Home / Rumah Tangga / Hamil Anak Om Miliarder / 8. Apa yang Kalian Rencanakan?

Share

8. Apa yang Kalian Rencanakan?

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2024-04-16 11:20:19
“Saya di sini untuk melamar anak, Anda, Tuan.”

Dea diam saja merasa gugup di samping Juna yang terus menggenggam tangannya.

Sementara Aron terlihat kaget.

“What?!”

Juna tau ia akan shock, tetapi ia sudah mempersiapkan segala argumentasi untuk memenangkan perdebatan dengan pria tua yang masih awet muda itu.

“Menikah karena MBA tidak akan baik ke depannya. Kamu akan menganggap rendah anakku,” ujar Aron mencoba menekan emosinya.

Di sampingnya ada Mira yang hanya diam saja menunduk, mungkin ia tak berani menatap Dea.

Hal itu justru membuat Dea makin curiga, jangan-jangan yang menyebarkan foto testpack itu adalah Mira, makanya ia terlihat mencurigakan.

“Ini bukan soal kejadian atau bayi ini aja, tapi tanggungjawab!” bantah Juna yakin.“Saya menerima jika Tuan ingin memukuli saya lagi, saya memang salah! Tapi izinkan saya bertanggungjawab, saya tidak akan memandang Dea rendah dan akan memuliakannya selayaknya Ratu.”

“Tapi…”

TIba-tiba Dea terisak, ia menangis.

“Huuuu…
Blue Rose

Tambahkan ke daftar baca kamu biar gak ketinggalan update dari aku ❤✨

| 13
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hamil Anak Om Miliarder   9. Dikerjain Suami

    “Selamat datang, Nyonya!”Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea."Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man

    Last Updated : 2024-04-22
  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperha

    Last Updated : 2024-08-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

    Last Updated : 2024-12-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

    Last Updated : 2024-12-10
  • Hamil Anak Om Miliarder   13. Mira Pick Me

    "Anjirlah..." gumam Dea. Ia terkejut melihat pemandangan menggelikan di pintu apartemennya. Ayahnya sedang bergandengan dengan Mira, mereka tersenyum saling menggoda sebelum menyadari Dea membuka pintu untuk mereka. Aron terlihat mengenakan pakaian casual, yang sayangnya ia tetap tampan meski sudah tua. Itu juga yang menjadi anugrah baginya, karena 75% fisik ayahnya diturunkan padanya. Sejujurnya, tidak hanya Mira, teman-temannya yang baru tau kalau ayahnya setampan itu, pasti akan berusaha mencari perhatian. Namun ia yakin, mereka tak segila Mira. "Pagi, Sayang!" sapa Aron. Ia melepas gandengan tangan dengan istrinya dan segera memeluk putrinya, menyalurkan kehangatan. "Pagi, Pih. Kenapa ke sini?" tanya Dea datar. Ia melepaskan pelukan hangat ayahnya dan menatapnya dingin. Hal itu membuat suasana berubah yang awalnya ceria, menjadi canggung. "Kita ke sini mau ngajakin kamu dan suamimu family time!" jawab Mira dengan nada ceria. Dea menyeringai merasa lucu dengan dua k

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   14. Family Time Katanya

    Dea makin kesal saat melihat ayahnya dan Mira terus menempel, padahal ayahnya sedang main game dengan Juna tapi tangan Mira tak bisa lepas darinya. "Manja," gumamnya. Tadi ia memperingatkan Mira tentang posisinya, ia tak akan pernah menerima Mira sebagai ibunya, selamanya. Bahkan jika suatu hari Mira memiliki anak dari ayahnya, ia tak akan pernah mengakuinya sebagai adiknya, apapun yang terjadi. "Ayok semangat!" ujar Mira menyemangati Aron. Biar apa coba? 'Pick me banget, njir! Gabut!' batin Dea ingin rasanya pergi. Namun teman-temannya juga sedang kencan, jadi ia tidak bisa melakukan hal lain selain di rumah. Mau pergi juga malas, karena harus pergi sendiri. Moodnya benar-benar hancur, iya sih katanya Family Time tapi malah membuatnya tak mood lagi. Kapan-kapan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak percaya dan membiarkan ayahnya datang dengan istri kesayangannya itu. Lihat saja Mira, hanya penampilannya yang tertutup tapi kelakuannya bikin dia keliatan murahan

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   15. Istri vs Mantan Tunangan

    Pagi hari yang cerah, sekitar jam subuh. Dea terbangun, suaminya masih saja tidur dengan nyaman sambil memeluknya. Sayangnya, Juna tidak mau melepaskannya. Sampai akhirnya ia mencubit lengan Juna sampai ia kesakita. "Aw... Sayang, kenapa?" tanya Juna dengan suara seraknya. "Bangun, nanti Papi tau kalo kamu kebo." Juna langsung melek, benar saja. Ia tak ingat kalau ada mertuanya yang sangat strict terhadap hal apapun, kecuali anaknya. Ia pun langsung bangun dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudhu. Sementara Dea hanya terkekeh melihat suaminya yang sudah seperti bapak-bapak yang terbirit-birit ke kamar mandi. Ia belum cuci muka tapi sudah keluar dari kamar. Sialnya ia malah melihat pemandangan yang tak mengenakan, yang langsung membuat moodnya rusak sejak pagi. Di dapur ada Mira yang sedang menanak nasi, ia si perempuan dari keluarga biasa yang tidak bisa makan roti di pagi hari, jadi hanya ia yang sarapan pakai nasi. Mira melihat Dea yang menatapnya dari pintu kama

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hamil Anak Om Miliarder   16. Dihukum Mertua

    Kini Juna sudah berhadapan dengan Aron yang terlihat sangat super power. Kalau dihitunga seberapa besar kekuasaannya dengan pria itu, tentu saja ia masih di atasnya meski tidak banyak. Namun ia memiliki kesalahan yang dapat membuat pria itu dengan mudah menginjaknya, yakni fakta bahwa ia mengecewakan putrinya. “Jelas bahwa sebelumnya rencana kita sudah berjalan lancer, kan?” sindir Aron dengan tenang. Juna mengangguk, ia mencoba bersikap tenang juga tetapi itu justru membuatnya tampak menggampangkan hal ini. “Tidak ada jalan lain, mari kita buat masalah ini menjadi lebih sederhana.” "Maafkan saya, Pak. Saya lalai karena belum membereskannya..." "Stop! Saya gak mau denger alasan apapun," ujar Aron memotong penolakan Juna. "Kamu harus menerima hukuman dari saya." “Maksud Anda?” tanya Juna. “Kamu dan Dea harus tinggal di sini, di bawah pengawasanku,” putus Aron bulat. “Itu tidak mungkin, kami punya privasi…” “Kamu kira kemarin saya tidak memberikan kalian privasi,

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Hamil Anak Om Miliarder   101. Lahiran

    Dea langsung dilarikan ke rumah sakit untuk melakukan persalinan, Aron dan Mira juga ikut ke rumah sakit mendampingi. Juna ikut masuk ke dalam untuk menjaga Dea, lalu Mira dan Aron duduk di kursi tunggu yang ada di luar. "Sepertinya, ini udah selesai ya Pak," gumam Mira. Aron terkejut dengan kata-kata Mira, ia tersenyum menatap ruangan tertutup itu. "Selesai apa maksud kamu?" "Kontrak kita sudah selesai kan? Dua minggu lagi," ujarnya. Aron yang awalnya mengkhawatirkan putrinya, jadi teralihkan. Ia diam tidak menanggapi, entah kenapa ada bagian dari hatinya yang sakit mendengar pernyataan itu. Betapa ia tak pernah membayangkan ini terjadi dementara hatinya sudah tertambat untuknya. . Di dalam sana, Dea sedang berjuang, mempertaruhkan nyawa demi seorang makhluk yang akan memanggilnya Ibu atau Mama. "Sakiiiiit!" teriaknya lemas. Anak mereka belum juga keluar, melihat bagaimana Dea yang sudah lemas, maka dokter menyarankan untuk Caesar. Dea menolak, tetapi Juna sa

  • Hamil Anak Om Miliarder   100. Foto Bersama

    Yuni berusaha mengintip tapi Mira menyembunyilannya, ia membacanya sendiri setelah berhasil ngumpet di salah satu pohon. _ ' _ Dear, Istriku. Hadiah ini untukmu, selamat ya sudah berjuang sejauh ini. Kamu hebat banget! Dari, Mr. M alias suamimu _'_ Mira mendelik, "Dari Pak Aron? Kok Mr. M?" gumamnya. Kemudian ia berpikir, tulisannya terlalu romantis untuk seorang Aron yang kaku. "Oh pasti Dea yang mesen," ujarnya langsung paham. Ia segera mengantongi surat ucapan itu dan keluar dari persembunyiannya. Yuni kesal karena kepo yang memuncak, tapi akhirnya melupakannya dan memilih untuk foto-foto bersama teman-temannya. Saat Mira akan pulang dengan jemputan mobil seperti biasa, ia terkejut ketika sang sopir mengirim pesan kalau ia akan pulang bersama Aron dan Dea. Tak lama kemudian, di seberang jalan tempat ia berdiri terlihat mobil sport milik suaminya dan masuklah pesan dari Dea, kalau mereka sedang menunggu di sana. Mira terkejut, tetapi ia langsung menatap se

  • Hamil Anak Om Miliarder   99. Sidang Mira

    "Sayang," panggil Juna. Dea pun berbalik dan meyakinkan suaminya. "Aku sama Papi, oke?" Juna pun akhirnya setuju, ia tak bisa apa-apa kalau Dea sudah sesenang itu. . Dea dan Aron datang ke kampus dan membuat semua orang langsung menatap mereka. Tentu saha, siapa yang tidak tahu Dea dan Aron, donatur terbesar kampus dan anaknya yang merupakan influencer. Apalagi tampilan Dea yang sedang hamil besar, ia memakai dress baby pink dan Aron menggunakan batik coklat tua dan hitam yang kelihatan sekali mahal. "Ini akan jadi berita ngawur Sayang," ujar Aron berbisik. "Ssstttt, Papi ikut aja gak usah bawel." "Padahal kamu yang bawel," balas Aron. "Papiiiii...." Aron pun rekekeh dan membiarkan Dea menggandengnya menuju ke ruangan yang katanya ruang sidang. Namun sebelum mereka sampai, di tikungan koridor fakultas, mereka malah ketemu dengan Rektor dan dihentikan di sana. "Selamat Pagi, Pak Victorius. Apakabar?" sapanya. Pria bertubuh gemuk dengan kacamata bulat itu c

  • Hamil Anak Om Miliarder   98. Ketika Juna Tak Berdaya

    Aron menoleh ke arah suara, siapa lagi kalau bukan putrinya? "Kamu juga, tuh!" Ia menunjuk leher putrinya dengan dagunya, itu kissmark. Dea langsung membuka ponselnya dan berkaca, ternyata benar ada kissmark. "Hem, biasa... btw, Papi udah begituan kan sama Mira?" Deg! Aron terdiam, jangankan begituan, dipeluk saja Mira kakunya minta ampun. Bisa-bisa ia marah kalau sesekali meminta jatah. Lagipula, tujuan mereka menikah bukan untuk bisa begituan, artinya ia harus bersahabat dengan sabun selamanya. "Dari muka Papi sih belom, ngenes banget." Aron menatap putrinya dengan kesal, ia sudah terbiasa dengan itu tapi pembahasan ini melukai harga dirinya. "Mau aku bantu?" goda Dea. Namun, ia serius menawari ayahnya. Kini tatapan Aron menjadi tatapan penuh harap. "Aku bakal bikin kalian jadi pasangan so sweet tiap hari. Tapi ada harganya...." ••• Tentang masalah berita itu, Aron seperti biasa membereskannya. Akan tetapi Dea masih melihat bahwa Juna tak lagi bisa b

  • Hamil Anak Om Miliarder   97. Uwu

    Mira tertidur di sofa ruang keluarga usai mengobrol dengan Dea, untunglah tak lama kemudian Aron pulang. "Mira!" panggilnya pelan. Akan tetapi, Mira tidak bangun. Ia seperti terlihat sangat nyaman dengan tidurnya, padahal tidur di sofa tanpa adanya selimut. Tak tega melihat itu, Aron pun ke kamar mengambil selimut untuk Mira. Kemudian ia duduk di samping Mira, entah kenapa ia melakukan itu, jelas bukan terlihat seperti ia yang biasanya. Hari ini, rasanya terasa lebih berat dari biasanya dan ketika melihat Mira, hatinya terasa tenang. Apakah ini yang dinamakan istri solehah yang membawa ketenangan? Ia jadi teringat dengan percakapannya tadi dengan Juna. Juna memutuskan untuk menjadikan bukti yang dibawa olehnya sebagai salah satu opsi, tetapi ia masih akan berhati-hati dengan Mira. Maka Aron juga tidak bisa memaksa Juna untuk percaya pada Mira, itu keputusannya. Saat ini pun, ia tidak yakin dengan apa yang ia lakukan. Entah alasan apa yang membuatnya sangat mempercay

  • Hamil Anak Om Miliarder   96. Kambing Hitam

    Siang yang cerah itu nyatanya terasa mendung bagi Dea, ia sangat emosi dengan apa yang ia lihat di berita. Di berita itu tertuls, tentang fakta kalau Dea diteror telah bocor ke publik dan diduga pelakunya adalah Mira. "Lo gila sih kalo masih biarin dia ada di rumah lo, lo melihara musuh!" ujar Rani. Jadi Dea menemui Rani untuk informasi itu, kini namanya tengah trending, sementara selama 3 bulan ini ia jarang membuka media sosial, lebih banyak main game atau melakukan kelas kehamilan yang membuat kegiatannya berkutat hanya pada kehamilan dan Skripsinya. Ia sangat kecewa, tapi apa ia harus menanyakan itu pada Mira. "Gue pulang sekarang!" "Tunggu, De!" Dea menghentikan langkahnya, "Gue cuma mau peringatin lo sekali lagi karena gue pure perduli ama lo. Gue harap, lo jangan masuk ke lubang yang sama lagi. Percaya sama orang yang salah." Setelah itu, Dea benar-benar pergi dari sana dengan pikiran yang penuh dengan kecemasan. Saat ia sampai di rumah, ia melihat Mira seda

  • Hamil Anak Om Miliarder   95. Tuduhan Palsu

    "Em... ya gaklah. Aku cuma tiba-tiba kepikiran, kamu tau kan latar belakangku?" Dea mengangguk saja. "Wajar, tapi jangan dipelihara.""Iya.""Btw, Papi bener-bener cinta sama lu. Sayang banget, cuma... dia emang orangnya gitu gak bisa menunjukkan kecintaannya."Mira agak ragu, ia hanya tersenyum tipis. Ia tak punya waktu untuk membicarakan hal yang bernama cinta.Pikirannya terlalu sibuk untuk memikirkan keluarga, pekerjaannya, dan juga misi utamanya di sana."Dia bahkan minta gue buat nemenin lo ke toko perhiasan, karena kemarin dia gak beliin buat lo."Mira terkejut, "Masa sih?" "Kok lu keliatan pesimis gitu? Beneran! Makanya aku baru kepikiran, kenapa gak beli custom aja?"Mira tak mengerti, "Gimana maksudnya?""Papi biasanya ngebiarin Mami beliin perhiasan yang cuma dibuat 1 kali aja, itu khusus.""Pasti mahal.""Lagi dan lagi, omongan lu gak jauh-jauh dari mahal. Lagian ya... wajar kali seorang Nyonya Victorius punya barang limited edition. Bahkan kalo gak punya, aneh banget

  • Hamil Anak Om Miliarder   94. Ngeles

    "Dia cuma bilang agar aku hati-hati aja kalo pergi sama kamu, gitu." Dea terkejut, "Dia segitunya..." "Memang ada apa sih?" tanya Mira balik. "Gue semalem ijin mau pergi sama lu, atas permintaan Papi. Eh malah dia bilang gitu ke elu?" Mira mengangguk ragu, ia harus bilang apa. Ia hanya asal mencari alasan tadi. Setelah itu mereka melanjutkan percakapan lain, karena tidak enak dengan suasananya. "Gue nggak tahu kenapa semuanya jadi rumit kayak gini, tapi karena emang udah terlanjur kayak gini, nggak ada hal lain yang perlu gue takutin kan?" Mira mengangguk ragu lagi, ia tak paham arah pembicaraan Dea ke mana. "Setidaknya ada lu, Papi, dan Juna, menurut gue udah cukup sih, nanti ditambah anak kami." Mira mengalihkan pandangannya dengan senyum tipis menatap kolam. Tatapannya sendu seolah tak berujung. Dea jadi tak enak, apa kata-katanya membebaninya? "Pokoknya, gue seneng akhirnya Papi bisa buka hati buat orang lain. Gue juga udah relain kok kalo Nyokap Tiri gue buk

  • Hamil Anak Om Miliarder   93. Peringatan ke-2

    "Gue udah bilang, gue gak akan dateng ke acara begituan. Kapok banget sekali dateng isinya Uler Keket semua." "Njir, lemes banget mulut lo!" Aron tak menjawab dan cuek ganti baju. "Jadi lo gak mau dateng nih? Ada Primadona nih, gak kangen apa Lovebird lu sama cewek cantik?" "Bangsat lo, ngomong asal keluar. Udahlah matiin, gue tegasin sekali lagi, gue gak akan dateng ke acara begituan." Dan telpon pun dimatikan oleh Aron, sementara itu Mira beranjak dari duduknya dan memilih untuk keluar kamar. Melihat itu, Aron kaget karena lupa kalau ada Mira di kamar dan ia mengeraskan suara telpon itu. "Sial!" ••• Keesokan harinya, saat Aron akan pergi, Dea mendekatinya dan berbisik padanya."Tadi malam, aku izin sama Juna tapi dia bilang aku nggak boleh pergi sama Mira.""Kenapa?" tanya Aron.Ia ttap bertanya meskipun ia bisa menebak apa alasan dari Juna yang melarang Dea pergi bersama Mira."Aku nggak tahu kenapa, cuman dia kayak agak sensitif gitu selama seminggu ini. Terus pa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status