Share

Janji Hans

Lima hari sudah, William berada di Surabaya. Thania merasa aman dan bebas tidak ada suaminya itu. Meskipun setiap dua jam sekali selalu menghubunginya, baginya tidak masalah. Sebab tugasnya hanya menerima panggilan itu.

Hanya dua menit saja, mereka berbincang lewat telepon. Hanya untuk memastikan jika Thania tidak bertemu dengan siapa pun karena tidak ada dirinya di sana.

"Huh! Bener-bener emang suami lo, Than. Posesifnya minta ampun. Kalau begitu, kenapa nggak mau lepasin Mhika aja terus jalin rumah tangga sama elo dengan damai. Kalau kayak gini kan, kelihatan banget kalau dia tuh sebenarnya suka, sama elo."

Thania yang kini tengah berada di restoran milik Winda hanya mengulas senyum mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Cinta nggak bisa dipaksa, Wind. Dia kayak gitu karena takut orang tuanya tahu. Karena kalau gue ketahuan jalan sama pria, dia takut gue kasih tahu semuanya ke mereka."

Winda menaikan kedua alisnya. "Dih! Gak jelas banget itu orang. Takut elo ngadu, tapi masih aja nyakiti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status