Sepulang dari bekerja, Cika memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah taman, karena hari sudah malam sehingga sudah tidak ada lagi orang orang yang berada disekitar taman tersebut, Cika memarkirkan motornya, setelah itu berjalan menuju taman. Pemandangan taman tersebut emang tidak pernah gagal, meskipun sudah malam tetapi hawa sejuk dari pepohonan membuat otak Cika fresh.
"Aghhh!!! Dasar pria tua gila! Keparat! gak punya hati! Sok berkuasa!"teriak Cika mengeluarkan uneg uneg yang seharian ini dirinya tahan."Huh, leganya... pria gila itu pasti sedang berbahagia di rumahnya! dia tidak akan memikirkan bagaimana nasib orang yang sudah di tindasnya!"teriak Cika kesal dengan pria tak punya hati nurani itu.Cika butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya Yang sangat kacau hari ini, masalah hutangnya yang Cika sangat bingung bagaimana cara membayarnya, dirinya bahkan tidak diberikan pilihan untuk memilih, kecelakaan tidak sengaja tadi sungguh membuatnya tidak menyangka, masalah yang tidak dia sengaja tersebut membuat seketika hidupnya penuh beban dan masalah.Cika tidak berniat menceritakan hal ini kepada ibu Devi maupun rea, karena dia tidak ingin melihat orang orang yang dia sayangi terbebani dengan masalah dirinya, cukup hanya dia saja yang memikirkan masalah ini. Walaupun Cika belum menemukan cara untuk membayar, tetapi jika dalam waktu satu Minggu, sepertinya dia tidak mampu, apalagi dirinya hanya diberikan waktu satu hari memikirkan ini dan besok mau tidak mau Cika harus menjawab pilihannya!Sungguh Cika merasa sangat pusing sekarang, takdir seolah sedang bermain main dengannya. Ntahlah, Cika tidak mengerti jalan hidup yang sedang dia alami.Setelah cukup lama berpikir, sepertinya Cika sudah menemukan Jawaban. Pilihan Jawaban yang pasti akan merubah hidupnya, mungkin Cika tidak terlalu peduli dengan pilihannya ini, tetapi Cika yakin pengaruh dari jawaban yang dia pilih pasti akan berdampak besar di dalam kehidupannya. "Aghhhh!!!"Teriak Cika lagi."Hei! kau ribut sekali! menggangu orang yang sedang beristirahat saja!"tiba tiba seseorang muncul di balik pohon sehingga membuat Cika teriak histeris karena takut."Aghhhh!!! Siapa kau!!? Apa itu hantu?!"teriak Cika terkejut karena seseorang yang muncul tiba tiba."Hei! enak saja kau memanggilku hantu! Aku ini manusia tau!! dasar wanita gila! malam malam teriak! emang gak ada kerjaan lain? orang malam malam gini yaa istirahat! bukannya teriak teriak!" ucapnya marah karena telah mengganggu waktu tidurnya yang damai."Apasih! kau benar benar manusia?!"tanya Cika lagi karena dia harus memastikan jika pria yang kini diajaknya bicara adalah benar benar manusia. "Hei! Aku ini manusia! kau sangat mengesalkan ya!"ucap pria itu tak percaya"Heh! Kau yang tiba tiba mengusikku tapi kau juga yang marah. Lebih baik aku pergi dari pada harus meladeni hantu seperti mu"ucap Cika tak terima lalu beranjak pergi dari taman itu. "Heh! enak saja bilang aku hantu! hei! jangan pergi!"ucap pria itu"Namamu siapa?!"teriak pria itu kepada Cika yang sudah menghidupkan motor dan bersiap untuk jalan. "Rahasia negara!"teriak Cika tak berniat menjawab, dan baginya juga tidak penting karena dirinya juga tidak akan bertemu lagi dengan pria itu."Menarik!"lirih pria itu tersenyum sambil memandangi kepergian Cika.Cika memutuskan untuk langsung pulang, gadis itu kembali ke kosan yang menjadi saksi hidupnya selama ini, meski dia harus membayarnya setiap bulan tetapi Cika merasa lebih nyaman dan tidak merasa terbebani oleh siapapun, karena Cika tidak ingin hidup dengan merasa tidak enak kepada orang lain."Haahh!! Lelahnyaa"ucap Cika sambil merebahkan tubuhnya di kasur. Setelah berbaring cukup lama, Cika pun memutuskan untuk mandi, karena jujur saja ia tidak akan bisa tidur jika dirinya belum mandi, karena jika tidak mandi tubuhnya terasa berat dan gatal sedangkan setelah mandi, tubuhnya akan terasa ringan dan nyaman.Sesudah mandi Cika kembali berbaring sambil memikirkan apakah pilihan yang sudah dia pilih itu adalah yang terbaik! Apa dia salah? Apa pilihan yang dia buat ini akan merugikannya? Ntahlah, rasanya tidak ada pilihan lain untuk memilih jawaban tersebut."Ahh sudahlah, sebaiknya aku tidur agar besok diberikan tenaga yang cukup untuk mengahadapi pria mengerikan itu!"lirih Cika lalu tak lama kemudian sudah menuju alam mimpinya.***Pagi pun datang, matahari sudah mulai memancar silauan cahaya nya , Cika yang sudah terusik itupun mulai terbangun, Cika merasa tidurnya malam ini kurang nyenyak, karena ntah mengapa dia akan selalu terbangun bangun. Mungkin dia sedang banyak pikiran sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak.Cika memutuskan untuk langsung mandi, tak lupa membereskan tempat tidur dan mempersiapkan segala hal yang akan diperlukan untuk berangkat kerja.Sekitar 45 menit Cika pun telah selesai bersiap, memakai pakaiannya rapi tak lupa berias sedikit agar dirinya tidak terlihat pucat. "Okee, sudah cantikkk"ucap Cika sambil berkaca dan memperlihatkan wajahnya yang sudah berbedak dan memakai sedikit lipstick.Setelah semuanya selesai, Cika lantas langsung berangkat menuju toko kue tempat dia bekerja, dia sengaja berangkat agak pagi hari ini karena dia berencana akan meminta izin untuk pulang saat siang, sebenarnya bukan untuk pulang kerumahnya tetapi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara dirinya dengan tuan kaya raya yang dia temui kemarin. Cika membereskan segalanya, agar saat rea datang, semuanya telah beres dan rea tidak terlalu banyak bekerja.Tidak lama kemudian, ternyata rea juga datang lebih cepat hari ini, Cika yang melihat kedatangan rea lantas langsung mengecek keadaan adiknya itu, melihat luka memar yang berada ditangannya membuat Cika menyeritkan keningnya, Cika sudah muak dengan perlakuan kasar keluarga rea kepada anak mereka sendiri, bagaimana bisa orang kasar seperti mereka itu adalah keluarga?! Bahkan hewan saja tau jika anaknya tidak boleh dipukuli ataupun disakiti, tapi ini manusia! Manusia yang punya akal dan pikiran! Tau membedakan yang mana yang baik dan buruk. Sungguh! Cika tidak bisa mengerti akal dan hati nurani mereka dimana. "Kak Cika, tidak perlu khawatir kak, aku baik baik saja"ucap rea menenangkan"Bagaimana aku bisa tidak khawatir ree?! Ini bukanlah tindakan sekali dua kali! Mereka melakukannya berkali kali denganmu! Apa mereka tidak punya hati nurani?! Bagaimana bisa sebuah keluarga melakukan hal buruk seperti ini kepada anggota keluarganya yang lain?!"ujar Cika marah"Kakak, tenanglah, aku tidak apa apa kok, karena keberadaan kak Cika sudah cukup bagi aku, mendapatkan perhatian dari kakak sudah membuatku cukup, aku tidak ingin menjadi lebih serakah lagi dan memaksa mereka untuk menyayangiku"ungkap rea yang sudah merasa cukup dengan keberadaan Cika disampingnya, karena perhatian dan tindakan kak Cika kepadanya sungguh membuat rea terharu dan bahagia"Hahh!! Jika kamu mau ke rumah kakak, kakak akan membuka pintu selalu untukmu, jangan pernah ragu! Jika kamu ingin keluar dari rumah itu katakan pada kakak, kakak akan menjemputmu, ingatlah! kamu tidak sendiri ree! Ada kakak,! Ada ibu Devi! Kita adalah keluarga! Jadi kapan pun kamu membutuhkan pertolongan, kakak dan ibu akan selalu membantumu"ucap Cika menggebu gebu"Baiklah kak, aku akan ingat selalu, jadi untuk saat ini, Kakak tidak perlu khawatir yaa"jawab rea menenangkan kembali."Hem, kakak akan memaafkan mereka, tapi!!! Jika hal yang lebih parah terjadi atau mereka melakukan hal yang seperti ini lagi padamu, kakak harus bertindak! Jadi anggap saja ini peringatan untuk mereka, jika kakak melihat hal seperti ini terjadi lagi, maaf, kakak tidak akan bisa menahannya lagi! Dan sepertinya kakak akan bertemu dengan keluargamu itu!"ucap Cika yakin"Ehh, tap-pi"sanggah rea. "Tidak ada tapi tapi! Kini kesabaran kakak sudah habiss! Aku tidak sanggup melihat mu ditindas seperti ini dek, kita manusia! Kita pantas mendapatkan kebebasan! Kalau kamu ditindas seperti itu, dan mereka tidak mau berhenti melakukan hal buruk seperti itu, jangan salahkan kakak kalau jalur hukum adalah jalan terakhir yang akan kakak tempuh"jawab Cika geram"Hem"jawab rea takut melihat ekspresi kak Cika seperti akan mengamuk! Cika benar benar sangat marah, sebenarnya ada perasaan senang dan terharu dalam diri rea kepada kak Cika, namun rea tidak ingin kakaknya itu kenapa Napa, karena keluarganya itu sangatlah berbahaya, mereka tidak akan segampang itu menyerah."Tapi kakak, kakak harus menjaga diri kakak , karena mereka tidak akan semudah itu menyerah, mereka sangat ambisi kak, mereka sungguh sangat berbahaya"jawab rea takut"Kalau mereka berbahaya, kenapa kamu tidak berusaha kabur dari rumah itu hem?"tanya Cika yang tidak ingin sesuatu terjadi lagi kepada rea"Rea gak bisa keluar dari rumah itu kak, mereka mengurung ibu di gudang, mereka selalu mengancam untuk membunuh aku dan ibu jika kami tidak memberikan uang, rea tidak tau kenapa mereka bisa seperti itu, ayah juga tidak sayang lagi sama rea, dialah yang selama ini selalu memukul rea, padahal rea tidak pernah melakukan apapun, tetapi rea selalu saja salah dimatanya huuu"ucap rea menangisss"Astaga! Orangtua macam apa yang melakukan hal gila seperti itu kepada anaknya! Apa dia sudah tidak waras! Sepertinya aku harus datang kerumah rea untuk memastikan langsung bagaimana sikap asli binatang itu!" pikir cika geram di dalam hatinya"Kamu yang sabar yaa, kakak akan melakukan yang terbaik untukmu, jangan pernah takut, karena kakak akan selalu berada di belakangmu dek, kakak akan melindungimu"ucap Cika sambil memeluk erat adik kesayangannya. "Huu huu terimakasih kakak"jawab rea terharuSetelah cukup tenang, Cika dan rea memutuskan untuk lanjut bekerja, meskipun hati dan pikiran sedang tidak baik baik saja tetapi mereka harus bekerja untuk menghilangkan rasa sedih itu, sebenarnya bagi mereka berdua, bekerja adalah pelampiasan yang baik untuk menghilangkan beban pikiran sehingga dengan bekerja pun mereka tidak rugi apapun."Dek, jangan kasih tau ibu Devi dulu yaa, kakak Takut ibu akan khawatir, terlebih karena Kakak ingin menemui keluargamu, pasti ibu akan semakin khawatir"ucap kak Cika khawatir ibu Devi akan mencegahnya untuk datang"Hem, rea juga khawatir kak, apa sebaiknya kakak membatalkan rencana Kakak itu? mereka seperti hewan buas kak, aku gak mau Kakak kenapa Napa karena aku"ucap rea mencegah"Tidak apa apa dek, Kaka harus melihat bagaimana manusia seperti itu hidup, apa tidak ada rasa sayang kepada anak darah dagingnya sendiri?! terus kenapa bisa mereka mengurung ibumu di gudang?"tanya kak Cika"Sebenarnya ayah menikah lagi, awalnya ibu menolak, tapi setelah itu mereka langsung mengurung ibu, dan terus mengancamku. Selama ini keluarga baru ayah tidak pernah berbuat baik padaku kak, mereka selalu menyuruhku bekerja dan menghukumku bahkan ketika aku tidak salah, tapi demi ibu aku rela kak, karena nyawa ibu lebih penting dari pada uang yang aku hasilkan untuk mereka"ujar rea sedih"Tenanglah, kakak akan selalu ada untukmu, jadi... Kamu harus kuat yaa,"lanjut kakak Cika sambil menggenggam tangan rea lembut"Bedebah gila itu harus mendapatkan ganjaran atas perbuatan buruk mereka! awas saja! aku tidak akan membiarkan makhluk halus seperti itu hidup dengan bebas di dunia ini!" pikir Cika geram! hatinya sakit melihat orang terdekatnya mengalami siksaan fisik seperti itu. Terlebih! orang itu adalah keluarganya sendiri.Setelah menenangkan rea, akhirnya gadis itu pun sudah berangsur angsur tenang, ujian pahit seperti ini sudah sering rea lalui, tetapi baru kali inilah rea mengumbar semuanya kepada Cika, sehingga keluarlah semua yang mengganjal dihatinya. Setelah cukup tenang, mereka pun kembali beraktivitas seperti biasanya.Setelah jam makan siang, sesuai rencana yang akan Cika lakukan, gadis itu akan kembali ke perusahaan pria yang kemarin dia tabrak mobilnya, karena perjanjian itulah dia harus datang karena takut pria itu akan mengancamnya ke kantor polisi, Cika sangat takut dengan ancaman itu, siapa juga kan yang tidak takut jika dipenjara! terlebih orang yang dia tabrak bukanlah orang sembarangan.Tak lupa Cika izin pamit kepada rea dan ibu Devi yang berada di dapur, ibu Devi memiliki tanggung jawab di dapur, yaa meskipun Bu Devi lumayan jarang datang, tetapi ibu Devi selalu membantu pekerjaan karyawannya meskipun dia adalah pemilik toko kue tersebut."Ibu... Cika izin mau keluar dulu yaa, ada k
"Baiklah tuan"jawab Cika dengan terpaksa karena dia tidak memiliki pilihan lain lagi"Besok kau akan melakukan tugas pertamamu menjadi kekasih ku, besok kau harus datang bersamaku kerumah untuk bertemu dengan nenekku! ingat! Jaga sikapmu! Jangan sampai nenek curiga dengan sandiwara kita! Buatlah senatural mungkin! Jika kau berbuat kesalahan, jangan salahkan aku jika aku langsung membawamu ke kantor polisi! karena aku tidak akan segan segan lagi"ucap saga memperingati CikaDasar!!! Cowok gilaa!! Maunya apasih! lama lama tu mulut ku tabok nih! Kesel banget liat mulutnya yang mengoceh ngoceh! Apalagi sampe mengancamku seperti itu!"Iya tuan, saya akan ber acting dengan baik, saya tidak akan membuat nenek tuan curiga sedikitpun, jadi percayalah kepada saya, saya tidak akan mengecewakan tuan"jawab Cika sambil menahan emosinya"Baguslah kalau kau bisa mengerti, karena aku tidak akan mengatakannya dua kali.""Ohh iyaa! Karena kita sudah mulai menjalankan rencana besok, kau harus mengetahui s
Sepulang dari kantor tuan saga, Cika mulai merasa lelah, lelah batin, lelah pikiran dan banyak hal yang membuat tubuhnya kelelahan. Karena hari udah hampir gelap, Cika memutuskan untuk kembali ke rumah saja, karena dirinya tidak sanggup jika harus lanjut bekerja lagi karena pikirannya saat ini sedang sangat tidak fokus, takutnya bukannya dia bisa fokus bekerja, tetapi malah mengacaukan pekerjaan nya sehingga membuat ibu Devi dan rea kerepotan.Sesampainya gadis itu dirumah, Cika lantas langsung membersihkan diri dan bersiap untuk tidur padahal hari masih senja tetapi Cika sangat ingin merebahkan badan, yaa... Meskipun tidak tidur, tetapi Cika ingin memikirkan pilihannya itu dengan pikiran tenang."Bagaimana ya? Besok aku harus menjalankan peranku sebagai kekasih pria gila itu! Ah astaga! Aku melupakan map nya! Baiklah, aku harus membacanya"ucap Cika yang baru teringat dengan map yang berisi kepribadian tuan saga, dan tak lupa Cika harus membacanya malam ini."Bay kasur empukku, aku ha
Brukk!“Astaga! Bagaimana ini?!” gumam Cika yang merasa panik karena sudah menabrak sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan. Cika tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya bisa mengganti kerugian mobil mahal itu.Di saat Cika terjatuh dari sepeda motornya tidak ada satupun orang yang berniat untuk menolongnya, bahkan mereka melihat Cika dengan pandangan penuh dengan rasa benci karena dirinya terlihat dekil dan miskin.“Kenapa aku harus menabrak mobil ini sih” gerutu Cika sambil memukul sepeda motornya dengan kesal. Motor itu adalah motor antik yang sudah tua, dan telah menjadi saksi bisu kehidupannya yang menyedihkan.“Dasar orang miskin. Mampus lah kau sana.” cibir salah satu orang yang sedang menatap Cika dengan tatapan tajam.“Bukankah itu mobil dari tuan Bram? Ahh aku tidak yakin jika gadis miskin itu masih bisa selamat, karena setahuku siapapun yang mengganggu dan mengusik tuan Bram, mungkin orang itu bisa menghilang dari dunia ini." ucap salah satu orang itu dengan pandangan j
"Saya akan berusaha semampu saya tuan" jawab Cika. Ia masih diam menunggu pria itu mengeluarkan suaranya kembali. Cika sebenarnya tidak berani untuk membalas perkataan pria itu. namun, karena wajah yang ditunjukkan pria itu terlihat seperti merendahkannya sehingga membuat Cika merasa kesal."Emang masalahnya Dimana sih jika aku bayar ganti ruginya? meskipun aku hanya mampu bayar secara nyicil, tapi apa salahnya?! kalau mau menjadikan aku babu juga gak masalah dari pada aku harus masuk penjara" pikir cika jika dirinya dijadikan pembantu pun cika tidak akan protes karena cika tahu kesalahannya."Saya akan berusaha tuan, bolehkan saya tau berapakah uang ganti ruginya?" tanya Cika. meskipun dirinya harus bekerja keras selama 10 tahun. dirinya akan tetap berusaha untuk membayar hutang tersebut sampai lunas."1 miliar" jawab pria itu santai"Hahhh?!" teriak Cika tak percaya. Ia sangat terkejut, jiwanya terguncang! dirinya bahkan tidak pernah menyentuh uang 100 juta, apalagi 1 miliar yang me
Ditempat lain, tepatnya di sebuah kamar, seorang pria dewasa sedang menatap lurus jendela ruangannya, pria itu masih memusingkan cara mendapatkan pasangan sekarang, jujur saja dirinya tidak ingin menikah lagi, terlebih dia tidak mau kejadian yang lalu terulang kembali, Ya! Dia masih trauma.Atas desakan sang nenek, mau tidak mau dirinya harus mengenalkan kekasihnya kepada sang nenek pada pesta ulangtahunnya yang akan di laksanakan 2 hari lagi, pria itu sungguh pusing, neneknya benar benar mengancamnya, bukan karena pria itu takut untuk menuruti permintaan sang nenek tetapi nenek mengancam kesehatannya agar pria itu segera menikah."Hah! apa aku yakin untuk menjadikan gadis yang baru ku temui tadi istriku? tapi aku masih bingung! bagaimana dengan ketiga anakku? kalau mereka tidak mau bagaimana? dan kalaupun mereka nyaman dengan gadis itu bagaimana? apa suatu saat nanti mereka merelakanku untuk putus hubungan dengan gadis itu atau malah melarangku untuk putus dengannya? huh! biarlah dul