Braaakkkk... Laura memukul mejaku keras, wanita itu sengaja dagang ke kantor karena telponnya tidak Aku angkat sama sekali. Beruntung tadi Aku minta Bella untuk ikut dengan Bu Zoya untuk kunjungan ke pabrik kami. Hingga Bella tidak akan kena amuk wanita ini."Kenapa kamu malah menyebar hoax seperti itu? Bagaimana kamu memfitnahku telah berselingkuh! Jelas-jelas kamulah yang telah berselingkuh dengan wanita murahan itu." Cacinya padaku dengan emosi yang meledak-ledak."Kamu anggap Aku ini bodoh, hah? Sampai kamu berpikir bahwa Aku tidak akan tahu jika kamu bermain api di belakangku?""A..apa maksudmu?" Aku berdiri menghampirinya, ku tatap tajam Laura yang masih terlihat bertanya-tanya."Kamu berselingkuh dengan mantanmu, seluruh fasilitas, harta dan cinta yang ku berikan padamu tidak ada artinya, karena memang 'sampah' tidak pantas mendapatkan hal baik seperti yang Aku beri." "Apakah katamu, sampah?" Tanyanya."Mari kita bercerai, Laura. Kini Aku bebaskan diriku dari pernikahan yang
Berita viral itu masih hangat di perbincangkan, walau sudah lima hari berlalu. Kasuk kusuk di antara karyawan masih saja terdengar. Seperti berita trending nomor satu saat ini melebihi berita para artis. Aku hanya bisa terdiam dan berusaha tenang. Semenjak kejadian itu, Mas Marco memilih untuk tidak mendekatiku dulu, Akupun menyetujuinya. Situasi masih seperti ini , akan sangat beresiko jika kami selalu bersama. Lalu Aku memilih untuk ngekos saja tidak pulang ke apartemen. Tempat kos yang berukuran satu ruangan itu cukup untukku seorang, kos khusus wanita yang lumayan rapih dan bersih. Tempat kos ini memiliki jam malam hanya sampai jam 10 malam, jika melebihi jam itu pintu akan segera di kunci oleh penjaga kos. Saudara, keluarga ataupun teman laki-laki boleh main ke kos dengan syarat tidak menutup pintu kos dan tidak melebihi jam malam. Kebetulan di kosan itu sudah tersedia tempat tidur, lemari dan meja kecil serta kursi kecil yang bisa di jadikan tempat bekerja. Jadi Aku hanya ti
"Ayo kita datangi bersama kedua penghianat itu, Bella." Ucapnya saat Aku tengah syok dengan apa yang terjadi. Ferry mantan suamiku dan Alexa sahabatku dari kecil ternyata memiliki hubungan di belakangku.Dengan langkah yang bergetar Aku melangkah maju ke pelaminan mereka. Beruntung Mas Marco memegangiku. Mas Marco datang dengan menyamar, memakai kacamata, dengan jenggot palsu. Hingga orang yang tidak teliti melihatnya akan terkecoh dan tidak menyadari bahwa itu adalah Mas Marco pemilik perusahaan M&P , namun Aku langsung mengenalinya ketika mendengar suara serta genggaman tangannya padaku. "Bella, akhirnya kamu datang juga ,, Aku sudah menunggumu. Karena ingin memberimu kejutan." Ucap Alexa saat Aku sudah dekat. "Kejutan?" Aku tersenyum getir. "Iya, Aku mau memberimu kejutan bahwa suamiku ini adalah Ferry Wiratama." "Kenapa kamu undang Bella, Lex?" Tanya Ferry dengan nada terkejutnya sepertiku. "Semoga kalian bahagia, karena penghianat memang pantas untuk penghianat. Lalu Bella
"Jika Aku meninggalkan dirimu." Bella lantas menarik tangannya yang tengah berada di genggamanku. Terlihat jelas dari kedua matanya yang indah bahwa Bella sangat terkejutnya dan bersedih."Jangan menjauhiku Bella. Aku belum seleseikan ucapanku." Pintaku dengan kembali mencengkram tangannya."Sudah cukup Mas ,kita memang tidak di Takdirkan untuk bersama, Mas. Lepas." "Aku punya rencana agar bisa membuat Laura di hukum atas perbuatannya.""Maksudmu?" "Waktu itu saat kami saling serang di sosial media, Laura mendatangiku di kantor, dan saat itu kami membuat sebuah kesepakatan bersama." Marco lalu menceritakan semuanya kepada Bella saat pertemuannya bersama Laura.-------------------------------------Kesepakatan antara Laura dan Marco pasca saling serang di sosial media hari itu."Kamu juga berselingkuh, Marco! Kita sama-sama berselingkuh." Ucapnya enteng."Mari kita bicara." "Kamu tidak akan bisa membujukku , Marco." Ejeknya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan."Lihat ini
Beberapa jam setelah kesepakatan dengan Laura di buat, Marco merasa sangat putus asa, karena tidak mungkin dirinya memutuskan hubungan dengan Bella yang begitu dia cintai. Marco mengambil botol winenya dan menuangkan sedikit ke gelas mewahnya. Meminumnya tapi seperti terasa sangat susah untuk menelannya karena hatinya merasa begitu kesal kepada Laura. "Shit... Laura... Aarrgghh.." Marco melemparkan botol wine ke arah tembok hingga botol winenya pecah dan berantakan membasahi lantai. Marco terduduk di kursi kerjanya dan memegangi jidatnya yang terasa begitu pening.Di saat frustasinya, Marco teringat seseorang yang akan membantunya keluar dari masalah ini hingga dia benar-benar bercerai dengan Laura. "Diego.. ya dia bisa membantuku untuk keluar dari masalahku." "Halo Diego, bisakah kamu kembali ke Indonesia saat ini juga?" Ucap Marco di telpon. --------------------------Tentang Diego... Diego adalah saudara kembar dari Marco, Diego lahir 5 menit setelah Marco. Namun kakek mere
"Menjauhlah dariku!" Ucap Diego pada Laura yang tengah berusaha untuk memeluk Diego yang menganggapnya Marco. Diego mendorong Laura cukup keras hingga membuat Laura menjauh sekitar satu meter.Laura sama sekali tidak tahu tentang kembaran Marco, Marco tidak pernah berbicara apapun tenang kembarannya pada Laura, sikap dingin diantara mereka saat masih bersama dulu membuat Marco urung untuk membicarakan berbagai hal dengan Laura, termasuk rahasia pribadinya.Jadi kini Laura mengira bahwa yang sedang di hadapannya adalah Marco Pratama. Padahal yang kini bersamanya adalah Diego Alexander."Kenapa kamu tiba-tiba berubah sikap, Marco? Bukankah tadi kita saling bermesraan dengan situasi yang hangat bersama Raffa di taman?" Laura memprotes sikap Diego."Itu hanya kedok kita di depan Raffa, ingat kita sedang proses perceraian. Berkas sudah dilimpahkan ke pengadilan, kita akan sidang dua Minggu lagi!" Ucap Diego dengan ketus.Laura semakin memangkas jaraknya dan perlahan mendekati Diego lagi.
Hari ini Aku datang ke kantor dengan wajah sumringah. Aku telah menghabiskan waktu dengan Mas Marco dan melepaskan rindu yang menyiksa hati. Aku memasuki kantor yang sangat tinggi dan besar ini dan berjalan penuh semangat. Senyuman mengembang dari bibirku.Seperti biasa Mas Marco mengantarkan Aku sampai dekat kantor lalu kami akan menuju ke kantor dengan sendiri-sendiri.Namun senyum indah itu perlahan memudar saat Aku melihat sosok Alexa tepat berdiri di hadapanku."Bisa kita bicara sebentar?" Ucap Alexa memerintah."Tidak bisa. Aku harus bekerja sekarang." Tolakku segera.Alexa melihat benda bulat di pergelangan tangannya, dan menunjukkan kepadaku. Waktu saat ini masih jam enam pagi lebih tiga puluh menit. Masih ada waktu sekitar setengah jam untuk kami berbicara."Kamu masih memiliki waktu setengah jam untuk berbicara denganku, Bella." Malas berdebat dengan Alexa akhirnya Aku menuruti permintaannya, kami duduk di ruangan khusus yang di sediakan di dekat resepsionis. Sebuah sofa c
Sore itu Marco menghubungiku dan lalu memintaku untuk datang ke Indonesia. Suatu hal yang begitu aku inginkan tapi selama ini belum ada kesempatan. Tapi kali ini Marco lah yang memberikan kesempatan itu."Baiklah, Aku akan segera datang ke Indonesia." Ucapku setuju. Bagaimana mungkin Aku tidak menyetujuinya, selama ini Aku ingin menjadi bagian dari keluarga Pratama, keluarga yang telah tega membuangku ketika Aku masih bayi. Bayi yang baru lahir tanpa dosa harus di buang begitu saja hanya karena alasan konyol yang tidak masuk akal, Agar tidak menggangu di pewaris tunggal.Aku segera terbang ke Indonesia, meninggalkan kehidupanku di America. Sebenarnya orangtua angkatku sangat baik dan menyayangiku, tapi hati ini sudah terlanjur tumbuh dendam yang di letakkan oleh orang yang dibilang sebagai kakekku itu."Tunggu Aku, kakek. Kau akan melihat bahwa bayi yang dulu kau buang bisa membalas lebih sakit daripada yang kau lakukan padaku!" Ucapku dalam hati. Setelah belasan jam terbang akhirny