Share

4. Hamil?

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2024-04-12 19:25:45

Ucapan Juna menghantui Dea.

Dan disinilah dia, menatap nanar lima test pack di tangannya yang mulai menunjukkan dua garis merah.

Siapa sangka, obat kontrasepsi yang ia minum pagi itu gagal?

Kepada siapa dia harus menceritakan masalah ini?

Sejak ia minggat, ayahnya tidak mencarinya.

Ibu kandungnya? Juga tak mungkin karena ibunya sudah sibuk dengan keluarga barunya, entah ke mana.

Teman-teman Dea juga bukan orang yang bisa dipercaya untuk curhat terkait kejadian tadi malam, lalu ia harus apa?

"Huwaaaaaa!!!"

Tanpa bisa dibendung, Dea menangis dan meraung.

Ia sangat kecewa pada diri sendiri.

Kenapa bisa seceroboh itu?

Saat ia sedang berduka itu, seseorang tiba-tiba membuka pintu apartemennya yang seharusnya hanya bisa dibuka oleh Dea saja.

"Dea... kamu hamil?"

Deg!

Gadis itu terkejut mendengar suara bariton yang familiar itu.

Ia menatap Juna dengan tatapan putus asa. “Kenapa harus begini, Om?” tanyanya menangis.

Juna pun langsung menjatuhkan kotak makanan yang awalnya akan ia berikan pada perempuan itu dan langsung memeluk Dea.

“Maafkan aku,” gumamnya mendekap Dea dengan penuh kasih.

“Gimana ini?” racau Dea dalam tangisnya.

Juna hanya bisa memeluk gadis itu.

Sebenarnya saat mengatakan pada Dea kalau ia tak menggunakan kontrasepsi, Juna bermaksud menyampaikan agar perempuan itu siap jika kemungkinan buruk itu terjadi.

Akan tetapi, Dea masih tidak siap.

Itu wajar karena apa yang terjadi malam itu dilakukan bukan karena mereka menginginkannya, melainkan karena dorongan nafsu dan ketidaksadaran.

Entah berapa lama Dea menangis di pelukan Juna. Yang jelas, baju mahal pria itu sudah basah.

Selain itu, Dea tampaknya tak menyadari bahwa dia terduduk lesu di pangkuan Juna.

“Eh?” Saat dirinya tersadar akan posisinya yang rancu itu.

Dengan cepat, Dea pun turun dari pangkuan Juna dan pergi ke kamarnya.

“Dea kamu mau ke mana?”

“Mau buang air kecil,” jawab Dea singkat dan datar.

Juna yang tadinya mengikuti Dea karena takut gadis itu berbuat sesuatu yang membahayakan nyawa anak mereka–sontak berhenti.

Pria itu lantas mengangguk dan membiarkan Dea menutup kamarnya.

Namun saat kembali ke ruang tamu, Juna langsung menelpon bawahannya untuk meng-handle semua pekerjaan hari ini karena harus berada di sisi Dea.

Ya, Juna akan bertanggung jawab pada seluruh hal yang disebabkan, apapun alasannya.

Sayangnya, Dea yang mengurung diri di kamar sampai jam dua siang, tak tahu itu.

Ia bahkan terkejut saat keluar dan mendapati Juna masih di sana.

“Om ngapain masih di sini?” tanya Dea.

Juna sontak berdiri dan menghampiri Dea yang sedang minum air soda.

Ia langsung merebutnya dan menggantinya dengan air putih. “Saya nungguin kamu, saya gak pingin kamu merasa sendiri di situasi ini.”

Dea tak protes dan meminum air putih yang diberikan oleh Juna.

Setelah menghabiskan segelas air minum itu, Dea menatap pria dewasa itu dengan tegas.

“Saya gak minta Om buat tanggungjawab, kok. Sejak awal, saya yang salah,” ujarnya tenang.

Juna terkejut, tetapi ia dengan cepat mengendalikan diri. “Tapi, bayi yang ada dalam kandunganmu adalah milik saya, jadi saya harus menjaganya.”

Dea menghela napas. “Saya mau single selamanya,” ucapnya, “jadi, saya gak mau punya suami ataupun pendamping.”

Mantan kekasihnya dan ayahnya saja bisa berubah, apalagi Juna yang tak begitu dikenalnya?

Sayangnya, Juna salah menangkap maksud Dea.

Pria itu tampak mengepalkan tangannya sebelum pamit, “Saya pergi dulu.”

Dingin, tanpa menoleh sedikitpun.

Juna bukan orang yang memiliki kesabaran yang tinggi. Dia takut emosinya meledak dan malah melukai Dea dengan ucapannya….

Sementara itu, Dea terdiam.

Entah mengapa saat melihat kepergian Juna, Dea malah menyesal?

Ia tak seharusnya bicara dengan nada itu, mereka tak seakrab itu sebelumnya.

Dea kini kembali sendiri di apartemen mewah yang luas itu.

Sepi.

Rasanya juga begitu hampa.

Dea menyerah.

Ternyata, ia butuh seseorang.

Diputuskannya menelpon satu-satunya yang bisa dipercaya, tapi begitu ia benci di saat bersamaan.

“Dea? Ada ap–”

Belum sempat Mira menyelesaikan ucapannya, Dea langsung berkata, “Gue hamil…”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Hamil Anak Om Miliarder   5. Ayah si Bayi

    “Kamu gak serius kan, Dea?” Mira terkejut. Gadis itu bahkan langsung membolos dari kelasnya dan mendatangi apartemen mewah milik Dea. Namun, Dea tak bergeming dan justru menatap Mira dengan tatapan kosong. “Bagaimana bisa?” tanya istri ayahnya itu, tak percaya. “Gue tidur sama rekan bisnis Papi,” balas Dea datar. “Papi kamu–” “Jangan kasih tau dia.” “Kenapa?” “Hidup gue bisa hancur, lo tau kan Papi satu-satunya orang tua gue sekarang?” Tanpa sadar, Mira langsung menggenggam tangan Dea–interaksi yang sudah bertahun-tahun tidak mereka lakukan. Ruangan menjadi hening, lalu isak tangis Dea mulai terdengar lagi sehingga dengan spontan Mira memeluknya dari samping. Dea melupakan sejenak kebenciannya pada mantan sahabat yang kini jadi ibu tirinya itu. Dia sungguh lelah dan sangat butuh sandaran. Saking lelahnya, Dea bahkan tertidur setelah beberapa saat menangis dan melamun. Dea menolak makan, tetapi Mira mengancamnya kalau tidak mau makan ia akan melaporkannya pa

    Huling Na-update : 2024-04-12
  • Hamil Anak Om Miliarder   6. Lamaran

    Hening sejenak, sampai akhirnya Aron mendekati Juna dan memegang kerahnya sampai pria yang lebih tinggi tiga cm darinya terhuyung ke belakang. “Beraninya kamu…” Dea sampai terkejut dan akan menghentikannya tetapi terlambat. Bugh! “Pi, hentikan!!!” Namun, semua itu terlambat sementara Juna terlihat pasrah menerima setiap pukulan yang dilayangkan padanya. “Papi!” Setelah Juna berdarah-darah di seluruh wajahnya, Dea akhirnya berkata. “Semua ini terjadi karena Papi!” Teriakan itu sontak membuat Aron berhenti dengan aksinya, lalu menatap Dea yang menangis melihat keadaan tadi. Juna sudah babak belur sekarang. “Papi bertindak seolah menjadi orang tua yang baik. Nyatanya, Papi adalah Ayah terburuk. Karena Papi, aku keluar malam itu, lalu berakhir menghabiskan malam dengan Om Juna. Papi harusnya sadar, siapa pelaku utama dalam kejadian ini!” Tiba-tiba pintu terbuka, dan memperlihatkan Mira yang datang dengan terengah-engah. “Kenapa …” Mira melihat Juna yang bab

    Huling Na-update : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   7. Bertemu Ayahmu

    Pagi harinya, Dea keluar apartemen dengan menggunakan topi serta kacamata hitam dan baju yang rapat. Ia sudah dikenal oleh semua orang yang ada di internet, jadi tidak ada lagi yang memandangnya sebagai manusia, ia sangat hina sekarang.Tanpa sengaja, ia menabrak bahu seseorang sampai topinya terlepas, ia buru-buru minta maaf dan mengambil topinya yang jatuh ke tanah. Namun saat ia menunduk, kacamatanya melorot dan membuat orang yang menabraknya dan temannya mengenalinya. “Dea?!”“Iya, Dea kan?”Mereka sangat heboh sampai suaranya mengundang pandangan banyak orang, ia ingin pergi tetapi terjebak di antara kerumunan orang. “Kalian salah orang!”Ia berusaha keluar dari kerumunan tetapi dijegal oleh seorang pria tak dikenal. Hal itu membuat Dea tak bisa berkutik dan menerima respon banyak orang yang langsung mengeluarkan kamera dan komentar-komentar negatif.“Cantik-cantik hamil duluan, Kak.”“Iya ih, padahal kalo sama artis, artisnya pasti mau. Anak orang kaya lagi.”Namun tak lama,

    Huling Na-update : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   8. Apa yang Kalian Rencanakan?

    “Saya di sini untuk melamar anak, Anda, Tuan.” Dea diam saja merasa gugup di samping Juna yang terus menggenggam tangannya. Sementara Aron terlihat kaget. “What?!” Juna tau ia akan shock, tetapi ia sudah mempersiapkan segala argumentasi untuk memenangkan perdebatan dengan pria tua yang masih awet muda itu. “Menikah karena MBA tidak akan baik ke depannya. Kamu akan menganggap rendah anakku,” ujar Aron mencoba menekan emosinya. Di sampingnya ada Mira yang hanya diam saja menunduk, mungkin ia tak berani menatap Dea. Hal itu justru membuat Dea makin curiga, jangan-jangan yang menyebarkan foto testpack itu adalah Mira, makanya ia terlihat mencurigakan. “Ini bukan soal kejadian atau bayi ini aja, tapi tanggungjawab!” bantah Juna yakin.“Saya menerima jika Tuan ingin memukuli saya lagi, saya memang salah! Tapi izinkan saya bertanggungjawab, saya tidak akan memandang Dea rendah dan akan memuliakannya selayaknya Ratu.” “Tapi…” TIba-tiba Dea terisak, ia menangis. “Huuuu…

    Huling Na-update : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   9. Dikerjain Suami

    “Selamat datang, Nyonya!”Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea."Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man

    Huling Na-update : 2024-04-22
  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperha

    Huling Na-update : 2024-08-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

    Huling Na-update : 2024-12-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

    Huling Na-update : 2024-12-10

Pinakabagong kabanata

  • Hamil Anak Om Miliarder   153. Kerja

    "Kita harus kerja sekarang kan?" Aron mengeryit, "Di situasi ini?" Ia sungguh kaget, pembicaraan ini amat penting, dan sekarang Mira masih memikirkan kerja? "Aku akan teat dan akan dapat masalah," ujar Mira panik. Alih-alih menunggu suaminya bicara, ia segera masuk ke kamar mereka dan mengambil batang-barang yang harus ia bawa ke kantor. Aron kebingungan, tapi Mira terlanjur heboh sendiri dan minta dintarkan ke kantor pada sopirnya. Pada saat itulah, Aron merasa apa yang ia lakukan tidak mempan untuk Mira. Yah, Mira bukan perempuan bodoh, tapi ia hanya belum bisa menerima. Ia pun akan mencoba mengerti, jika seperti itu hasilnya. ••• Dea tadi malam memang sudah memberikan testimoni pada Mira tentang ayahnya Ia bukannya mau ikut campur, tapi ia ingin membantu ayahnya sedikit-sedikit. Makanya ia cukup banyak menceritakan tentang ayahnya pada Mira. Saat ini, Dea sudah agak senggang dan membuka ponselnya karena Baby Adam sudah tidur. Akan tetapi, ayahnya menelpon dan

  • Hamil Anak Om Miliarder   152. Apakah Ini Tak Cukup?

    "Jangan tinggalin aku!" gumam Aron dengan isak tangisnya. Mira tambah bingung, "Apa yang kamu maksud? Ninggalin apa?" tanyanya. Aaron kemudian melepas pelukannya pada Mira dan menatapnya. "Kamu nggak ninggalin aku kan?" Mira mengeryit bingung, "Maksud kamu? Lah aku kan cuma nginep di tempat Dea." "Kukira kamu gak bakal pulang karena masih marah sama aku. Aku takut kamu pulang lagi ke kampung," ujarnya dengan suara yang agak kekanakan. Jujur di sini Mira merasa bingung, apakah ini suaminya yang biasanya berwibawa, ia tampak seperti Kucing manja sekarang. Mira pun menghela nafas dan menggeleng. "Enggak kok, aku gak akan pergi sebelum nyelesein masalah kita." "Tapi kamu tetep pergi?" "Tergantung kamu," balas Mira sok cuek. Padahal ia hampir kelepasan ketawa gara-gara kondisi muka Aron terlihat seperti balita yang takut ibunya pergi. Saat Aron ingin membalas lagi, Oma menyarankan agar mereka duduk dulu. Lalu, mereka pun menurut dan berjalan menuju sofa. Mira dud

  • Hamil Anak Om Miliarder   151. Pria Bucin

    Mira merasa hatinya mulai mengeras, ia sulit percaya pada suaminya lagi. Ia takut, bahwa cintanya juga akan pudar. Ia mengirimkan pesan pada suaminya karena ingin menginap di Mansion milik Dea. Mira || Mas, ijin nginep di tempat Dea ya Aron || Kenapa? Aku mau ngobrol loh Sayang Mira || Besok aja, sekarang aku mau sama Baby Adam Menunggu cukup lama selama 5 menit, baru Aron membalas lagi. Aron || Ya udah gak papa, semoga mimpi indah Mira mendengus, "Manis banget kamu Mas," gumamnya kecewa. Ia masih kecewa dengan keadaan ini, di mana ia bahkan tidak bisa membayangkan kalau suaminya memang berselingkuh dengan Julia. Dea menatap Mira dengan prihatin, "Papi bilang apa?" "Dia mau ngobrol sama ku, tapi aku mau sama Baby Adam dulu." Dea pun mengangguk-angguk saja. Ia tak ingin membuat mood Mira turun. Ia yakin Mira dalam kondisi yang tidak membutuhkan nasihat, ia hanya butuh jeda jntuk bertemu Aron sebelum menghadapinya lagi. Menghadaoi orang yang membuat kita kecewa

  • Hamil Anak Om Miliarder   150. Perang Dingin

    Mira akan tetap berada di sendiri aja bahwa suaminya harus berusaha membuktikan bahwa ia tidak bersalah Ia merasakan trust issue dengan orang kaya seperti suaminya. Awalnya ia berharap bahwa ada titik terang, tapi ternyata Aaron juga berpotensi untuk menuju ke arah suami tidak setia. Lagian wajar sih, banyak cewek di luaran sana yang tertarim dengan Aron, tertarik untuk menikmati uang atau bahkan tubuhnya. Ia pernah diberitahu Dea, bahwa ayahnya pernah hampir diperkosa, ada juga yang terang-terangan meminta disetubuhi oleh suaminya secara gratis. Ia jadi merasa tambahsesak ketika mengingat fakta itu, ingin rasanya menangis. Ia tidak rela kalau harus membayangkan suaminya bercinta dengan perempuan lain, bayangkan kalau tangannya menyentuh entah bagian tubuh perempuan yang mana, atau perempuan mana saja yang ia sentuh. Ia tidak rela, dan terus merasa frustasi dengan itu. ••• Hari ini katanya Aron akan bertemu dengan Julia, sementara dirinya memilih pergi ke tempat Dea

  • Hamil Anak Om Miliarder   149. Survey Tempat Resepsi

    Mira begadang semalaman, dan memikirkan apa yang dikatakan Dea. "Masuk akal...." gumamnya. Apakah mungkin aktivitas yang dilakukan Aron dan mantan istrinya itu, dilatarbelakangi dari kebutuhan batinnya yang tidak terpenuhi dari istrinya sendiri? Itu bisa sejalan sih, tapi Mira tidak yakin kalau Aron orang yang seperti itu. Jika memang Aron ternyata orang seperti itu, dan ia tidak tahu aslinya. Ia akan sangat hancur. Ia merasa bodoh, atau bisa jadi Aron terbiasa dengan itu dan tidak bisa sembuh. Suaminya bisa saja terbiasa melampiaskan kebutuhannya itu, pada para pelacur atau orang-orang random yang mau berhubungan badan dengannya, yang sama-sama terbiasa dengan aktivitas seperti itu. Ditambah lagi, Aron punya modal fisik yang sulit ditolak. Sangat langka untuk ukuran pria yang tampan tapi tidak doyan selingkuh, presentasenya sekitar 1 banding 10? Mira tidak tau. Biasanya perilaku playboy itu tidak bisa sembuh. Lalu, karena mereka sudah menikah, bisa saja seumur hid

  • Hamil Anak Om Miliarder   148. Siksaan Bagi Suami

    Masalah antara Aron dan Mira tentu saja belum selesai, mereka masih saling diam tapi, Oppa kemudian bicara pada Aron. Mereka bicara di taman belakang, sambil ngopi dan menikmati sore yang tenang. Hari itu, Aron memang pulang lebih awal seperti biasa, ia tak tenang pergi ke kantor ketika istrinya marah padanya. Ia merasa dihantui rasa bersalah, dan merasa tak berguna. Ia merindukan Mira meski ia bisa melihatnya tiap hari, tapi tak bisa menyentuhnya, memeluknya dan menatapnya dati dekat. Mira selalu menjaga jarak, mengabaikannya dan mencoba mengurangi interaksi. Ini adalah siksaan terbesar untuknya. "Ini tidak boleh diteruskan, Aron," ujarnya. "Aku tau, hanya saja Mira tidak mau bicara padaku Yah," keluh Aron merasa frustasi sendiri. "Aku menerti, kamu kan bisa cari cara agar Mira bisa mendengarkan penjelasanmu. Bukan malah membiarkan dia menghindarimu seperti itu, perempuan memang punya ego sendiri, seperti kita parah laki-laki, sama. Tapi memang, mereka harus dibujuk deng

  • Hamil Anak Om Miliarder   147. Tak Bisa Menjelaskan

    Malam harinya tiba, Aron menagih apa yang ditanyakan pada istrinya tadi siang. "Sayang, sekarang kamu udah mau cerita kan apa yang tadi aku tanyain ke kamu?" tanyanya. Mira yang baru naik ke ranjang dan bergabung di satu selimut yang sama dengan suaminya pun menghela napas. Ia seolah mempersiapkan semuanya untuk menjelaskan pada suaminya. Mempertimbangkan reaksinya atau akibat dari apa yang ingin ia sampaikan. "Gini..." Aron sebenarnya merasa gemas dengan istrinya yang seolah tarik ulur, tetapi ia paham bahwa ia juga butuh waktu untuk siap, jadi ia sabar menunggu. "Aku... liat waktu itu, kamu sama Maminya Dea ciuman di ruang tamu pas aku baru pulang dari rumah Dea." Deg! Wajah Aron langsung pias, seoolah baru saja ketahuan melakukan kesalahan yang ia sembunyikan, setidaknya itu yang Mira pikirkan. Ia sempat merasa khawatir kalau ternyata itu benar, akan tetapi Aron kemudian langsung berkata. "Maaf, itu salahku. Aku kira kamu gak tau?" tanya Mira langsung. Ia tak bisa men

  • Hamil Anak Om Miliarder   146. Mengindra Kebaikan Mira

    "Maksudnya, Mami merasa nggak nyaman sama Mira dalam artian karena dia pasangan dari mantannya Mami. Eh... tapi aku paham kok kalau Mami ngerasain hal itu, karena itu kecemburuan yang wajar." Julia terlihat diam saja, seolah ingin menghindari percakapan dengan menatap ke luar jendela yang memperlihatkan taman samping Mansion. "Masalahnya kalau Mami takut aku lebih condong pada Mira, itu salah besar. Karena aku akan selalu menempatkan Mami di tempat utama, sementara Mira meskipun Ia sekarang ibu tiri aku, dia tetaplah sahabat aku. Setidaknya itu yang aku lihat, di mata aku dia adalah sahabatku. Jadi Nami nggak perlu khawatir tentang itu," ujar Dea meyakinkan. Julia masih diam, tapi kali ini terlihat mengangguk pelan. "Hem... coba deh Mami kenali Mira lebih jauh lagi. Dia asik kok orangnya," lanjut Dea meyakinkan sang ibu. Julia pun mengangguk saja tanpa mengatakan apa-apa. Dea pun mengerti, mungkin Julia sedang memikirkan atau mempertimbangkan apa yang ia sarankan. . Sem

  • Hamil Anak Om Miliarder   145. Kecemburuan yang Wajar

    Setelah dari kampus, seperti biasa tradisi keluarga makan-makan di restoran mewah. Kini Mira jadi tahu, apa yang sebenarnya terjadi di sana. Sejak Dea mengatakan bahwa Miralah yang menginspirasi kesukaannya terhadap bunga Lily, pandangan Julia padanya semakin tajam. Ia tidak boleh menjadi batu sandung hubungan Dea dengan sang ibu, Dea mengutamakan ibu kandungnya daripada dirinya. Mira tidak ingin Julia merasa tidak dihargai disini, karena secara teknis ia sendiri. Julia sudah menjadi mantan keluarga Victorius, bahkan Oma dan Opa pun terlihat dingin padanya. Apalagi Aron, ia tak menganggapnya ada. Setelah semuanya beres, Mira pun pamit pada Dea, tapi sebelumnya ia mengajak Dea untuk bicara berdua. Ia berhenti di pintu masuk mobil yang sudah disiapkan oleh Aron untuknya. Aron pergi ke kantor terlebih dahulu seperti biasa, ia memiliki jadwal yang padat. Oma dan Opa juga sudah pulang ke Mansion Victorius. "Dea, aku nggak mau mikir macam-macam sih, cuman aku jadi ngerti s

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status