Share

Bab 115

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2024-01-09 21:57:49

Tsabi terjaga saat mendengar rengekan Zayba. Perempuan itu langsung membuka matanya, lalu menyingkirkan tangan Shaka yang melingkar indah di pinggangnya.

"Haus ya sayang," gumam wanita itu seraya menimangnya. Langsung memberikan ASI dari sumbernya.

Beberapa kali Tsabi menguap, terkantuk-kantuk sembari menyusui putrinya yang nampak langsung diam menikmati sumber air kehidupannya.

"Sayang, Zayba bangun?" tanya Shaka ikut terjaga. Menyadari guling hidupnya telah hilang, dia langsung membuka mata.

"Hmm," jawab Tsabi hanya dengan gumaman.

Shaka mengamatinya seraya berbaring, tangannya terulur memeluk kaki atas istrinya. Sementara Tsabi baru saja melepas miliknya dari bayi mungilnya. Lebih dulu menyendawakan sebelum akhirnya kembali membaringkan Zayba di sampingnya.

Tsabi tidak mengembalikan ke ranjang baby, melainkan membaringkan Zayba di dekatnya. Memeluk dengan nyaman, hingga bayi itu lelap kembali.

Shaka juga sama, ikut merapat mempertemukan tubuh dan punggung istrinya tanpa seka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ida Nur
ciiih angel gak ada mslu malunya, tuh Shaka udah punya istri
goodnovel comment avatar
Dwi MaRITA
hadewh.... tak kira kemaren wkt mo ngumpanin tsabi ke saga.... angel dah tobat.... ...
goodnovel comment avatar
Duma Candrakasi Harahap
kpn lha angel berubah ny ya,kirain kemaren udah insyaf ,nyatanya malah makin menjadi aj
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 116

    "Aku kira kamu tidak akan datang memenuhi undangan paman," kata pria paruh baya itu menyambut kedatangan Shaka. Ia beralih menatap Tsabi di sebelah Shaka dengan dingin. "Aku pasti datang, paman, bukankah memenuhi sebuah undangan itu suatu keharusan," jawab Shaka santun. Menunduk hormat, diikuti Tsabi mengatupkan kedua tangannya sopan. Kali ini dia tidak membawa Zayba, sengaja menitipkan ke ummi karena memang ada urusan menemani Shaka. Mereka akan menjemputnya nanti usai dari bepergian. "Ya, kamu benar, silahkan duduk Shaka, walaupun kamu agak terlambat sedikit dan membuat paman menunggu, tapi tidak masalah. Paman mentolerir hal itu.""Terima kasih paman," jawab Shaka sembari membimbing istrinya agar duduk di sebelahnya. Seorang pelayan nampak langsung menjamu pasangan yang baru datang itu. "Shaka, apa kamu butuh pengawal, kenapa sekarang ke mana-mana terlihat membawa Tsabi?" tanya paman kurang respect dengan gadis di sampingnya, yang menurutnya membawa pengaruh besar bagi Shaka.

    Last Updated : 2024-01-10
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 117

    Shaka langsung menuntun Tsabi pamit. Keluarganya benar-benar keterlaluan membahas hal se sensitif ini di depan istrinya. Apakah mereka tidak punya perasaan? Tidak tahu saja bagaimana perjuangan Shaka untuk mendapatkan Tsabi kembali. Hanya orang bodoh yang mau menuruti kemauan mereka. "Shaka!" Angel berjalan cepat menghampiri keduanya yang melangkah keluar. Langkah Tsabi dan juga Shaka terhenti. Pria itu tak melepaskan tautan tangannya sedikit pun. Menoleh hingga menghadap wanita yang sudah Shaka anggap sebagai saudaranya. "Maaf Ka, kenapa pergi begitu saja. Janganlah diambil hati perkataan ibumu. Dia bahkan datang jauh-jauh hanya niat pulang ingin melihatmu. Tidakkah kamu ingin berdamai dengannya.""Maaf Angel, aku tidak bisa memenuhi permintaan mereka. Aku juga tidak akan memberikan harapan apa pun. Aku menghormati kamu, mommy, dan juga paman. Mereka adalah keluarga, tapi jika berniat menghancurkan rumah tanggaku, maaf, sekali lagi, aku tidak akan lagi berurusan dengannya.""Tante

    Last Updated : 2024-01-11
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 118

    "Zayba sudah bobok? Digendong saja, pulang sayang," ujar Shaka mengkode istrinya. "Iya Mas, bentar." Tsabi menuju kamar ibunya. Baby Zayba bobok di kamar utinya. "Ummi, Tsabi mau pulang, maaf jadi ngerepotin sampai malam," ujar perempuan itu menemuinya ke kamar. "Kenapa nggak nginep saja Tsa, kasihan Zayba lagi lelap," kata Ummi menyayangkan. Cucunya seperti anak bontot, sudah sehati, saat mau kembali, Ummi mendadak kesepian. "Besok-besok main lagi ummi, sekarang pulang dulu," kata Tsabi pamit. Perempuan itu menggendong Zayba yang masih lelap. Pamit dengan orang-orang rumah. "Hati-hati di jalan sayang, kalau perlu bantuan ummi buat jagain Zayba, jangan sungkan. Ummi banyak waktu," katanya berpesan. Tsabi mengangguk mengiyakan, tak lupa memberikan buah tangan yang tadi sempat dibeli Shaka. Keduanya pulang cukup malam. "Kangen banget sama bayi mungilnya abi." Shaka mencium lebih dulu bayi mungil dalam gendongan istrinya sebelum menyalakan mesin mobil. "Ish ... jangan digemesin M

    Last Updated : 2024-01-12
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 119

    "Mas, Zayba rewel." Tsabi memberi jarak, dia tidak berkonsentrasi menikmati sentuhan Shaka yang baru saja dimulai. Pikirannya makin buyar kala rengekan itu semakin jelas tertangkap rungunya. Pria itu pun spontan menghentikan kegiatan nakalnya. Agak tidak rela saat Tsabi beringsut turun meninggalkannya. Namun, baby Zayba yang menangis membuat Tsabi cepat-cepat melangkah. Shaka mengekor istrinya ke kamar utama. Benar saja, Zayba terbangun. Bayi mungil itu menangis begitu saja. Tsabi langsung menggendongnya, belum lama Zayba baru saja minum ASI tentu masih kenyang. Rupanya bayi comelnya perlu diganti pampersnya. Dia merasa risih sebab pup. Membuat Tsabi buru-buru menurunkan Zayba dan membersihkannya agar bayi mungil itu kembali merasa nyaman. "Pantesan rewel, kamu nggak nyaman sih," kata Tsabi sembari mengganti diapersnya. Baby Zayba langsung terdiam begitu diganti dengan yang bersih. Rupanya memang merasa tidak nyaman, jadi protes. Sementara Shaka masih menunggunya, mengamati kedua

    Last Updated : 2024-01-13
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 120

    "Gimana? harus jujur, nggak boleh bohong?" tanya Tsabi begitu Shaka mencicipi hasil masakannya. "Enak kok, jujur, kamu makin pintar saja memanjakan perut suami," jawabnya sembari mengunyah. "Kalau suka, besok aku masak lagi. Atau kalau nggak, Mas bisa request makanan kesukaan Mas biar aku masakin.""Aku pasti makan masakan kamu sayang," kata Shaka benar adanya. "Mas, minggu depan cutiku habis. Aku sudah mulai mengajar lagi. Zayba gimana ya? Aku titip di ummi nggak pa-pa? Atau cari orang buat ngasuh Zayba. Pagi sampai sore saja, setelah aku pulang, aku urus sendiri.""Emang harus berangkat lagi ya." Shaka agak kurang suka kalau istrinya bekerja. Terlebih baby Zayba butuh pengasuhan ibunya. Namun, ia juga tidak semata-mata melarangnya. Biar bagaimanapun, pekerjaan Tsabi menyangkut orang banyak dan mengenai tanggung jawabnya. "Iya Mas, kan cuma cuti tiga bulan. Kamu ngebolehin kan?""Biar Zayba sama aku saja. Nanti sambil jagain toko, aku bisa kok," jawab Shaka spontan membuat Tsabi t

    Last Updated : 2024-01-14
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 121

    Tsabi membawa dua teh hangat untuk kedua tamu yang sekarang sudah beranjak ke ruang tamu. "Silahkan Tante," ucap Tsabi sopan. Walau ada perasaan kesal, tetap saja dua harus menghormati ibunya Shaka. "Makasih sayang," ucap Shaka sebelum Tsabi beranjak. Perempuan itu sekaligus membawa Zayba ke dalam. Tidak ingin terlibat obrolan apa pun dengan anak dan juga ibu itu. Walau hatinya kepo. Berusaha menahan diri untuk ranah yang bukan urusannya. "Silahkan diminum Mom," ujar Shaka mempersilahkan ibunya. Jangankan mencicipi buatan Tsabi, minat pun tidak. Kedatangannya tidak untuk berbasa-basi, dia tetap ingin meminta putranya kembali. Bahkan dengan iming-iming kekayaan yang fantastis. Namun, sayangnya Shaka saat ini tidak tergiur materi, apalagi gila jabatan yang membuat dirinya haus kekuasaan. Mungkin dia akan disanjung di depan semua orang karena kekuasaannya yang dimiliki. Namun, dia tidak tertarik sama sekali untuk menjadi seperti dulu. . "Ya ampun Shaka, kamu itu jangan keras kepala.

    Last Updated : 2024-01-15
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 122

    "Aku mau sendiri," kata Tsabi memberi jarak. Beringsut memutar tubuhnya menjauh dari Shaka sembari menyusut sudut matanya yang basah. Tidak menyalahkan Shaka, hanya saja sedang tidak ingin ditemani. Pria itu tertegun, bingung hendak melakukan apa. Dia juga tak kunjung beranjak dari kamar. Mau menggendong Zayba, nampaknya tengah minum ASI pada ibunya. "Oke, Mas di depan ya, kalau butuh sesuatu, panggil saja," katanya berpesan. Tangannya terulur hendak meraih puncak kepalanya. Namun, hanya berakhir menggantung di udara. Dia menarik kembali. Takut merasa Tsabi tidak nyaman. Shaka meninggalkan Tsabi yang jelas sedang tidak baik-baik saja. Dia bingung hendak melakukan apa. Pria kaku yang sebelumnya tidak mempunyai pengalaman romantis apa pun dalam hal wanita. Sedang belajar meratukan kekasih halalnya, walau hasilnya masih selalu bikin istrinya nangis. Jadi, ketika mendapatkan hal semacam ini, Shaka ikut galau sendiri cara membujuknya. Shaka kembali ke toko otomotif, dia menyibukan diri

    Last Updated : 2024-01-15
  • Hamil Tapi Perawan   Bab 123

    Shaka mandi dengan cepat, sementara Tsabi bermain dengan Zayba yang sudah bangun dari tadi. Baby mungil itu tidak rewel sama sekali. Ketika terbangun, ada ibunya di dekatnya yang langsung menyapa dan memberikan perhatian. Derit pintu kamar yang terbuka membuat wanita itu menoleh sekilas, lalu kembali menyapa Zayba dengan guyonan. Shaka masuk dengan handuk melilit sebatas pinggangnya. "Ini ganti buat aku?" tanya pria itu menghampiri istrinya. Melihat pakaian dirinya sudah tersaji di atas ranjang, membuat hati Shaka menghangat seketika. "Iya," jawab Tsabi tanpa mengalihkan pandangan. Tetap sibuk membersamai bayinya. "Katanya mandiin, udah aku siapin airnya," ujar pria itu pengertian. "Siap Abi," jawab Tsabi seolah mewakili jawaban bayi mungilnya. Wanita itu langsung membuka pakaian Zayba, membawanya ke kamar mandi. Tak lupa menyambar handuk bersih yang ada di gantungan. Dengan santai memandikan Zayba. Sudah tidak kaku lagi, bahkan bisa sangat lancar membolak-balik saat menyabuni.M

    Last Updated : 2024-01-15

Latest chapter

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 150

    "Tapi apa Mas?" Tsabi yang penasaran langsung mencicipinya. Tidak ada masalah, rasanya juga cukup enak. Namun, ia sedikit eneg ketika mendapati isian bawang bombainya."Hehehe. Seharusnya kamu bikin lebih banyak lagi. Aku suka, kalau ukurannya kecil gini kurang sayang.""Ish ... bikin worry saja. Habisin semuanya Mas, aku kenyang.""Kapan kamu makan?" Sedari bangun Shaka belum melihat istrinya mengisi perutnya."Lihatin kamu udah kenyang. Aku belum lapar, udah minum susu tadi," jawab Tsabi benar adanya."Sini aku suapin," ujar pria itu membagi sisa gigitannya.Sebenarnya Tsabi agak mual dengan bawang bombay, tetapi isian itu kurang menarik tanpa umbi satu itu.Tsabi baru mengunyah beberapa suapan, tetapi dia merasa semakin eneg. Wanita itu langsung beranjak dari kursi seraya menutup mulutnya.Shaka yang melihat itu langsung berdiri menyusul. Paling tidak bisa melihat istrinya dalam kesusahan."Sayang, maaf, kamu beneran mual?" ucap pria itu iba. Kasihan sekali melihat Tsabi yang menda

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 149

    "Kamu juga capek kan Mas, kenapa mijitin?" tanya wanita itu sembari menyender di kepala ranjang. "Lelahku hilang saat melihat senyum kamu sayang," ujar Shaka jujur. Sedamai itu ketika menatap wajahnya yang teduh. Selalu menenangkan. "Bisa aja kamu Mas," jawab Tsabi tersenyum. Ditemani gini saja sudah mengembalikan moodnya. Apalagi dipijitin begini, sungguh Mas Shaka suami yang romantis dan pengertian. Perlahan netra itu mulai berat. Seiring sentuhan lembut yang mendamaikan. Tsabi terlelap begitu saja. Melihat itu, Shaka baru menyudahi pijitanya, dia membenahi posisi tidur istrinya agar lebih nyaman. Sebenarnya ada hasrat rindu yang menggebu, apalagi memang pria itu sudah beberapa hari tak berkunjung. Namun, nampaknya waktu dan keadaan kurang memberikan kesempatan. Tsabi juga terlihat lelah akibat aktivitas seharian di luar. Shaka akan menundanya besok sampai waktu memungkinkan. Agar keduanya sama-sama nyaman. Terutama Tsabi yang saat ini tengah hamil muda. Kadang moodian. Shaka h

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 148

    "Nggak jadi aja ya, perasaan aku nggak enak," kata Shaka yang sebenarnya takut kalau nanti istrinya bakalan sakit hati lagi. "Kenapa, kalau dia nggak mau ketemu sama aku, mungkin mau dijengukin kamu. Kita bisa bawakan makanan kesukaan Angel dan mukena. Aku yakin dia mau berubah. Kita tidak boleh memusuhinya Mas.""Kenapa sih kamu jadi orang baik banget. Dia udah jahat banget loh sama kamu, sama keluarga kita. Wajar kan kalau pada akhirnya aku nggak respect.""Sangat wajar, itu namanya naluriah. Ketika seseorang disakiti terus membalas. Aku cuma mau kasih ini Mas, mana tahu dia bisa terketuk hatinya untuk melakukan kebaikan.""Oke, nanti aku antar," ucap Shaka pada akhirnya. Mereka benar-benar mengunjungi Angel yang saat ini dalam tahanan. Akibat perbuatannya, Angel harus menerima sanksi berat. Mendapatkan kurungan yang tak sebentar. Karena mencoba melakukan penganiayaan dan juga pembunuhan."Ngapain kalian ke sini? Puas lihat aku di sini seperti ini," sentak Angel menatap sinis pasu

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 147

    Sepekan telah berlalu, tapi kesedihan nampaknya masih membekas di hati Shaka. Suasana hatinya beberapa hari ini sedang tidak baik-baik saja. Beruntung Tsabi adalah istri yang begitu perhatian dan pengertian. Wanita itu sangat sabar menemani suaminya yang dalam suasana duka.Hari ini pria itu sudah mulai beraktivitas kembali seperti biasanya. Toko dan bengkelnya juga sudah mulai dibuka kembali. Setelah sepekan tutup total karena dalam suasana berkabung. Ibunya memang belum meninggalkan banyak kenangan manis dengannya. Namun, sebagai seorang anak pasti sangat kehilangan ditinggalkan orang yang telah melahirkannya untuk selamanya. "Mas, ini ganti kamu hari ini," ujar Tsabi menyiapkan pakaian ganti suaminya. Walaupun beraktivitas di samping rumahnya, tentu Tsabi tak pernah lupa mengurusi pakaian suaminya juga untuk kesehariannya. Santai, tapi bersih dan tertata. "Makasih sayang," jawab Shaka memakainya begitu saja di depan istrinya. Sudah tidak tabu lagi. Bahkan menjadi pemandangan men

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 146

    Tepat pukul lima sore hari Nyonya Jesy menghembuskan napasnya yang terakhir. Shaka sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Pria itu tersedu sembari membacakan ayat-ayat suci di dekat ibunya. Tsabi mengusap lembut punggung Shaka setelah menyelesaikan surat yasin menutup doa ibu mertuanya. "Yang ikhlas Mas, biar mommy tenang," ucap Tsabi menguatkan. Dia tahu ini berat, hanya doa terbaik untuk almarhum mommy yang sekarang bisa ia lakukan. Wanita itu langsung menghubungi keluarganya. Ummi Shali, Ustadz Aka, dan Khalif serta beberapa orang abdi dalem langsung bertolak ke rumah sakit. Tentu saja untuk mengurus kepulangan dan juga pemakamannya. Beberapa orang lainnya nampak sudah bersiap menunggu jenazah pulang ke rumah duka. Suasana mengharu biru saat jenazah itu tiba dan hendak disholatkan. Ustadz Aka sendiri yang mengimaminya. Berhubung waktu belum terlalu malam, almarhum langsung dikuburkan malam itu juga. Tepatnya setelah sholat maghrib. Semuanya seakan berjalan begitu cepat. Padah

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 145

    "Tsabi, apa yang terjadi sayang?" Ummi Shali dan suaminya langsung bertolak ke rumah menantunya begitu mendapatkan kabar dari Shaka. "Zayba jatuh Ummi, dia sepertinya sangat kaget," jelas Tsabi mengingat bocah kecil itu terlepas dari troli. Salah satu karyawan toko yang menggendongnya dan langsung mengamankan bayi itu. "Astaghfirullah ... Mas, cucuku gimana ini. Kita bawa ke tukang pijat.""Kenapa bisa sampai seteledor itu menjaga anak kecil. Bukankah kamu di rumah?""Tsabi tidak enak badan abi, tadi habis periksa. Aku nitip ke mommy, tapi malah ada musibah begini.""Kamu sakit?" tanya Ummi Shali menatap dengan serius. "Sakit, tapi sebenarnya—" Tsabi terdiam, agak ragu berkata jujur saat ini. Namun, bukankah kabar baik itu harus berbagi. "Sebenarnya apa?" tanya Abi Aka giliran yang menatapnya. "Zayba mau punya adik, Ummi," kata Tsabi malu dan ragu membagi kabar bahagia tersebut. "Kamu hamil lagi?" tanya Ummi cukup kaget. Baby Zayba belum genap satu tahun sudah mau punya bayi. Ba

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 144

    "Ide menarik, boleh dicoba kalau nanti gagal.""Maaf ya, belum bisa bahagiakan kamu," ucap Shaka tiba-tiba. Baru saja mau bangkit, sepertinya ada saja halangannya. "Aku nggak ngerasa gitu kok, maaf juga kalau masih banyak mengeluh selama jadi istri kamu." Tsabi mencoba menerima dan bersabar dengan ujian yang datang dari keluarga Shaka. Dia juga harus bisa menerima keluarganya juga bukan. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hampir satu purnama Angel menumpang di rumah mereka. Semua Tsabi lalui dengan tidak mudah. Karena wanita itu sering berulah dengan sengaja. Beruntung Shaka yang pengertian memperlakukan Tsabi dengan penuh perhatian. "Sayang, kamu pucet sakit?" tanya Shaka memperhatikan istrinya yang sepertinya kurang enak badan. "Agak pusing Mas, perlu minum obat kayaknya." Beruntung ini hari libur, jadi Tsabi tidak harus berangkat mengajar. "Ya sudah tiduran saja, mumpung libur juga. Tidak usah mengerjakan apa pun. Zayba hari ini full sama abi.""Makasih Mas," jawab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 143

    "Nggak bisa Mas, aku kan kemarin sudah izin. Kamu sarapan dulu ya, terus minum obat. Nanti biar Zayba sama Mbok Tini. Kemarin juga seharian sama Mbok Tini."Shaka yang tengah rebahan meraih pinggang istrinya agar duduk makin dekat. Pria itu memposisikan kepalanya tepat di pangkuan istrinya dengan manja. "Obatnya kamu," katanya sembari menenggelamkan wajahnya ke perut Tsabi. Tangan kanannya memeluk erat. Seolah tidak mengizinkan wanita itu untuk beranjak dari sisinya."Aku bikinin sarapan ya, terus minum obat.""Pingin sarapan kamu, yank, aku tidak semangat," kata pria itu mode rewel. Bisa begini juga ternyata cowok yang super dominan itum"Dih ... aku belum bersih lah. Tapi udah mau sembuh kok. Kamu kenapa jadi manja gini sih Mas. Nanti aku kabari kalau udah selesai.""Kangen, namanya juga kangen ya gini. Kamu cuek banget dari kemarin."Repot kalau suaminya mode rewel. Sakit sedikit manjanya ngalahin bayi. Tsabi tidak leluasa bergerak sama sekali. Tiba-tiba Zayba juga merengek. Tsab

  • Hamil Tapi Perawan   Bab 142

    "Kamu ngapain sih Mas ngikutin mulu, tidur sana!" omel Tsabi melihat suaminya mengekor dirinya. "Ya itu Zayba rewel, mana tahu kamu butuh bantuan.""Nggak, aku pikir kamu malah nggak ingat pulang," jawabnya ketus. Efek lelah dan juga tubuhnya sedikit tidak enak badan, membuat Tsabi sewot sendiri. "Kok ngomongnya gitu, aku pasti pulang lah. Ya walaupun akhirnya malam. Maaf, tadi ikut ngaji dulu.""Ya nggak pa-pa kan, aku juga nggak pernah ngelarang juga. Kamu mau ngapain aja terserah kamu. Lagian ada Khalif kok yang bisa bantuin ke mana-mana.""Memangnya tadi ke mana? Kamu nggak telpon kan?""Seharusnya kamu ingat memberi kabar. Bukannya nungguin aku hubungi kamu. Memangnya aku sempat apa telpan telpon terus Zayba sakit begini.""Zayba masih sakit?" Tsabi tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan merotasi matanya jengah. Bukankah pria itu tahu tadi pagi juga Tsabi sudah mengeluh kalau bayinya sakit. Apa seorang pria tidak sepeka itu. Perempuan itu kembali masuk ke kamar seraya me

DMCA.com Protection Status