Liukan tubuh seksi Anjani yang berbalut lingerie berwarna merah maroon tampak begitu menggoda, Anjani sengaja memakai pakaian seksi tersebut untuk menggoda suaminya yang masih saja sibuk bekerja. Padahal mereka tengah berbulan madu di Singapura. Sebenarnya, Axel dan Anjani tengah mengadakan perjalanan bisnis ke Singapura. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, Axel merencanakan bulan madu juga. Memesan kamar dengan Connector room, agar mereka bisa leluasa bergairah bersama. Di kantor Axel dan Anjani saling menutupi pernikahan mereka, diam-diam saling pandang dan berkirim pesan mesra. Hingga orang kantor dan orangtua Axel tidak mengetahui pernikahan mereka. Kedua netra Axel tidak berkedip sama sekali saat melihat istrinya mendatangi dirinya dengan dandanan yang begitu menggoda. "Apa ini? Aku masih bekerja." seru Axel dengan menatap sayu kearah Anjani. Lalu Anjani dengan berani menaikkan satu kakinya dan memperlihatkan 'miliknya' pada Axel. Melihat pemandangan indah itu, Axel
Anjani tengah bersiap memakai blouse berwarna Pink dengan jilbab yang berwarna senada. Axel yang melihat istrinya begitu menjaga martabatnya sebagai seorang wanita sangat bangga telah memiliki Anjani. Wanita yang menutupi keindahan tubuhnya dari pandangan laki-laki lain dan hanya di persembahkan untuk suaminya saja, Axel sangat bangga untuk hal itu. Saat Axel melakukan hubungan intim untuk pertama kali juga Anjani masih perawan dan masih malu-malu ketika di sentuh. Membuat Axel begitu gemas dibuatnya. Tapi, setelah menjalani pernikahan selama 3 bulan, Anjani menjadi wanita yang sangat nakal saat di ranjang untuk suaminya. Axel mendekati istrinya yang tengah berkaca, lalu membisikkan sesuatu, "Kamu sangat cantik, sayang." "Tentu. Istrinya siapa dulu?" Jawab Anjani dengan bangga. "Sudah pasti istriku, terpenting aku sangat mencintaimu." Anjani membalikkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya di leher Axel, "Cintamu sebesar apa?" "Tidak bisa di sebutkan, karen
POV - Anjani Safeeya Anjani Safeeya adalah Seorang gadis kampung yang berasal dari salah satu tempat di Jogjakarta, yatim piatu yang di rawat oleh Paman dan Bibinya. Gadis itu adalah Aku. Dari kecil aku sudah kehilangan kedua orangtuaku karena kecelakaan. Anak berusia 5 Tahun yang belum bisa hidup mandiri, terpaksa harus hidup bersama Paman dan bibiku. Pamanku bernama Robby adalah adik dari ibuku, Beliau sangat baik dan sayang kepadaku. Sangat prihatin dengan kondisiku. Tetapi, bibiku sama sekali tidak menyukaiku, Bibi Ria bersikap baik hanya saat di depan Pamanku saja. "ish... Dasar benalu! Kenapa kamu tidak ikut mati saja bersama kedua orangtuamu. hah!" ucap bibi Ria saat memandikan diriku. Cubitan bahkan pukulan sering Aku terima. Bibi Ria selalu bersikap buruk ketika Paman pergi bekerja. Aku hanya bisa diam dan menangis ketika bibi memarahiku dan mencubitku tanpa sebab. Paman dan Bibiku juga memiliki seorang putri, Usia kami hanya berbeda satu tahun, sepupuku berna
Hubungan Marco dan Axel menjadi merenggang pasca Marco mengetahui, putranya telah menikahi seorang muslim. Marco tidak mempermasalahkan latar belakang Anjani, bukan soal harta. Hanya saja sebuah pernikahan harus berlandaskan pada pandasi yang kuat. Yang satu keyakinan saja masih sering mengalami cekcok , apalagi yang berbeda keyakinan. Marco hanya tidak ingin Putranya gagal. Bella yang tidak tahan melihat suami dan putranya saling mendiamkan merasa sangat jengah, "Sampai kapan kalian akan saling mendiamkan seperti ini?" "Sampai Axel memutuskan hubungan dengan Anjani." Seru Marco tanpa keraguan sembari melahap makanannya. Axel tidak terima dengan ucapan ayahnya, "Dan Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan Anjani, Pah." Brakk... Marco menggebrak meja makan dan membuat Bella serta Claire terkejut. "Apa kamu mau menghancurkan keluarga ini, Axel!" pekik Marco dengan suara baritonnya. "Tidak ada yang ingin menghancurkan keluarga ini, Anjani wanita yang sangat baik.
"A...Apa?" Marco seolah tidak yakin dengan apa yang di dengarnya, "Kenapa Titan Excelent seolah menyerang perusahaanku?" Untuk pertama kalinya, perusahaan Marco mengalami kesulitan. Media yang terus 'menggoreng' berita menjadikan semakin runyam. Marco berupaya untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengadakan konferensi pers. Bermaksud agar kesalahpahaman menjadi terang. Marco membuat keputusan, "Segera adakan konferensi pers, agar masalah ini tidak berlarut dan semakin runyam." "Tapi pak, apakah kita tidak seharusnya mencari dalang di balik ini semua? Baru kita melakukan konferensi pers." ujar Axel memberi masukan. "Kita tidak punya waktu lagi, sebelum saham kita semakin merosot turun, kita harus memberikan penjelasan kepada khalayak." Saran Axel tidak di hiraukan oleh Marco. Konferensi pers itu akan segera di adakan. Besok siang adalah waktu yang tepat untuk meluruskan semua kesalahpahaman tersebut. Axel masuk ke ruangan ayahnya dengan raut wajah sedikit gusar, "Pah
"Axel , putraku." Seru Marco, "Kamu akan segera menikah dengan Casandra, ini sudah keputusan kami semua." Bagaikan petir di siang bolong, ucapan Ayahnya mampu membuatnya tidak bisa berkata apapun. "Papa dan Om Chandra sudah sepakat untuk menikahkan kamu dengan Casandra, satu bulan lagi." Lanjut Marco menjelaskan. "Pernikahan!" Pekik Axel tercekat. "Iya Axel, pernikahan kamu dan Casandra," Ulang Marco saat melihat putranya tercengang, "Papa sudah yakin bahwa kamu dan Casandra sangat cocok." "Tapi pa.." Marco segera memotong ucapan Axel, "Jika kamu ingin protes, kita bisa bicarakan nanti, sekarang ajak Casandra berbicara agar kalian jadi lebih dekat." Marco memberikan kode kepada Axel untuk berhenti tidak mengucapkan hal yang ingin dia katakan. "Tentang Anjani akan kita bicarakan setelah para tamu ini pulang. Sekarang, patuhi saja apa kata Papa." Tekan Marco dengan membisikkan pada putranya. Tidak ingin membuat malu Ayahnya, Axel terpaksa menuruti permintaannya.
"A...Axel sudah menikah?" pekik Sandra terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. Bella segera mengajak Sandra ke dalam kamar Axel agar tidak membuat keributan dan terdengar oleh Tuan Chandra. Axel juga terkejut melihat kedatangan Mamanya bersama Sandra. "Ada apa ini, Ma?" "Sepertinya kamu harus menjelaskan saat ini juga yang sebenarnya kepada Sandra, Axel." Melihat tatapan Sandra yang penuh tanda tanya dan juga kesedihan Axel mengerti maksud Mamanya. Mungkin tadi Sandra mendengar apa yang Bella dan Axel katakan. "Jelaskan semuanya kepadaku, Xel." Sandra duduk di samping Axel. "Aku butuh kejelasan untuk apa yang aku dengar." Axel menghembuskan nafasnya, sebenarnya Axel tidak tega jika menceritakan yang sebenernya kepada Sandra, tapi Sandra sudah mendengar kebenarannya. "Baiklah, Aku akan menceritakan semuanya kepadamu." Dengan penuh perhatian Sandra memperhatikan Axel yang tengah membicarakan tentang hubungannya dengan Anjani. Berulang kali Sandra memejamkam mat
Di sebuah kelab malam dengan hingar bingarnya, musik keras dan banyak pemuda pemudi berjoget riang di altar dansa mengikuti alunan musik. Namun di balik keramaian itu tidak bisa membuat kesepian seorang laki-laki tampan bernama Marco Pratama terobati."Marco, Ayo kita nikmati malam panjang ini dengan kesenangan." Ajak Charles kepada temannya, Marco. Lagi, Marco menolak ajakan Charles untuk kesekian kalinya."Biar Aku disini saja, Char. Kamu saja yang berdansa, Aku sedang minum." Alasan Marco lalu menyesap winenya."Lalu untuk apa kamu datang kemari jika tidak untuk menikmati hiburan disini? Banyak wanita cantik yang akan membuatmu melupakan Laura!" "Diamlah Char! Jangan ungkit Laura saat ini, saat ini Aku sedang tidak ingin membahas wanita itu.""Jika wanita itu membuatmu terluka, ceraikan saja Dia, Co! Carilah wanita yang akan mencintaimu dengan tulus."Marco tertawa kecut mendengar penuturan Charles itu."Tidak ada wanita yang bisa membuatku jatuh cinta seperti Laura, Char.""W