Baru parkir mobil, Ervin sudah menerima telepon dan ekspresinya menjadi serius. "Aku akan segera tiba!"Setelah menutup telepon, Ervin berkata pada Pamela dengan nada meminta maaf, "Nona Pamela, sekarang ada urusan penting yang perlu aku urus, jadi nggak bisa menemanimu masuk. Kamu langsung masuk dan cari manajer bernama Pak Ikman, beri tahu dia kalau aku yang menyuruhmu datang. Nanti dia akan mengatur pekerjaan untukmu."Pamela menganggukkan kepalanya, lalu menggunakan tangan untuk membuat tanda "ok" dan turun dari mobil.Ervin pun pergi dengan buru-buru dan melaju cepat.Setelah Pamela melihat mobil itu menghilang, dia pun mengerutkan alis karena tidak tahu apa yang terjadi, apa terjadi sesuatu pada Agam?...Ini adalah perusahaan media milik Perusahaan Dirgantara. Pamela masuk ke lobi, lalu mengatakan tujuan dia datang di resepsionis.Karyawati di resepsionis mengamati dia sejenak, kemudian menelepon Pak Ikman untuk mengkonfirmasi hal ini."Nona Pamela, silakan ikut aku!"Karyawati
Pamela hanya tersenyum. "Aku datang ke sini untuk bekerja.""Bekerja? Bukankah kamu menjadi pengasuh di rumah orang kaya?""Majikan itu jarang pulang, pekerjaan di rumahnya juga nggak banyak, jadi aku datang mencari pekerjaan paruh baya, biar bisa mendapatkan banyak uang."Jovita melirik Pamela dari atas hingga bawah dengan tatapan menghina. Melihat tampak dia demi mendapatkan uang, Jovita merasa dia sungguh miskin, jadi menghinanya, "Bisa-bisanya masih perlu melakukan pekerjaan paruh baya? Tampaknya gaji yang diberikan majikanmu nggak tinggi!"Pamela menganggukkan kepalanya. "Memang.""Apa masih ada masalah? Kenapa kamu masih berdiri di sini? Bukankah kamu perlu memotret sampul majalah?"Terdengar suara pria paruh baya yang sopan dari dalam kantor.Jovita menoleh untuk tersenyum manja pada pria paruh baya di dalam. "Paman Ikman, aku mau pergi, tapi ada yang mengadang jalanku!""Mengadangmu? Aku mau lihat siapa yang berani mengadang jalan aktris besar kita?"Pak Ikman keluar untuk meme
Terpikir hal ini, Jovita langsung menyela sambil berjalan ke sana, "Paman Ikman, apa dia mau cari kerja? Biarkan dia ikut aku saja! Lagian aku kekurangan satu asisten!"Pak Ikman terlihat serbasalah. "Ini ...."Bagaimanapun, Pamela adalah orang yang diatur Asisten Ervin kemari, kalau membiarkan dia melakukan pekerjaan melayani aktris, pasti tidak cocok."Jovita, aku tahu ini adalah niat baikmu, tapi mungkin nggak bisa, karena Nona Pamela adalah ....""Bolehkah aku tahu berapa gaji asisten?" tanya Pamela untuk menyela perkataan Pak Ikman.Pak Ikman tercengang dan merasa Pamela memang wanita aneh.Dia bilang tidak tertarik dengan menjadi aktris, tetapi dia malah tertarik menjadi asisten aktris?Jovita melirik Pamela dengan sombong. "Gaji asistenku 6 sampai 8 juta! Tenang saja, kamu nggak akan rugi!"Setelah mendengar harga ini, Pamela pun bersandar lemas. "Gajinya terlalu rendah, aku nggak mau pekerjaan ini!"Dia tahu apa yang dikhawatirkan Jovita.Jovita mengerutkan alis dengan tidak pu
Jovita memelototi Pamela, ketika mau memarahinya, tiba-tiba ponselnya berdering.Ini panggilan video dari ayahnya, Darius.Jovita memutar pupil matanya, lalu melambaikan ponselnya di depan Pamela dengan bangga sambil pamer, "Lihatlah, ini telepon dari Ayah! Biasanya kamu sangat jarang ditelepon Ayah, 'kan? Bisa dilihat, kalau Ayah sama sekali nggak peduli pada putri di luar nikah sepertimu!"Pamela hanya tersenyum acuh. "Kalau Kakak nggak angkat, ayah tercintamu akan menutup telepon."Jovita hanya mendengus, lalu menekan tombol speaker, tujuannya sengaja membiarkan Pamela mendengar percakapan mereka.Di ujung telepon sana terlihat Darius dan Wulan, mereka berdua dengan senang melihat putri aktris mereka.Darius bertanya dengan perhatian, "Jovita, bagaimana pekerjaan hari ini? Apa kamu sudah makan?"Jovita memanyunkan bibir, lalu menjawab dengan manja, "Belum makan! Ayah, aku sangat sibuk, mana ada waktu untuk makan!"Darius mengerutkan alis. "Mana boleh nggak makan! Meski sangat sibuk,
Di pemotretan majalah siang nanti, Jovita akan mulai melakukan tindakannya.Bentar mau ini, jadi menyuruh Pamela turun ke bawah untuk beli. Bentar lagi mau ini, lalu memanggil Pamela turun ke bawah beli lagi. Bisa dibilang Pamela bolak balik belasan kali, hanya karena Jovita sengaja mengerjainya.Namun, Pamela sudah tebak Jovita akan berbuat seperti ini, jadi dia tidak peduli.Lagian dia bisa berjalan dengan cepat, jadi dia anggap ini sebagai olahraga.Hari ini, dia setuju menjadi asistennya Jovita, tentu saja bukan karena gaji, melainkan dia ingin melihat cara apa yang digunakan Wulan dan Jovita untuk mengklarifikasi nama baik Jovita!Sepengetahuan dan tebakannya, kali ini Wulan dan Jovita pasti melakukan hal yang tidak baik demi mencapai tujuannya.Kalau dia terus di sisi Jovita, dia bisa dengan mudah mendapatkan petunjuk.Setelah pemotretan selesai, langit sudah gelap.Pamela tidak mengikuti Jovita naik ke mobil, melainkan bersiap memanggil taksi dan kembali ke kediaman Keluarga Dir
Setelah Pamela selesai mengganti baju dan keluar, Jovita hampir saja tertawa.Dia menyiapkan gaun bermotif bunga paling jelek untuk Pamela, bahkan setiap pola bunga terasa seperti kampungan.Siapa suruh wajah Pamela itu terlalu cantik, bahkan tidak berdandan pun masih begitu cantik dan tidak bisa melihat kejelekannya.Kalau tidak membuat Pamela seperti orang kampungan, nanti dia pasti akan menarik perhatian orang di acara, lalu membuat orang kaya tertarik padanya!Tadi Pak Ikman sudah seperti itu. Baru melihat Pamela, dia sudah terpesona!Sejak kecil Jovita paling benci dengan wajah Pamela, tetapi sekarang melihat dia mengenakan gaun seperti orang kampungan, dalam hati merasa sangat senang, bahkan memuji dengan senyum sinis."Em, memang bagus! Ini adalah baju yang kupilih khusus untukmu. Pakai saja gaun ini untuk menemani aku pergi ke acara malam itu!"Pamela becermin di depan kaca. "Terima kasih, cukup bagus!"Penata rias di samping tak bisa menahan tawa, dia mendekati Jovita dan berb
Saat ini, Jovita sepertinya sudah menemukan orang yang dia kenal di tempat ini. Dia pun melihat ke sana, lalu memerintah, "Pamela, kamu carilah tempat untuk berdiri dengan patuh, aku masuk ke dalam untuk mencari teman dan berbincang! Ingat, jangan asal menyentuh barang di sini, kalau kamu buat rusak, kamu nggak sanggup ganti rugi!""Aku sudah tahu," jawab Pamela sambil menganggukkan kepalanya.Kemudian, Jovita mengambil segelas anggur merah sambil berjalan anggun ke salah satu pria paruh baya dan menyapanya.Pria paruh baya itu terlihat senang ketika melihatnya datang, tatapannya juga penuh dengan rasa kasih sayang dan mereka berbincang dengan senang.Sementara Pamela berdiri di prasmanan untuk mengambil jus dan meminumnya agar menghilangkan rasa haus, Pamela juga mengamati gerak-gerik Jovita dengan mata menyipit ....Sangat aneh untuk Jovita bisa bertemu orang yang dia kenal di sini, bahkan hubungannya sangat baik dengan orang itu.Pasti ada cerita di antara mereka.Kali ini, Jovita b
Beberapa nona kaya itu tercengang, lalu dia menoleh setelah mendengar suara itu, sikap sombong mereka juga hilang."Tuan Muda Justin, ya!""Tuan Muda Justin, kamu sudah datang, ya!""Tuan Muda Justin!"Pamela juga ikut melihat ....Orang yang mereka bicarakan adalah Justin, juga orang yang waktu itu bersama Olivia pergi menangkap basah dirinya selingkuh.Justin mengenakan tuksedo putih, dia tinggi, kurus dan tampan, terlihat seperti tuan muda kaya yang hanya tahu menghambur uang.Justin berjalan ke sana, lalu mengerutkan alisnya dengan kesal. "Apa yang kalian ributkan di sini? Berisik sekali!"Salah satu nona kaya keluar untuk menunjuk Pamela sambil berkata, "Tuan Muda Justin, kami tak berniat seperti itu! Di sini ada orang yang mengenakan pakaian jelek untuk makan gratis, kami sedang mau mengusirnya!""Ya. Manor Sinar Rembulan milik Keluarga Yanuar adalah tempat elegan, bagaimana bisa membiarkan orang seperti ini masuk untuk membuat rendah tempat ini?!""Tuan Muda Justin, kedatanganmu