Share

PERIHNYA HATI

“Loh Sri, kamu mau kemana?”

Atun tergopoh-gopoh mengejar Sri hingga ke pelataran siang itu. Dirinya mendapati sang sahabat sudah berdandan rapi dan bersiap pergi tepat di saat dirinya memarkirkan motor maticnya di depan Rumah Makan.

“Mau pergi. Kamu ngapain ke sini?” ujar Sri sedikit ketus. Sri sangat hafal dengan kebiasaan Atun yang datang untuk meminjam uang jika tiba-tiba muncul di rumahnya tanpa diundang. Itulah kenapa raut mukanya tampak tak bersahabat melihat wanita chubby itu mengejar-ngejarnya saat itu.

“Lah, ada temannya datang kok nanyanya gitu sih, Sri?” Atun mencoba membercandai sang sahabat. Tapi Sri yang sedang terburu-buru saat itu rupanya tak terlalu berminat meladeninya.

“Halah sudah, nggak usah basa basi deh. Mau pinjem uang lagi kan kamu?” Lagi-lagi Sri berkata dengan sangat sinis, membuat muka Atun langsung merah padam karena malu.

“Kamu kok tahu aja sih, Sri? Kamu tuh ya, memang sahabatku yang the best. Bahkan selalu tahu sebelum aku bilang sepatah kata pun,” ra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status