"Saya akan berusaha semampu saya tuan" jawab Cika. Ia masih diam menunggu pria itu mengeluarkan suaranya kembali. Cika sebenarnya tidak berani untuk membalas perkataan pria itu. namun, karena wajah yang ditunjukkan pria itu terlihat seperti merendahkannya sehingga membuat Cika merasa kesal.
"Emang masalahnya Dimana sih jika aku bayar ganti ruginya? meskipun aku hanya mampu bayar secara nyicil, tapi apa salahnya?! kalau mau menjadikan aku babu juga gak masalah dari pada aku harus masuk penjara" pikir cika jika dirinya dijadikan pembantu pun cika tidak akan protes karena cika tahu kesalahannya."Saya akan berusaha tuan, bolehkan saya tau berapakah uang ganti ruginya?" tanya Cika. meskipun dirinya harus bekerja keras selama 10 tahun. dirinya akan tetap berusaha untuk membayar hutang tersebut sampai lunas."1 miliar" jawab pria itu santai"Hahhh?!" teriak Cika tak percaya. Ia sangat terkejut, jiwanya terguncang! dirinya bahkan tidak pernah menyentuh uang 100 juta, apalagi 1 miliar yang memikirkannya saja sudah membuat cika menyerah, cika tidak tahu harus membayar pakai apa jika dirinya tidak di perbolehkan membayar dengan cicilan."Kenapa? Tidak punya uang? Hah! Tadi kau berlagak seperti orang yang akan membayar ganti ruginya, tapi kau terlihat ragu ragu sekarang" ucap pria itu menyeringai"Heii!! Kenapa kalian orang kaya selalu saja merendahkan kami orang miskin?! Bukan saya ingin menjelekkan kaum kalian! Tapi setidaknya hargailah kami, kami gak minta di kasihani kok! Saya bisa membayarnya! Anda tidak perlu khawatir! Tapi mohon maaf sebelumnya karena saya hanya mampu menyicil pembayaran tersebut, saya janji akan terus membayarnya hingga lunas. Saya tidak mengemis kepada anda kan? Jadi jangan sekali kali anda merendahkan saya!" jawab Cika kesal karena dari tadi tidak ada kata kata baik yang dikeluarkan oleh pria itu dan sekarang dirinya sudah mencapai puncak kesabarannya."Kau pandai berbicara ya" ungkap pria itu dingin. Dari sepanjang kata yang Cika lontarkan, hanya kata kata itu saja yang bisa pria itu keluarkan.Deg!Cika tak mampu menutupi ketakutannya, sejenak ia merasa menyesal karena telah kelepasan kata kata, padahal ia sudah berusaha untuk menahan kekesalannya. namun, tetap saja kesabaran setipis tisu yang dirinya miliki membuatnya mengeluarkan kata kata yang tidak seharusnya ia keluarkan. Cika hanya bisa terdiam dan menundukkan kepala, takut pria itu tidak memberikannya keringanan. cika takut! bukannya di berikan keringanan, dirinya malah diberikan kesulitan membayar oleh tuan besar ini."Baiklah, tapi aku tidak bisa menerima pembayaran dengan cicilan, namun aku bisa memberikan pilihan lain untukmu"jawab pria itu menyeringai, seperti ada sesuatu hal buruk yang sedang pria itu rencanakan dan entah mengapa perasaan Cika merasa tidak enak."Apa?"tanya Cika merasa curiga. "Jadilah pacar pura puraku, lalu aku akan melunaskan uang ganti ruginya, atau..."ucap pria itu dingin"Hahh?! Jadi pacar anda? Kenapa harus saya? Bukankah kalian orang kaya harus mencari pacar yang setara dengan kalian? Kenapa harus saya? Saya tidak mau!"jawab Cika keberatan"Oh tidak mau?"lanjutnya dengan mata penuh ancam. mendengar itu Cika hanya bisa mengidik ngeri dengan kata kata tak berhati nurani itu kepadanya."Kalau kau tidak bisa membayarnya dalam waktu satu Minggu, maka jangan salahkan aku jika kau akan langsung aku seret ke dalam penjara"jawab pria itu menyeringai"Kau sangat suka sekali ya mengancam orang lain. lihatlah wajah tak berdosa nya itu! bisa bisanya dia membicarakan masalah polisi segampang itu? emang baginya, hidup orang lain tak ber arti? Ya ya ya! aku akui dia sangat berkuasa dan tidak memerlukan pendapat orang lain dengan keputusannya! tapi dia tidak berhak merenggut hidup seseorang hanya karena hutang!" geram Cika tak menyangka jika ada manusia seburuk ini di dunia."Baiklah kalau kau tidak mau, bayar ganti ruginya dalam waktu satu Minggu ini! Jika tidak, saya akan melaporkannya kepada polisi dan anda akan masuk penjara"jawab pria itu dingin"Ta-pii! Tolong beri saya waktu! Beri saya waktu untuk memikirkannya!"jawab Cika takut dan mencoba membujuknya agar mau menunggu"Berapa lama?!"tanyanya dingin. "Seminggu! Setelah seminggu, jika saya tidak mengembalikan uang anda, saya akan datang lagi kemari dan memberikan jawaban saya"jawab Cika yakin"Sayang sekali tapi saya hanya bisa memberikan anda waktu berpikir selama satu hari" jawab pria itu tak mau."Apaa?!" ujar Cika kaget. "Karena aku ada urusan penting" jawab pria itu singkat.Cika sungguh tak berdaya, tekanan yang tuan besar ini berikan kepadanya sungguh sangat membuat dirinya frustasi, bagaimana bisa dia hanya diberikan waktu membayar selama satu minggu! Mana uang yang harus dia bayar itu adalah 1 miliar. Mungkin dia mengira uang bisa di petik begitu saja kaya daun. Sungguh pria jahat! Cika pun tidak punya pilihan selain mengikuti kemauan pria itu terlebih dulu."Baiklah! Besok saya akan datang lagi kemari dan memberikan jawabannya, tapi tolong jangan langsung laporkan saya kepada polisi! Saya akan berusaha semampu saya"jawab Cika yang bingung, tetapi ia hanya bisa pasrah! Jika emang takdir ingin dia mengikuti permainan pria itu, maka cika akan melakukannya. Namun, jika takdir tidak ingin. Mungkin cika bisa mendapatkan pinjaman dari orang terdekatnya."Baguslah, aku suka dengan keyakinan mu, meskipun aku tidak yakin akan hal itu"jawab pria itu meremehkan. "Kau boleh keluar"lanjut pria itu lagiCika keluar dari ruangan itu dengan perasaan tak enak, ditambah tatapan tajam dari orang orang yang berlalu lalang dihadapannya membuat Cika merasa tidak nyaman."Ada apa dengan semua orang disini?! Apa semuanya tidak waras yaa?! Hahh! Aku sangat bingung. Kenapasih! Sial banget. "Kesal cikaCika langsung pergi meninggalkan perusahaan besar tersebut, ada perasaan cemas pada dirinya, bagaimana dia bisa membayar uang 1 miliar itu? Menyentuhnya saja belum pernah!! Mungkin nasib baik tidak berpihak padanya kali ini, emangnya kalau orang yang kaya pasti selalu menindas orang dibawah, Cika tidak heran jika rakyat jelata seperti dirinya di rendahkan seperti ini.Setelah keluar perusahaan, ternyata motornya sudah terpampang rapi di depan perusahaan tersebut, dan yang lebih membuat Cika terkejut adalah ada seseorang yang seperti berdiri di motornya, sepertinya dia menunggu Cika mengambil motor. "Eh permisi pak, ini motor saya"ucap Cika sopan"Iyaa nona, silahkan dibawa"jawab penjaga itu lalu membantu Cika untuk naik ke motornya, dan hal yang lebih membuat Cika terkejut adalah bannya saat ini sudah baik baik saja, padahal tadi masih bocor tetapi baru ditinggal sebentar saja ternyata sudah di perbaiki"Ah iyaa pak, ini kok bannya udah bener ya pak?" Tanya Cika penasaran. "Iya nona, tadi tuan menyuruh saya memperbaikinya dan menunggu anda untuk menggambil motor nona"jawab bapak penjaga tersebut"Eh benarkah?"tanya Cika tak percaya. "Iya nona, kalau begitu saya permisi"ucap bapak tersebut lalu pergi meninggalkan Cika yang masih syok mendengar perkataan bapak tersebut."Benar benar gilaa ini perusahaan! Apa aku udah ditandai ya? Kenapa mereka baik banget mau memperbaiki ban motor ku? Pasti ini ada apa apanya! Gak mungkin orang yang mengancamku tadi berbuat baik kan?! Hahh sudahlah, lebih baik kini aku bekerja dan memikirkan cara untuk membayar uang tersebut!"gumam Cika sambil menghidupkan motor lalu mulai berangkat bekerja.Selama perjalan, Cika kepikiran dengan cara membayar hutang tersebut, dia bingung! Dia tidak tau harus mendapat uang sebanyak itu dari mana! Apa dia pinjam ke ibu Devi? Ahh tidak mungkin! Karena Cika tidak ingin merepotkan orang lain, terlebih kalau dirinya meminjam uang, pasti akan banyak sekali hutang bertebaran di sekelilingnya dan Cika tidak ingin hal seperti itu terjadi.Ibu Devi adalah seorang wanita yang sudah Cika anggap sebagai ibu kandungnya sendiri, karena beliau tidak memiliki anak, Cika dianggap sebagai anak oleh beliau, beliau adalah wanita yang menolong Cika saat dirinya hidup di jalanan dulu, sampai sampai Cika pernah tinggal di rumah ibu Devi dalam waktu yang cukup lama, karena Cika tidak ingin merepotkan ibu Devi lagi sehingga Cika memutuskan untuk tinggal nge kos, Cika tidak enak jika harus menumpang hidup kepada beliau, meskipun begitu, Cika tetap bekerja sebagai pegawai di toko kue ibu Devi."Terkadang hubungan darah tidak lebih kuat daripada hubungan tidak sedarah yang sudah terjalin lama, bukan karena tidak menyukai hubungan darah itu, tetapi hubungan tersebut terkadang lebih baik dari hubungan darah kita sendiri"gumam CikaDitempat lain, tepatnya di sebuah kamar, seorang pria dewasa sedang menatap lurus jendela ruangannya, pria itu masih memusingkan cara mendapatkan pasangan sekarang, jujur saja dirinya tidak ingin menikah lagi, terlebih dia tidak mau kejadian yang lalu terulang kembali, Ya! Dia masih trauma.Atas desakan sang nenek, mau tidak mau dirinya harus mengenalkan kekasihnya kepada sang nenek pada pesta ulangtahunnya yang akan di laksanakan 2 hari lagi, pria itu sungguh pusing, neneknya benar benar mengancamnya, bukan karena pria itu takut untuk menuruti permintaan sang nenek tetapi nenek mengancam kesehatannya agar pria itu segera menikah."Hah! apa aku yakin untuk menjadikan gadis yang baru ku temui tadi istriku? tapi aku masih bingung! bagaimana dengan ketiga anakku? kalau mereka tidak mau bagaimana? dan kalaupun mereka nyaman dengan gadis itu bagaimana? apa suatu saat nanti mereka merelakanku untuk putus hubungan dengan gadis itu atau malah melarangku untuk putus dengannya? huh! biarlah dul
Sepulang dari bekerja, Cika memutuskan untuk berhenti sejenak di sebuah taman, karena hari sudah malam sehingga sudah tidak ada lagi orang orang yang berada disekitar taman tersebut, Cika memarkirkan motornya, setelah itu berjalan menuju taman. Pemandangan taman tersebut emang tidak pernah gagal, meskipun sudah malam tetapi hawa sejuk dari pepohonan membuat otak Cika fresh. "Aghhh!!! Dasar pria tua gila! Keparat! gak punya hati! Sok berkuasa!"teriak Cika mengeluarkan uneg uneg yang seharian ini dirinya tahan."Huh, leganya... pria gila itu pasti sedang berbahagia di rumahnya! dia tidak akan memikirkan bagaimana nasib orang yang sudah di tindasnya!"teriak Cika kesal dengan pria tak punya hati nurani itu.Cika butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya Yang sangat kacau hari ini, masalah hutangnya yang Cika sangat bingung bagaimana cara membayarnya, dirinya bahkan tidak diberikan pilihan untuk memilih, kecelakaan tidak sengaja tadi sungguh membuatnya tidak menyangka, masalah yang tidak
Setelah menenangkan rea, akhirnya gadis itu pun sudah berangsur angsur tenang, ujian pahit seperti ini sudah sering rea lalui, tetapi baru kali inilah rea mengumbar semuanya kepada Cika, sehingga keluarlah semua yang mengganjal dihatinya. Setelah cukup tenang, mereka pun kembali beraktivitas seperti biasanya.Setelah jam makan siang, sesuai rencana yang akan Cika lakukan, gadis itu akan kembali ke perusahaan pria yang kemarin dia tabrak mobilnya, karena perjanjian itulah dia harus datang karena takut pria itu akan mengancamnya ke kantor polisi, Cika sangat takut dengan ancaman itu, siapa juga kan yang tidak takut jika dipenjara! terlebih orang yang dia tabrak bukanlah orang sembarangan.Tak lupa Cika izin pamit kepada rea dan ibu Devi yang berada di dapur, ibu Devi memiliki tanggung jawab di dapur, yaa meskipun Bu Devi lumayan jarang datang, tetapi ibu Devi selalu membantu pekerjaan karyawannya meskipun dia adalah pemilik toko kue tersebut."Ibu... Cika izin mau keluar dulu yaa, ada k
"Baiklah tuan"jawab Cika dengan terpaksa karena dia tidak memiliki pilihan lain lagi"Besok kau akan melakukan tugas pertamamu menjadi kekasih ku, besok kau harus datang bersamaku kerumah untuk bertemu dengan nenekku! ingat! Jaga sikapmu! Jangan sampai nenek curiga dengan sandiwara kita! Buatlah senatural mungkin! Jika kau berbuat kesalahan, jangan salahkan aku jika aku langsung membawamu ke kantor polisi! karena aku tidak akan segan segan lagi"ucap saga memperingati CikaDasar!!! Cowok gilaa!! Maunya apasih! lama lama tu mulut ku tabok nih! Kesel banget liat mulutnya yang mengoceh ngoceh! Apalagi sampe mengancamku seperti itu!"Iya tuan, saya akan ber acting dengan baik, saya tidak akan membuat nenek tuan curiga sedikitpun, jadi percayalah kepada saya, saya tidak akan mengecewakan tuan"jawab Cika sambil menahan emosinya"Baguslah kalau kau bisa mengerti, karena aku tidak akan mengatakannya dua kali.""Ohh iyaa! Karena kita sudah mulai menjalankan rencana besok, kau harus mengetahui s
Sepulang dari kantor tuan saga, Cika mulai merasa lelah, lelah batin, lelah pikiran dan banyak hal yang membuat tubuhnya kelelahan. Karena hari udah hampir gelap, Cika memutuskan untuk kembali ke rumah saja, karena dirinya tidak sanggup jika harus lanjut bekerja lagi karena pikirannya saat ini sedang sangat tidak fokus, takutnya bukannya dia bisa fokus bekerja, tetapi malah mengacaukan pekerjaan nya sehingga membuat ibu Devi dan rea kerepotan.Sesampainya gadis itu dirumah, Cika lantas langsung membersihkan diri dan bersiap untuk tidur padahal hari masih senja tetapi Cika sangat ingin merebahkan badan, yaa... Meskipun tidak tidur, tetapi Cika ingin memikirkan pilihannya itu dengan pikiran tenang."Bagaimana ya? Besok aku harus menjalankan peranku sebagai kekasih pria gila itu! Ah astaga! Aku melupakan map nya! Baiklah, aku harus membacanya"ucap Cika yang baru teringat dengan map yang berisi kepribadian tuan saga, dan tak lupa Cika harus membacanya malam ini."Bay kasur empukku, aku ha
Brukk!“Astaga! Bagaimana ini?!” gumam Cika yang merasa panik karena sudah menabrak sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan. Cika tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya bisa mengganti kerugian mobil mahal itu.Di saat Cika terjatuh dari sepeda motornya tidak ada satupun orang yang berniat untuk menolongnya, bahkan mereka melihat Cika dengan pandangan penuh dengan rasa benci karena dirinya terlihat dekil dan miskin.“Kenapa aku harus menabrak mobil ini sih” gerutu Cika sambil memukul sepeda motornya dengan kesal. Motor itu adalah motor antik yang sudah tua, dan telah menjadi saksi bisu kehidupannya yang menyedihkan.“Dasar orang miskin. Mampus lah kau sana.” cibir salah satu orang yang sedang menatap Cika dengan tatapan tajam.“Bukankah itu mobil dari tuan Bram? Ahh aku tidak yakin jika gadis miskin itu masih bisa selamat, karena setahuku siapapun yang mengganggu dan mengusik tuan Bram, mungkin orang itu bisa menghilang dari dunia ini." ucap salah satu orang itu dengan pandangan j