Share

5. Ayah si Bayi

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2024-04-12 23:18:50

“Kamu gak serius kan, Dea?”

Mira terkejut. Gadis itu bahkan langsung membolos dari kelasnya dan mendatangi apartemen mewah milik Dea.

Namun, Dea tak bergeming dan justru menatap Mira dengan tatapan kosong.

“Bagaimana bisa?” tanya istri ayahnya itu, tak percaya.

“Gue tidur sama rekan bisnis Papi,” balas Dea datar.

“Papi kamu–”

“Jangan kasih tau dia.”

“Kenapa?”

“Hidup gue bisa hancur, lo tau kan Papi satu-satunya orang tua gue sekarang?”

Tanpa sadar, Mira langsung menggenggam tangan Dea–interaksi yang sudah bertahun-tahun tidak mereka lakukan.

Ruangan menjadi hening, lalu isak tangis Dea mulai terdengar lagi sehingga dengan spontan Mira memeluknya dari samping.

Dea melupakan sejenak kebenciannya pada mantan sahabat yang kini jadi ibu tirinya itu.

Dia sungguh lelah dan sangat butuh sandaran.

Saking lelahnya, Dea bahkan tertidur setelah beberapa saat menangis dan melamun.

Dea menolak makan, tetapi Mira mengancamnya kalau tidak mau makan ia akan melaporkannya pada sang ayah.

Tet!

Tak berselang lama, bel berbunyi dan Mira yang membukakan pintu untuknya.

Saat itu juga terlihatlah sosok Rani dan Angel, sahabat Dea.

“Eh, lo ngapain di sini?” tanya Angel.

Mereka berdua tau tentang kisah kelam Dea dan Mira di masa lalu, makanya langsung ketus.

Sementara itu, Mira tampak berusaha tenang. “Aku… tadi ketemu Dea di jalan, dia kayak mau pingsan dan sekarang dia demam,” jawabnya beralasan dan menunjuk ke kamar Dea.

Keduanya menatap Mira dengan curiga, tetapi langsung menyingkirkannya yang berdiri di depan pintu kemudian menerobos masuk.

Mira langsung mengejarnya, takut kalau ia ketahuan bohong pada mereka.

“Dea lagi istirahat, tadi kata dokter … dia perlu tidur karena sering begadang,” ujar Mira berusaha mencegah mereka masuk.

“Apaan sih, lo?!” gerutu Rani kesal.

Tanpa basa-basi, keduanya tetap masuk ke kamar Dea dan mengabaikan Mira.

“Hellow, Beiiib!” sapa Angel ceria.

Suara berisik itu sontak membuat Dea terbangun. “Kalian?”

“Iya! Waktunya, girl’s time!”

Meski mengantuk, Dea mengangguk.

Di sisi lain, Mira yang melihat Dea tak menolak, langsung mengetikkan pesan untuk pamit pada Dea.

Ia tak ingin menambahkan kecurigaan dua sahabat Dea itu.

Untungnya, Dea setuju.

Cepat tanggap, ia mulai melakukan Girl’s Time seperti biasa dengan Angel dan Rani, hingga hari itu akhirnya berlalu.

Rasanya, semua dapat teratasi, sampai Dea membuka ponselnya keesokan pagi.

[ANAK KONGLOMERAT VICTORIUS HAMIL DI LUAR NIKAH]

Ada banyak notifikasi menghujaninya!

Mulai dari media sosial, hingga panggilan tak terjawab karena sebuah berita yang menggemparkan.

Deg!

Di sana, terlihat bukti foto testpack kehamilannya yang belum sempat Dea buang.

Dea lantas berjalan turun dari kasur dengan terburu-buru.

Dicarinya testpack itu di laci nakasnya dan terkejut karena tak menemukan apapun di sana.

Padahal, jelas-jelas, Dea menaruhnya di nakas itu!

“Ada apa sih, De?”

Terganggu dari tidur, Angel pun bertanya dengan bingung.

Namun mendengar itu, Dea tak menjawab.

Ia justru menangis sambil duduk di lantai.

Bohong pun tak berguna karena semua orang sudah tahu.

Sebenarnya, siapa yang melakukan ini padanya? Apakah Mira, Angel, Rani, atau bahkan … Juna?

“Astagah, De! What’s wrong?!” tanya Angel panik.

Ia langsung membangunkan Rani agar anak yang pelor itu bangun.

Namun baru saja ia terbangun, pintu apartemen Dea terbuka tanpa aba-aba.

Brak!

“Dea!”

Mendengar suara itu, ketiganya sontak menegang.

Benar saja, di depan pintu, terlihat Aron datang dengan wajah marah.

Pria itu berusaha mengatur napasnya. “Papi ingin bicara sama kamu,” ujarnya mencoba agar tidak meledak saat itu juga.

Pria itu lalu melirik Angel dan Rani. “Kuharap kalian keluar.”

Kedua teman Dea itu pun pergi terbirit-birit seperti dikejar setan.

Mereka tahu bagaimana kalau seorang Aron marah, makanya tak berani mengajak Dea macam-macam.

Berbeda dengan keduanya, Dea justru kini merasakan berbagai macam emosi melihat kedatangan ayahnya setelah waktu cukup lama.

“Kenapa? Papi mau nampar aku lagi?” tanya Dea sebelum Aron memarahinya.

“Siapa pria itu?” tekan Aron dengan suara rendah menahan amarah.

Jelas, Aron mulai terpancing emosi, tetapi ia harus tahu siapa yang berani menyentuh putrinya.

“Saya, Tuan Victorius.” Belum sempat Dea berbicara, fokus Aron mendadak teralihkan dengan kedatangan rekan bisnisnya yang bisa masuk tanpa akses.

“Juna? Apa maksudmu?”

“Sayalah Ayah dari bayi yang dikandung Dea, putri Anda,” jawab Juna tegas.

Blue Rose

Wah gimana nih...

| 27
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Hamil Anak Om Miliarder   6. Lamaran

    Hening sejenak, sampai akhirnya Aron mendekati Juna dan memegang kerahnya sampai pria yang lebih tinggi tiga cm darinya terhuyung ke belakang. “Beraninya kamu…” Dea sampai terkejut dan akan menghentikannya tetapi terlambat. Bugh! “Pi, hentikan!!!” Namun, semua itu terlambat sementara Juna terlihat pasrah menerima setiap pukulan yang dilayangkan padanya. “Papi!” Setelah Juna berdarah-darah di seluruh wajahnya, Dea akhirnya berkata. “Semua ini terjadi karena Papi!” Teriakan itu sontak membuat Aron berhenti dengan aksinya, lalu menatap Dea yang menangis melihat keadaan tadi. Juna sudah babak belur sekarang. “Papi bertindak seolah menjadi orang tua yang baik. Nyatanya, Papi adalah Ayah terburuk. Karena Papi, aku keluar malam itu, lalu berakhir menghabiskan malam dengan Om Juna. Papi harusnya sadar, siapa pelaku utama dalam kejadian ini!” Tiba-tiba pintu terbuka, dan memperlihatkan Mira yang datang dengan terengah-engah. “Kenapa …” Mira melihat Juna yang bab

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   7. Bertemu Ayahmu

    Pagi harinya, Dea keluar apartemen dengan menggunakan topi serta kacamata hitam dan baju yang rapat. Ia sudah dikenal oleh semua orang yang ada di internet, jadi tidak ada lagi yang memandangnya sebagai manusia, ia sangat hina sekarang.Tanpa sengaja, ia menabrak bahu seseorang sampai topinya terlepas, ia buru-buru minta maaf dan mengambil topinya yang jatuh ke tanah. Namun saat ia menunduk, kacamatanya melorot dan membuat orang yang menabraknya dan temannya mengenalinya. “Dea?!”“Iya, Dea kan?”Mereka sangat heboh sampai suaranya mengundang pandangan banyak orang, ia ingin pergi tetapi terjebak di antara kerumunan orang. “Kalian salah orang!”Ia berusaha keluar dari kerumunan tetapi dijegal oleh seorang pria tak dikenal. Hal itu membuat Dea tak bisa berkutik dan menerima respon banyak orang yang langsung mengeluarkan kamera dan komentar-komentar negatif.“Cantik-cantik hamil duluan, Kak.”“Iya ih, padahal kalo sama artis, artisnya pasti mau. Anak orang kaya lagi.”Namun tak lama,

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   8. Apa yang Kalian Rencanakan?

    “Saya di sini untuk melamar anak, Anda, Tuan.” Dea diam saja merasa gugup di samping Juna yang terus menggenggam tangannya. Sementara Aron terlihat kaget. “What?!” Juna tau ia akan shock, tetapi ia sudah mempersiapkan segala argumentasi untuk memenangkan perdebatan dengan pria tua yang masih awet muda itu. “Menikah karena MBA tidak akan baik ke depannya. Kamu akan menganggap rendah anakku,” ujar Aron mencoba menekan emosinya. Di sampingnya ada Mira yang hanya diam saja menunduk, mungkin ia tak berani menatap Dea. Hal itu justru membuat Dea makin curiga, jangan-jangan yang menyebarkan foto testpack itu adalah Mira, makanya ia terlihat mencurigakan. “Ini bukan soal kejadian atau bayi ini aja, tapi tanggungjawab!” bantah Juna yakin.“Saya menerima jika Tuan ingin memukuli saya lagi, saya memang salah! Tapi izinkan saya bertanggungjawab, saya tidak akan memandang Dea rendah dan akan memuliakannya selayaknya Ratu.” “Tapi…” TIba-tiba Dea terisak, ia menangis. “Huuuu…

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   9. Dikerjain Suami

    “Selamat datang, Nyonya!”Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea."Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man

    Last Updated : 2024-04-22
  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperha

    Last Updated : 2024-08-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

    Last Updated : 2024-12-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

    Last Updated : 2024-12-10
  • Hamil Anak Om Miliarder   13. Mira Pick Me

    "Anjirlah..." gumam Dea. Ia terkejut melihat pemandangan menggelikan di pintu apartemennya. Ayahnya sedang bergandengan dengan Mira, mereka tersenyum saling menggoda sebelum menyadari Dea membuka pintu untuk mereka. Aron terlihat mengenakan pakaian casual, yang sayangnya ia tetap tampan meski sudah tua. Itu juga yang menjadi anugrah baginya, karena 75% fisik ayahnya diturunkan padanya. Sejujurnya, tidak hanya Mira, teman-temannya yang baru tau kalau ayahnya setampan itu, pasti akan berusaha mencari perhatian. Namun ia yakin, mereka tak segila Mira. "Pagi, Sayang!" sapa Aron. Ia melepas gandengan tangan dengan istrinya dan segera memeluk putrinya, menyalurkan kehangatan. "Pagi, Pih. Kenapa ke sini?" tanya Dea datar. Ia melepaskan pelukan hangat ayahnya dan menatapnya dingin. Hal itu membuat suasana berubah yang awalnya ceria, menjadi canggung. "Kita ke sini mau ngajakin kamu dan suamimu family time!" jawab Mira dengan nada ceria. Dea menyeringai merasa lucu dengan dua k

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Hamil Anak Om Miliarder   154. Kencan?

    Mira keluar dari kantor saat tiba-tiba mobil mewah yang sangat ia kenali, berhenti di depannya, membuatnya dan orang di sekitarnya kaget. Lalu, kaca mobil dibuka dan memperlihatkan Yuda--sopir Aron yang tersenyum padanya. "Silahkan naik, Nyonya." "Lah Evi (opir Mira) kemana?" tanya Mira. "Sudah pulang, Tuan yang nyuruh." Mira kemudian mendekat dan melihat ada Aron yang duduk di kursi penumpang dengan ekspresi datar. Hal itu membuatnya bingung, tapi ia juga tak bisa menolaknya. Dibukanya pintu samping sopir dan ia duduk di sana, mengabaikan tatapan Aron yang jelas tak suka ia duduk di samping Yuda. "Nyonya... itu..." "Sssstttt, jalan!" perintah Mira. Yuda melirik Aron dari kaca tenah dan melihat sang majikan mengangguk parah. Sepertinya mereka sedang ada masalah, yang membuat Nyonyanya tak mau duduk bersama sang Tuan. Padahal biasanya mereka sangat menempel, tapi sebagai sopir Ia hanya bisa fokus menyetir dengan kondisi tertekan. Bagaimana tidak tertekan? B

  • Hamil Anak Om Miliarder   153. Kerja

    "Kita harus kerja sekarang kan?" Aron mengeryit, "Di situasi ini?" Ia sungguh kaget, pembicaraan ini amat penting, dan sekarang Mira masih memikirkan kerja? "Aku akan teat dan akan dapat masalah," ujar Mira panik. Alih-alih menunggu suaminya bicara, ia segera masuk ke kamar mereka dan mengambil batang-barang yang harus ia bawa ke kantor. Aron kebingungan, tapi Mira terlanjur heboh sendiri dan minta dintarkan ke kantor pada sopirnya. Pada saat itulah, Aron merasa apa yang ia lakukan tidak mempan untuk Mira. Yah, Mira bukan perempuan bodoh, tapi ia hanya belum bisa menerima. Ia pun akan mencoba mengerti, jika seperti itu hasilnya. ••• Dea tadi malam memang sudah memberikan testimoni pada Mira tentang ayahnya Ia bukannya mau ikut campur, tapi ia ingin membantu ayahnya sedikit-sedikit. Makanya ia cukup banyak menceritakan tentang ayahnya pada Mira. Saat ini, Dea sudah agak senggang dan membuka ponselnya karena Baby Adam sudah tidur. Akan tetapi, ayahnya menelpon dan

  • Hamil Anak Om Miliarder   152. Apakah Ini Tak Cukup?

    "Jangan tinggalin aku!" gumam Aron dengan isak tangisnya. Mira tambah bingung, "Apa yang kamu maksud? Ninggalin apa?" tanyanya. Aaron kemudian melepas pelukannya pada Mira dan menatapnya. "Kamu nggak ninggalin aku kan?" Mira mengeryit bingung, "Maksud kamu? Lah aku kan cuma nginep di tempat Dea." "Kukira kamu gak bakal pulang karena masih marah sama aku. Aku takut kamu pulang lagi ke kampung," ujarnya dengan suara yang agak kekanakan. Jujur di sini Mira merasa bingung, apakah ini suaminya yang biasanya berwibawa, ia tampak seperti Kucing manja sekarang. Mira pun menghela nafas dan menggeleng. "Enggak kok, aku gak akan pergi sebelum nyelesein masalah kita." "Tapi kamu tetep pergi?" "Tergantung kamu," balas Mira sok cuek. Padahal ia hampir kelepasan ketawa gara-gara kondisi muka Aron terlihat seperti balita yang takut ibunya pergi. Saat Aron ingin membalas lagi, Oma menyarankan agar mereka duduk dulu. Lalu, mereka pun menurut dan berjalan menuju sofa. Mira dud

  • Hamil Anak Om Miliarder   151. Pria Bucin

    Mira merasa hatinya mulai mengeras, ia sulit percaya pada suaminya lagi. Ia takut, bahwa cintanya juga akan pudar. Ia mengirimkan pesan pada suaminya karena ingin menginap di Mansion milik Dea. Mira || Mas, ijin nginep di tempat Dea ya Aron || Kenapa? Aku mau ngobrol loh Sayang Mira || Besok aja, sekarang aku mau sama Baby Adam Menunggu cukup lama selama 5 menit, baru Aron membalas lagi. Aron || Ya udah gak papa, semoga mimpi indah Mira mendengus, "Manis banget kamu Mas," gumamnya kecewa. Ia masih kecewa dengan keadaan ini, di mana ia bahkan tidak bisa membayangkan kalau suaminya memang berselingkuh dengan Julia. Dea menatap Mira dengan prihatin, "Papi bilang apa?" "Dia mau ngobrol sama ku, tapi aku mau sama Baby Adam dulu." Dea pun mengangguk-angguk saja. Ia tak ingin membuat mood Mira turun. Ia yakin Mira dalam kondisi yang tidak membutuhkan nasihat, ia hanya butuh jeda jntuk bertemu Aron sebelum menghadapinya lagi. Menghadaoi orang yang membuat kita kecewa

  • Hamil Anak Om Miliarder   150. Perang Dingin

    Mira akan tetap berada di sendiri aja bahwa suaminya harus berusaha membuktikan bahwa ia tidak bersalah Ia merasakan trust issue dengan orang kaya seperti suaminya. Awalnya ia berharap bahwa ada titik terang, tapi ternyata Aaron juga berpotensi untuk menuju ke arah suami tidak setia. Lagian wajar sih, banyak cewek di luaran sana yang tertarim dengan Aron, tertarik untuk menikmati uang atau bahkan tubuhnya. Ia pernah diberitahu Dea, bahwa ayahnya pernah hampir diperkosa, ada juga yang terang-terangan meminta disetubuhi oleh suaminya secara gratis. Ia jadi merasa tambahsesak ketika mengingat fakta itu, ingin rasanya menangis. Ia tidak rela kalau harus membayangkan suaminya bercinta dengan perempuan lain, bayangkan kalau tangannya menyentuh entah bagian tubuh perempuan yang mana, atau perempuan mana saja yang ia sentuh. Ia tidak rela, dan terus merasa frustasi dengan itu. ••• Hari ini katanya Aron akan bertemu dengan Julia, sementara dirinya memilih pergi ke tempat Dea

  • Hamil Anak Om Miliarder   149. Survey Tempat Resepsi

    Mira begadang semalaman, dan memikirkan apa yang dikatakan Dea. "Masuk akal...." gumamnya. Apakah mungkin aktivitas yang dilakukan Aron dan mantan istrinya itu, dilatarbelakangi dari kebutuhan batinnya yang tidak terpenuhi dari istrinya sendiri? Itu bisa sejalan sih, tapi Mira tidak yakin kalau Aron orang yang seperti itu. Jika memang Aron ternyata orang seperti itu, dan ia tidak tahu aslinya. Ia akan sangat hancur. Ia merasa bodoh, atau bisa jadi Aron terbiasa dengan itu dan tidak bisa sembuh. Suaminya bisa saja terbiasa melampiaskan kebutuhannya itu, pada para pelacur atau orang-orang random yang mau berhubungan badan dengannya, yang sama-sama terbiasa dengan aktivitas seperti itu. Ditambah lagi, Aron punya modal fisik yang sulit ditolak. Sangat langka untuk ukuran pria yang tampan tapi tidak doyan selingkuh, presentasenya sekitar 1 banding 10? Mira tidak tau. Biasanya perilaku playboy itu tidak bisa sembuh. Lalu, karena mereka sudah menikah, bisa saja seumur hid

  • Hamil Anak Om Miliarder   148. Siksaan Bagi Suami

    Masalah antara Aron dan Mira tentu saja belum selesai, mereka masih saling diam tapi, Oppa kemudian bicara pada Aron. Mereka bicara di taman belakang, sambil ngopi dan menikmati sore yang tenang. Hari itu, Aron memang pulang lebih awal seperti biasa, ia tak tenang pergi ke kantor ketika istrinya marah padanya. Ia merasa dihantui rasa bersalah, dan merasa tak berguna. Ia merindukan Mira meski ia bisa melihatnya tiap hari, tapi tak bisa menyentuhnya, memeluknya dan menatapnya dati dekat. Mira selalu menjaga jarak, mengabaikannya dan mencoba mengurangi interaksi. Ini adalah siksaan terbesar untuknya. "Ini tidak boleh diteruskan, Aron," ujarnya. "Aku tau, hanya saja Mira tidak mau bicara padaku Yah," keluh Aron merasa frustasi sendiri. "Aku menerti, kamu kan bisa cari cara agar Mira bisa mendengarkan penjelasanmu. Bukan malah membiarkan dia menghindarimu seperti itu, perempuan memang punya ego sendiri, seperti kita parah laki-laki, sama. Tapi memang, mereka harus dibujuk deng

  • Hamil Anak Om Miliarder   147. Tak Bisa Menjelaskan

    Malam harinya tiba, Aron menagih apa yang ditanyakan pada istrinya tadi siang. "Sayang, sekarang kamu udah mau cerita kan apa yang tadi aku tanyain ke kamu?" tanyanya. Mira yang baru naik ke ranjang dan bergabung di satu selimut yang sama dengan suaminya pun menghela napas. Ia seolah mempersiapkan semuanya untuk menjelaskan pada suaminya. Mempertimbangkan reaksinya atau akibat dari apa yang ingin ia sampaikan. "Gini..." Aron sebenarnya merasa gemas dengan istrinya yang seolah tarik ulur, tetapi ia paham bahwa ia juga butuh waktu untuk siap, jadi ia sabar menunggu. "Aku... liat waktu itu, kamu sama Maminya Dea ciuman di ruang tamu pas aku baru pulang dari rumah Dea." Deg! Wajah Aron langsung pias, seoolah baru saja ketahuan melakukan kesalahan yang ia sembunyikan, setidaknya itu yang Mira pikirkan. Ia sempat merasa khawatir kalau ternyata itu benar, akan tetapi Aron kemudian langsung berkata. "Maaf, itu salahku. Aku kira kamu gak tau?" tanya Mira langsung. Ia tak bisa men

  • Hamil Anak Om Miliarder   146. Mengindra Kebaikan Mira

    "Maksudnya, Mami merasa nggak nyaman sama Mira dalam artian karena dia pasangan dari mantannya Mami. Eh... tapi aku paham kok kalau Mami ngerasain hal itu, karena itu kecemburuan yang wajar." Julia terlihat diam saja, seolah ingin menghindari percakapan dengan menatap ke luar jendela yang memperlihatkan taman samping Mansion. "Masalahnya kalau Mami takut aku lebih condong pada Mira, itu salah besar. Karena aku akan selalu menempatkan Mami di tempat utama, sementara Mira meskipun Ia sekarang ibu tiri aku, dia tetaplah sahabat aku. Setidaknya itu yang aku lihat, di mata aku dia adalah sahabatku. Jadi Nami nggak perlu khawatir tentang itu," ujar Dea meyakinkan. Julia masih diam, tapi kali ini terlihat mengangguk pelan. "Hem... coba deh Mami kenali Mira lebih jauh lagi. Dia asik kok orangnya," lanjut Dea meyakinkan sang ibu. Julia pun mengangguk saja tanpa mengatakan apa-apa. Dea pun mengerti, mungkin Julia sedang memikirkan atau mempertimbangkan apa yang ia sarankan. . Sem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status