Mendengar suara seruan terkejut Jovita, Darius dan Wulan langsung memandang ke luar jendela mobil ....Wulan mencari-cari, lalu berkata, "Darius, coba lihat, itu benar-benar Pamela! Apakah pria itu pacarnya? Kenapa seorang gadis seperti Pamela masih bermain di luar dengan seorang pria selarut ini? Nggak patut!"Darius mengernyit dengan tidak senang karena Pamela tidak terlihat baik berkeliaran berduaan dengan seorang pria semalam ini dan juga karena melihat Pamela berjalan memasuki stasiun MRT dengan pria itu.Dari sudut pandang ketiga orang ini, mereka hanya bisa melihat punggung dan sisi samping pria itu, wajahnya sama sekali tidak terlihat.Namun, mereka memiliki pandangan yang sama terhadap pria itu, yaitu bahwa pria itu miskin!Jovita sengaja membuang napas dengan cemas sambil berkata, "Ayah, kenapa Pamela mencari seorang pacar yang mau naik MRT?! Dia benar-benar makin nggak berguna, deh. Pria-pria yang sebelumnya dikenalkan Ibu padanya setidaknya punya rumah dan mobil!"Wulan men
Pria ini tidak marah, melainkan tertawa kecil sambil mengikuti Pamela berjalan ke dalam.Sesaat kemudian, Ervin menghubungi Agam kembali. "Tuan, sudah ketemu! Kamu seharusnya membeli ..." kata Ervin.Namun, Agam langsung menyela, "Nggak usah lagi."Sebelum Ervin bisa menyelesaikan ucapannya, panggilan ini sudah langsung dimatikan oleh Agam, meninggalkan Ervin yang kebingungan di ujung telepon lainnya .......Pamela membawa Agam berjalan secara perlahan ke area tunggu. Melihat Agam mematikan panggilan Ervin, Pamela tidak bisa menahan tawa.Mendengar suara tawa itu, Agam menatap Pamela dengan tatapan dingin dan bertanya, "Apa lagi yang kamu tertawakan?"Pamela terkikik sambil berkata, "Paman, aku sedang berpikir, kalau orang kaya seperti kalian jatuh bangkrut, apakah kalian juga akan kesusahan untuk bertahan hidup?"Agam mengernyit dan berkata, "Kamu mengejekku?"Pamela sama sekali tidak memedulikan harga diri Agam, dia menganggukkan kepalanya dengan jujur dan berkata, "Ya! Tadi, aku su
Pamela menutup matanya, sepertinya dia sudah lelah. Tampaknya yang lelah membuat wajahnya yang cantik terlihat memesona.Lalu, Pamela berkata, "Paman, aku harap kelak kamu bisa percaya padaku, jangan selalu takut aku bisa selingkuh, juga memberiku sedikit waktu sendiri! Aku pernah bilang, kalau aku sudah setuju untuk bekerja sama denganmu selama tiga bulan, aku pasti nggak akan selingkuh sebelum kerja sama ini berakhir. Jadi, kamu tenang saja!"Agam melihatnya tanpa mengedipkan mata. "Apa kamu merasa masalah hari ini karena aku khawatir kamu selingkuh?"Pamela menolehkan kepalanya untuk melihat pria itu dengan mata membelalak. "Kalau nggak? Kalau kamu nggak khawatir padaku? Hari ini kamu nggak akan datang ke sini untuk memeriksa ruangan kami, karena itu nggak cocok dengan karakter CEO dominanmu. Perbuatanmu membuatku dan temanku merasa canggung!"Agam berkata dengan tenang, "Nona Pamela, meski kita punya hubungan kerja sama, selama tiga bulan ini, keamananmu akan menjadi tanggung jawab
Dia juga tidak memikirkan hal itu lagi, hanya merasa tidak nyaman karena masih mengenakan baju semalam dan tidak mandi.Jadi, dia turun dari tempat tidur, lalu mengambil baju ganti di lemari tanpa melihat jelas dan langsung masuk ke kamar mandi ....Ada uap di kamar mandi, juga ada suara air mengalir, bahkan masih terasa panas.Apa setelah dia pulang, dia mengisi bak mandi dengan air panas, lalu lupa menutup keran?Saat dia sedang berpikir, Pamela masuk ke dalam, lalu dia melihat tubuh pria yang kekar, bahu yang lebar, serta tubuh berotot ....Pria yang sedang mandi pun menolehkan kepalanya ketika mendengar ada suara. Mereka saling melihat, tatapan Agam sangat dingin, sedangkan tatapan Pamela sangat kaget dan malu ....Pamela tidak merasa ngantuk lagi, dia langsung sadar!Lalu, Pamela menarik napas dingin dan segera membalikkan tubuh. "Paman, ke ... kenapa kamu nggak kunci pintu ketika mandi?!"Agam terlihat masam, bahkan berkata dengan nada dingin, "Nona Pamela, sepertinya ini adalah
Pembantu itu pun berhenti dan menjawab, "Nyonya Muda, Nyonya Frida sudah mau pulang."Nenek sudah mau pulang?Pamela sedang khawatir apa Nyonya Frida terkejut karena perbuatan Olivia semalam, tiba-tiba dia mendengar suara Nyonya Frida memanggil namanya dengan penuh kasih sayang."Pamela."Dia menengadahkan kepala untuk melihat, lalu melihat Nyonya Frida berjalan dari seberang."Nenek, kudengar Nenek mau pulang, ya?"Tatapan Nyonya Frida penuh dengan kasih sayang, lalu dia menghela napas dengan tak berdaya. "Ya, aku sudah harus pulang untuk menemani kakekmu. Pria tua yang baru melakukan operasi itu nggak patuh, nggak mau menuruti perintah dokter, jadi aku harus pulang untuk mengaturnya.""Ternyata seperti itu." Setelah mendengar alasan itu, Pamela juga sungkan menyuruh Nyonya Frida tinggal lebih lama. "Kalau begitu, Nenek juga harus jaga kesehatan dan hati-hati di jalan."Nyonya Frida menganggukkan kepalanya, juga memegang tangannya dengan pelan. "Pamela, aku tahu selama kamu menikah de
Baru parkir mobil, Ervin sudah menerima telepon dan ekspresinya menjadi serius. "Aku akan segera tiba!"Setelah menutup telepon, Ervin berkata pada Pamela dengan nada meminta maaf, "Nona Pamela, sekarang ada urusan penting yang perlu aku urus, jadi nggak bisa menemanimu masuk. Kamu langsung masuk dan cari manajer bernama Pak Ikman, beri tahu dia kalau aku yang menyuruhmu datang. Nanti dia akan mengatur pekerjaan untukmu."Pamela menganggukkan kepalanya, lalu menggunakan tangan untuk membuat tanda "ok" dan turun dari mobil.Ervin pun pergi dengan buru-buru dan melaju cepat.Setelah Pamela melihat mobil itu menghilang, dia pun mengerutkan alis karena tidak tahu apa yang terjadi, apa terjadi sesuatu pada Agam?...Ini adalah perusahaan media milik Perusahaan Dirgantara. Pamela masuk ke lobi, lalu mengatakan tujuan dia datang di resepsionis.Karyawati di resepsionis mengamati dia sejenak, kemudian menelepon Pak Ikman untuk mengkonfirmasi hal ini."Nona Pamela, silakan ikut aku!"Karyawati
Pamela hanya tersenyum. "Aku datang ke sini untuk bekerja.""Bekerja? Bukankah kamu menjadi pengasuh di rumah orang kaya?""Majikan itu jarang pulang, pekerjaan di rumahnya juga nggak banyak, jadi aku datang mencari pekerjaan paruh baya, biar bisa mendapatkan banyak uang."Jovita melirik Pamela dari atas hingga bawah dengan tatapan menghina. Melihat tampak dia demi mendapatkan uang, Jovita merasa dia sungguh miskin, jadi menghinanya, "Bisa-bisanya masih perlu melakukan pekerjaan paruh baya? Tampaknya gaji yang diberikan majikanmu nggak tinggi!"Pamela menganggukkan kepalanya. "Memang.""Apa masih ada masalah? Kenapa kamu masih berdiri di sini? Bukankah kamu perlu memotret sampul majalah?"Terdengar suara pria paruh baya yang sopan dari dalam kantor.Jovita menoleh untuk tersenyum manja pada pria paruh baya di dalam. "Paman Ikman, aku mau pergi, tapi ada yang mengadang jalanku!""Mengadangmu? Aku mau lihat siapa yang berani mengadang jalan aktris besar kita?"Pak Ikman keluar untuk meme
Terpikir hal ini, Jovita langsung menyela sambil berjalan ke sana, "Paman Ikman, apa dia mau cari kerja? Biarkan dia ikut aku saja! Lagian aku kekurangan satu asisten!"Pak Ikman terlihat serbasalah. "Ini ...."Bagaimanapun, Pamela adalah orang yang diatur Asisten Ervin kemari, kalau membiarkan dia melakukan pekerjaan melayani aktris, pasti tidak cocok."Jovita, aku tahu ini adalah niat baikmu, tapi mungkin nggak bisa, karena Nona Pamela adalah ....""Bolehkah aku tahu berapa gaji asisten?" tanya Pamela untuk menyela perkataan Pak Ikman.Pak Ikman tercengang dan merasa Pamela memang wanita aneh.Dia bilang tidak tertarik dengan menjadi aktris, tetapi dia malah tertarik menjadi asisten aktris?Jovita melirik Pamela dengan sombong. "Gaji asistenku 6 sampai 8 juta! Tenang saja, kamu nggak akan rugi!"Setelah mendengar harga ini, Pamela pun bersandar lemas. "Gajinya terlalu rendah, aku nggak mau pekerjaan ini!"Dia tahu apa yang dikhawatirkan Jovita.Jovita mengerutkan alis dengan tidak pu