Share

Bab 171

Author: Hargai
last update Last Updated: 2024-01-08 22:01:16
Pamela juga sudah lelah, jadi dia hanya menendang pria gemuk itu sekali lagi, lalu berbalik dan bersiap-siap untuk pergi.

Namun, pada saat ini, pintu baja besar gudang ini tiba-tiba dibuka dari luar dan mengeluarkan suara besi berkarat berderit yang memekakkan telinga ....

Ada yang berjalan masuk!

Orang itu adalah seorang pria dengan rambut berwarna perak, tinggi badan sekitar 180 cm, kulit agak gelap dan anting-anting berlian biru di telinga kirinya.

Pamela mundur beberapa langkah dengan waspada sambil mengamati pendatang itu ....

Si gemuk dan yang lainnya mengalami patah tulang karena dipukul Pamela, jadi mereka tidak bisa bangkit berdiri. Melihat pria berambut perak itu, mereka seperti melihat penyelamat hidup mereka!

"Bos!"

"Bos, kamu datang tepat waktu, jangan biarkan gadis ini melarikan diri!"

Saat pria dengan rambut perak ini berjalan mendekat, wajahnya baru terlihat dengan jelas.

Dia sangat tampan, dengan bekas luka yang sangat dalam di sebelah kiri wajahnya. Dia memancarkan au
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rosjiyati Yaya
Dalam diam² dia sudah ada perasaan sayang
goodnovel comment avatar
Just Rara
wah ternyata agam perduli juga sama pamela
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 172

    Setelah melarikan diri dari gudang itu, Pamela berjalan sendirian tanpa arah di lahan kosong yang gelap gulita.Saat dia jatuh pingsan, ponselnya dibuang entah ke mana oleh penculik itu. Sekarang, langit juga mendung, awan gelap menutupi langit malam, bahkan tidak terlihat cahaya bulan sama sekali.Dalam kegelapan, Pamela tidak menemukan arah jalan, dia hanya bisa mencoba untuk bersembunyi di tempat yang tersembunyi dan mencari jalan pulang saat langit terang.Lahan kosong di pinggiran kota seperti ini lebih buruk daripada hutan belantara yang sesungguhnya.Di hutan, dia masih bisa bersembunyi di gua. Sedangkan di tempat ini, hanya ada lahan datar yang kosong. Di sekitarnya, selain duri dan rumput liar, tidak ada satu pun pohon besar di mana dia bisa menyembunyikan dirinya!Rintik-rintik hujan mulai jatuh dari langit ....Tanpa tempat berteduh, Pamela hanya bisa membiarkan dirinya terkena hujan.Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki menginjak rumput liar ke arahnya dan cahaya sen

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 173

    "Baguslah kalau begitu!" Ervin merasa lega. Jika terjadi sesuatu pada Pamela, Agam pasti akan marah besar.Begitu masalah ini terjadi, Ervin langsung menyadari bahwa kecemasan yang Agam rasakan terhadap Pamela sudah jauh melampaui batas pasangan suami istri kontrak.Agam sangat memedulikan Pamela."Tuan, sebentar lagi akan ada badai petir, jadi helikopter nggak bisa terbang! Aku sudah memanggil mobil dari sekitar sini. Sekarang, mobilnya sudah tiba, Tuan bisa bawa Nona Pamela naik mobil dulu," kata Ervin.Mendengar ucapan Ervin, Pamela pun menyadari bahwa ternyata mereka datang naik helikopter, pantas saja cepat sekali!Agam mengiakan ucapan Ervin, lalu berkata lagi, "Kamu tunggu pihak kepolisian di sini dan awasi polisi menangkap mereka semua. Jangan sampai lolos satu pun!"Ervin mengangguk dan berkata, "Baik! Tenang saja, Tuan!"Setelah berpesan pada Ervin, Agam menggendong Pamela, berbalik dan berjalan ke arah mobil di depan.Ervin membawa payung sambil mengantarkan mereka ....Pame

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 174

    Agam menatap lurus ke depan dengan ekspresi gelap. Tanpa melihat Pamela sama sekali, dia berkata dengan kesal, "Turun dari mobil dan duduk di belakang!"Pamela juga merasa sangat kesal. Dia tidak mengatakan kata-kata yang keterlaluan, mengapa pria ini tiba-tiba marah? Aneh sekali!Dia tidak bisa menyinggung Agam, tetapi juga tidak bisa menghindar dari Agam.'Ya sudah, aku turun. Lagi pula, aku lebih tenang kalau duduk di belakang. Aku juga nggak perlu melihat Paman!' pikir Pamela.Pamela melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu. Sebelum dia berpindah ke belakang, dia memelototi pria itu. Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa pria itu sedang mencengkeram setir mobil dengan sangat kuat, seakan-akan sedang menahan sesuatu dengan sekuat tenaganya ....Pamela mengernyit dan bertanya, "Paman nggak enak badan, ya?"Tanpa menjawab pertanyaan Pamela, pria ini berkata dengan tegas, "Cepat turun!"Pamela mulai menyadari ada yang tidak benar. Dia menutup kembali pintu mobil yang baru dia buka, l

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 175

    Agam menahan kegelisahan dalam dirinya dan mengiakan ucapan Pamela. Dia sebenarnya sudah menebak hal ini.Pamela menatapnya dengan tatapan simpati. Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Masih bisa mengemudi, nggak? Atau aku saja?""Nggak perlu," kata Agam sambil kembali menyalakan mesin mobil. Dia menggenggam setir mobil dan berkata, "Cepat duduk di belakang!""Ya," jawab Pamela.Setelah mengetahui alasan pria ini tiba-tiba menyuruhnya turun dari mobil, Pamela juga tidak kesal lagi.Namun, dia tidak membuka pintu dan turun dari mobil karena hujannya terlalu deras, melainkan langsung melangkah ke belakang dari jok penumpang di depan.Begitu dia melangkah ke belakang dan duduk dengan baik, pria itu langsung menaikkan pembatas antara jok depan dan jok belakang untuk memisahkan ruang antara mereka berdua.Mereka jelas-jelas masih berada di mobil yang sama dan hanya terpisah oleh pembatas yang tipis. Mereka bahkan masih bisa mendengar suara napas satu sama lain ....Suasana hati Pamela s

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 176

    Nada deringnya berbunyi untuk sesaat sebelum panggilan ini diterima."Halo?" Justin merendahkan suaranya dan berkata dengan sembunyi-sembunyi, "Kak Agam, aku sedang mengerjakan pekerjaan rumahku! Ada apa?""Ini aku," kata Pamela."Pamela?" Karena merasa heran, suara Justin melengking. Dia bergegas berdeham dan bertanya dengan nada sombong, "Pamela, kenapa kamu menghubungiku dengan ponsel Kak Agam?""Coba kutanya, kakakmu di rumah, nggak?" tanya Pamela.Justin menjawab dengan heran, "Kenapa? Ada apa kamu mencari kakakku?"Pamela juga tidak bisa menceritakan hal ini dengan terlalu terus terang pada Justin, dia pun berkata, "Sekarang, Agam memerlukannya. Coba kamu tanyakan pada kakakmu apakah dia punya waktu untuk datang sebentar atau nggak."Justin merasa ada yang aneh, dia pun berkata, "Kakakku di luar negeri, dia belum pulang! Ada apa sebenarnya Kak Agam mencari kakakku? Kenapa dia nggak langsung menghubungi kakakku?"Ternyata orangnya lagi di luar negeri, ya. Cara ini terlalu lama unt

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 177

    Pria ini sepertinya baru mandi. Dia mengenakan sebuah mantel mandi berwarna putih, rambutnya masih basah. Dia terlihat santai, tetapi ekspresinya tampak suram dan kejam."Emm ... Paman? Sejak kapan kamu keluar?" tanya Pamela.Setelah mandi dengan air dingin, Agam merasa sedikit lebih tenang.Saat dia keluar dari kamar mandi barusan, dia melihat Pamela yang sedang bertelepon di samping jendela.Agam menunduk dan melihat layar ponsel yang menunjukkan bahwa panggilan itu masih terhubung. Dia mematikan panggilan itu dan menatap Pamela dengan tatapan dingin sambil bertanya, "Untuk apa kamu mencari mantan pacarku?"Pamela tidak mengelak, dia menjawab dengan terus terang, "Paman, keadaanmu sekarang harus diselesaikan, jadi aku ....""Jadi, kamu mencari mantan pacarku ke sana kemari?" tanya pria ini dengan nada kesal.Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya, tapi masih belum ketemu. Paman, bagaimana kalau kamu menghubungi mantan pacarmu sendiri supaya mereka datang membantumu?"Agam te

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 178

    Agam menatap Pamela dengan matanya yang merah karena dorongan nafsu, seakan-akan dia sedang menatap mangsanya. "Kalau aku bilang aku tertarik padamu?" kata Agam.Begitu pria ini mengucapkan kata-kata ini, petir menggelegar di luar jendela!Hujan yang awalnya sudah agak mereda tiba-tiba makin deras ....Pamela menatap pria ini dengan ketakutan, lalu tiba-tiba tertawa dan berkata, "Sudah dengar, belum? Paman, bahkan langit pun tahu kamu sedang membohongiku untuk tidur denganmu dan mau menghukummu!"Membohongi Pamela untuk tidur dengannya?!Tatapan Agam langsung menggelap, dia merasa murka ....Pamela membuang napas dan berkata lagi, "Paman, sekarang perasaan itu hanya ilusi karena kamu keracunan, jadi kamu ingin tidur dengan wanita mana pun! Aku bisa mengerti!"Dia bisa mengerti?"Pamela, kamu anggap aku siapa?" kata Agam sambil menatap Pamela dengan tatapan tegas. Napasnya yang panas mengembus di wajah Pamela, dengan aroma rokok mahal yang menyenangkan.Pamela tidak menghindari tatapan

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 179

    Hari ini, jika Pamela tidak melakukan apa pun, ke depannya, saat dia teringat kembali akan hal ini, dia akan selalu merasa bahwa dia berutang pada pria ini. Hal ini akan menjadi sejenis siksaan mental baginya!Setelah memikirkan hal ini, Pamela menarik napas dalam-dalam dan berseru, "Sebentar! Paman, biar ... biar kubantu!"Langkah Agam terhenti, dia tersentak.Sekarang, Agam merasa seperti vampir yang masih tersisa sedikit kemanusiaannya. Di hadapan manusia berdarah manis, hati nuraninya bertarung dengan hasratnya. Dia berusaha keras untuk menahan diri dari berbalik dan langsung menerkam gadis itu ....Pria itu memicingkan matanya dan bertanya, "Kenapa?"Pamela berjalan ke hadapan pria itu. Setelah ragu-ragu sesaat, Pamela mengulurkan tangannya dan menarik ikatan pinggang mantel mandi itu sambil berkata, "Ada yang memerlukan bantuan mendesak, jadi anggap saja ini bantuan kemanusiaan! Selain itu, Paman nggak jelek, tubuhmu juga sangat bagus. Kali ini, kalau aku membantumu, aku juga ngg

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status