Terpikir hal ini, Jovita langsung menyela sambil berjalan ke sana, "Paman Ikman, apa dia mau cari kerja? Biarkan dia ikut aku saja! Lagian aku kekurangan satu asisten!"Pak Ikman terlihat serbasalah. "Ini ...."Bagaimanapun, Pamela adalah orang yang diatur Asisten Ervin kemari, kalau membiarkan dia melakukan pekerjaan melayani aktris, pasti tidak cocok."Jovita, aku tahu ini adalah niat baikmu, tapi mungkin nggak bisa, karena Nona Pamela adalah ....""Bolehkah aku tahu berapa gaji asisten?" tanya Pamela untuk menyela perkataan Pak Ikman.Pak Ikman tercengang dan merasa Pamela memang wanita aneh.Dia bilang tidak tertarik dengan menjadi aktris, tetapi dia malah tertarik menjadi asisten aktris?Jovita melirik Pamela dengan sombong. "Gaji asistenku 6 sampai 8 juta! Tenang saja, kamu nggak akan rugi!"Setelah mendengar harga ini, Pamela pun bersandar lemas. "Gajinya terlalu rendah, aku nggak mau pekerjaan ini!"Dia tahu apa yang dikhawatirkan Jovita.Jovita mengerutkan alis dengan tidak pu
Jovita memelototi Pamela, ketika mau memarahinya, tiba-tiba ponselnya berdering.Ini panggilan video dari ayahnya, Darius.Jovita memutar pupil matanya, lalu melambaikan ponselnya di depan Pamela dengan bangga sambil pamer, "Lihatlah, ini telepon dari Ayah! Biasanya kamu sangat jarang ditelepon Ayah, 'kan? Bisa dilihat, kalau Ayah sama sekali nggak peduli pada putri di luar nikah sepertimu!"Pamela hanya tersenyum acuh. "Kalau Kakak nggak angkat, ayah tercintamu akan menutup telepon."Jovita hanya mendengus, lalu menekan tombol speaker, tujuannya sengaja membiarkan Pamela mendengar percakapan mereka.Di ujung telepon sana terlihat Darius dan Wulan, mereka berdua dengan senang melihat putri aktris mereka.Darius bertanya dengan perhatian, "Jovita, bagaimana pekerjaan hari ini? Apa kamu sudah makan?"Jovita memanyunkan bibir, lalu menjawab dengan manja, "Belum makan! Ayah, aku sangat sibuk, mana ada waktu untuk makan!"Darius mengerutkan alis. "Mana boleh nggak makan! Meski sangat sibuk,
Di pemotretan majalah siang nanti, Jovita akan mulai melakukan tindakannya.Bentar mau ini, jadi menyuruh Pamela turun ke bawah untuk beli. Bentar lagi mau ini, lalu memanggil Pamela turun ke bawah beli lagi. Bisa dibilang Pamela bolak balik belasan kali, hanya karena Jovita sengaja mengerjainya.Namun, Pamela sudah tebak Jovita akan berbuat seperti ini, jadi dia tidak peduli.Lagian dia bisa berjalan dengan cepat, jadi dia anggap ini sebagai olahraga.Hari ini, dia setuju menjadi asistennya Jovita, tentu saja bukan karena gaji, melainkan dia ingin melihat cara apa yang digunakan Wulan dan Jovita untuk mengklarifikasi nama baik Jovita!Sepengetahuan dan tebakannya, kali ini Wulan dan Jovita pasti melakukan hal yang tidak baik demi mencapai tujuannya.Kalau dia terus di sisi Jovita, dia bisa dengan mudah mendapatkan petunjuk.Setelah pemotretan selesai, langit sudah gelap.Pamela tidak mengikuti Jovita naik ke mobil, melainkan bersiap memanggil taksi dan kembali ke kediaman Keluarga Dir
Setelah Pamela selesai mengganti baju dan keluar, Jovita hampir saja tertawa.Dia menyiapkan gaun bermotif bunga paling jelek untuk Pamela, bahkan setiap pola bunga terasa seperti kampungan.Siapa suruh wajah Pamela itu terlalu cantik, bahkan tidak berdandan pun masih begitu cantik dan tidak bisa melihat kejelekannya.Kalau tidak membuat Pamela seperti orang kampungan, nanti dia pasti akan menarik perhatian orang di acara, lalu membuat orang kaya tertarik padanya!Tadi Pak Ikman sudah seperti itu. Baru melihat Pamela, dia sudah terpesona!Sejak kecil Jovita paling benci dengan wajah Pamela, tetapi sekarang melihat dia mengenakan gaun seperti orang kampungan, dalam hati merasa sangat senang, bahkan memuji dengan senyum sinis."Em, memang bagus! Ini adalah baju yang kupilih khusus untukmu. Pakai saja gaun ini untuk menemani aku pergi ke acara malam itu!"Pamela becermin di depan kaca. "Terima kasih, cukup bagus!"Penata rias di samping tak bisa menahan tawa, dia mendekati Jovita dan berb
Saat ini, Jovita sepertinya sudah menemukan orang yang dia kenal di tempat ini. Dia pun melihat ke sana, lalu memerintah, "Pamela, kamu carilah tempat untuk berdiri dengan patuh, aku masuk ke dalam untuk mencari teman dan berbincang! Ingat, jangan asal menyentuh barang di sini, kalau kamu buat rusak, kamu nggak sanggup ganti rugi!""Aku sudah tahu," jawab Pamela sambil menganggukkan kepalanya.Kemudian, Jovita mengambil segelas anggur merah sambil berjalan anggun ke salah satu pria paruh baya dan menyapanya.Pria paruh baya itu terlihat senang ketika melihatnya datang, tatapannya juga penuh dengan rasa kasih sayang dan mereka berbincang dengan senang.Sementara Pamela berdiri di prasmanan untuk mengambil jus dan meminumnya agar menghilangkan rasa haus, Pamela juga mengamati gerak-gerik Jovita dengan mata menyipit ....Sangat aneh untuk Jovita bisa bertemu orang yang dia kenal di sini, bahkan hubungannya sangat baik dengan orang itu.Pasti ada cerita di antara mereka.Kali ini, Jovita b
Beberapa nona kaya itu tercengang, lalu dia menoleh setelah mendengar suara itu, sikap sombong mereka juga hilang."Tuan Muda Justin, ya!""Tuan Muda Justin, kamu sudah datang, ya!""Tuan Muda Justin!"Pamela juga ikut melihat ....Orang yang mereka bicarakan adalah Justin, juga orang yang waktu itu bersama Olivia pergi menangkap basah dirinya selingkuh.Justin mengenakan tuksedo putih, dia tinggi, kurus dan tampan, terlihat seperti tuan muda kaya yang hanya tahu menghambur uang.Justin berjalan ke sana, lalu mengerutkan alisnya dengan kesal. "Apa yang kalian ributkan di sini? Berisik sekali!"Salah satu nona kaya keluar untuk menunjuk Pamela sambil berkata, "Tuan Muda Justin, kami tak berniat seperti itu! Di sini ada orang yang mengenakan pakaian jelek untuk makan gratis, kami sedang mau mengusirnya!""Ya. Manor Sinar Rembulan milik Keluarga Yanuar adalah tempat elegan, bagaimana bisa membiarkan orang seperti ini masuk untuk membuat rendah tempat ini?!""Tuan Muda Justin, kedatanganmu
Pamela menunjukkan ekspresi angkuh. "Nggak mau memberitahumu!"Justin memelototinya dengan marah. "Hmmph, terserah kamu mau bilang atau nggak! Aku nggak ada waktu berbincang denganmu! Lain hari, aku baru memberimu pelajaran!"Selesai berbicara, dia buru-buru pergi seperti ada urusan penting.Pamela menoleh untuk mencari sosok Jovita, tetapi dia menemukan Jovita dan pria paruh baya sudah pergi.Dia melihat sekeliling, tetapi tidak menemukan Jovita, hanya melihat beberapa bocah yang seumuran dengan Justin mengejar Justin dengan galak ...."Aku melihat Justin! Dia lari ke sana!""Kejar!""Justin, berhenti kamu! Jangan bersembunyi!"Justin berlari cepat untuk keluar dari aula acara, akhirnya berhasil dikejar oleh beberapa orang itu dan diadang di koridor."Justin, kamu ini pria atau bukan sih?! Sudah kalah, masih nggak mengaku kalah?"Justin melihat dirinya nggak bisa kabur, dia pun memelototi mereka. "Aku bukan nggak mau mengaku kekalahanku!""Kalau begitu, akuilah kekalahanmu! Kamu sudah
"Wanita kampung dari mana?! Pakaiannya begitu jelek, sungguh menusuk mata!""Minggir wanita kampung! Jangan ikut campur!""Minggir sana! Minggir sana!"Pamela mengambil ponsel untuk merekam mereka, lalu selangkah demi selangkah mendekat sambil berkata."Perbuatan kalian sudah aku rekam, perbuatan kalian termasuk kejahatan memicu pertengkaran! Meskipun sekarang kalian belum dewasa, kalau aku memberi rekaman ini pada polisi. Setelah dituntut, kalian juga nggak akan diberi hukuman ringan, bahkan akan ada catatan kriminal.""Kalian semua adalah tuan muda dari keluarga kaya, kalau kalian ada catatan kriminal, seberapa besar pengaruh hal itu pada karier dan studi kalian? Ini seharusnya nggak usah kukatakan, 'kan?"Martin dan teman lainnya menunjukkan ekspresi kaget dan cemas, tampaknya apa yang dikatakan Pamela berhasil menyentuh hati mereka.Mereka saling melihat, karena tidak tahu bagaimana mengatasinya ...."Wanita sialan! Memang tukang ikut campur! Rebut ponselnya!"Martin mana mau dianc