Home / CEO / Hamil Anak CEO / Kesedihan Anjani

Share

Kesedihan Anjani

Author: Putri_Lotus
last update Last Updated: 2023-07-11 09:00:00
Revan mematung saat Anjani menanyakan anak mereka. Dia tak bisa membayangkan betapa hancurnya Anjani jika tahu anak mereka sudah tiada.

"Sebaiknya kamu istirahat dulu saja ya sayang, nanti kalau sudah benar-benar pulih baru bisa bertemu sama anak kita," ujar Revan mengalihkan pembicaraan.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan anakku Mas?"

Revan diam, dia tak berkutik ketika Anjani terus menanyakan anak mereka.

"Kenapa diam Mas? Kalau kamu tidak mau mengantarku melihat anakku, biar aku sendiri yang ke ruangannya Mas." Anjani berusaha bangkit meski tubuhnya masih lemah.

Dengan berat hati Revan akhirnya mengatakan hal yang sebenarnya pada Anjani.

"Anak kita sudah tiada!"

Bagai disambar petir hati Anjani saat ini. Anak yang telah dinanti kelahirannya kini sudah menyatu dengan tanah.

"Enggak Mas kamu bohong... kamu pasti bohong sama aku, anakku sehat Mas anakku masih hidup!"

Anjani meraung di pelukan Revan, dia histeris setelah tahu anaknya telah tiada. Mata Revan basah melihat kea
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hamil Anak CEO   Lelaki Misterius

    Andre terkesiap dengan penuturan Revan, dia segera meluncur ke ruangan IT untuk memeriksa rekaman CCTV hari itu. Dia melihat seorang lelaki yang mencurigakan menggunakan topeng sedang mengendap masuk ke ruangan Anjani. "Siapa lelaki misterius ini?" gumamnya. Dia fokus melanjutkan melihat rekaman CCTV itu, lelaki itu masuk ke dalam ruangan Anjani dan melepas topengnya. "Aku harus segera mencari tahu lelaki ini." Setelah mendapat petunjuk, Andre langsung mencari identitas lelaki ini. Dia menenangkan kembali ke ruangan Anjani untuk memberi tahu Revan. Revan langsung mencecar Andre dengan beberapa pertanyaan setelah sampai ke ruang perawatan Anjani. "Bagaimana Ndre? Apa kamu sudah menemukan petunjuk?" "Sudah Tuan. Sebentar, apakah Tuan mengenal lelaki ini? tanya Andre seraya menunjukkan rekaman CCTV yang sudah dicopy Andre. "Saya tidak mengenalnya sama sekali Ndre." "Apakah Tuan Revan punya musuh selama ini? Atau memang ada yang sengaja ingin melenyapkan Nyonya Anjani?" "Aku t

    Last Updated : 2023-07-11
  • Hamil Anak CEO   Kembali ke Indonesia

    "Hahahahahahahaha kamu kan udah tahu alasan saya Jeng masa pura pura lupa?" ucap Linda sambil tertawa. "Hahahahaha saya kira dengan hadirnya cucu bisa membuat hati Jeng Linda luluh," jawab Widya tergelak. "Nggak akan Jeng, saya itu kalau sekali nggak suka ya enggak suka. Saya maunya Raisa yang jadi mantu saya titik nggak pakai koma." "Hahahahaha kamu itu Jeng. Oh iya kapan kita bisa ketemu Jeng? Nggak enak kalau ngobrol lewat telepon!" "Kapan aja longgar kok Jeng, atau kamu ke sini saja sekalian ajak Raisa Jeng." "Ya udah Jeng nanti aku ke sana ya sama Raisa." "Ya udah Jeng kalau gitu aku tutup ya teleponnya. Ditunggu kedatangannya!" "Ya Jeng." Tuttt tutt tuttt Widya mematikan sambungan teleponnya. Widya yang melihat Raisa yang baru saja turun dari kamarnya buru buru mencegatnya. "Sa, kamu ke rumah sakit sekarang?" "Iya Ma, ini mau berangkat." "Meningan ke sana besok aja Sa sekarang lebih baik ikut Mama ke rumah Tante Linda aja yuk," Widya pada Raisa. Raisa

    Last Updated : 2023-07-12
  • Hamil Anak CEO   Memeriksa Rekaman CCTV

    Keesokan harinya, saat Revan sedang menyuapi Anjani sarapan dia mendapat panggilan dari Andre. Andre memberinya kabar jika Alex menyanggupi janjinya bertemu sekitar pukul sepuluh pagi. Dia juga sudah mengantongi identitas lelaki itu. "Baik, segera ringkus dan bawa ke markas Reno. Aku akan segera ke sana." Anjani yang tengah mengunyah makanan seketika menghentikan aktivitasnya."Ada apa Mas? Apa ada masalah?" "Ah tidak ada Dek cuma masalah kantor, biasalah!" ujar Revan berkilah. Anjani hanya ber oh ria saja. Setelah menyelesaikan makan, Revan mencoba bertanya langsung pada Anjani penyebab dia bisa terjatuh. "Dek, kamu mau nggak ceritain awal mula kamu bisa sampai terjatuh?" Anjani menghela nafas sambil menutup mata sebelum memulai bercerita. Dia sedang menyiapkan hati untuk menceritakan hari kelam yang merenggut nyawa bayinya. "Jadi, beberapa hari lalu ada asisten baru menggantikan Mbak Jum, Mas. Mbak Jum sampai saat ini masih belum kembali katanya ada kepentingan. Nah siang itu

    Last Updated : 2023-07-12
  • Hamil Anak CEO   Mengunjungi Makam

    Revan tersenyum kecut, dia sendiri juga belum sempat ke makam anaknya karena sibuk menjaga Anjani.“Kalau kamu sudah kuat dan sudah siap, kita ke sana hari ini ya. Sekalian pulang!” ujar Revan sambil mengelus kepala Anjani. Wajah Anjani tampak sumringah setelah mendengarnya. *** Sore harinya Anjani sudah ke luar dari rumah sakit. Dengan hati hati dia turun dari brankar dan berpindah ke kursi roda. Revan segera membawa Anjani ke dalam mobil. “Pak, kita ke pemakaman dulu. Jangan langsung pulang. Bapak tahu kan letak makam anak saya?” perintah Revan pada sopir. “Baik, Tuan saya tahu!” Sesampainya di depan pemakaman, Revan mengajak Anjani untuk membeli bunga yang dijual di depan area pemakaman. Setelahnya Revan bergegas membawa Anjani ke makam anak mereka. “Di sinilah anak kita dimakamkan.” Anjani turun dari kursi rodanya. Dia duduk di samping makam anaknya dan mengelus batu nisannya. Dia menyiramkan air dan menaburkan bunga di atas makam anaknya. “Nak, walau Mama belum sempat mem

    Last Updated : 2023-07-12
  • Hamil Anak CEO   Raisa Datang Menjenguk

    Raisa terkesiap dan langsung membalikkan tubuhnya ke arah Revan. Revan hanya menatapnya datar.“Revan, aku ke sini mau jengukin Anjani,” jawab Raisa selembut mungkin. “Katanya kemarin sudah melahirkan.”“Dari mana kamu tahu alamat rumahku?”“Aku tanya Tante Linda, Van. Kamu nggak mempersilahkan aku masuk? Aku udah jauh jauh ke sini lho.”Revan bergeming, dia langsung masuk diikuti Raisa di belakangnya.“Tunggu di situ!” perintah Revan menyuruh Raisa duduk di sofa.Revan bergegas ke kamar memberi tahu Anjani jika Raisa datang menjenguknya.“Sayang, Raisa ke sini menjengukmu. Kamu ingin menemuinya atau tidak? Kalau tidak juga tidak masalah aku akan menyuruhnya pulang sekarang juga.”“Jangan Mas, kita akan menemuinya. Bagaimanapun dia adalah tamu kita Mas, dan kita harus menghargai niat baiknya,” ucap Anjani tersenyum. Dalam hati Revan sangat

    Last Updated : 2023-07-13
  • Hamil Anak CEO   Sentilan Dari Arya

    Raisa masih diam saja enggan menanggapi celotehan Arya. Dia terus memalingkan muka ke arah luar. “Lagi galau ya? Tanya Arya lagi dan hanya diangguki oleh Raisa.“Galau kenapa lagi? Masalah sama orang yang kamu kejar kejar kemarin?” Lagi lagi Raisa hanya mengangguk.Arya tertekan nafas perlahan, sangat sulit membuka topik dengan wanita keras kepala ini. “Emangnya ada apa? Istrinya nglabrak kamu?” Raisa memutuskan untuk menceritakan masalahnya dengan Arya, dia percaya Arya lelaki yang baik.“Aku cemburu melihat kemesraan mereka, harusnya mereka tidak menunjukkannya di depanku.” Arya tergelak mendengar jawaban Raisa. Ingin tertawa keras tapi takut bidadari di depan ini marah.“Lho memangnya apa hubungannya denganmu? Sah saja kan jika mereka bermesraan? Mereka juga sudah menikah. Lalu kenapa kamu merasa cemburu?” “Mereka seharusnya menghargai perasaanku apalagi Revan tahu aku mencintainya!” ucap Raisa sambil menyobek tisu.“Gimana kalau kamu nikah sama aku aja? Nanti aku akan bahagiain

    Last Updated : 2023-07-13
  • Hamil Anak CEO   Kemesraan Revan dan Anjani

    Revan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya Revan sendiri tidak bisa memasak, tapi dia ingin memberikan Anjani makanan dari hasil olahannya sendiri.“Ya kan bisa lihat tutorial google dulu Dek,” ucap Revan menampilkan barisan giginya.“Ya sudah tapi aku ikut ya Mas, mau lihat Mas Revan masak,” sahut Anjani cekikikan.“Tapi kamu jangan ikutan masak ya, cukup lihat suamimu yang tampan ini memasak!” seloroh Revan menaik turunkan alisnya.“Iih Mas Revan kok narsis banget sih ha ha ha.” Anjani terpingkal pingkal dengan tingkah Revan.Anjani menunggu Revan di meja makan sambil memperhatikan suaminya yang masih sibuk mengikuti tutorial di youtube.‘Aku bersyukur bisa dipertemukan denganmu Mas, walau awal pertemuan kita diwarnai dengan hal yang menyakitkan, tapi aku berharap semoga kamulah yang Tuhan takdirkan untuk menemani masa tuaku!’ batin Anjani tersenyum.

    Last Updated : 2023-07-14
  • Hamil Anak CEO   Mayra Kecelakaan

    Bekti sangat malu dengan kelakuan Mayra yang sudah di luar batas.“Mohon maafkan anak saya Tuan Andre, saya sendiri yang akan mengurus Mayra. Saya akan menyuruhnya untuk segera pulang!” “Baik, kurasa itu saja yang ingin saya sampaikan. Saya mohon undur diri!”“Baik Tuan silahkan!” Sepeninggalnya Andre dari kediaman Bekti, lelaki paruh baya itu marah besar. Dia segera ke luar ruangan kerja untuk mencari istrinya.“Fatmaaaaaa ... sini kamu!” Fatma yang sedang duduk di taman belakang terlonjak mendengar teriakan Bekti. Dengan langkah cepat, dia segera menemui Bekti.“Ada apa sih Pa kok teriak teriak?” “Lihat, akibat didikan kamu yang selalu memanjakan Mayra sekarang anak itu malah menjadi beban masalah untuk kita!” DeggFatma tersentak, sepertinya suaminya sudah mengetahui ulah anaknya.“Kamu ngomong apa sih Yah? Memangnya apa yang sudah Mayra lakukan?” tanya Fatma pura pura tidak tahu.Bekti tersenyum miring, “Jangan berpura pura bodoh Fatma! Kamu pasti sudah tahu kalau Mayra sudah

    Last Updated : 2023-07-14

Latest chapter

  • Hamil Anak CEO   The End

    "Makanya buruan nikah Val, biar Mama punya banyak cucu," celetuk Nurma. "Ahh bentar lah Ma, masih pengen sendiri dulu. Biar bebas nggak ada yang melarang," jawab Valdi santai. "Padahal nikah itu enak lho Val, keperluan apapun sudah ada yang menyiapkan, mau makan tinggal minta di masakin. Malamnya juga dapat servis, rugi lho kalau nunda-nunda," ujar Revan memprovokasi. "Gampanglah ntar kalau udah ada calonnya pasti nikah kok. Secara iparmu yang ganteng kan juga jadi incaran para Mama mertua, jadi tinggal pilih aja kalau udah kepingin menikah" ucap Valdi percaya diri. "Huu dasar kepedean!" sahut Anjani dan Arya. "Eh bentar, ini anak kalian mau dinamai siapa?" tanya Mila tiba-tiba. Semua yang ada di ruangan itu menepuk keningnya karena lupa jika bayinya belum di beri nama. "Emm, sesuai kesepakatan kami berdua, anak yang kami yang cowok kami namai Kalandra Adi Purnomo dan yang cewek namanya Alindra Putri Purnomo," jawab Revan. *** Setelah beberapa waktu mereka semua pamit undur di

  • Hamil Anak CEO   Kebahagiaan

    Revan memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia ingin segera sampai di rumah sakit secepatnya."Ayolah kenapa mereka lemot sekali? Nggak tahu orang lagi darurat apa?" gerutunya sambil berusaha menyalip kendaraan di depannya.Sesampainya di rumah sakit, dia bergegas menuju ruang operasi. Dia meminta izin pada dokter agar diperbolehkan menemani istrinya yang sedang berjuang."Boleh Tuan, tapi harap jangan mengganggu jalannya operasi ya, Tuan!" kata dokter."Baik, Dok."Revan segera memakai baju steril yang sudah disediakan dan segera masuk ke ruang operasi."Mas Revan," sapa Anjani dengan lirih dan lemah.Revan segera mendekat dan menciumi Anjani yang sedang berbaring di meja operasi."Sayang, kamu harus kuat demi aku dan kedua anak kita," ucap Revan menguatkan Anjani.Revan tidak beranjak dari sisi Anjani selama operasi. Saat bayi pertama berhasil di keluarkan, Revan sempat mematung mendengar suara tangis bayinya."Anakku," ucapnya lirih.Disusul ke luarnya bayi kedua

  • Hamil Anak CEO   Kontraksi

    Alex akhirnya ditangkap oleh anak buah mertuanya sendiri dan sekarang sedang diberi pelajaran oleh Pranoto. Pranoto benar-benar merampas semua aset milik Alex hingga Alex jatuh miskin. Tidak hanya itu dia juga terjerat dengan pasal berlapis. Dia tidak bisa berkutik lagi karena semua hartanya habis tak bersisa.Suami Vina berinisiatif mengajak Vina menjenguk Alex ke lapas. Bagaimana pun juga, Alex merupakan ayah kandung Vina. Alex sangat terkejut dengan kedatangan Vina dan suaminya."Nak, kamu datang menjenguk Ayah, Nak?" tanya Alex berkaca. Kini dia sadar jika keluarga lebih berarti dari segalanya."Aku datang atas permintaan suamiku. Ini aku bawakan makanan untukmu, perbaikilah dirimu dan bertobatlah. Walau bagaimana pun kau tetap ayah kandungku, meskipun kehadiranku mungkin tidak kau harapkan!" ucap Vina tanpa menoleh ke arah Alex sedikit pun. "Maafkan Ayah, Vina. Ayah sudah menoreh luka terlalu dalam di hidupmu, aku tidak pantas disebut ayah," ucap Alex tergugu. "Setidaknya aku

  • Hamil Anak CEO   Menghembuskan Nafas Terakhir

    Revan menghentikan gerakannya sejenak dan menatap Anjani dengan lekat."Ada angin apa tiba-tiba kamu ingin mengajak Mayra bertemu, hm?" tanya Revan lembut."Aku ingin berbicara dari hati ke hati dengan Mayra, Mas. Rasanya aku masih punya beban karena bahagia di atas derita orang lain," jawab Anjani.Revan hanya menanggapi ocehan Anjani dengan senyuman. Dalam hatinya sangat bangga dengan sifat istrinya yang masih memedulikan orang lain walau sudah menyakitinya secara fisik dan mental."Kamu yakin? Tapi kan dia yang sudah membunuh anak pertama kita, Sayang. Apa kamu nggak takut dia akan kembali melakukannya?" tanya Revan hati-hati."Kan ada kamu, Mas. Aku yakin kamu nggak akan membiarkanku dan anak-anak kita dalam bahaya," jawab Anjani dengan mantap."Terima kasih sudah percaya padaku Sayang. Tapi kamu harus tahu kalau Mayra sekarang berada di rumah sakit jiwa. Dan aku tidak mau mengambil risiko kalau kamu tetap ngotot ingin menemuinya.

  • Hamil Anak CEO   Nasib Linda

    DeggggPengakuan Gibran membuat Linda menjadi terkejut. Dia sama sekali tidak mengira jika Gibran akan menaruh hati pada Mayra."Kalau kau memang mencintai Mayra, kenapa kau mau menuruti perintahku untuk menghancurkan hidupnya dan menjauhinya?" tanya Linda nanar."Apa Tante sudah melupakan sesuatu?" tanya Gibran balik.Flashback On"Tante, apa tidak sebaiknya aku menikahi Mayra saja? Aku rasa sepertinya aku sudah terlanjur mencintainya. Aku berjanji tidak akan pernah membiarkannya kembali mengejar Revan, Tante!" ujar Gibran meminta pertimbangan."Tidak, kau tidak boleh menikahinya. Mayra harus menderita karena sudah berani menentangku dan terus berhubungan dengan Revan. Awas saja kalau sampai kau berani menikahi Mayra, Gibran. Di sini, akulah yang berhak memutuskan segalanya. Dan kamu hanya harus tunduk di bawah perintahku!" Flashback off"Dengan pongahnya kau memintaku meninggalkan Mayra di saat aku sudah mulai mencintainya. Apa kau pikir itu tidak menyakitkan bagiku, Tante Linda?"

  • Hamil Anak CEO   Masuk Rumah Sakit Jiwa

    Sementara di sisi lain, kondisi Mayra semakin mengenaskan setelah dia ke luar dari tempat penyiksaan. Anak buah Reno sengaja menyiksa mental Mayra hingga dia berubah menjadi tidak waras. Dia sering menangis dan tertawa dengan tiba-tiba."Revan, coba lihat anak kita cantik sekali ya seperti aku. Kamu nggak mau gendong dia Van? Coba deh Van lihat anak kita," ucap Mayra sambil menggendong boneka dan menyodorkannya pada penjaga. Kedua orang tua Mayra sengaja memperkerjakan penjaga untuk menjaga Mayra agar tidak kabur. "Pa, bagaimana ini Pa? Anak kita seperinya sudah gila, Pa? Segera lakukan sesuatu Pa, aku tidak bisa melihatnya seperti ini lebih lama," ucap Fatma sambil menangis."Tidak ada cara lain lagi Ma, kita harus membawa Mayra ke rumah sakit jiwa."Mau tidak mau akhirnya Fatma harus rela jika Mayra dibawa ke rumah sakit jiwa. Polisi juga tidak menangkap Mayra kembali dengan alasan Mayra sakit jiwa. Setiap hari Mayra selalu meracau dan menganggap setiap lelaki yang melintas di de

  • Hamil Anak CEO   Jalang Teriak Jalang

    Ucapan wanita itu seketika menarik perhatian khalayak. Mereka segera mendekat untuk menyaksikan perseteruan yang terjadi."Anda ini siapa kok main menuduh istri saya? Apa tidak mali berteriak di muka umum?" tanya Revan."Asal kamu tahu, saya calon istri Dika. Kami akan menikah sebentar lagi atas perjodohan yang dilakukan oleh Kakek Pranoto. Tapi gara-gara kamu," ucapnya sambil menunjuk Anjani. "Pernikahan saya gagal!" teriaknya."Oh, bukannya kamu yang jadi selingkuhan Dika dulu ya?" tanya Anjani santai.Muka wanita itu makin memerah saat Anjani menyebutnya selingkuhan. "Heh jaga ucapanmu ya, jalang. Asal kamu tahu, jauh sebelum kalian menjalin hubungan, Kakekku dan Kakek Pranoto sudah sepakat untuk menjodohkan kami. Tapi gara-gara kehadiranmu, Dika lebih memilih kamu alih-alih menikah denganku." "Tapi kenyataannya di belakangku kalian juga tetap menjalin hubungan spesial bukan? Lalu di mana letak kesalahanku? Ingat ya, semenjak Dika memutuskan untuk menduakanku, di saat itu pula ak

  • Hamil Anak CEO   Berusaha Memaafkan

    Walau sedikit terkejut dengan kedatangan wanita itu, Nurma tetap bersikap tenang dan mempersilahkannya untuk duduk. "Maaf ada angin apa tiba-tiba Anda ke mari, Jeng Linda?" Linda menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Nurma. Dia sadar betul kalau Nurma sedikit kurang nyaman dengan kehadirannya ini."Begini Jeng, kehadiran saya ke sini karena saya ingin bertemu dengan Revan dan Anjani," jelas Linda."Maaf, ada perlu apa ya? Kalau kehadiran Anda hanya untuk menyakiti hati menjatuhkan mental putri saya, maaf saya tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!" ucap Nurma menimpali."Oh tidak, Jeng Nurma tenang saja saya tidak akan menyakiti hati mereka. Justru kedatangan saya ke sini ingin meminta maaf," jawab Linda.Nurma melongo mendengar penuturan Linda."Apa aku tidak salah dengar?" tanya Nurma memastikan."Iya, kamu tidak salah dengar, Jeng. Kedatanganku ke sini karena aku ingin meminta maaf pada mereka berdua. Aku sudah menyadari semua kesalahanku pada mereka, terutama Anjani."

  • Hamil Anak CEO   Masakan Keasinan

    Mbok Sum segera mematikan kompor agar cabai yang digoreng Revan berhenti meletup.“Aduh, Tuan makanya kalau mau goreng cabai itu diiris dulu biar nggak jadi bom,” keluh mbok Nem. “Udah sini biar Mbok Nem aja yang masak Tuan!” ucap mbok Nem ingin membantu.Tapi Revan menolak, dia kekeh ingin memasak sendiri demi memenuhi permintaan Anjani. Dia melanjutkan acara memasaknya sambil melihat tutorial di yukyup. Dan setelah dua jam bertempur dan membuat dapur berantakan akhirnya Revan bisa menyelesaikan masakannya dan menyajikannya di meja makan.“Sayang, aku sudah selesai memasak sesuai pesananmu!” ucap Revan semringah.“Wah benarkah, Mas? Coba sini aku mau langsung mencicipinya,” ucap Anjani antusias.“Hmm penampilannya cukup menarik,” sambung Anjani lagi.“Ayo dong dicoba bagaimana rasanya?” pinta Revan.Anjani segera mengambil nasi dan menyendokkan lauknya ke piring. Dia mulai menyuapkan nasi dan lauk itu ke mulutnya. Namun gerakannya terhenti dan dia langsung menatap Revan lalu memberik

DMCA.com Protection Status