POV Axelo Saat itu aku baru pulang dari study ku di luar negeri. Papa memintaku untuk langsung datang ke kantornya. Dengan patuh aku mendatangi kantor papa. "Perkenalkan, ini adalah putraku, Axelo Putra Pratama. Dia yang akan menjadi CEO di perusahaan ini." Ucap Papa saat memperkenalkan diriku di hadapan banyak karyawannya. Ada sekitar 700ribu karyawan yang menggantungkan hidupnya di perusahaan M&P Group. Sebagai anak laki-laki tunggal di keluarga Pratama, aku sudah di gariskan untuk melanjutkan takhta perusahaan. Semua karyawan mulai memperkenalkan diri mereka padaku, namun pandanganku seketika tertuju pada sosok wanita yang memakai kerudung dan tersenyum sangat manis. "Saya Anjani Safeeya, Pak. Senang bisa bekerjasama dengan Pak Axelo." Anjani mengulurkan tangannya untuk menjabatku, tapi aku masih terpana melihat kecantikannya. Wajah khas timur tengah, dengan alis mata tebal juga bulu mata lentik dan kedua matanya yang indah. Apalagi saat dia tersenyum, seolah mam
"Laporan macam apa ini!" Tristan melemparkan laporan yang Claire berikan. Kertas itu berterbangan lalu jatuh ke lantai. Sebelum berserakan di lantai kertas itu seolah menghujani Claire. "Maaf pak.. jika boleh tahu, laporan saya ada kesalahan di bagian mana? Biar saya bereskan segera kesalahan saya." "Semua yang kamu kerjakan salah! Apakah kamu tidak berpendidikan sehingga membuat laporan saja bisa salah semua!" Bentak Tristan dengan wajah begitu murka. Claire menahan emosinya, lalu memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai itu. "Saya akan segera perbaiki laporan ini!" Tidak mau mendebat Presdir perusahaan, lebih baik Claire diam dan segera pergi dari ruangan tersebut. Dada Claire menjadi sesak, seumur hidupnya sama sekali belum pernah merasakan di bentak ataupun orang berbicara dengan nada keras kepadanya. Tangan lentik itu menyusut air matanya, "Ayolah Claire, tidak perlu bersedih. Kamu pasti bisa melewati ini." Dengan tubuh bergetar Claire mencoba untu
Ada adegan kekerasan , harap menyikapi dengan bijak.*****Pagi ini, Tristan terlihat tidak suka melihat sebuah bingkisan ada di atas mejanya, Bingkisan berwarna Pink di bungkus dengan begitu cantik. Ada sebuah surat di atasnya. Walau malas, Tristan harus membacanya agar tahu dari siapa bingkisan itu dikirim. [Pak Tristan, Saya ingin meminta maaf karena sudah terlalu lancang kemarin. Harusnya saya meminta maaf langsung kepada Bapak. Tapi saya terlalu pengecut untuk melakukan itu, Kue ini dibuat oleh mama saya sendiri, rasanya sangat lezat. Ku harap kue ini bisa membuat perasaan Pak Tristan sedikit membaik. dari : Claire] Tristan mendengus, "Kue? Dasar kampungan!" Tristan justru membawa bingkisan itu ke arah tong sampah, kue itu hendak di buang. Tetapi Lendra masuk ke ruangan Tristan di saat yang tepat. "wow.. Kue itu terlihat sangat enak, Tan." Tanpa menunggu persetujuan Tristan, Lendra langsung menyambar bingkisan berisi Kue coklat itu. "Hei.. kenapa kamu asal amb
Untuk menenangkan dirinya, Claire memilih untuk ke ruang istirahat khusus untuk karyawan wanita. Dirinya butuh waktu untuk mencerna semua sikap dari Tristan padanya tadi. Pintu ruangan di buka oleh seseorang, nampak Noura memasuki ruangan dan mendekati Claire yang tengah berbaring di sofa panjang. "Siapa kamu!" ucap Noura dengan nada tidak suka. Sontak Claire terkejut, diruangan itu hanya ada dirinya dan Noura saja. Claire menunjuk dirinya sendiri, "Saya?" "Hal apa yang kamu lakukan hingga pak Tristan mendekati dan begitu marah padamu seperti itu!" "Maksud Bu Noura, bagaimana?" Claire masih bingung maksud dari ucapan Noura. "Saya tidak melakukan apapun pada Pak Tristan." "Jika kamu tidak berbuat salah, kenapa pak Tristan mesti memegang tanganmu, hah!" Suara Noura semakin meninggi, "Apakah kamu 'gatal' kepadanya? "Apa ini? masalah lain belum selesei kenapa harus ada masalah baru?" Batin Claire. "Sepertinya ibu Wakil manajer telah salah paham kepadaku, Saya tidak p
Liukan tubuh seksi Anjani yang berbalut lingerie berwarna merah maroon tampak begitu menggoda, Anjani sengaja memakai pakaian seksi tersebut untuk menggoda suaminya yang masih saja sibuk bekerja. Padahal mereka tengah berbulan madu di Singapura. Sebenarnya, Axel dan Anjani tengah mengadakan perjalanan bisnis ke Singapura. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, Axel merencanakan bulan madu juga. Memesan kamar dengan Connector room, agar mereka bisa leluasa bergairah bersama. Di kantor Axel dan Anjani saling menutupi pernikahan mereka, diam-diam saling pandang dan berkirim pesan mesra. Hingga orang kantor dan orangtua Axel tidak mengetahui pernikahan mereka. Kedua netra Axel tidak berkedip sama sekali saat melihat istrinya mendatangi dirinya dengan dandanan yang begitu menggoda. "Apa ini? Aku masih bekerja." seru Axel dengan menatap sayu kearah Anjani. Lalu Anjani dengan berani menaikkan satu kakinya dan memperlihatkan 'miliknya' pada Axel. Melihat pemandangan indah itu, Axel
Anjani tengah bersiap memakai blouse berwarna Pink dengan jilbab yang berwarna senada. Axel yang melihat istrinya begitu menjaga martabatnya sebagai seorang wanita sangat bangga telah memiliki Anjani. Wanita yang menutupi keindahan tubuhnya dari pandangan laki-laki lain dan hanya di persembahkan untuk suaminya saja, Axel sangat bangga untuk hal itu. Saat Axel melakukan hubungan intim untuk pertama kali juga Anjani masih perawan dan masih malu-malu ketika di sentuh. Membuat Axel begitu gemas dibuatnya. Tapi, setelah menjalani pernikahan selama 3 bulan, Anjani menjadi wanita yang sangat nakal saat di ranjang untuk suaminya. Axel mendekati istrinya yang tengah berkaca, lalu membisikkan sesuatu, "Kamu sangat cantik, sayang." "Tentu. Istrinya siapa dulu?" Jawab Anjani dengan bangga. "Sudah pasti istriku, terpenting aku sangat mencintaimu." Anjani membalikkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya di leher Axel, "Cintamu sebesar apa?" "Tidak bisa di sebutkan, karen
POV - Anjani Safeeya Anjani Safeeya adalah Seorang gadis kampung yang berasal dari salah satu tempat di Jogjakarta, yatim piatu yang di rawat oleh Paman dan Bibinya. Gadis itu adalah Aku. Dari kecil aku sudah kehilangan kedua orangtuaku karena kecelakaan. Anak berusia 5 Tahun yang belum bisa hidup mandiri, terpaksa harus hidup bersama Paman dan bibiku. Pamanku bernama Robby adalah adik dari ibuku, Beliau sangat baik dan sayang kepadaku. Sangat prihatin dengan kondisiku. Tetapi, bibiku sama sekali tidak menyukaiku, Bibi Ria bersikap baik hanya saat di depan Pamanku saja. "ish... Dasar benalu! Kenapa kamu tidak ikut mati saja bersama kedua orangtuamu. hah!" ucap bibi Ria saat memandikan diriku. Cubitan bahkan pukulan sering Aku terima. Bibi Ria selalu bersikap buruk ketika Paman pergi bekerja. Aku hanya bisa diam dan menangis ketika bibi memarahiku dan mencubitku tanpa sebab. Paman dan Bibiku juga memiliki seorang putri, Usia kami hanya berbeda satu tahun, sepupuku berna
Hubungan Marco dan Axel menjadi merenggang pasca Marco mengetahui, putranya telah menikahi seorang muslim. Marco tidak mempermasalahkan latar belakang Anjani, bukan soal harta. Hanya saja sebuah pernikahan harus berlandaskan pada pandasi yang kuat. Yang satu keyakinan saja masih sering mengalami cekcok , apalagi yang berbeda keyakinan. Marco hanya tidak ingin Putranya gagal. Bella yang tidak tahan melihat suami dan putranya saling mendiamkan merasa sangat jengah, "Sampai kapan kalian akan saling mendiamkan seperti ini?" "Sampai Axel memutuskan hubungan dengan Anjani." Seru Marco tanpa keraguan sembari melahap makanannya. Axel tidak terima dengan ucapan ayahnya, "Dan Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan Anjani, Pah." Brakk... Marco menggebrak meja makan dan membuat Bella serta Claire terkejut. "Apa kamu mau menghancurkan keluarga ini, Axel!" pekik Marco dengan suara baritonnya. "Tidak ada yang ingin menghancurkan keluarga ini, Anjani wanita yang sangat baik.