Pandangan wanita muda itu menatap Franky dengan sorot mata yang tajam, membuat lelaki itu menjadi kikuk dan salah tingkah.Sesaat kemudian, pandangannya bergerak cepat menatap Esmeralda. Ia tersenyum sedikit menyeringai. Tatapannya turun menatap perut wanita itu yang tampak membusung."Usia kandunganmu sudah masuk berapa bulan? " Tanyanya hendak memastikan.Tatapannya tajam menatap Esmeralda, membuat wanita itu sedikit salah tingkah."Oh, aku tidak yakin. Aku tidak pernah memeriksakan lagi kandunganku. Aku pikir usia kandunganku sekitar lima atau enam bulan, " Jawab Esmeralda dengan ragu- ragu."Oh, begitu rupanya. " Wanita itu hanya manggut-manggut. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya.Setelah cukup jauh berjalan, wanita itu berhenti di depan sebuah gubuk. Ia menatap wajah Franky dan Esmeralda secara bergantian."Tidak perlu sungkan. Anggap saja rumah sendiri, " Ucapnya sebelum ia masuk ke dalam gubuk yang sangat sederhana.Dan di ikuti oleh Esmeralda, juga Franky. Keduanya du
"Dek.... " Teriakan Franky telah membuat lamunan Esmeralda terberai. Ia seketika menoleh menatap wajah lelaki yang seolah mengharap iba dari dirinya."Dek, kamu sudah lama mengenal mas. Kenapa kamu masih meragukan masmu ini, dek? " Tanya lelaki itu hendak memastikan. Ia seolah menunggu jawaban yang akan dilontarkan oleh wanita itu."Tapi yang aku lihat, kamu berusaha membunuh wanita ini, mas, " Sahut Esmeralda dengan raut wajah yang penuh dengan kekecewaan."Mas berani bersumpah, dek! Wanita itu adalah wanita yang jahat! Dia ingin mencelakai kamu, " ujar Franky bersikeras."Kamu jangan percaya! Kamu lihat sendiri kan, apa yang telah dia lakukan padaku? Meskipun kita tidak saling mengenal satu sama lain, tapi kamu jangan buta! "Esmeralda menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Hal itu membuat Kadita tersenyum merasa menang."Dek! Jangan percaya dengan tipu muslihat nya! ""Tutup mulutmu! Sekarang kamu angkat kaki dari rumahku! Dasar laki- laki tidak tahu diri! Aku yang bermurah hati
"Mbak, ka-kamu mau apa? " Suara Esmeralda terdengar bergetar. Raut wajahnya tampak pucat pasi.Kadita mendekatkan bibirnya ke telinga Esmeralda, yang menatapnya dengan penuh ketakutan. "Aku mau bayi di dalam kandunganmu, " bisiknya dengan lirih."A-apa maksudmu, mbak? " tanyanya dengan suara yang semakin bergetar."Aku mau makan janin yang ada dalam kandunganmu. Itu yang membuatku selalu tampak awet muda, makan seseorang yang memiliki wajah- wajah muda. Terlebih lagi jika aku makan janin, kulitku akan terlihat mulus seperti bayi, " Ucapnya menjelaskan dengan panjang dan lebar.Esmeralda menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Jangan, mbak! ""Terlambat! Malam ini adalah malam terakhir kamu hidup di dunia ini. Aku akan merobek perutmu, dan mengeluarkan bayi dalam kandunganmu untuk ritual makanku. " Terdengar suara tawa Kadita menggelegar yang membuat bulu kuduk Esmeralda merinding."Jadi, apa yang dikatakan oleh Mas Franky adalah benar? Kamu adalah dukun jahat! Dia hanya berusaha untuk
Kadita meraba pipinya yang terasa perih. Ia menatap ujung jarinya yang terdapat darah yang mengalir dari pipinya.Lelaki itu telah melukai pipi yang mulus dengan menggunakan pecahan kaca yang memang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga. tidak ia sangka-sangka benda itu sangat bermanfaat."Br*ngsek! Beraninya kau bermain-main denganku?" Kedua mata Kadita melotot dengan tajam. Seolah ia tidak akan memberikan ampun pada lelaki itu."Lebih baik aku mati dari pada aku tidak bisa menyelamatkan Esmeralda ," ucap Franky dengan tegas dan penuh dengan keberanian. Hal itu membuat Kadita sangat marah."Aku tidak punya pilihan lain lagi! Aku harus mengirimkan kau ke alam baka, sebelum kau menghancurkan rencana ku!" ucap Kadita dengan penuh emosi.Franky sama sekali tidak gentar mendengar ancaman dari wanita itu. Sebaliknya, ia merasa lebih bersemangat lagi.Kadita mengeluarkan sebuah keris sakti dari sarungnya, yang ia gantung di belakang kain jarik yang ia pakai.Ia melayangkan keris itu pada Frank
"La-Ri." Kata itu yang ditangkap oleh Esmeralda saat ia melihat gerakan bibir Franky yang sudah mengeluarkan banyak darah.Wanita itu segera tersadarkan dari lamunannya. Dengan tubuh yang gemetaran, ia beranjak dari tempat ia duduk, berusaha membuka pintu depan menggunakan kunci yang telah berhasil ia temukan.Cklak!Suara derit pintu terdengar perlahan sesuai dengan gerakan tangannya membuka pintu.Esmeralda bergegas keluar dari gubuk milik Kadita, meninggalkan tempat itu sejauh mungkin sambil memegangi perutnya yang mulai terasa sakit.Esmeralda menangis ketakutan. Ia sama sekali tidak berani untuk menoleh ke belakang, meski pun ia sangat penasaran, apakah dukun jahat itu masih berusaha mengejarnya, atau membiarkan dia pergi begitu saja. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena wanita itu sangat menginginkan bayi dalam kandungannya, ia tidak mungkin membiarkan dirinya lolos begitu saja.Esmeralda mulai bisa bernafas lega karena ia telah memasuki area perkampungan yang cukup ramai. Ia j
Esmeralda menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Ia menatap wajah Pak Kyai dengan tatapan mata yang dalam, berharap bahwa lelaki tua yang duduk di hadapannya itu bisa membantunya lepas dari teror genderuwo yang terus menghantui dirinya.Pak Kyai tidak langsung menjawab. Ia bungkam selama beberapa saat untuk berpikir dengan serius."Nduk, desa ini memang sedang kacau balau karena warga mengeluhkan sering diganggu makhluk penunggu pohon beringin. Di tambah, munculnya dukun-dukun yang mempraktikkan ilmu hitam, seperti dukun wanita yang kamu ceritakan barusan. Meskipun warga sudah membakarnya hidup-hidup, tetap saja jin yang mengikutinya, masih terus mencari korban," ucap Pak Kyai menjelaskan dengan panjang dan lebar."Tapi, pak... Yang mengganggu saya adalah anak genderuwo," sahut Esmeralda tanpa ragu yang membuat kedua alis Pak Kyai mengerut."Anak Genderuwo?" ulangnya dengan raut wajah yang terlihat sedikit kebingungan.Esmeralda hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. Ia mena
Mendengar teriakan Camelia, perhatian Pak Kyai Khaled dan Bu Layla, segera tersita. Keduanya saling menatap satu sama lain selama beberapa saat, sebelum keduanya beranjak dari tempat mereka menuju ke dapur untuk melihat apa yang telah terjadi pada putri mereka.Keduanya tercengang saat melihat Camelia tergeletak di lantai dapur, dengan pecahan gelas yang sedikit basah.Mereka melangkah dengan hati- hati agar tidak terkena pecahan kaca, mendekati putri mereka yang tidak sadarkan diri."Nduk? " Pak kyai mengusap lembut wajah Camelia. Wanita itu sama sekali tidak merespon."Pak, kita bawa dia ke kamar saja, " Ucap Bu Layla dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.Sementara Pak kyai Khaled membopong tubuh putrinya, membawanya ke kamar, Bu Layla membereskan pecahan gelas."Apa yang telah dilihat putri kita, pak? Sampai dia tidak sadarkan diri seperti itu, " Ucap Bu Layla menatap wajah Pak kyai, setelah wanita itu masuk ke dalam kamar putrinya, dan duduk di sebelah suaminya."Entahlah, Bu
Angin berembus dengan semilir. Pintu terbuka semakin lebar, yang membuat kedua mata Camelia dan Esmeralda terbelalak dengan lebar. Tak seorang pun yang berdiri di sana untuk membuka pintu. Padahal mereka sudah sangat yakin bahwa pintu kamar sudah ditutup dengan benar. Tidak mungkin terbuka oleh angin.Camelia dan Esmeralda saling menatap satu sama lain. Keduanya saling menelan ludah."Siapa yang membuka pintu itu? " Camelia menatap wajah Esmeralda dengan tatapan tajam.Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Mungkin tadi saat Pak Kyai Khaled keluar, dia tidak menutup pintu dengan rapat, jadi terbuka sedikit oleh angin, " Sahut Esmeralda berusaha menenangkan dirinya dan juga putri Pak Kyai yang hanya menganggukkan kepalanya, setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh wanita itu."Ya, masuk akal juga, " Ucapnya dengan intonasi yang datar. Ia tersenyum kaku, berusaha menyamarkan perasaan takut yang sedang menguasai dirinya.Esmeralda balas tersenyum. "Biar aku tutup pin