pura-pura mengkhawatirkan Pamela.
Sidik jari tidak akan bisa tertempel pada anting-anting yang kecil. Meskipun sempat tertempel, sidik jari tersebut mungkin sudah terhapus.Lalu, di dalam hutan itu juga tidak ada kamera pengawas. Jadi, tidak ada bukti yang bisa menunjukkan bahwa Stevi yang sudah melakukannya.Namun, semua orang sudah tahu kenyataannya.Agam sama sekali tidak menjawab Stevi sepatah pun. Pria itu mengangkat tangannya dan merapikan jaket Pamela."Di sini sangat dingin. Ayo kita balik ke hotel dulu!"...Hotel Taman Chisana.Dokter Taman Chisana segera datang untuk memeriksa lengan Pamela yang digigit oleh ular. Dokter itu juga memuji mereka karena sudah melakukan penanganan yang sangat baik. Meskipun ular itu tidak berbisa, mengaplikasikan herba penawar racun ular bisa membantu proses disinfektan sehingga luka tidak terkontaminasi.Setelah mendengar dokter tersebut mengatakan bahwa ular itu tidak berbisa, kerutan di wajah Agam pun berkurang.Dokter itu kembali memberikan pesan untuk Pamela. Beliau berpesa
Setelah menyahut, Agam pun berbalik dan keluar dari sana....Ketika Pamela keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya, dia hanya menemukan Adsila seorang diri di tempat itu. Pamela langsung melihat sekelilingnya untuk mencari Paman.Adsila pun langsung mendekat dan berkata, "Bibi, Paman sudah pergi. Sepertinya dia pergi untuk membalaskan dendammu pada Stevi si wanita iblis itu."Pamela yang ragu-ragu lantas mengerutkan alisnya.Stevi memang sangat menjijikkan dan licik. Wanita itu sangat pintar berpura-pura. Hari ini, dia bahkan berani bermain dengan nyawa orang.Akan tetapi, Paman, Stevi, Derry dan yang lainnya sudah lama sekali saling mengenal. Jadi, mereka tidak mungkin ribut dengan teman yang sudah lama mereka kenal gara-gara seorang tokoh figuran yang baru dikenal selama tiga bulan.Selain itu, Stevi juga adalah sahabat dari Kalana, pujaan hati Paman. Setidaknya, paman harus memberi muka kepada sahabat Kalana, 'kan?Ketika Pamela memikirkan hal tersebut, Adsila terkeke
Begitu pintunya dibuka, Justin sudah berdiri di depan pintu. Pria itu memasang ekspresi masam.Saat melihatnya, Adsila langsung mengerutkan dahinya dengan tidak senang sambil bertanya, "Justin, kenapa kamu kemari?""Aku ingin mencari Pamela.""Untuk apa kamu mencari Bibi? Aku rasa kamu berkomplot dengan Stevi dan memiliki niat buruk. Kamu nggak diterima di tempat ini."Justin lantas mendelik ke arah Adsila dan mengatakan, "Menyingkir! Aku bukan mencarimu!"Setelah menyingkirkan Adsila yang berdiri di depan pintu, Justin pun melangkah masuk ke dalam kamar dengan lantang. Melihat lengan Pamela yang diperban, sorot matanya yang angkuh jadi terlihat kesal. Pria itu pun berdeham dan mengatakan, "Uhuk! Pamela, kudengar kamu digigit oleh ular, ya?"Pamela bersandar di kursinya dengan santai. Wanita itu duduk bersila dan berkata, "Benar!"Justin lantas membalas dengan canggung, "Kalau begitu ... apakah kamu baik-baik saja?"Pamela duduk dengan kaki berselonjor santai. Wanita itu pun tersenyum
Ada begitu banyak orang yang ingin melindunginya. Kalana seharusnya orang yang sangat baik, 'kan?Setelah memikirkannya, Pamela pun berkata pada Justin, "Aku akan memberikan sebuah saran untukmu. Bukankah Keluarga Yanuar sangat kaya? Meskipun Agam mencabut investasinya untuk Keluarga Respati, Keluarga Yanuar juga boleh berinvestasi di perusahaan Keluarga Respati untuk membantu keluarga sahabat kakakmu melewati masa krisis."Justin memasang ekspresi kesulitan. "Untuk masalah keuangan dalam keluarga kami, sementara ini aku belum bisa membuat keputusan. Kakak laki-lakiku nggak pernah mencampur masalah bisnis dengan masalah pribadi. Apalagi dia juga nggak menyukai Stevi. Jadi, dia pasti nggak akan berinvestasi di Keluarga Respati."Pamela lantas menyatakan ketidaksanggupannya, "Kalau begitu nggak ada cara lain lagi. Aku nggak bisa membantumu."Pamela sama sekali bukan siapa-siapa bagi paman. Jadi, dia sangat tidak berhak untuk ikut campur dalam keputusan ekonomi paman. Meskipun paman bisa
Untuk waktu yang cukup lama, Stevi tidak mendapatkan balasan dari pria tersebut. Jadi, Stevi pun mendesah sedih."Agam, kamu juga memahami situasi Keluarga Respati. Kalau hari ini kamu mencabut investasimu, bisnis Keluarga Respati akan bangkrut!"Agam yang bertubuh tinggi tegap, berdiri di depan teras kamar dan menyalakan sebatang rokok tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Pria itu menatap ekspresi Stevi yang terlihat tidak tenang. Nadanya tidak menunjukkan emosi apa pun ketika berbicara."Perusahaan Dirgantara bukan yayasan amal. Masalah Keluarga Respati yang sulit bangkit juga sudah lama berlanjut. Setiap tahunnya, dana investasi Perusahaan Dirgantara untuk Perusahaan Respati selalu mengalami penyusutan besar. Karena hubungan pertemanan kita selama bertahun-tahun, aku pun nggak terlalu menggubrisnya. Hari ini, Nona Stevi nggak menganggap aku sebagai teman. Jadi, Perusahaan Dirgantara juga nggak perlu memberikan dukungan keuangan untuk Keluarga Respati lagi."Stevi langsung menggelengk
Karena Stevi mengungkit nama Kalana, ekspresi Agam yang awalnya dingin menjadi agak tercengang. Dia terdiam sesaat, tatapannya juga menggelap. "Aku nggak lupa. Aku akan tetap mengingat janjiku pada Kalana selamanya," kata Agam.Stevi tertawa dengan sinis, lalu berkata, "Agam, nggak apa-apa kalau kamu nggak menganggapku sebagai temanmu lagi. Tapi, aku harap, kamu akan tetap mengingat segalanya yang sudah Kalana lakukan untukmu! Jangan mengecewakan seorang gadis sebaik Kalana demi Pamela yang baru muncul nggak lama dalam hidupmu!"Seusai berbicara, Stevi langsung berbalik dan membuka pintu kamar ini.Namun, dia malah melihat Pamela yang sedang berdiri di depan pintu ....Pamela terdiam.Awalnya, saat dia berjalan mendekati tempat ini, dia sudah mendengar suara Agam dan Stevi. Oleh karena itu, dia ingin mempercepat langkahnya untuk melewati kamar ini, supaya orang-orang ini tidak mencurigai bahwa dia sedang menguping.Namun, sungguh kebetulan, baru saja dia berjalan sampai ke depan pintu,
Pamela menjawab dengan tenang, "Nggak ada."Tatapan Agam kembali menggelap ....Kedua orang ini saling bertatapan, suasana di antara mereka terasa aneh.Tiba-tiba, pria ini mengernyit, lalu memalingkan wajahnya sambil batuk-batuk!Pamela mengernyit sambil bertanya, "Paman masuk angin, ya?"Agam melambaikan tangannya dengan ekspresi masam dan menjawab dengan dingin, "Aku nggak apa-apa."Pamela mengangkat tangannya dan mengecek denyut nadi Agam, lalu dia mengernyit.Hari ini, di lembah yang dingin dan lembap itu, Agam malah melepaskan jaketnya untuk Pamela, lalu tidur sebentar di gua itu. Pantas saja Agam masuk angin!"Paman masuk angin. Malam ini, tidur dengan selimut tebal supaya keringatnya keluar," kata Pamela."Kamu memahami ilmu pengobatan tradisional?" tanya Agam sambil menatap Pamela dengan tatapan heran. Dia teringat, saat dia keracunan karena memakan masakan Jovita, Pamela-lah yang mengetahui kondisinya dengan mengecek denyut nadinya.Pamela mengiakan ucapan Agam dan menjawab,