Setelah mendengar dirinya dipuji, Jovita merasa sangat senang, tetapi dia tidak berani menengadahkan kepalanya, jadi tidak tahu pria yang memujinya bertampang seperti apa.Sebelum masuk, ayah angkat bilang dia harus berpenampilan polos, dengan begitu akan membuat para tuan muda ini suka padanya.Rudi menepuk bahu putri angkatnya dan berkata, "Jovita, ini adalah Tuan Muda Derry. Cepat, sapa Tuan Muda Derry!""Halo, Tuan Muda Derry!" Jovita baru menengadahkan kepalanya untuk tersenyum manja.Dia melihat tuan muda yang anggun dengan sikap tidak serius, tetapi dia sangat ganteng.Ganteng sekali!Bahkan lebih ganteng dan sempurna daripada aktor yang pernah bekerja sama dengannya!Rudi terus memperkenalkannya pada tuan muda lainnya, "Jovita, ini adalah CEO Perusahaan Ganendra, namanya Eric Ganendra.""Halo, Tuan Muda Eric."Eric mengangguk sambil minum teh."Ini adalah pembuat acara hari ini, Andra Bratajaya.""Halo, Tuan Muda Andra."Andra membalas dengan senyum.Ayah angkatnya memperkenalk
Setelah Rudi duduk, dia mulai memperkenalkan naskah film barunya, berencana untuk membuat keempat CEO terhormat ini bersedia menginvestasi filmnya.Sementara Jovita hanya duduk di sampingnya dengan centil, bahkan terkadang akan diam-diam melihat Agam ....Makin dilihat, dia makin suka pada pria tampan dan elegan itu. Karena makin menyukai pria itu, dia pun makin menyesal.Beberapa saat yang lalu, dia hampir saja bisa menikah dengan tuan muda Keluarga Dirgantara selaku keluarga kelas satu itu, bahkan iringan pengantin Keluarga Dirgantara sudah tiba di depan kediaman Keluarga Alister, sayangnya itu hanya sebuah kesalahpahaman saja.Sampai hari ini, mahar mahal dari Keluarga Dirgantara masih tergeletak di rumahnya!Coba pikir, kalau waktu itu dia benar-benar menikah ke Keluarga Dirgantara, sekarang statusnya pasti menjadi istrinya Agam, dengan begitu dia bisa duduk di samping Agam dan ditatap iri oleh semua wanita ....Saat berpikir, Jovita pun melamun, bahkan tak sengaja menjatuhkan teh
"Ya, dia adalah asistenku!" jawab Jovita dengan manja, bahkan sangat senang.Astaga! Agam sudah berbicara dengannya, suaranya sangat magnetis dan enak didengar ....Hanya saja dia berbicara pada dirinya karena Pamela, ini adalah hal yang membuatnya sebal!Setelah mendengar Jovita berkata "ya", Agam mengerutkan alisnya, lalu menatap ke arah Pamela dengan tatapan rumit.Derry menolehkan kepala untuk melihat teman baiknya, Agam dengan tatapan penasaran.Meskipun tidak tahu apa yang dilakukan mereka, bagaimana dia akan melewatkan kesempatan untuk mengganggu adik ipar ini. Jadi, Derry tersenyum jahat sambil bertanya, "Asisten, apa kamu pandai menyeduh teh?"Pamela tetap menundukkan kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya.Jovita mengerutkan alis karena dia merasa para pria kaya itu hanya fokus pada Pamela. Jadi, Jovita menyela dengan senyum."Tuan Muda Derry, asistenku ini datang dari kampung! Kamu lihat saja pakaiannya, sudah tahu seleranya gimana, jadi mana mungkin dia pandai menyeduh teh
"Nggak kenal! Bagaimana aku bisa kenal dengan orang hebat seperti Pak Agam, lagian aku nggak pantas kenal dengan orang hebat seperti itu!"Pamela duluan menjawab, pada saat yang sama menarik tangannya dengan kuat.Namun, karena dia menarik tangannya dengan kuat, gelas teh pun miring sehingga setengah teh itu tumpah ke tangan pria itu dan membuat tangannya merah ...."Aduh! Pamela, apa yang kamu lakukan? Kasih teh pun nggak becus!"Jovita berteriak sambil mendorong Pamela, lalu pergi memperhatikan Agam yang terkena luka bakar ...."Pak Agam, apa kamu sakit? Maaf, asistenku yang dari kampung ini memang bodoh, nanti aku pasti menghukumnya!"Agam hanya menarik tangannya dengan dingin, tak membiarkan Jovita menyentuhnya, bahkan melambaikan air teh di tangannya. Baru menerima tisu yang diberi pelayan dan mengelap tangannya dengan santai.Tatapan tajamnya yang dingin masih menatap Pamela. Perihal terkena teh panas, Agam tak merasa sakit, dia hanya diam dua detik, baru berkata dengan penuh mak
"Lala, lama nggak berjumpa."Pamela menoleh melihat Agam secara naluriah dulu, dia menyadari Agam sedang menghadap ke arah lain sambil minum teh dan tidak melihat ke arahnya.Sedangkan Pak Rudi dan Jovita sedang membicarakan film mereka dengan sikap sanjung dan mentel ....Dia tidak bisa mendengar jelas apa yang mereka katakan, jadi mereka yang duduk di sana juga tak bisa mendengar apa yang dikatakan di sini.Pamela menarik tatapannya, baru menganggukkan kepalanya pada Andra, tetapi dia tidak menerima jus jeruk itu. "Terima kasih, aku nggak ingin minum."Andra hanya tersenyum, juga tidak merasa canggung, melainkan meletakkan jus jeruk di depannya dengan anggun, baru duduk di sampingnya.Setelah merasakan Andra duduk di sampingnya, Pamela pun melihatnya dari samping sambil mengerutkan alis. "Apa ada urusan sehingga mencariku?"Andra berkata dengan senyum, "Nggak apa-apa, aku hanya nggak tertarik dengan investasi film, jadi datang ke sini untuk mencari ketenangan.""Oh, silakan." Pamela
Andra menyesap teh sambil berpikir. Setelah diam sejenak, dia bertanya pada Pamela lagi, "Bisa-bisanya seorang Nyonya Dirgantara menjadi asisten aktris? Apa Agam nggak kasih kamu uang jajan?"Pamela hanya memainkan gamenya dengan bosan sambil menjawab, "Ini hobiku, nggak ada hubungannya dengan uang."Wajah ganteng Andra menjadi serius. "Lala, aku ini perhatian padamu, baru tanya padamu. Kalau kehidupanmu bertemu dengan masalah yang sulit diatasi, kamu bisa memberitahuku, mungkin aku bisa membantumu."Membantunya?Sepertinya Andra sangat suka mengajak orang berbincang dengan alasan "kalau ada kesulitan, aku bisa membantumu!"Pamela mengerutkan alis, bahkan terlihat tatapan licik di matanya.Pamela keluar dari game, lalu menyimpan ponselnya, baru dia menengadahkan kepala untuk menatap Andra dengan serius, bahkan mengedipkan mata cantiknya. "Andra yang baik hati, kalau aku benaran ada kesulitan, apa kamu benaran bisa membantuku atau hanya bilang saja?!"Andra yang baik hati?Andra merasa
Kalau Pamela dengan pria ini minum bir dengan cara semesra itu, sama saja melanggar peraturan Agam dan akibatnya pasti fatal!Jadi, tidak boleh!Setelah dipikir, Pamela berencana tawar menawar dengan Andra. "Bagaimana kalau pilih waktu lain? Saat itu aku akan menemanimu minum sepuluh gelas!"Andra menolak, "Nggak boleh, harus sekarang, lewat hari ini, aku nggak terima lagi."Orang ini sungguh keterlaluan!Pamela merasa serbasalah, dia menoleh untuk melihat Agam yang di sana. Paman masih menghadap ke arah orang lain sambil minum teh, sama sekali tidak memperhatikannya ....Pamela melihat ke arah Andra, lalu berkata dengan yakin, "Apa setelah aku minum bir dengan tangan yang saling dikaitkan, kamu akan memberiku tiga lukisan Berenice?"Andra langsung menganggukkan kepalanya tanpa ragu dan tersenyum. "Kalau kamu bisa melakukannya, aku akan segera menyuruh orang mengantar lukisan itu kemari."Pamela menoleh untuk melihat ke arah Agam. Agam masih menghadap ke sisi lain dengan santai, tidak
Setelah Pamela keluar, suasana ruang teh kembali ke semula.Rudi merasa tidak senang karena perkataannya disela, bahkan tidak menganggap asisten kampungan itu sangat penting. Jadi, dia menoleh untuk terus memperkenalkan filmnya pada Pak Agam, Tuan Muda Derry dan Tuan Muda Eric.Sementara Jovita mendekat dengan sikap memesona untuk menuangkan teh pada ketiga CEO, ketika mau menuangkan teh untuk Agam, dia pun sengaja mendekatinya ....Pria itu tiba-tiba berdiri dengan dingin. "Maaf, aku pamit dulu."...Agam keluar dari ruang teh, lalu melihat sekeliling, hanya saja tak menemukan Pamela, jadi ekspresinya menjadi dingin.Terdapat toilet untuk tamu VIP di depan ruang teh, tetapi kamar mandi itu boleh dimasuki pria dan wanita.Tiba-tiba pintu dibuka sedikit celah, Pamela pun mengulurkan kepalanya dan berkata, "Paman, aku ada di sini!"Selesai berbicara, dia langsung masuk ke dalam, tetapi tidak mengunci pintunya.Agam menyipitkan mata untuk berjalan ke kamar mandi ....Plak! Pintu kamar man