Share

4. Hamil?

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2024-04-12 19:25:45

Ucapan Juna menghantui Dea.

Dan disinilah dia, menatap nanar lima test pack di tangannya yang mulai menunjukkan dua garis merah.

Siapa sangka, obat kontrasepsi yang ia minum pagi itu gagal?

Kepada siapa dia harus menceritakan masalah ini?

Sejak ia minggat, ayahnya tidak mencarinya.

Ibu kandungnya? Juga tak mungkin karena ibunya sudah sibuk dengan keluarga barunya, entah ke mana.

Teman-teman Dea juga bukan orang yang bisa dipercaya untuk curhat terkait kejadian tadi malam, lalu ia harus apa?

"Huwaaaaaa!!!"

Tanpa bisa dibendung, Dea menangis dan meraung.

Ia sangat kecewa pada diri sendiri.

Kenapa bisa seceroboh itu?

Saat ia sedang berduka itu, seseorang tiba-tiba membuka pintu apartemennya yang seharusnya hanya bisa dibuka oleh Dea saja.

"Dea... kamu hamil?"

Deg!

Gadis itu terkejut mendengar suara bariton yang familiar itu.

Ia menatap Juna dengan tatapan putus asa. “Kenapa harus begini, Om?” tanyanya menangis.

Juna pun langsung menjatuhkan kotak makanan yang awalnya akan ia berikan pada perempuan itu dan langsung memeluk Dea.

“Maafkan aku,” gumamnya mendekap Dea dengan penuh kasih.

“Gimana ini?” racau Dea dalam tangisnya.

Juna hanya bisa memeluk gadis itu.

Sebenarnya saat mengatakan pada Dea kalau ia tak menggunakan kontrasepsi, Juna bermaksud menyampaikan agar perempuan itu siap jika kemungkinan buruk itu terjadi.

Akan tetapi, Dea masih tidak siap.

Itu wajar karena apa yang terjadi malam itu dilakukan bukan karena mereka menginginkannya, melainkan karena dorongan nafsu dan ketidaksadaran.

Entah berapa lama Dea menangis di pelukan Juna. Yang jelas, baju mahal pria itu sudah basah.

Selain itu, Dea tampaknya tak menyadari bahwa dia terduduk lesu di pangkuan Juna.

“Eh?” Saat dirinya tersadar akan posisinya yang rancu itu.

Dengan cepat, Dea pun turun dari pangkuan Juna dan pergi ke kamarnya.

“Dea kamu mau ke mana?”

“Mau buang air kecil,” jawab Dea singkat dan datar.

Juna yang tadinya mengikuti Dea karena takut gadis itu berbuat sesuatu yang membahayakan nyawa anak mereka–sontak berhenti.

Pria itu lantas mengangguk dan membiarkan Dea menutup kamarnya.

Namun saat kembali ke ruang tamu, Juna langsung menelpon bawahannya untuk meng-handle semua pekerjaan hari ini karena harus berada di sisi Dea.

Ya, Juna akan bertanggung jawab pada seluruh hal yang disebabkan, apapun alasannya.

Sayangnya, Dea yang mengurung diri di kamar sampai jam dua siang, tak tahu itu.

Ia bahkan terkejut saat keluar dan mendapati Juna masih di sana.

“Om ngapain masih di sini?” tanya Dea.

Juna sontak berdiri dan menghampiri Dea yang sedang minum air soda.

Ia langsung merebutnya dan menggantinya dengan air putih. “Saya nungguin kamu, saya gak pingin kamu merasa sendiri di situasi ini.”

Dea tak protes dan meminum air putih yang diberikan oleh Juna.

Setelah menghabiskan segelas air minum itu, Dea menatap pria dewasa itu dengan tegas.

“Saya gak minta Om buat tanggungjawab, kok. Sejak awal, saya yang salah,” ujarnya tenang.

Juna terkejut, tetapi ia dengan cepat mengendalikan diri. “Tapi, bayi yang ada dalam kandunganmu adalah milik saya, jadi saya harus menjaganya.”

Dea menghela napas. “Saya mau single selamanya,” ucapnya, “jadi, saya gak mau punya suami ataupun pendamping.”

Mantan kekasihnya dan ayahnya saja bisa berubah, apalagi Juna yang tak begitu dikenalnya?

Sayangnya, Juna salah menangkap maksud Dea.

Pria itu tampak mengepalkan tangannya sebelum pamit, “Saya pergi dulu.”

Dingin, tanpa menoleh sedikitpun.

Juna bukan orang yang memiliki kesabaran yang tinggi. Dia takut emosinya meledak dan malah melukai Dea dengan ucapannya….

Sementara itu, Dea terdiam.

Entah mengapa saat melihat kepergian Juna, Dea malah menyesal?

Ia tak seharusnya bicara dengan nada itu, mereka tak seakrab itu sebelumnya.

Dea kini kembali sendiri di apartemen mewah yang luas itu.

Sepi.

Rasanya juga begitu hampa.

Dea menyerah.

Ternyata, ia butuh seseorang.

Diputuskannya menelpon satu-satunya yang bisa dipercaya, tapi begitu ia benci di saat bersamaan.

“Dea? Ada ap–”

Belum sempat Mira menyelesaikan ucapannya, Dea langsung berkata, “Gue hamil…”

Related chapters

  • Hamil Anak Om Miliarder   5. Ayah si Bayi

    “Kamu gak serius kan, Dea?”Mira terkejut. Gadis itu bahkan langsung membolos dari kelasnya dan mendatangi apartemen mewah milik Dea.Namun, Dea tak bergeming dan justru menatap Mira dengan tatapan kosong.“Bagaimana bisa?” tanya istri ayahnya itu, tak percaya.“Gue tidur sama rekan bisnis Papi,” balas Dea datar.“Papi kamu–”“Jangan kasih tau dia.”“Kenapa?”“Hidup gue bisa hancur, lo tau kan Papi satu-satunya orang tua gue sekarang?”Tanpa sadar, Mira langsung menggenggam tangan Dea–interaksi yang sudah bertahun-tahun tidak mereka lakukan. Ruangan menjadi hening, lalu isak tangis Dea mulai terdengar lagi sehingga dengan spontan Mira memeluknya dari samping.Dea melupakan sejenak kebenciannya pada mantan sahabat yang kini jadi ibu tirinya itu.Dia sungguh lelah dan sangat butuh sandaran.Saking lelahnya, Dea bahkan tertidur setelah beberapa saat menangis dan melamun.Dea menolak makan, tetapi Mira mengancamnya kalau tidak mau makan ia akan melaporkannya pada sang ayah.Tet!Tak bers

    Last Updated : 2024-04-12
  • Hamil Anak Om Miliarder   6. Lamaran

    Hening sejenak, sampai akhirnya Aron mendekati Juna dan memegang kerahnya sampai pria yang lebih tinggi tiga cm darinya terhuyung ke belakang. “Beraninya kamu…”Dea sampai terkejut dan akan menghentikannya tetapi terlambat.Bugh!“Pi, hentikan!!!”Namun, semua itu terlambat sementara Juna terlihat pasrah menerima setiap pukulan yang dilayangkan padanya. “Papi!” Setelah Juna berdarah-darah di seluruh wajahnya, Dea akhirnya berkata.“Semua ini terjadi karena Papi!”Teriakan itu sontak membuat Aron berhenti dengan aksinya, lalu menatap Dea yang menangis melihat keadaan tadi. Juna sudah babak belur sekarang. “Papi bertindak seolah menjadi orang tua yang baik. Nyatanya, Papi adalah Ayah terburuk. Karena Papi, aku keluar malam itu, lalu berakhir menghabiskan malam dengan Om Juna. Papi harusnya sadar, siapa pelaku utama dalam kejadian ini!”Tiba-tiba pintu terbuka, dan memperlihatkan Mira yang datang dengan terengah-engah. “Kenapa …”Mira melihat Juna yang babak belur dengan penampilan

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   7. Bertemu Ayahmu

    Pagi harinya, Dea keluar apartemen dengan menggunakan topi serta kacamata hitam dan baju yang rapat. Ia sudah dikenal oleh semua orang yang ada di internet, jadi tidak ada lagi yang memandangnya sebagai manusia, ia sangat hina sekarang.Tanpa sengaja, ia menabrak bahu seseorang sampai topinya terlepas, ia buru-buru minta maaf dan mengambil topinya yang jatuh ke tanah. Namun saat ia menunduk, kacamatanya melorot dan membuat orang yang menabraknya dan temannya mengenalinya. “Dea?!”“Iya, Dea kan?”Mereka sangat heboh sampai suaranya mengundang pandangan banyak orang, ia ingin pergi tetapi terjebak di antara kerumunan orang. “Kalian salah orang!”Ia berusaha keluar dari kerumunan tetapi dijegal oleh seorang pria tak dikenal. Hal itu membuat Dea tak bisa berkutik dan menerima respon banyak orang yang langsung mengeluarkan kamera dan komentar-komentar negatif.“Cantik-cantik hamil duluan, Kak.”“Iya ih, padahal kalo sama artis, artisnya pasti mau. Anak orang kaya lagi.”Namun tak lama,

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   8. Apa yang Kalian Rencanakan?

    “Saya di sini untuk melamar anak, Anda, Tuan.”Dea diam saja merasa gugup di samping Juna yang terus menggenggam tangannya. Sementara Aron terlihat kaget. “What?!”Juna tau ia akan shock, tetapi ia sudah mempersiapkan segala argumentasi untuk memenangkan perdebatan dengan pria tua yang masih awet muda itu. “Menikah karena MBA tidak akan baik ke depannya. Kamu akan menganggap rendah anakku,” ujar Aron mencoba menekan emosinya. Di sampingnya ada Mira yang hanya diam saja menunduk, mungkin ia tak berani menatap Dea.Hal itu justru membuat Dea makin curiga, jangan-jangan yang menyebarkan foto testpack itu adalah Mira, makanya ia terlihat mencurigakan.“Ini bukan soal kejadian atau bayi ini aja, tapi tanggungjawab!” bantah Juna yakin.“Saya menerima jika Tuan ingin memukuli saya lagi, saya memang salah! Tapi izinkan saya bertanggungjawab, saya tidak akan memandang Dea rendah dan akan memuliakannya selayaknya Ratu.”“Tapi…”TIba-tiba Dea terisak, ia menangis.“Huuuu… hidupku gak ada arti

    Last Updated : 2024-04-16
  • Hamil Anak Om Miliarder   9. Dikerjain Suami

    “Selamat datang, Nyonya!”Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea."Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man

    Last Updated : 2024-04-22
  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperhatikan sua

    Last Updated : 2024-08-14
  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

    Last Updated : 2024-12-09
  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Hamil Anak Om Miliarder   16. Dihukum Mertua

    Kini Juna sudah berhadapan dengan Aron yang terlihat sangat super power. Kalau dihitunga seberapa besar kekuasaannya dengan pria itu, tentu saja ia masih di atasnya meski tidak banyak. Namun ia memiliki kesalahan yang dapat membuat pria itu dengan mudah menginjaknya, yakni fakta bahwa ia mengecewakan putrinya. “Jelas bahwa sebelumnya rencana kita sudah berjalan lancer, kan?” sindir Aron dengan tenang. Juna mengangguk, ia mencoba bersikap tenang juga tetapi itu justru membuatnya tampak menggampangkan hal ini. “Tidak ada jalan lain, mari kita buat masalah ini menjadi lebih sederhana.” "Maafkan saya, Pak. Saya lalai karena belum membereskannya..." "Stop! Saya gak mau denger alasan apapun," ujar Aron memotong penolakan Juna. "Kamu harus menerima hukuman dari saya." “Maksud Anda?” tanya Juna. “Kamu dan Dea harus tinggal di sini, di bawah pengawasanku,” putus Aron bulat. “Itu tidak mungkin, kami punya privasi…” “Kamu kira kemarin saya tidak memberikan kalian privasi,

  • Hamil Anak Om Miliarder   15. Istri vs Mantan Tunangan

    Pagi hari yang cerah, sekitar jam subuh. Dea terbangun, suaminya masih saja tidur dengan nyaman sambil memeluknya. Sayangnya, Juna tidak mau melepaskannya. Sampai akhirnya ia mencubit lengan Juna sampai ia kesakita. "Aw... Sayang, kenapa?" tanya Juna dengan suara seraknya. "Bangun, nanti Papi tau kalo kamu kebo." Juna langsung melek, benar saja. Ia tak ingat kalau ada mertuanya yang sangat strict terhadap hal apapun, kecuali anaknya. Ia pun langsung bangun dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka dan wudhu. Sementara Dea hanya terkekeh melihat suaminya yang sudah seperti bapak-bapak yang terbirit-birit ke kamar mandi. Ia belum cuci muka tapi sudah keluar dari kamar. Sialnya ia malah melihat pemandangan yang tak mengenakan, yang langsung membuat moodnya rusak sejak pagi. Di dapur ada Mira yang sedang menanak nasi, ia si perempuan dari keluarga biasa yang tidak bisa makan roti di pagi hari, jadi hanya ia yang sarapan pakai nasi. Mira melihat Dea yang menatapnya dari pintu kama

  • Hamil Anak Om Miliarder   14. Family Time Katanya

    Dea makin kesal saat melihat ayahnya dan Mira terus menempel, padahal ayahnya sedang main game dengan Juna tapi tangan Mira tak bisa lepas darinya. "Manja," gumamnya. Tadi ia memperingatkan Mira tentang posisinya, ia tak akan pernah menerima Mira sebagai ibunya, selamanya. Bahkan jika suatu hari Mira memiliki anak dari ayahnya, ia tak akan pernah mengakuinya sebagai adiknya, apapun yang terjadi. "Ayok semangat!" ujar Mira menyemangati Aron. Biar apa coba? 'Pick me banget, njir! Gabut!' batin Dea ingin rasanya pergi. Namun teman-temannya juga sedang kencan, jadi ia tidak bisa melakukan hal lain selain di rumah. Mau pergi juga malas, karena harus pergi sendiri. Moodnya benar-benar hancur, iya sih katanya Family Time tapi malah membuatnya tak mood lagi. Kapan-kapan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak percaya dan membiarkan ayahnya datang dengan istri kesayangannya itu. Lihat saja Mira, hanya penampilannya yang tertutup tapi kelakuannya bikin dia keliatan murahan

  • Hamil Anak Om Miliarder   13. Mira Pick Me

    "Anjirlah..." gumam Dea. Ia terkejut melihat pemandangan menggelikan di pintu apartemennya. Ayahnya sedang bergandengan dengan Mira, mereka tersenyum saling menggoda sebelum menyadari Dea membuka pintu untuk mereka. Aron terlihat mengenakan pakaian casual, yang sayangnya ia tetap tampan meski sudah tua. Itu juga yang menjadi anugrah baginya, karena 75% fisik ayahnya diturunkan padanya. Sejujurnya, tidak hanya Mira, teman-temannya yang baru tau kalau ayahnya setampan itu, pasti akan berusaha mencari perhatian. Namun ia yakin, mereka tak segila Mira. "Pagi, Sayang!" sapa Aron. Ia melepas gandengan tangan dengan istrinya dan segera memeluk putrinya, menyalurkan kehangatan. "Pagi, Pih. Kenapa ke sini?" tanya Dea datar. Ia melepaskan pelukan hangat ayahnya dan menatapnya dingin. Hal itu membuat suasana berubah yang awalnya ceria, menjadi canggung. "Kita ke sini mau ngajakin kamu dan suamimu family time!" jawab Mira dengan nada ceria. Dea menyeringai merasa lucu dengan dua k

  • Hamil Anak Om Miliarder   12. Juna Jahat atau Baik?

    "Adalah, tapi rahasia," ujar Aji sambil senyum-senyum. "Ih, pasti beruntung banget siapapun itu," ujar Echa kecewa sekaligus iri. "Tapi sayangnya, dia udah jadi milik orang lain," lanjut Aji sambil tersenyum miris. "Ih, anjir! Dia udah punya pacar?" tanya Olive heboh. Aji menggeleng, "... udah punya suami." "Turut berduka ya, pasti sakit banget ditinggal nikah. Padahal kalau suka sama orang yang punya pacar aja, udah sakitnya kayak gimana. Eh malah elu ditinggal nikah," ujar Olive dengan prihatin. "Iya, aku juga turut berduka ya. Kasihan banget kamu, sama aku aja!" tambah Echa sambil mengdip-ngedipkan matanya genit. Itu terlihat lucu, wajahnya memang cantik dan imut, ditambah kelakuannya yang bikin gemes. Sementara Aji melirik Dea sambil menanggapi ucapan Olive dan Echa dengan senyuman. Percakapan itu ternyata tidak terlalu didengarkan oleh Dea, karena ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia masih memikirkan saat ia di ruangan kerjanya tadi. Ia sempat melihat file

  • Hamil Anak Om Miliarder   11. Siapa Pria Itu?

    Juna masih gregetan dengan fakta bahwa ia harus menahan diri agar tidak marah-marah pada bawahannya di depan sang istri. Di kantor, bahkan Dea terus mengamatinya ketika berinteraksi dengan karyawannya. Alhasil ia hanya bisa membisikan kata-kata maut pada mereka, tanpa suara tinggi. "Ingat, kalo kamu gak bisa selesein ini dalam waktu 2 jam. Silahkan keluar dari pekerjaan ini!" ancamnya. Karyawan itu langsung gemetar dan mengangguk, "Be--baik Pak, akan saya laksanakan." Setelahnya Juna melepas pria itu, dan menoleh ke arag Dea yang masih menontonnya. Ia lalu memberinya senyum lembut pada tuan putri kesayangan rekan bisnisnya itu. Sialnya, ketika Juna sedang menahan amarahnya, salah satu bawahannya tiba-tiba nongol tanpa salam sembari senyam-senyum melirik ruanan sebelah (ruangan Dea). "Bos, tumben gak teriak-teriak?" tanya Yohan si direktur keuangan alias teman kualiahnya. "Lo mau gue bentak?" "Kagaklah, bjir!" Yohan malah nyengir tanpa takut, "Btw, bini lo lucu banget, g

  • Hamil Anak Om Miliarder   10. Malam yang Canggung

    Selesai rapat, Juna langsung pergi ke ruangannya dengan perasaan tak menentu. Apa hubungan Dea dengan pria itu? Temperamennya yang tidak stabil pun membuatnya melampiaskan ke orang lain. Ia memarahi beberapa karyawan yang melakukan kesalahan kecil. Hal itu juga membuat Dea agak takut. "Apakah seburuk itu pengendalian emosinya?" tanyanya pada diri sendiri. Meskipun itu tidak ditujukan untuknya, tapi ia agak takut. "Apa sih yang membuatnya seperti itu? Apa hasil rapat tadi gak sesuai standarnya?" Masalahnya Dea tidak ikut rapat dan hanya membuat kopi langsung pergi. ••• Malam harinya, Dea agak takut menghadapi Juna. Takut pria itu masih membawa masalah di kantor ke rumah. Ia jadi tidak bisa tidur, sehingga saat Juna pulang ia masih terjaga. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Juna. Ia baru masuk kamar dan mendapati Dea belum tidur sambil main HP. "Gak papa, gak bisa tidur aja," jawabnya. Ia yang masih merasa takut pun meletakkan ponselnya di atas nakas dan memperhatikan sua

  • Hamil Anak Om Miliarder   9. Dikerjain Suami

    “Selamat datang, Nyonya!”Oh no! Sapaan itu menggelikan di telinga Dea.Rencana yang kemarin dijelaskan Juna adalah mereka sudah didaftarkan pernikahan resmi di luar negeri pada dua bulan dari sekarang dan media sosial di penuhi dengan itu.Orang yang mencaci Dea berubah menjadi simpati padanya, dan menganggap kalau pernikahan mereka so sweet.Tentu saja ayahnya yang jago bikin drama dan Juna yang jago mengendalikan opini publik, berhasil memberikan kesan bahwa pernikahannya dengan Juna adalah pernikahan yang sangat romantis.Biasanya anak orang kaya akan menikah di usia 30-an, tetapi Dea memilih menikah muda dengan pengusaha tampan. Dea yang awalnya dihujat, malah berbalik mendapat pujian dan membuat para perempuan muda iri padanya.Juna menggandengnya dan tersenyum membalas sandiwara Dea."Apa yang kamu rencanakan sih?" tanya Dea tak nyaman.“Tentu saja mengajak istriku, ke kantor untuk menyelesaikan magangnya.”Dea tak bisa menjawab lagi, mereka masuk lift dan naik ke lantai di man

  • Hamil Anak Om Miliarder   8. Apa yang Kalian Rencanakan?

    “Saya di sini untuk melamar anak, Anda, Tuan.”Dea diam saja merasa gugup di samping Juna yang terus menggenggam tangannya. Sementara Aron terlihat kaget. “What?!”Juna tau ia akan shock, tetapi ia sudah mempersiapkan segala argumentasi untuk memenangkan perdebatan dengan pria tua yang masih awet muda itu. “Menikah karena MBA tidak akan baik ke depannya. Kamu akan menganggap rendah anakku,” ujar Aron mencoba menekan emosinya. Di sampingnya ada Mira yang hanya diam saja menunduk, mungkin ia tak berani menatap Dea.Hal itu justru membuat Dea makin curiga, jangan-jangan yang menyebarkan foto testpack itu adalah Mira, makanya ia terlihat mencurigakan.“Ini bukan soal kejadian atau bayi ini aja, tapi tanggungjawab!” bantah Juna yakin.“Saya menerima jika Tuan ingin memukuli saya lagi, saya memang salah! Tapi izinkan saya bertanggungjawab, saya tidak akan memandang Dea rendah dan akan memuliakannya selayaknya Ratu.”“Tapi…”TIba-tiba Dea terisak, ia menangis.“Huuuu… hidupku gak ada arti

DMCA.com Protection Status