Bab 18~Terluka
Meminta izin kepada kakek Zhang tidak semudah yang dikira. Kakek dari suaminya itu ternyata masih mencurigai pernikahan cucunya sebab mengenal betul sifat Zhang Yuze yang sesungguhnya.Demi menghindari perjodohan, bocah nakal itu bisa melakukan apapun untuk mengelabui kakeknya, pikir Kakek Zhang yakin.Walaupun begitu, tetap saja ia terkecoh oleh sikap baik Yuze terhadap istrinya. Perlakuan Zhang Yuze terhadap Xia Lien jauh berbeda ketika di depan kakeknya dan ketika mereka berdua saja.Sebetulnya kakek Zhang sangat senang mendapatkan cucu menantu seperti Xia Lien dari pada gadis lain. Selain adik kandung dari dokter pribadinya, Xia Long, kakek Zhang juga mengagumi sikap tegas gadis itu. Menurut pemikiran kakek, Xia Lien bisa merubah sifat dan sikap cucunya menjadi lebih baik."Kenapa kamu ngotot ingin pindah? Lien'er saja nyaman tinggal di sini bersama Kakek. Benar 'kan, Lien'er?!" Berharap mendapatkan pembelaan dari XiaBab 19~Peluncuran Produk Baru"Huaaaaaaa!" Xia Lien menangis kencang membuat Zhang Yuze menutup telinga rapat. Suara gadis itu sangat nyaring ternyata, hingga Zhang Yuze pun membekap telinga sangat kuat. "Bisa diam nggak, sih! Kamu itu seperti anak kecil, luka segitu aja langsung nangis." bentaknya. "Cengeng," lagi-lagi Yuze hanya terus mengomel, bukan menenangkan atau mengobati. Xia Lien terus menangis tanpa henti. Lalu ia berbalik dan berlari ke kamarnya di lantai atas sembari berteriak. "Kamu jahat!" Mata Zhang Yuze melotot. "Apa maksudmu? Eh, Xia Lien!" seruannya tak dihiraukan sang istri yang terus berlari menaiki anak tangga satu-persatu. "Aish, dasar gadis manja!" gerutunya kesal. Kaki jenjang Yuze melangkah lebar menyusul ke kamar istrinya. Walaupun ia tak ingin, tetapi hatinya merasa tak tega melihat Xia Lien menangis seperti itu. Tok ... Tok ... Tok"Xia Lien, buka pintunya!" Ketukan di pintu tak dihiraukan si pemil
Bab 20~Dia Istriku!Pagi itu Xia Lien sangat sibuk di galeri lukisnya sebab anak-anak didiknya semakin bertambah banyak. Mereka kebanyakan ikut karena melihat prestasi dari anak-anak sebelumnya yang berhasil di bidang seni tersebut. Lukisan mereka bagus-bagus hingga bisa dijual ke pasar seni dalam negeri sebagai lukisan anak terbaik. Rencananya, Orchid Galery akan mengadakan pameran minggu depan dan lukisan-lukisan yang akan dipamerkan di sana adalah lukisan anak-anak didiknya. Maka dari itu, anak-anak meminta jam tambahan agar lukisan mereka bisa sempurna saat dipamerkan besok. Xia Lien lupa jika semalam kakeknya menelpon agar dirinya menghadiri acara peluncuran produk baru Jersey Food. Kakek Zhang meminta Xia Lien datang sebagai istri dari Presdir Jersey Grup, Zhang Yuze. "Jangan lupa, besok datang ke perusahaan tepat pukul sepuluh pagi!" Kakek Zhang mengingatkan. Xia Lien mengangguk paham. "Baik, Kek! Tapi, sepertinya aku harus ke
Bab 21~Ciuman NakalDi Cafe Rembulan, dua orang duduk saling tersenyum canggung melirik seseorang yang duduk menatap datar mereka. Benar. Zhang Yuze, saat ini ia rela duduk manis di antara istri dan koki perusahaannya. Entah kenapa Yuze begitu penasaran terhadap hubungan mereka sejak awal pertemuan. Zhang Yuze yakin jika Xia Lien dan Chao Xiang memiliki hubungan khusus. Maka dari itu ia mengikuti mereka untuk bertemu dan mengobrol di tempat ini walaupun dianggap PENGGANGGU. "Apa kabarmu, Xia Lien? Sudah lebih dari lima tahun kita tidak bertemu dan kamu semakin can ... maksudku, banyak berubah." Chao Xiang memulai percakapan walaupun nada bicaranya terdengar canggung. Xia Lien tertawa kecil. "Kenapa kamu terlihat sungkan begitu, Xiang-xiang? Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja. Kak Along juga," pungkasnya cepat. Xia Lien bahkan menyebutkan nama kakaknya agar Zhang Yuze tidak terus-terusan menatapnya tajam. Zhang Yuze
Bab 22~Gairah TertahanXia Lien berusaha keras mendorong tubuh kekar suaminya, namun usahanya itu tak membuahkan hasil sebab tenaga Yuze sangat kuat. Gadis itu terus memberontak membuat sang suami marah besar. "Semakin kamu melawan, semakin aku menginginkannya!" Ancaman Zhang Yuze seketika membungkam Xia Lien yang terus mendorong kuat. "Kamu istriku, jadi menurut lah!" Seringainya menakutkan. Merasa dalam bahaya, Xia Lien memutar otak agar bisa terbebas dari suaminya yang sedang dipengaruhi alkohol. Diam-diam tangan Xia Lien bergerak meraih gelas berisi air minum yang ada di nakas, lalu menyiramkan air tersebut year di wajah Zhang Yuze."Argh, kamu gila!" pekiknya sembari menarik diri untuk duduk. Tangannya mengusap wajah yang basah karena siraman tadi. Xia Lien beranjak dari ranjang sambil merapihkan pakaiannya. "Brengsek. Apa kamu sudah sadar? Kalau belum, aku akan membuatmu sadar dengan caraku sendiri!" ketusnya kasar.Waja
Bab 23~Adik KesayanganXiao Mei terus menatap sinis gadis yang sedang tersenyum manis ke arah Xia Long, pria yang tengah dikaguminya selama tiga tahun ini. Entah mengapa, seperti tidak ada pria lain di matanya yang menarik perhatian Xiao Mei. Bagi Xiao Mei, Xia Long tipe laki-laki sempurna yang patut dijadikan suami olehnya. Tidak boleh ada wanita lain yang mendekatinya kecuali hanya dirinya seorang. Namun, begitu melihat seorang gadis cantik yang terlihat akrab dengan Xia Long membuat Xiao Mei marah. Ia tidak suka ada wanita lain selain dirinya yang bisa mendapat perlakuan manis dari dokter tampan tersebut. "Dokter Xia. Apa kamu mengenal gadis ini? Sepertinya dia sudah membuat keributan di sini!" Xiao Mei sengaja memprovokasi, berharap Xia Long marah dan mengusir gadis itu. Sebenarnya Xiao Mei ingin melakukannya sendiri, menyeret gadis itu untuk keluar dari tempat ini dan mempermalukannya di depan umum. Terlebih, gadis itu mengajak X
Bab 24~Gadis ManjakuXia Long menatap serius adiknya satu-satunya itu dengan kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Xia Lien meminta izinnya terlebih dahulu sebelum meminta izin kepada Zhang Yuze sebagai suaminya? Dan juga, mengapa mereka tidak pergi berbulan madu? Apa pernikahan mereka bermasalah seperti yang dibayangkan olehnya sejak awal? Ataukah karena kesibukan semata? Ayolah, kepala Xia Long kini mendadak sakit memikirkan masalah adiknya ini. Dia takut terjadi sesuatu dalam pernikahan mereka. Setelah lama terdiam, akhirnya Xia Long pun membuka suara tak sabar. "Apa yang terjadi dengan kalian?" Sebuah pertanyaan keluar begitu memaksa Xia Lien mendongak. "Apa maksud pertanyaan itu? Tentu saja kami baik," Xia Long menatap lekat wajah sang adik, kemudian berdiri lalu melangkahkan kaki meninggalkan adiknya yang termenung menanggapi sikapnya. Namun sebelum pergi, Xia Long berpesan untuk menjaga diri baik-baik. Xia Lien menunduk
Bab 25~Mulai Jatuh CintaMalam semakin larut, namun mata Zhang Yuze tidak mau terpejam juga. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu hingga membuatnya tak bisa tidur.Suara ponsel mengalihkan atensinya yang tadi terus menatap langit-langit kamar, kini beralih ke arah benda pipih yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Sebetulnya ponsel yang berbunyi itu bukan miliknya, melainkan milik Xia Lien. Tapi, justru itu yang membuatnya penasaran hingga beranjak mengambil benda pipih tersebut.Benar. Zhang Yuze dan Xia Lien kini tidur di kamar dan ranjang yang sama karena saat ini keduanya berada di rumah kakeknya. Namun, tidak seperti yang kalian pikirkan. Ada pembatas yang tinggi menjulang di antara keduanya. Bantal dan guling yang menjadi pembatas keduanya memisahkan bagian tempat Zhang Yuze dan Xia Lien di ranjang king size tersebut.Setelah mendekat, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal, tak ada nama tertera di sana. Zhang Y
Bab 26~CemburuZhang Yuze membawa Xia Lien menaiki mobil sport miliknya menuju ke taman kota.Sesuai perkataannya tadi, bahwa mereka hari ini akan joging di tempat ramai itu dengan berkeliling beberapa putaran. Setelah itu, baru mereka akan pulang.Dengan langkah malas, Xia Lien mengekor di belakang tubuh tinggi suaminya. Bahkan, gadis itu terlihat sesekali menguap karena masih mengantuk.Xia Lien tidak fokus menatap jalan hingga tubuhnya langsung menabrak dada bidang sang suami yang berhenti mendadak tadi. "Aduh!" keluhnya karena terkejut. Zhang Yuze menatapnya datar. "Jalan pake mata, jangan meleng! Tubuhku yang sebesar ini aja nggak kelihatan sampai kamu tabrak," ketusnya dengan nada galak.Xia Lien berdecih kesal seraya berkomat-kamit seperti sedang membaca mantra. Lantas, kelakuannya itu lagi-lagi menyita perhatian Yuze yang masih menatapnya sedari tadi."Kamu mengutukku?" tuding Yuze dengan alis bertaut.