Bab 23~Adik Kesayangan
Xiao Mei terus menatap sinis gadis yang sedang tersenyum manis ke arah Xia Long, pria yang tengah dikaguminya selama tiga tahun ini. Entah mengapa, seperti tidak ada pria lain di matanya yang menarik perhatian Xiao Mei.Bagi Xiao Mei, Xia Long tipe laki-laki sempurna yang patut dijadikan suami olehnya. Tidak boleh ada wanita lain yang mendekatinya kecuali hanya dirinya seorang.Namun, begitu melihat seorang gadis cantik yang terlihat akrab dengan Xia Long membuat Xiao Mei marah. Ia tidak suka ada wanita lain selain dirinya yang bisa mendapat perlakuan manis dari dokter tampan tersebut."Dokter Xia. Apa kamu mengenal gadis ini? Sepertinya dia sudah membuat keributan di sini!" Xiao Mei sengaja memprovokasi, berharap Xia Long marah dan mengusir gadis itu.Sebenarnya Xiao Mei ingin melakukannya sendiri, menyeret gadis itu untuk keluar dari tempat ini dan mempermalukannya di depan umum. Terlebih, gadis itu mengajak XBab 24~Gadis ManjakuXia Long menatap serius adiknya satu-satunya itu dengan kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Xia Lien meminta izinnya terlebih dahulu sebelum meminta izin kepada Zhang Yuze sebagai suaminya? Dan juga, mengapa mereka tidak pergi berbulan madu? Apa pernikahan mereka bermasalah seperti yang dibayangkan olehnya sejak awal? Ataukah karena kesibukan semata? Ayolah, kepala Xia Long kini mendadak sakit memikirkan masalah adiknya ini. Dia takut terjadi sesuatu dalam pernikahan mereka. Setelah lama terdiam, akhirnya Xia Long pun membuka suara tak sabar. "Apa yang terjadi dengan kalian?" Sebuah pertanyaan keluar begitu memaksa Xia Lien mendongak. "Apa maksud pertanyaan itu? Tentu saja kami baik," Xia Long menatap lekat wajah sang adik, kemudian berdiri lalu melangkahkan kaki meninggalkan adiknya yang termenung menanggapi sikapnya. Namun sebelum pergi, Xia Long berpesan untuk menjaga diri baik-baik. Xia Lien menunduk
Bab 25~Mulai Jatuh CintaMalam semakin larut, namun mata Zhang Yuze tidak mau terpejam juga. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu hingga membuatnya tak bisa tidur.Suara ponsel mengalihkan atensinya yang tadi terus menatap langit-langit kamar, kini beralih ke arah benda pipih yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Sebetulnya ponsel yang berbunyi itu bukan miliknya, melainkan milik Xia Lien. Tapi, justru itu yang membuatnya penasaran hingga beranjak mengambil benda pipih tersebut.Benar. Zhang Yuze dan Xia Lien kini tidur di kamar dan ranjang yang sama karena saat ini keduanya berada di rumah kakeknya. Namun, tidak seperti yang kalian pikirkan. Ada pembatas yang tinggi menjulang di antara keduanya. Bantal dan guling yang menjadi pembatas keduanya memisahkan bagian tempat Zhang Yuze dan Xia Lien di ranjang king size tersebut.Setelah mendekat, ia melihat ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal, tak ada nama tertera di sana. Zhang Y
Bab 26~CemburuZhang Yuze membawa Xia Lien menaiki mobil sport miliknya menuju ke taman kota.Sesuai perkataannya tadi, bahwa mereka hari ini akan joging di tempat ramai itu dengan berkeliling beberapa putaran. Setelah itu, baru mereka akan pulang.Dengan langkah malas, Xia Lien mengekor di belakang tubuh tinggi suaminya. Bahkan, gadis itu terlihat sesekali menguap karena masih mengantuk.Xia Lien tidak fokus menatap jalan hingga tubuhnya langsung menabrak dada bidang sang suami yang berhenti mendadak tadi. "Aduh!" keluhnya karena terkejut. Zhang Yuze menatapnya datar. "Jalan pake mata, jangan meleng! Tubuhku yang sebesar ini aja nggak kelihatan sampai kamu tabrak," ketusnya dengan nada galak.Xia Lien berdecih kesal seraya berkomat-kamit seperti sedang membaca mantra. Lantas, kelakuannya itu lagi-lagi menyita perhatian Yuze yang masih menatapnya sedari tadi."Kamu mengutukku?" tuding Yuze dengan alis bertaut.
Bab 27~PenggangguZhang Yuze menepuk keningnya pelan. "Oh iya, aku 'kan seorang Tuan Muda Zhang, Presdir Jersey Grup yang terkenal di seluruh negeri. Kenapa aku takut padanya, ya? Seharusnya dia yang takut padaku karena mendapat pelajaran!" serunya seraya menatap wajah Xia Lien. Astaga, Xia Lien melongo mendengar ucapan suaminya. Tapi, bukan itu yang Xia Lien maksud. Bukan Yuze harus mengintimidasi orang tersebut, melainkan dirinya harus minta maaf dengan tulus pada pria tua itu. "Dasar bodoh! Maksudku, kamu minta maaf padanya." Pungkasnya geram.Zhang Yuze berdecak sebal pertanda ia tak setuju dengan nasihat istrinya. Baginya, minta maaf itu tak ada dalam kamus besar harian milik pria arogan itu. Yuze tidak pernah meminta maaf pada orang lain. Itu hanya merendahkan diri saja, pikirnya."Cih, kamu pikir aku akan melakukannya!" serunya sambil langsung menyalakan mesin mobil dan melaju begitu saja tanpa memperdulikan ocehan istrinya.
Bab 28~Kesabaran Penuh TantanganKesadaran Xia Lien kembali setelah tangan Yuze berusaha menyusup dibalik kaos oblongnya. "A-apa yang kamu lakukan?" Xia Lien mendorong tubuh suaminya dengan kuat. Wanita itu mengelap bibir yang basah akibat ulah sang suami.Zhang Yuze tersenyum miring. Matanya melirik ponsel Xia Lien yang berada di bawah kakinya, kemudian berlalu begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. "Itu cukup untuk menyingkirkan nyamuk pengganggu," cetusnya dalam hati.Xia Lien mengeram kesal. "Yuze! Hei, preman! Kurang ajar,"Wanita itu segera memungut ponselnya yang dalam keadaan sudah mati. Xia Lien menjadi tak enak hati kepada Shaosheng, karena harus melihat adegan tersebut. Dia belum mengatakan pada pria itu jika dirinya telah bersuami, sebab Xia Lien tahu perasaan Shaosheng padanya. Ia takut hal itu akan menyakiti perasaan pria teman masa kecilnya tersebut.Sekali lagi, Xia Lien menatap sengit ke arah Zhang Yuze yang berlal
Bab 29~Ajakan MenyedihkanAura dingin seketika menyelimuti kamar tersebut. Wajah Zhang Yuze memerah menahan amarah yang sebentar lagi pasti akan meledak jika Xia Lien terus menyulutnya dengan percikan api. Bahkan, tangan Yuze mengepal dengan napas yang tidak teratur. "Aku bisa lembut, tapi sangat mudah untuk bersikap kasar!"Merasa nyawanya dalam bahaya, Xia Lien berusaha mendorong tubuh kekar suaminya dengan sekuat tenaga. Tapi, semua usahanya sudah tentu sia-sia saja sebab tubuh dan kekuatan Zhang Yuze jauh lebih besar dibandingkan dirinya."Apa maumu?" Akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Xia Lien. Rasanya, untuk saat ini mengalah lebih penting agar nyawanya tetap aman.Zhang Yuze menyeringai menampilkan senyum culas di bibirnya. Pria itu melepaskan cengkraman, kemudian duduk di tepian ranjang. "Temani aku pergi!" titahnya kemudian."Ke mana? Aku sedang malas keluar," sahut Xia Lien sambil lekas beranjak duduk.Mende
Bab 30~SakitXia Lien termangu dalam taksi, memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Zhang Yuze sedang bersama seorang wanita dan keduanya terlihat mesra. Saling menggenggam tangan satu sama lain sembari tersenyum bahagia. Rasanya, membuat hati Xia Lien tersakiti.Sakit hati? Oh, ayolah! Untuk apa dirinya sakit hati? Toh, Zhang Yuze bukan siapa-siapa, tepis Xia Lien. Tapi, memikirkan hal tadi membuat hati dan pikirannya kacau."Brengsek. Kenapa aku memikirkan mereka? Mau pacaran atau enggak, terserah!" rutuk wanita itu sembari memukul jok sedikit keras.Sang supir taksi melirik penumpangnya dari spion tengah. Ia bisa menebak jika wanita itu sedang dalam suasana buruk. "Nona, Anda baik-baik saja? Apa saya harus mengantarkan ke tempat yang bagus?" "Tempat bagus seperti apa?" Xia Lien bertanya balik. "Bar atau Cafe misalnya," sahut sang supir. Sejenak berpikir, Xia Lien mengangguk setuju. "Baiklah. Aku ma
Bab 31~AlasanPikiran Zhang Yuze saat ini sedang kacau. Setelah kepergian Xia Lien yang tiba-tiba saat di kedai mie tadi membuat hatinya resah sebab istrinya itu tidak mengatakan akan pergi ke mana. Xia Lien hanya mengatakan tidak akan pulang ke rumah kakeknya. Mungkin ia mengerti akan kekhawatiran Zhang Yuze yang takut ditanyai oleh kakeknya. Dia sungguh pengertian, batin Yuze. Tapi, apa benar Xia Lien tidak melihat ketika dirinya bersama wanita lain di kedai mie tadi? Walaupun begitu, memang apa salahnya? Toh, pernikahan mereka bukan pernikahan sesungguhnya. "Yuze. Apa Lien'er sudah tidur? Kakek mau membicarakan sesuatu dengannya," sang kakek mengetuk pintu kamar. Ia naik ke lantai dua setelah mendengar suara mobil cucunya memasuki garasi. Zhang Yuze gelagapan, "umm, sudah, Kek! Sepertinya ia kelelahan," sahutnya sembari membuka pintu.Kakek Zhang Bei melirik ke arah gulungan selimut di atas ranjang, "oh, ya sudah
Bab 55~Malam PanjangYuwen menatap lekat wajah tampan pria di samping Xia Lien. Ada rasa iri ketika pria itu menggenggam tangan Xia Lien dengan erat. "Apa kamu pacar Xia Lien?" Yuwen bertanya tak sabar. Belum sempat Zhang Yuze menjawab, tiba-tiba sebuah pukulan keras mendarat di wajahnya hingga pria itu terhuyung membentur meja. Bugh"Argh!" Jerit histeris Xia Lien juga para pengunjung kedai mie yang sedang makan di sana. Bukan hanya sekali, bahkan dua pukulan kembali dilayangkan lagi hingga wajah tampan itu mendapat luka memar dan sedikit robek di bagian ujung bibir. Kerah kemeja Zhang Yuze dicengkeram kuat disertai peringatan keras. "Sudah ku bilang jauhi dia! Mengapa kamu selalu membuatku marah, Yuze!" bentaknya dengan rahang mengetat. Xia Lien menepis tangan kekar yang mencengkram kerah kemeja Zhang Yuze sembari berteriak. "Apa yang kamu lakukan, Kak? Kenapa begitu kasar sama dia?!" Xia Long
Bab 54~PenguntitHari sudah semakin sore tapi tak ada satupun yang pulang ke rumah, baik Xia Lien maupun kakak dan sahabatnya. Yuwen termenung bosan di sudut ruangan, memangku dagu dengan sebelah tangan sambil bermain ponsel. "Pada ke mana sih mereka? Kenapa belum pada pulang jam segini? Apa semuanya kerja lembur?" tebak Yuwen namun tak lama kemudian ia terkesiap. "Atau jangan-jangan mereka bertiga makan di luar tanpa aku! Haish, tidak bisa, aku juga harus ikut mereka!" tekadnya sembari menyambar tas lalu ke luar dan mengunci pintu. Tangannya melambai menghentikan taksi yang lewat tapi selalu penuh, tak ada yang kosong. "Kenapa sih semua taksi pada penuh? Apa mereka juga ikut menghalangiku?!" gerutunya kesal. Matanya terus melirik ponsel, berharap ada panggilan atau notifikasi pesan masuk, tapi ternyata tidak ada. Tak ada pilihan selain menghubungi lebih dulu. Yuwen segera mengetik nama Xia Long dan melakukan pangg
Bab 53~Siapa Dia?KringDering ponsel mengalihkan atensi netra berbulu lentik untuk menoleh. Sebuah tangan terulur lalu meraih ponsel yang berbunyi nyaring tersebut, kemudian diletakkan di telinga. "Halo!" Si penelpon lantas segera berkata. "Halo, Xia Lien. Bisa kita bertemu malam ini?" Suara barito Zhang Yuze terdengar lembut di telinga. Bibir Xia Lien tersungging tipis. "Humh, gimana ya? Pekerjaanku masih banyak, Kak. Jadi, maaf banget!" ujarnya beralasan. Padahal dalam hatinya Xia Lien sangat senang. Entah kenapa akhir-akhir ini ia menjadi sangat ingin lebih dekat dengan Zhang Yuze, apalagi pria itu selalu berusaha terus mendekatinya. "Kamu masih di galery?" "Iya, Kak. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan," sahut Xia Lien. "Yah, padahal aku ingin makan malam berdua sama kamu!" keluh Zhang Yuze kecewa. Xia Lien tertawa kecil. "Hehe, maaf ya, Kak. Serius deh, aku sedang sangat sibuk! Pekerjaa
Bab 52~Dia Milikku! BrakZhang Yuze memukul meja dengan keras. "Apa? Lu Xialan membuat keributan di kantor pusat?" Netra elang itu menyalang nampak memerah seiring rahang yang mengetat dengan luapan emosi. Chu Qian mengangguk. "Benar, Presdir. Bahkan dia bersikap tidak sopan di depan Pak Komisaris," tuturnya menjelaskan."Brengsek. Wanita tak tahu malu, kurang ajar!" Emosi Zhang Yuze semakin meluap. "Lalu, apa yang harus aku lakukan, Pak?!" Zhang Yuze terdiam sejenak, memikirkan cara untuk membuat wanita bernama Lu Xialan itu kapok dan tidak berani melewati batasan. "Hubungi pihak Managementnya untuk memutus kontrak dengan wanita itu. Jangan biarkan dia muncul di iklan atau majalah manapun!" putusnya kemudian. Terdengar sangat kejam, tapi bagi pria itu keputusannya sudah cukup pantas. Zhang Yuze tidak bisa mentolelir sikap kasar siapapun pada orang tua terutama kakeknya. Ia bisa saja membuat Lu Xialan perg
Bab 51~PertemuanYuwen menatap sekeliling sembari menyunggingkan senyum kebahagiaan. Dirinya percaya jika dialah wanita yang bertahta di hati Xia Long dari dulu hingga sekarang. Buktinya, pria itu setuju membawanya ke kota. Atas perdebatan kecil kemarin, Xia Long mengalah karena tidak ingin menyakiti hati paman Bing Yu untuk hal apapun. Namun itu justru dimanfaatkan Yuwen untuk mengikuti kehendaknya, membawanya ke kota untuk diperkenalkan kepada adik Xia Long. "Sini aku bantu!" tawar Yuwen sambil mengulurkan tangan. "Tidak perlu! Kamu tunggu aja di sana, aku akan ambil semua barang-barangnya dulu!" tolak Xia Long datar. Yuwen tertegun sebelum berkata, "Baiklah!" Ia berdiri menjauh dari bagasi mobil dan hanya melihat Xia Long mengeluarkan barang-barangnya. "Seharusnya aku tidak membawa banyak barang," cetus Yuwen tak enak. "Tidak apa-apa! Ini semua 'kan barang keperluan mu," ujar Xia Long sembari melangkah. "Yuk mas
Bab 50~Cerita YuwenGu Xi dan Chu Qian berdiri di ambang pintu, menatap sinis dua orang yang terlihat sedang bermesraan. Xia Lien gelagapan dan salah tingkah karena merasa kepergok berbuat salah, sementara Zhang Yuze bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun tadi. "Lien'er, pindah!" Xia Lien menuruti perintah Gu Xi untuk beranjak dan pindah tempat, namun lututnya merasa kesakitan hingga ia pun jatuh kembali. Beruntung Zhang Yuze memperhatikan sehingga bisa menangkap tubuh itu secepatnya. "Eh?" Gu Xi panik ingin membantu, tapi tak jadi. "Pelan-pelan aja kalau mau berdiri. Lukamu baru saja diobati," ujar Zhang Yuze lembut. "Ah, iya, makasih!" Xia Lien tak berani menatap wajah pria yang tadi menciumnya. Gu Xi segera mendekat. "Apa yang tadi kamu lakukan sama Lien'er-ku, Tuan Zhang? Sepertinya Anda melewati batas!" ketusnya sambil bertolak pinggang."Tadi__!" Takut Gu Xi marah dan melaporkannya pada sang k
Bab 49~Awas Jatuh Cinta! Zhang Yuze hanya mendesis ketika merasakan gigitan di tangannya yang dilakukan oleh Xia Lien ketika obat tetes itu menetes di lukanya. "Tahan sebentar lagi!" ujar Zhang Yuze menenangkan seraya meniup luka tersebut dengan lembut.Ada rasa hangat menjalar ketika mendapat perlakuan manis Zhang Yuze. Xia Lien bahkan tak sadar membalikkan telapak tangan pria itu hingga menopang pipinya dan bibirnya seolah mencium tangan besar tersebut.Merasakan tangannya seperti mendapatkan kecupan lembut Xia Lien, pria itu menjadi salah tingkah. Zhang Yuze berdehem menghilangkan rasa canggungnya sebelum berkata, "Ekhem, bisa pinjam tanganku sebentar?" Zhang Yuze bertanya lembut. Xia Lien tersentak. "Ah, oh, ya. Umm, maaf!" Ia menjadi tak enak hati karena melakukan yang tidak seharusnya pada tangan pria itu. Zhang Yuze tersenyum simpul. "Enggak apa-apa! Cuma aku membutuhkan kedua tanganku untuk membalut lukamu. Setelah it
Bab 48~Terluka "Xixi, ayo kita keliling komplek mumpung hari libur!" Xia Lien berteriak dari ruang tamu. Sepatunya baru saja diikat bergantian. Gadis itu siap untuk lari pagi ini. Gu Xi tak merespon, masih asyik bergumul dalam selimut yang tebal dan hangat. Ia bahkan tersenyum dengan mata tertutup rapat_mungkin sedang bermimpi indah. Tak mendapat sahutan dari dalam kamar, Xia Lien pun melanting menghampiri. Mulutnya berdecak ketika melihat sahabatnya itu masih asyik bermimpi sambil tersenyum konyol. "Xixi ... Xixi ... XIXIIIIIIIII!" teriaknya kencang tapi hanya disambut tutup telinga oleh si penghuni tempat tidur menggunakan bantal. "Berisik, Lien'er. Aku masih ingin tidur," "Bangunlah, Xixi. Ini udah jam enam," Xia Lien berusaha membangunkan tapi ternyata sangat sulit. Tak ada pilihan lain selain memaksanya bangun. Seringai di wajah Xia Lien mulai nampak. Tangan nakalnya m
Bab 47~Mulai BertemanHari sudah mulai senja, nampak dari langit yang berubah warna menjadi jingga. Xia Lien terus menatap jalanan dari balkon kamarnya, menantikan kedatangan kakak ataupun temannya namun tak kunjung pulang juga. Dering ponsel menyita perhatiannya. Dengan mata berbinar, ia segera menjawab panggilan di gawai pintarnya. "Iya, Kak. Kenapa Kakak belum pulang? Dari tadi aku nungguin, lho!" cerocosnya langsung bertanya. "Maafin Kakak, Dek! Sepertinya malam ini nggak akan pulang ke rumah. Kakak ada urusan di luar kota, mungkin beberapa hari baru bisa pulang." kata Xia Long."Tugas ke luar kota? Kenapa mendadak? Tadi pagi Kakak nggak ngomong apa-apa?!" tanya Xia Lien kecewa."Iya, mendadak. Makanya Kakak hubungi kamu secepatnya ketika baru sampai sini," sahutnya sedikit berbohong. "Maaf, ya!" Xia Lien terdiam sejenak sebelum mengangguk pasrah. Lenguhan terdengar jelas. "Ya udah kalau begitu, tapi Kakak harus jaga diri