Bab 17~Kebahagiaan
Keesokan paginya Xia Lien terbangun dengan wajah cerah, sedangkan Zhang Yuze kebalikannya, berwajah kusut seperti tidak disetrika."Pagi, Kek!" sapa Xia Lien ketika sampai di ruang makan. Penampilannya saat ini terlihat rapi seakan hendak pergi.Kakek Zhang tersenyum hangat menyambut cucu menantunya itu. "Oh, Lien'er sayang, kamu sudah bangun. Kemari, duduk dekat Kakek!" ajaknya sembari menepuk kursi di samping kirinya."Baik, Kek!" Kaki Xia Lien melangkah menghampiri kursi samping Kakek Zhang. Namun, sebelum duduk sempurna, Kakek Zhang juga bertanya perihal cucunya yang belum terlihat batang hidungnya pagi ini. "Sebentar lagi juga turun, Kek." Itulah jawaban Xia Lien mengenai pertanyaan kakeknya tersebut.Zhang Bei terkikik mengingat kejadian semalam yang membuatnya canggung tapi kegirangan. Kakek tua itu mengira jika apa yang dilihatnya semalam adalah sesuatu yang terjadi antara suami-istri di malam pertama. Padahal kBab 18~TerlukaMeminta izin kepada kakek Zhang tidak semudah yang dikira. Kakek dari suaminya itu ternyata masih mencurigai pernikahan cucunya sebab mengenal betul sifat Zhang Yuze yang sesungguhnya. Demi menghindari perjodohan, bocah nakal itu bisa melakukan apapun untuk mengelabui kakeknya, pikir Kakek Zhang yakin.Walaupun begitu, tetap saja ia terkecoh oleh sikap baik Yuze terhadap istrinya. Perlakuan Zhang Yuze terhadap Xia Lien jauh berbeda ketika di depan kakeknya dan ketika mereka berdua saja. Sebetulnya kakek Zhang sangat senang mendapatkan cucu menantu seperti Xia Lien dari pada gadis lain. Selain adik kandung dari dokter pribadinya, Xia Long, kakek Zhang juga mengagumi sikap tegas gadis itu. Menurut pemikiran kakek, Xia Lien bisa merubah sifat dan sikap cucunya menjadi lebih baik."Kenapa kamu ngotot ingin pindah? Lien'er saja nyaman tinggal di sini bersama Kakek. Benar 'kan, Lien'er?!" Berharap mendapatkan pembelaan dari Xia
Bab 19~Peluncuran Produk Baru"Huaaaaaaa!" Xia Lien menangis kencang membuat Zhang Yuze menutup telinga rapat. Suara gadis itu sangat nyaring ternyata, hingga Zhang Yuze pun membekap telinga sangat kuat. "Bisa diam nggak, sih! Kamu itu seperti anak kecil, luka segitu aja langsung nangis." bentaknya. "Cengeng," lagi-lagi Yuze hanya terus mengomel, bukan menenangkan atau mengobati. Xia Lien terus menangis tanpa henti. Lalu ia berbalik dan berlari ke kamarnya di lantai atas sembari berteriak. "Kamu jahat!" Mata Zhang Yuze melotot. "Apa maksudmu? Eh, Xia Lien!" seruannya tak dihiraukan sang istri yang terus berlari menaiki anak tangga satu-persatu. "Aish, dasar gadis manja!" gerutunya kesal. Kaki jenjang Yuze melangkah lebar menyusul ke kamar istrinya. Walaupun ia tak ingin, tetapi hatinya merasa tak tega melihat Xia Lien menangis seperti itu. Tok ... Tok ... Tok"Xia Lien, buka pintunya!" Ketukan di pintu tak dihiraukan si pemil
Bab 20~Dia Istriku!Pagi itu Xia Lien sangat sibuk di galeri lukisnya sebab anak-anak didiknya semakin bertambah banyak. Mereka kebanyakan ikut karena melihat prestasi dari anak-anak sebelumnya yang berhasil di bidang seni tersebut. Lukisan mereka bagus-bagus hingga bisa dijual ke pasar seni dalam negeri sebagai lukisan anak terbaik. Rencananya, Orchid Galery akan mengadakan pameran minggu depan dan lukisan-lukisan yang akan dipamerkan di sana adalah lukisan anak-anak didiknya. Maka dari itu, anak-anak meminta jam tambahan agar lukisan mereka bisa sempurna saat dipamerkan besok. Xia Lien lupa jika semalam kakeknya menelpon agar dirinya menghadiri acara peluncuran produk baru Jersey Food. Kakek Zhang meminta Xia Lien datang sebagai istri dari Presdir Jersey Grup, Zhang Yuze. "Jangan lupa, besok datang ke perusahaan tepat pukul sepuluh pagi!" Kakek Zhang mengingatkan. Xia Lien mengangguk paham. "Baik, Kek! Tapi, sepertinya aku harus ke
Bab 21~Ciuman NakalDi Cafe Rembulan, dua orang duduk saling tersenyum canggung melirik seseorang yang duduk menatap datar mereka. Benar. Zhang Yuze, saat ini ia rela duduk manis di antara istri dan koki perusahaannya. Entah kenapa Yuze begitu penasaran terhadap hubungan mereka sejak awal pertemuan. Zhang Yuze yakin jika Xia Lien dan Chao Xiang memiliki hubungan khusus. Maka dari itu ia mengikuti mereka untuk bertemu dan mengobrol di tempat ini walaupun dianggap PENGGANGGU. "Apa kabarmu, Xia Lien? Sudah lebih dari lima tahun kita tidak bertemu dan kamu semakin can ... maksudku, banyak berubah." Chao Xiang memulai percakapan walaupun nada bicaranya terdengar canggung. Xia Lien tertawa kecil. "Kenapa kamu terlihat sungkan begitu, Xiang-xiang? Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kak Along juga," pungkasnya cepat. Xia Lien bahkan menyebutkan nama kakaknya agar Zhang Yuze tidak terus-terusan menatapnya tajam. Zhang Yuze
Bab 22~Gairah TertahanXia Lien berusaha keras mendorong tubuh kekar suaminya, namun usahanya itu tak membuahkan hasil sebab tenaga Yuze sangat kuat. Gadis itu terus memberontak membuat sang suami marah besar. "Semakin kamu melawan, semakin aku menginginkannya!" Ancaman Zhang Yuze seketika membungkam Xia Lien yang terus mendorong kuat. "Kamu istriku, jadi menurut lah!" Seringainya menakutkan. Merasa dalam bahaya, Xia Lien memutar otak agar bisa terbebas dari suaminya yang sedang dipengaruhi alkohol. Diam-diam tangan Xia Lien bergerak meraih gelas berisi air minum yang ada di nakas, lalu menyiramkan air tersebut year di wajah Zhang Yuze."Argh, kamu gila!" pekiknya sembari menarik diri untuk duduk. Tangannya mengusap wajah yang basah karena siraman tadi. Xia Lien beranjak dari ranjang sambil merapihkan pakaiannya. "Brengsek. Apa kamu sudah sadar? Kalau belum, aku akan membuatmu sadar dengan caraku sendiri!" ketusnya kasar.Waja
Bab 23~Adik KesayanganXiao Mei terus menatap sinis gadis yang sedang tersenyum manis ke arah Xia Long, pria yang tengah dikaguminya selama tiga tahun ini. Entah mengapa, seperti tidak ada pria lain di matanya yang menarik perhatian Xiao Mei. Bagi Xiao Mei, Xia Long tipe laki-laki sempurna yang patut dijadikan suami olehnya. Tidak boleh ada wanita lain yang mendekatinya kecuali hanya dirinya seorang. Namun, begitu melihat seorang gadis cantik yang terlihat akrab dengan Xia Long membuat Xiao Mei marah. Ia tidak suka ada wanita lain selain dirinya yang bisa mendapat perlakuan manis dari dokter tampan tersebut. "Dokter Xia. Apa kamu mengenal gadis ini? Sepertinya dia sudah membuat keributan di sini!" Xiao Mei sengaja memprovokasi, berharap Xia Long marah dan mengusir gadis itu. Sebenarnya Xiao Mei ingin melakukannya sendiri, menyeret gadis itu untuk keluar dari tempat ini dan mempermalukannya di depan umum. Terlebih, gadis itu mengajak X
Bab 24~Gadis ManjakuXia Long menatap serius adiknya satu-satunya itu dengan kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Xia Lien meminta izinnya terlebih dahulu sebelum meminta izin kepada Zhang Yuze sebagai suaminya? Dan juga, mengapa mereka tidak pergi berbulan madu? Apa pernikahan mereka bermasalah seperti yang dibayangkan olehnya sejak awal? Ataukah karena kesibukan semata? Ayolah, kepala Xia Long kini mendadak sakit memikirkan masalah adiknya ini. Dia takut terjadi sesuatu dalam pernikahan mereka. Setelah lama terdiam, akhirnya Xia Long pun membuka suara tak sabar. "Apa yang terjadi dengan kalian?" Sebuah pertanyaan keluar begitu memaksa Xia Lien mendongak. "Apa maksud pertanyaan itu? Tentu saja kami baik," Xia Long menatap lekat wajah sang adik, kemudian berdiri lalu melangkahkan kaki meninggalkan adiknya yang termenung menanggapi sikapnya. Namun sebelum pergi, Xia Long berpesan untuk menjaga diri baik-baik. Xia Lien menunduk
Bab 25~Mulai Jatuh CintaMalam semakin larut, namun mata Zhang Yuze tidak mau terpejam juga. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu hingga membuatnya tak bisa tidur.Suara ponsel mengalihkan atensinya yang tadi terus menatap langit-langit kamar, kini beralih ke arah benda pipih yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Sebetulnya ponsel yang berbunyi itu bukan miliknya, melainkan milik Xia Lien. Tapi, justru itu yang membuatnya penasaran hingga beranjak mengambil benda pipih tersebut.Benar. Zhang Yuze dan Xia Lien kini tidur di kamar dan ranjang yang sama karena saat ini keduanya berada di rumah kakeknya. Namun, tidak seperti yang kalian pikirkan. Ada pembatas yang tinggi menjulang di antara keduanya. Bantal dan guling yang menjadi pembatas keduanya memisahkan bagian tempat Zhang Yuze dan Xia Lien di ranjang king size tersebut.Setelah mendekat, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal, tak ada nama tertera di sana. Zhang Y
Bab 55~Malam PanjangYuwen menatap lekat wajah tampan pria di samping Xia Lien. Ada rasa iri ketika pria itu menggenggam tangan Xia Lien dengan erat. "Apa kamu pacar Xia Lien?" Yuwen bertanya tak sabar. Belum sempat Zhang Yuze menjawab, tiba-tiba sebuah pukulan keras mendarat di wajahnya hingga pria itu terhuyung membentur meja. Bugh"Argh!" Jerit histeris Xia Lien juga para pengunjung kedai mie yang sedang makan di sana. Bukan hanya sekali, bahkan dua pukulan kembali dilayangkan lagi hingga wajah tampan itu mendapat luka memar dan sedikit robek di bagian ujung bibir. Kerah kemeja Zhang Yuze dicengkeram kuat disertai peringatan keras. "Sudah ku bilang jauhi dia! Mengapa kamu selalu membuatku marah, Yuze!" bentaknya dengan rahang mengetat. Xia Lien menepis tangan kekar yang mencengkram kerah kemeja Zhang Yuze sembari berteriak. "Apa yang kamu lakukan, Kak? Kenapa begitu kasar sama dia?!" Xia Long
Bab 54~PenguntitHari sudah semakin sore tapi tak ada satupun yang pulang ke rumah, baik Xia Lien maupun kakak dan sahabatnya. Yuwen termenung bosan di sudut ruangan, memangku dagu dengan sebelah tangan sambil bermain ponsel. "Pada ke mana sih mereka? Kenapa belum pada pulang jam segini? Apa semuanya kerja lembur?" tebak Yuwen namun tak lama kemudian ia terkesiap. "Atau jangan-jangan mereka bertiga makan di luar tanpa aku! Haish, tidak bisa, aku juga harus ikut mereka!" tekadnya sembari menyambar tas lalu ke luar dan mengunci pintu. Tangannya melambai menghentikan taksi yang lewat tapi selalu penuh, tak ada yang kosong. "Kenapa sih semua taksi pada penuh? Apa mereka juga ikut menghalangiku?!" gerutunya kesal. Matanya terus melirik ponsel, berharap ada panggilan atau notifikasi pesan masuk, tapi ternyata tidak ada. Tak ada pilihan selain menghubungi lebih dulu. Yuwen segera mengetik nama Xia Long dan melakukan pangg
Bab 53~Siapa Dia?KringDering ponsel mengalihkan atensi netra berbulu lentik untuk menoleh. Sebuah tangan terulur lalu meraih ponsel yang berbunyi nyaring tersebut, kemudian diletakkan di telinga. "Halo!" Si penelpon lantas segera berkata. "Halo, Xia Lien. Bisa kita bertemu malam ini?" Suara barito Zhang Yuze terdengar lembut di telinga. Bibir Xia Lien tersungging tipis. "Humh, gimana ya? Pekerjaanku masih banyak, Kak. Jadi, maaf banget!" ujarnya beralasan. Padahal dalam hatinya Xia Lien sangat senang. Entah kenapa akhir-akhir ini ia menjadi sangat ingin lebih dekat dengan Zhang Yuze, apalagi pria itu selalu berusaha terus mendekatinya. "Kamu masih di galery?" "Iya, Kak. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," sahut Xia Lien. "Yah, padahal aku ingin makan malam berdua sama kamu!" keluh Zhang Yuze kecewa. Xia Lien tertawa kecil. "Hehe, maaf ya, Kak. Serius deh, aku sedang sangat sibuk! Pekerjaa
Bab 52~Dia Milikku! BrakZhang Yuze memukul meja dengan keras. "Apa? Lu Xialan membuat keributan di kantor pusat?" Netra elang itu menyalang nampak memerah seiring rahang yang mengetat dengan luapan emosi. Chu Qian mengangguk. "Benar, Presdir. Bahkan dia bersikap tidak sopan di depan Pak Komisaris," tuturnya menjelaskan."Brengsek. Wanita tak tahu malu, kurang ajar!" Emosi Zhang Yuze semakin meluap. "Lalu, apa yang harus aku lakukan, Pak?!" Zhang Yuze terdiam sejenak, memikirkan cara untuk membuat wanita bernama Lu Xialan itu kapok dan tidak berani melewati batasan. "Hubungi pihak Managementnya untuk memutus kontrak dengan wanita itu. Jangan biarkan dia muncul di iklan atau majalah manapun!" putusnya kemudian. Terdengar sangat kejam, tapi bagi pria itu keputusannya sudah cukup pantas. Zhang Yuze tidak bisa mentolelir sikap kasar siapapun pada orang tua terutama kakeknya. Ia bisa saja membuat Lu Xialan perg
Bab 51~PertemuanYuwen menatap sekeliling sembari menyunggingkan senyum kebahagiaan. Dirinya percaya jika dialah wanita yang bertahta di hati Xia Long dari dulu hingga sekarang. Buktinya, pria itu setuju membawanya ke kota. Atas perdebatan kecil kemarin, Xia Long mengalah karena tidak ingin menyakiti hati paman Bing Yu untuk hal apapun. Namun itu justru dimanfaatkan Yuwen untuk mengikuti kehendaknya, membawanya ke kota untuk diperkenalkan kepada adik Xia Long. "Sini aku bantu!" tawar Yuwen sambil mengulurkan tangan. "Tidak perlu! Kamu tunggu aja di sana, aku akan ambil semua barang-barangnya dulu!" tolak Xia Long datar. Yuwen tertegun sebelum berkata, "Baiklah!" Ia berdiri menjauh dari bagasi mobil dan hanya melihat Xia Long mengeluarkan barang-barangnya. "Seharusnya aku tidak membawa banyak barang," cetus Yuwen tak enak. "Tidak apa-apa! Ini semua 'kan barang keperluan mu," ujar Xia Long sembari melangkah. "Yuk mas
Bab 50~Cerita YuwenGu Xi dan Chu Qian berdiri di ambang pintu, menatap sinis dua orang yang terlihat sedang bermesraan. Xia Lien gelagapan dan salah tingkah karena merasa kepergok berbuat salah, sementara Zhang Yuze bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun tadi. "Lien'er, pindah!" Xia Lien menuruti perintah Gu Xi untuk beranjak dan pindah tempat, namun lututnya merasa kesakitan hingga ia pun jatuh kembali. Beruntung Zhang Yuze memperhatikan sehingga bisa menangkap tubuh itu secepatnya. "Eh?" Gu Xi panik ingin membantu, tapi tak jadi. "Pelan-pelan aja kalau mau berdiri. Lukamu baru saja diobati," ujar Zhang Yuze lembut. "Ah, iya, makasih!" Xia Lien tak berani menatap wajah pria yang tadi menciumnya. Gu Xi segera mendekat. "Apa yang tadi kamu lakukan sama Lien'er-ku, Tuan Zhang? Sepertinya Anda melewati batas!" ketusnya sambil bertolak pinggang."Tadi__!" Takut Gu Xi marah dan melaporkannya pada sang k
Bab 49~Awas Jatuh Cinta! Zhang Yuze hanya mendesis ketika merasakan gigitan di tangannya yang dilakukan oleh Xia Lien ketika obat tetes itu menetes di lukanya. "Tahan sebentar lagi!" ujar Zhang Yuze menenangkan seraya meniup luka tersebut dengan lembut.Ada rasa hangat menjalar ketika mendapat perlakuan manis Zhang Yuze. Xia Lien bahkan tak sadar membalikkan telapak tangan pria itu hingga menopang pipinya dan bibirnya seolah mencium tangan besar tersebut.Merasakan tangannya seperti mendapatkan kecupan lembut Xia Lien, pria itu menjadi salah tingkah. Zhang Yuze berdehem menghilangkan rasa canggungnya sebelum berkata, "Ekhem, bisa pinjam tanganku sebentar?" Zhang Yuze bertanya lembut. Xia Lien tersentak. "Ah, oh, ya. Umm, maaf!" Ia menjadi tak enak hati karena melakukan yang tidak seharusnya pada tangan pria itu. Zhang Yuze tersenyum simpul. "Enggak apa-apa! Cuma aku membutuhkan kedua tanganku untuk membalut lukamu. Setelah it
Bab 48~Terluka "Xixi, ayo kita keliling komplek mumpung hari libur!" Xia Lien berteriak dari ruang tamu. Sepatunya baru saja diikat bergantian. Gadis itu siap untuk lari pagi ini. Gu Xi tak merespon, masih asyik bergumul dalam selimut yang tebal dan hangat. Ia bahkan tersenyum dengan mata tertutup rapat_mungkin sedang bermimpi indah. Tak mendapat sahutan dari dalam kamar, Xia Lien pun melanting menghampiri. Mulutnya berdecak ketika melihat sahabatnya itu masih asyik bermimpi sambil tersenyum konyol. "Xixi ... Xixi ... XIXIIIIIIIII!" teriaknya kencang tapi hanya disambut tutup telinga oleh si penghuni tempat tidur menggunakan bantal. "Berisik, Lien'er. Aku masih ingin tidur," "Bangunlah, Xixi. Ini udah jam enam," Xia Lien berusaha membangunkan tapi ternyata sangat sulit. Tak ada pilihan lain selain memaksanya bangun. Seringai di wajah Xia Lien mulai nampak. Tangan nakalnya m
Bab 47~Mulai BertemanHari sudah mulai senja, nampak dari langit yang berubah warna menjadi jingga. Xia Lien terus menatap jalanan dari balkon kamarnya, menantikan kedatangan kakak ataupun temannya namun tak kunjung pulang juga. Dering ponsel menyita perhatiannya. Dengan mata berbinar, ia segera menjawab panggilan di gawai pintarnya. "Iya, Kak. Kenapa Kakak belum pulang? Dari tadi aku nungguin, lho!" cerocosnya langsung bertanya. "Maafin Kakak, Dek! Sepertinya malam ini nggak akan pulang ke rumah. Kakak ada urusan di luar kota, mungkin beberapa hari baru bisa pulang." kata Xia Long."Tugas ke luar kota? Kenapa mendadak? Tadi pagi Kakak nggak ngomong apa-apa?!" tanya Xia Lien kecewa."Iya, mendadak. Makanya Kakak hubungi kamu secepatnya ketika baru sampai sini," sahutnya sedikit berbohong. "Maaf, ya!" Xia Lien terdiam sejenak sebelum mengangguk pasrah. Lenguhan terdengar jelas. "Ya udah kalau begitu, tapi Kakak harus jaga diri