Share

9. Dikerjain Suami

Penulis: Blue Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-22 03:04:10

“Selamat datang, Nyonya!”

Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.

Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.

Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.

Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.

Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.

Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea.

"Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.

“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”

Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Hamil Anak Om Miliarder   13. Mira Pick Me

    "Anjirlah..." gumam Dea. Ia terkejut melihat pemandangan menggelikan di pintu apartemennya. Ayahnya sedang bergandengan dengan Mira, mereka tersenyum saling menggoda sebelum menyadari Dea membuka pintu untuk mereka. Aron terlihat mengenakan pakaian casual, yang sayangnya ia tetap tampan meski sudah tua. Itu juga yang menjadi anugrah baginya, karena 75% fisik ayahnya diturunkan padanya. Sejujurnya, tidak hanya Mira, teman-temannya yang baru tau kalau ayahnya setampan itu, pasti akan berusaha mencari perhatian. Namun ia yakin, mereka tak segila Mira. "Pagi, Sayang!" sapa Aron. Ia melepas gandengan tangan dengan istrinya dan segera memeluk putrinya, menyalurkan kehangatan. "Pagi, Pih. Kenapa ke sini?" tanya Dea datar. Ia melepaskan pelukan hangat ayahnya dan menatapnya dingin. Hal itu membuat suasana berubah yang awalnya ceria, menjadi canggung. "Kita ke sini mau ngajakin kamu dan suamimu family time!" jawab Mira dengan nada ceria. Dea menyeringai merasa lucu dengan dua k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   14. Family Time Katanya

    Dea makin kesal saat melihat ayahnya dan Mira terus menempel, padahal ayahnya sedang main game dengan Juna tapi tangan Mira tak bisa lepas darinya. "Manja," gumamnya. Tadi ia memperingatkan Mira tentang posisinya, ia tak akan pernah menerima Mira sebagai ibunya, selamanya. Bahkan jika suatu hari Mira memiliki anak dari ayahnya, ia tak akan pernah mengakuinya sebagai adiknya, apapun yang terjadi. "Ayok semangat!" ujar Mira menyemangati Aron. Biar apa coba? 'Pick me banget, njir! Gabut!' batin Dea ingin rasanya pergi. Namun teman-temannya juga sedang kencan, jadi ia tidak bisa melakukan hal lain selain di rumah. Mau pergi juga malas, karena harus pergi sendiri. Moodnya benar-benar hancur, iya sih katanya Family Time tapi malah membuatnya tak mood lagi. Kapan-kapan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak percaya dan membiarkan ayahnya datang dengan istri kesayangannya itu. Lihat saja Mira, hanya penampilannya yang tertutup tapi kelakuannya bikin dia keliatan murahan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   15. Istri vs Mantan Tunangan

    Pagi hari yang cerah, sekitar jam subuh. Dea terbangun, suaminya masih saja tidur dengan nyaman sambil memeluknya. Sayangnya, Juna tidak mau melepaskannya. Sampai akhirnya ia mencubit lengan Juna sampai ia kesakita. "Aw... Sayang, kenapa?" tanya Juna dengan suara seraknya. "Bangun, nanti Papi tau kalo kamu kebo." Juna langsung melek, benar saja. Ia tak ingat kalau ada mertuanya yang sangat strict terhadap hal apapun, kecuali anaknya. Ia pun langsung bangun dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudhu. Sementara Dea hanya terkekeh melihat suaminya yang sudah seperti bapak-bapak yang terbirit-birit ke kamar mandi. Ia belum cuci muka tapi sudah keluar dari kamar. Sialnya ia malah melihat pemandangan yang tak mengenakan, yang langsung membuat moodnya rusak sejak pagi. Di dapur ada Mira yang sedang menanak nasi, ia si perempuan dari keluarga biasa yang tidak bisa makan roti di pagi hari, jadi hanya ia yang sarapan pakai nasi. Mira melihat Dea yang menatapnya dari pintu kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   16. Dihukum Mertua

    Kini Juna sudah berhadapan dengan Aron yang terlihat sangat super power. Kalau dihitunga seberapa besar kekuasaannya dengan pria itu, tentu saja ia masih di atasnya meski tidak banyak. Namun ia memiliki kesalahan yang dapat membuat pria itu dengan mudah menginjaknya, yakni fakta bahwa ia mengecewakan putrinya. “Jelas bahwa sebelumnya rencana kita sudah berjalan lancer, kan?” sindir Aron dengan tenang. Juna mengangguk, ia mencoba bersikap tenang juga tetapi itu justru membuatnya tampak menggampangkan hal ini. “Tidak ada jalan lain, mari kita buat masalah ini menjadi lebih sederhana.” "Maafkan saya, Pak. Saya lalai karena belum membereskannya..." "Stop! Saya gak mau denger alasan apapun," ujar Aron memotong penolakan Juna. "Kamu harus menerima hukuman dari saya." “Maksud Anda?” tanya Juna. “Kamu dan Dea harus tinggal di sini, di bawah pengawasanku,” putus Aron bulat. “Itu tidak mungkin, kami punya privasi…” “Kamu kira kemarin saya tidak memberikan kalian privasi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   17. Romantisme Anak dan Ayah

    Juna memejamkan matanya lelah, bagaimana bisa ia harus dihadapkan dengan situasi ini. Ia belum selesai berjuang untuk membuktikan pada ayah mertuanya dan istrinya, tetapi harus berhadapan dengan obsesi wanita gila bernama Melka. Ia licik dan terlalu dominan. Bagaimana mungkin Melka bisa selingkuh dengan siapapun, tetapi ia tak boleh dekat dengan perempuan manapun. Itu tidak fair. Ditambah lagi, ketika diputusin, ia malah ngamuk seperti wanita paling tersakiti empat bulan yang lalu. Kemudian setelah membuat drama dan membuat nama baiknya hancur, ia bertindak serolah semuanya baik-baik saja, ia pergi ke Paris dan sibuk dengan karirnya. Lalu, tiba-tiba ia datang membawa masalah baru dalam hidupnya. Ia tak masalah dengan Melka yang berkoar-koar di media sosial kalau dirinya pria tukang selingkuh, tukang ngatur, dan pria Alpha yang selalu ingin menguasainya. Padahal sebaliknya, selama berhubungan dengan Melka, Melka yang mengatur hubungan itu. Sampai-sampai, Melka sekarang diken

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Hamil Anak Om Miliarder   149. Mira Tertekan

    "Ya karena dia yang minta ke Yohan, aku aja gak tau kalo dia dateng. Kalo aku tau, mana mungkin aku biarin dia dateng, ganggu suasana aja.""Oh!" Dea terlanjur bad mood, ia mengabaikan Juna dan kenatap Melka di kejauhan sana.Kemudian kekesalannya itu ke-distract karena kedatangan Baby Adam yang merengek dan minta disusui. Kalai tidak dituruti, tangisannya akan menggelegar di seantero ruangan.Agak kesulitan sih, karena ia memakai kebaya. Akan tetapi, untunglah desainernya menyadari posisi Dea dan kebaya itu bisa dibuka di bagian dada, sehingga ia bisa menyusui Baby Adam dengan leluasa. Juna juga mencoba membantu Dea untuk menidurkan baby Adam agar tidak mengganggu suasana, tapi malah seperti diajak senang-senang, ia excited banget ketika ayahnya mengajakna bicara, meskipun hanya membalas dengan ocehan ala bayi.Kemudian di tengah kegiatan yang sedang menyusui Baby Adam, Dea melihat Mira sedang berinteraksi dengan sangat ibu.Namun, ekspresi Mira terlihat tidak nyaman. Oa sangat tah

  • Hamil Anak Om Miliarder   138. Mengundang Melka

    "Mas?!" Aron menoleh dan langsung mendekati Mira yang terpaku di pintu masuk Mansion. Ia kemudian merangkulnya dan mengajaknya menemui wanita yang tadi habis berciuman dengannya. Mira melihat Aron berciuman dengan wanita cantik itu, bukan pipi yang biasa dilakukan oleh teman yang sangat akrab, tapi ciuman bibir dan Mira merasa bahwa ia telah dikhianati.Akan tetapi bagaimana lagi, Aron sekarang malah menunjukkan bahwa itu bukan hal yang besar atau simpelnya, itu hal yang bisa mereka lakukan dan tidak bisa dipermasalahkan.Mira sebagai istri, wajar kan cemburu?Aaron menatap wanita itu bergantian dengan Mira. Wanita itu pun tersenyum dengan lebar dan mengulurkan tangan pada Mira, yang kemudian disambut dengan agak gugup dari Mira. Ia sebenarnya tidak ingin bersalaman dengannya, setelah apa yang ia saksikan tadi. Namun, ia harus tetap ramah pada siapapun itu. Kalaupun iti perselingkuhan, yang salah bukan hanya perempuan itu, tapi juga suaminya."Hai, kenalin aku Julia. Aku ibu ka

  • Hamil Anak Om Miliarder   137. Apa yang Ingin Dicari?

    Dea pun membalas pesan ibu kandungnya, sementara Mira masih bertanya-tanya seperti ibu kandung Dea. Ia tidak pernah bertemu secara langsung dengannya, karena saat dulu ia bersahabat dengan Dea, Ibunya sudah di luar negeri bersama suaminya. Setelah Dea membalas pesan sama ibu. Dia berkata, "Mami aku mau pulang, katanya mau lihat aku akad dua hari lagi. Terus dia katanya emang lagi cuti sebulan dan tinggal di Indonesia selama sebulan itu." "Oh ya? Aku bisa ketemu dong sama dia?" ujar Mira antusias. "Iya dong, besok kalian kenalan aja kalo ketemu." Mira merasa penasaran dengan sosoknya, kata Dea, ia sosok yang sangat cantik dan sosial butterfly, jadi mungkin tidak ada yang bermasalah dengannya. Sekarang ini, ia tidak memiliki rasa cemburu untuknya, karena ia tahu bahwa Mami kandung Dea adalah masa lalu dari suaminya bukan masa depannya. Jadi, ia tidak perlu minder padanya. Setelah itu, mereka pun mulai menyiapkan untuk acara akad besok. Gaun akad milik Dea sudah seles

  • Hamil Anak Om Miliarder   136. Membangun Cemistry

    Mira mengerti, "Itu... aku kira, itu masa lalu yang gak perlu diungkit. Maaf kalo aku gak bisa cerita sejak awal." "Nggak, itu bukan salah lo. Lo yang harusnya minta maaf, karena gue yang gak mau dengerin penjelasan lo waktu itu, gue egois." Dea mendekati Mira, sementara itu Baby Adam sibuk berguling-guling di karpet empuk miliknya sambil menggigit-gigit mainan bayinya. Ada pengasuh yang menjaganya, sehingga Mira bisa fokus pada Dea yang sudah berkaca-kaca itu. Mira kemudian mengajak Dea ke tempat lain, agar Baby Adam mendapat energi sedih dari ibunya. Mereka pindah di taman samping Mansion yang tidak memiliki banyak jenis bunga tapi rapih dan elegan. Desain Mansion itu sangat berbeda dengan Mansion milik Aron. Kalau Mansion Aron lebih natural dan klasik, sementara Mansion milik Juna lebih modern dan memperlihatkan banyak robot-robot canggih di sana. Mira mengelus pundak Dea yang bersandar di pundaknya, ia sungguh menyayangi anak tirinya itu. "Aku minta maaf kalau aku b

  • Hamil Anak Om Miliarder   135. Trauma Mental

    Mira langsung merinding dan overthinking dengan ucapan terakhir Dea. Sialnya, Dea malah menutup video call itu dan biarkan Mira rasa cemas sendiri. . Mira menelan ludahnya sendiri ketika melihat pantulan dirinya yang mengenakan lingeri dan juga make up naturalnya.Make up itu masih sangat biasa, ia hanya mengikuti tutorial di YouTube soalnya.Kemudian ia juga telah menata rambutnya dan membiarkan rambut hitam bergelombangnya tergerai indah. Ini pertama kalinya ia memperlihatkan rambut dan juga tubuhnya yang tanpa pakaian tertutup di depan sang suami.Ia memang belum siap waktu itu, tapi apa yang dikatakan Dea harusnya satu-satunya kunci agar Aron bisa memaafkannya.Jadi ia langsung melakukan apa yang Dea sarankan, dan sekarang ia gugup sendiri melihat dirinya dengan tampilan seperti itu. Ia ragu."Apa dilepaa aja ya? Gak jadi ah! Tapi...."Karena saking malunya, ia mengambil kimono mandi miliknya dan menutupi diri sendiri dengan itu.Hingga tiba-tiba,Ceklek!Suara pintu terbuka d

  • Hamil Anak Om Miliarder   134. Baju Provokatif

    "Deaaaaaa!" rengek Mira dari layar ponselnya. Terlihat di sana Mira yang sedang duduk di sofa, yang kalau Dea ingat-ingat itu sofa di kantor ayahnya. Ini sudah pukul 8 malam, otomatis mereka sudah puang ke mansion. Jam kerja kantor Aron memang dari jam 7 sampai jam 4, harusnya. Sementara jika ada tugas karyawan yang belum selesai, bisa ditunda di keesokan harinya. Meski begitu, kantor Aron juga bukan kantor yang bisa dengan mudah dihadapi karena ada target harian."Kenapa lagi sih Mama Mudaku?" tanya Dea menggoda.Ia sedang bersantai sambil ngemil apel di sofa."Ini gara-gara kamu tuh, aku jadi dikunci berdua di kantor Papi kamu bareng dia! Terus aku nggak boleh keluar, dikiranya aku main sama cowok lain. Lagian ya siapa yang mau sama aku selsin dia?!" protes Mira merengek."Haha! Banyak kali Mir! Lu aja yang nggak kerasa kalau lu banyak yang naksir!""Apaan sih! Aku nggak tahu ya, dan gak penting juga... tapi emang iya?" tanya Mira penasaran."Ya... tanya aja itu sama Papi.

  • Hamil Anak Om Miliarder   133. Dendam

    Mereka terluka karena ada orang yang menyerang di jalan, sehingga keduanya harus kejar-kejaran menggunakan mobil."Masih sakit?" tanya Juna mengobati luka sang istri di sudut bibirnya.Dea tidak mengalami luka separah Aron, tetapi sudut mulutnya berdarah."Kalo besok Papi tau bisa berabe, kamu nanti diomelin sama dia," ujar Dea khawatir.Ia mengobati luka di wajah suaminya dengan hati-hati."Nggak papa lah, Sayang. Udah konsekuensinya. Aku harus gentle jujur ke Papi kamu," ujar Juna."Nggak bisa gitu dong, aku besok pakai make up yang agak tebal aja biar ketutup," ungkap Dea."Boleh... aku minta maaf ya, aku malah buat kamu kayak gini. Bukannya jagain dan bahagiain kamu, kamu malah menderita sejak menikah denganku," ungkap Juna."Bukan kamu kok yang buat aku kayak gini, itu orang-orang jahat yang ngejar kita tadi. Jadi jangan nyalahin diri sendiri.""Makasih atas perhatiannya, Sayang. Aku gak akn biarin kamu terluka lagi," ujar Juna."Ya, makasih. Tapi kamu juga ingat, lukamu lebih ba

  • Hamil Anak Om Miliarder   132. Kecurigaan Internal

    "Aduh Cucu Opa, sayang... sakit ya?" gumam Aron menggendong cucunya dengan sayang.Aron memang sosok orang tua yang sangat penyayang, bahkan pada Adam.'Cucunya' Lucu sekali ketika melihat Aron memanggil dirinya sebagai Opa. Hal itu, membuat Mira terkekeh sendiri.Mereka berdua sedang menjaga Adam karena Dea dan Juna sedang keluar karena harus menghadiri beberapa undangan yang penting.Melihat istrinya terkekeh, Aron pun bingung karena tidak ada yang lucu di sana."Kenapa kamu malah ketawa?" tanyanya heran dengan istrinya."Hem... soalnya aku belum terbiasa pas kamu manggilin Adam ke diri kamu sendiri sebagai Opa.""Oh, emang awalnya aneh sih, tapi itulah adanya. Aku gak ada espektasi kalau Dea bakal nikah secepat ini," ujar Aron menimang-nimang Adam dengan lembut."Sama..." gumam Mora agak sendu.Akan tetapi keduanya kemudian tidak memperpanjang topik itu."Kamu tahu nggak sih untuk usia kamu, kamu tuh masih kayak usia 30-an?" tanya Mira iseng. Aron mengangguk, "Iya, aku sadar kok

  • Hamil Anak Om Miliarder   131. Teror Kembali

    "Hiks... Adam," gumam Dea menunggu anaknya diperiksa. Mira dan Aron tidak bisa ikut karena harus mengantar keluarganya pulang. Katanya sih nanti akan menyusul. "Sabar, Sayang. Aku yakin Adam nggak apa-apa," ujar Juna memeluk istrinya. Dea pun membalas pelukannya dan menangis di perlukan sang suami. Mereka menunggu dengan penuh kecemasan di samping ranjang Adam. Tak lama, dokter datang dan keduanya memperhatikan bagaimana dokter memeriksanya dengan seksama. "Baiklah, Adik Adam hanya mengalami demam dan mungkin karena ia masih sangat muda, sehingga perlu penjagaan yang ekstra," jelas sang dokter. "Dok, apakah ini juga termasuk karena kita sering membawanya pergi jauh?" tanya Dea setelah menghapus air matanya. "Nah itu bisa jadi, karena bayi biasanya sangat sensitif dengan lingkungan baru. Hal itu juga bisa membuat bayi stress dan merasa takut dengan lingkungan barunya." "Awalnya dia tidak rewel atau merengek sehingga kita tidak tau kalau dia tidak nyaman, hanya pagi ini dia ba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status