Pada pukul delapan malam.Di Hotel Purnama.Saat Agam tiba di hotel ini, gadis resepsionis langsung memberikannya kartu akses untuk kamar 808 dan mengatakan bahwa ini adalah pesan dari tamu wanita di kamar 808.Setibanya di kamar 808, pria ini langsung memasuki ruangan.Tidak ada orang di dalam kamar yang luas dan mewah ini, hanya terdengar suara air mengalir dari kamar mandi.Agam berjalan melewati kamar mandi. Matanya yang gelap melirik sekilas ke arah kamar mandi. Dari kaca kamar mandi yang berpola bunga, samar-samar terlihat bayangan seorang wanita dengan lekuk tubuh bagus yang sedang mandi.Agam sedikit memicingkan matanya dan mengerutkan bibirnya. Tanpa disadari, dia mengalihkan tatapannya.Di meja makan di dalam ruangan, tersusun enam lauk dan satu kuah yang baru selesai dimasak dan masih mengepulkan asap panas.Apakah ini makanan yang gadis itu masakkan sendiri untuknya?Sebelumnya, Agam pernah mendengar dari pengurus rumahnya bahwa gadis ini terkadang-kadang suka membuat sedik
Mendengar suara langkah kaki pria itu yang mendekat, jantung Jovita mulai berdebar kencang. Akhirnya, pria yang dia inginkan, pria kaya yang akan menyokong sisa hidupnya akan segera datang dan menggendongnya!Dia sudah berekspektasi tinggi. Namun, pria itu malah hanya melangkah melewati dirinya tanpa meliriknya sama sekali dan langsung berjalan ke arah pintu kamar ....Ekspresi Jovita menjadi kaku. Dia mengulurkan tangannya dan berseru dengan manja, "Pak ... Pak Agam? Pak Agam, ke mana Anda pergi? Anda ke mana? Jangan pergi, Pak Agam. Saya kesakitan, tolong saya ...."Pria itu sama sekali tidak peduli dan langsung pergi begitu saja.Jovita berdiri dan ingin mengejar Agam, tetapi badannya tidak tertutup sehelai kain pun. Jika dia langsung pergi pakai baju pun dia sudah tidak sempat mengejar Agam ....Ada apa ini? Mengapa hal ini bisa terjadi?Ibunya sudah menambahkan bubuk dari dua bahan masakan yang meningkatkan gairah itu ke dalam tiap makanan. Asalkan pria ini memakannya sedikit saja
Mulut Pamela ditutup dengan pita perekat. Dia membelalakkan matanya dan mengeluarkan suara rintihan untuk menandakan bahwa dia ingin mengucapkan sesuatu.Penculik gemuk itu berpikir sesaat, lalu mengulurkan tangannya dan melepas pita perekat yang menutup mulut Pamela.Mulut Pamela ditutup untuk mencegahnya dari berteriak jika dia siuman di kota. Namun, sekarang, mereka berada di lahan kosong yang terpencil, jadi sekeras apa pun Pamela berteriak, tidak ada gunanya!Setelah Pamela mendapatkan kebebasan untuk berbicara, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Karena kalian sudah tahu aku nggak berguna bagi Agam, bisakah kalian melepaskanku?"Penculik gemuk itu mendengus dengan kesal dan berkata, "Melepaskanmu? Kalau aku melepaskanmu, hari ini, semua upayaku sia-sia! Adik manis, kamu cantik sekali. Nanti, kamu bisa menemaniku bersenang-senang!"Pamela tersenyum dan berkata, "Kakak, tentu saja kita bisa bersenang-senang! Tapi, kamu juga harus melepaskanku dulu. Aku nggak suka dipaksa ..
Pamela juga sudah lelah, jadi dia hanya menendang pria gemuk itu sekali lagi, lalu berbalik dan bersiap-siap untuk pergi.Namun, pada saat ini, pintu baja besar gudang ini tiba-tiba dibuka dari luar dan mengeluarkan suara besi berkarat berderit yang memekakkan telinga ....Ada yang berjalan masuk!Orang itu adalah seorang pria dengan rambut berwarna perak, tinggi badan sekitar 180 cm, kulit agak gelap dan anting-anting berlian biru di telinga kirinya.Pamela mundur beberapa langkah dengan waspada sambil mengamati pendatang itu ....Si gemuk dan yang lainnya mengalami patah tulang karena dipukul Pamela, jadi mereka tidak bisa bangkit berdiri. Melihat pria berambut perak itu, mereka seperti melihat penyelamat hidup mereka!"Bos!""Bos, kamu datang tepat waktu, jangan biarkan gadis ini melarikan diri!"Saat pria dengan rambut perak ini berjalan mendekat, wajahnya baru terlihat dengan jelas.Dia sangat tampan, dengan bekas luka yang sangat dalam di sebelah kiri wajahnya. Dia memancarkan au
Setelah melarikan diri dari gudang itu, Pamela berjalan sendirian tanpa arah di lahan kosong yang gelap gulita.Saat dia jatuh pingsan, ponselnya dibuang entah ke mana oleh penculik itu. Sekarang, langit juga mendung, awan gelap menutupi langit malam, bahkan tidak terlihat cahaya bulan sama sekali.Dalam kegelapan, Pamela tidak menemukan arah jalan, dia hanya bisa mencoba untuk bersembunyi di tempat yang tersembunyi dan mencari jalan pulang saat langit terang.Lahan kosong di pinggiran kota seperti ini lebih buruk daripada hutan belantara yang sesungguhnya.Di hutan, dia masih bisa bersembunyi di gua. Sedangkan di tempat ini, hanya ada lahan datar yang kosong. Di sekitarnya, selain duri dan rumput liar, tidak ada satu pun pohon besar di mana dia bisa menyembunyikan dirinya!Rintik-rintik hujan mulai jatuh dari langit ....Tanpa tempat berteduh, Pamela hanya bisa membiarkan dirinya terkena hujan.Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki menginjak rumput liar ke arahnya dan cahaya sen
"Baguslah kalau begitu!" Ervin merasa lega. Jika terjadi sesuatu pada Pamela, Agam pasti akan marah besar.Begitu masalah ini terjadi, Ervin langsung menyadari bahwa kecemasan yang Agam rasakan terhadap Pamela sudah jauh melampaui batas pasangan suami istri kontrak.Agam sangat memedulikan Pamela."Tuan, sebentar lagi akan ada badai petir, jadi helikopter nggak bisa terbang! Aku sudah memanggil mobil dari sekitar sini. Sekarang, mobilnya sudah tiba, Tuan bisa bawa Nona Pamela naik mobil dulu," kata Ervin.Mendengar ucapan Ervin, Pamela pun menyadari bahwa ternyata mereka datang naik helikopter, pantas saja cepat sekali!Agam mengiakan ucapan Ervin, lalu berkata lagi, "Kamu tunggu pihak kepolisian di sini dan awasi polisi menangkap mereka semua. Jangan sampai lolos satu pun!"Ervin mengangguk dan berkata, "Baik! Tenang saja, Tuan!"Setelah berpesan pada Ervin, Agam menggendong Pamela, berbalik dan berjalan ke arah mobil di depan.Ervin membawa payung sambil mengantarkan mereka ....Pame
Agam menatap lurus ke depan dengan ekspresi gelap. Tanpa melihat Pamela sama sekali, dia berkata dengan kesal, "Turun dari mobil dan duduk di belakang!"Pamela juga merasa sangat kesal. Dia tidak mengatakan kata-kata yang keterlaluan, mengapa pria ini tiba-tiba marah? Aneh sekali!Dia tidak bisa menyinggung Agam, tetapi juga tidak bisa menghindar dari Agam.'Ya sudah, aku turun. Lagi pula, aku lebih tenang kalau duduk di belakang. Aku juga nggak perlu melihat Paman!' pikir Pamela.Pamela melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu. Sebelum dia berpindah ke belakang, dia memelototi pria itu. Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa pria itu sedang mencengkeram setir mobil dengan sangat kuat, seakan-akan sedang menahan sesuatu dengan sekuat tenaganya ....Pamela mengernyit dan bertanya, "Paman nggak enak badan, ya?"Tanpa menjawab pertanyaan Pamela, pria ini berkata dengan tegas, "Cepat turun!"Pamela mulai menyadari ada yang tidak benar. Dia menutup kembali pintu mobil yang baru dia buka, l
Agam menahan kegelisahan dalam dirinya dan mengiakan ucapan Pamela. Dia sebenarnya sudah menebak hal ini.Pamela menatapnya dengan tatapan simpati. Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Masih bisa mengemudi, nggak? Atau aku saja?""Nggak perlu," kata Agam sambil kembali menyalakan mesin mobil. Dia menggenggam setir mobil dan berkata, "Cepat duduk di belakang!""Ya," jawab Pamela.Setelah mengetahui alasan pria ini tiba-tiba menyuruhnya turun dari mobil, Pamela juga tidak kesal lagi.Namun, dia tidak membuka pintu dan turun dari mobil karena hujannya terlalu deras, melainkan langsung melangkah ke belakang dari jok penumpang di depan.Begitu dia melangkah ke belakang dan duduk dengan baik, pria itu langsung menaikkan pembatas antara jok depan dan jok belakang untuk memisahkan ruang antara mereka berdua.Mereka jelas-jelas masih berada di mobil yang sama dan hanya terpisah oleh pembatas yang tipis. Mereka bahkan masih bisa mendengar suara napas satu sama lain ....Suasana hati Pamela s