Share

Giok Naga Sang Kultivator Dewa
Giok Naga Sang Kultivator Dewa
Penulis: Rosemarry

Reinkarnasi

Penulis: Rosemarry
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kota Biluo, rumah keluarga Gu.

Dia membuka dan mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Namun saat mata itu sudah terbuka sepenuhnya, dia justru sangat terkejut. Terkejut karena dia sama sekali tak mengenali tempat di mana dia berada saat ini.

Sekuat apapun dia mencoba mengingat apa yang terjadi, yang dia ingat hanyalah sebuah kecelakaan maut yang menimpanya. Tapi kenapa kini dia justru berada di tempat ini, tempat yang sangat asing baginya.

Di kala dia sedang bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba saja serangkaian ingatan masuk ke dalam otaknya.

Bagh!

Bugh!

Bruk!

Dalam gambaran ingatan itu, terlihat seorang pemuda yang terpelanting dengan keras karena sebuah tendangan di perutnya.

Wajah tampannya di penuhi dengan luka dan lebam. Darah mengalir dari setiap luka di tubuhnya, mewarnai salju yang putih menjadi warna merah darah dengan bau anyir yang kentara.

"Aku akan segera membebaskanmu dari rasa sakit ini, Gu Lang." Pemuda itu menatap Gu Lang yang sudah terkapar tak berdaya dengan tatapan menghina.

Dia mencengkram erat kepala Gu Lang dan membenturkannya ke tanah dengan keras, "Matilah kau sampah!" serunya.

Boom!!

Pukulannya meninggalkan bekas cekungan besar di tanah, dengan tubuh Gu Lang yang sudah tidak bernyawa di atasnya.

Pria itu tertawa dengan tangan membentang seperti orang gila, berteriak bahwa dirinyalah yang akan menjadi kepala keluarga Gu di masa depan dan juga menikahi tunangan Gu Lang.

"Kau tidak bisa menyalahkanku atas kematianmu, Gu Lang. Di dunia ini, yang kuat akan memakan yang lemah! Jadi salahkan saja dirimu sendiri yang terlalu lemah."

Setelah ingatan singkat itu, beberapa ingatan lain yang berhubungan dengan dunia ini mulai masuk ke dalam kepalanya.

Di dunia ini, kultivasi menentukan segalanya. Bahkan kultivasi juga menentukan takdir dan hidup mati seseorang.

Seorang kultivator yang kuat akan di hormati dan disegani. Tapi untuk orang yang lemah, mereka hanya bisa menjadi mangsa bagi yang kuat. Hukum rimba masih benar-benar berlaku di dunia ini.

Jika kultivator yang lemah bisa menghancurkan batu besar, maka kultivator yang kuat mampu membelah gunung dan sungai.

Ada juga kultivator dewa, yang mampu mengetahui segalanya dan berdiri di puncak menara kultivasi.

Dalam dunia kultivasi terdapat 4 macam akar spiritual :

Yang pertama adalah akar spiritual alam, seperti : Api, Air, Es, Udara, Petir, dll.

Yang kedua adalah akar spiritual hewan, contohnya : Harimau api, Gorila besi, Ular sisik emas, Naga air, dll.

Yang ketiga adalah akar spiritual senjata, seperti : Pedang, Golok, Tombak, Panah, dll.

Dan yang terakhir adalah akar spiritual spesial yang juga adalah akar spiritual yang langka dan sangat kuat.

Namanya Hao Feng. Sebelumnya ini dia hanyalah seorang pelajar biasa, di SMA Harvey. Dia tewas tertabrak mobil, saat berusaha menyelamatkan seorang anak kecil.

Mungkin karena karma baik itulah, dia tidak mati melainkan bereinkarnasi dan masuk ke tubuh seorang tuan muda dari keluarga Gu, yang bernama Gu Lang.

Tuan muda pemilik tubuh ini sebelumnya, selalu mengalami penindasan dan penghinaan. Karena dia hanya di anggap sebagai sampah dan aib di keluarganya.

Bahkan saudaranya sendirilah yang sudah menindas dia sampai mati, dan di saat itulah jiwa Hao Feng masuk ke tubuh Gu Lang.

Akhirnya Hao Feng pun memahami segalanya. Dirinya kini sudah bukan lagi Hao Feng, melainkan Gu Lang. Dia melintasi ruang dan waktu, mendapatkan kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya.

Dunia kultivator? Benar-benar hebat. Itulah yang Hao Feng pikirkan saat dia mulai memahami dunia itu, dari ingatan Gu lang yang asli.

Gu Lang pun berusaha untuk duduk. Dia membuka telapak tangannya, dan mendapati akar spiritual pedang usang yang bahkan sudah patah dan cacat.

"Pantas saja Gu Lang selalu ditindas. Tubuh ini benar-benar lemah. Tapi karena aku sudah menjadi dirimu, maka aku tidak akan membiarkan kejadian itu terulang lagi!" Gu Lang mengepalkan erat tangannya.

Yang kuat memakan yang lemah. Yang kuat di hormati dan yang lemah akan di injak-injak. Maka dia harus menjadi yang terkuat, agar tidak ada lagi yang berani menindasnya.

kultivasi membutuhkan bakat. Tapi tekad dan keteguhan hati yang kuat, juga sangat berpengaruh dalam proses kultivasi.

"Aku berbeda denganmu, aku sudah pernah melewati gerbang kematian, dan juga kerasnya kehidupan yang membuatku menjadi lebih kuat! Aku akan menjadi yang paling kuat dan tak tertandingi!"

Setelah Gu Lang menyerukan tekadnya, sesuatu tiba-tiba saja muncul dari dalam tubuhnya. Sebuah giok usang berbentuk naga kini melayang di hadapannya dan membuatnya terkejut.

"Benda itu bukannya—" Gu Lang ingat betul jika giok usang dihadapannya itu adalah benda yang dia dapat di kehidupan lalu.

Tepatnya beberapa hari sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya itu terjadi. Dia mendapatkannya dari seorang pengemis tua misterius, yang dia beri sepotong roti.

Giok itu mengeluarkan asap berwarna hitam pekat yang tiba-tiba saja menyelimuti tubuh Gu Lang.

Asap itu membentuk sesosok bayangan iblis hitam dengan aura yang begitu menekan dan menakutkan. Itu adalah akar spiritual keduanya! Akar spiritual spesial yang langka dan kuat!

Apakah ini hanya kebetulan? Atau ada alasan lain dibalik semua ini?

Gu Lang tertawa senang, merasa langit begitu baik padanya. Tak hanya memberinya kehidupan kedua, namun juga memberinya sesuatu yang berharga.

"Mulai sekarang aku akan memanggilmu, Black Shadow!"

Gu Lang memakai bajunya dan beranjak keluar dari ruangan itu. Saat dia membuka pintu, dia melihat halaman yang sangat luas dengan beberapa buah boneka pelatihan yang ada di sana.

Boneka itu memiliki sepuluh garis tingkatan, yang akan menunjukkan berapa level yang dicapai oleh seorang kultivator.

Gu Lang memusatkan tenaga dan kekuatan akar spiritual pada tinjunya, lalu dia meninju boneka kayu yang di rancang khusus untuk pelatihan itu.

"Pukulan 9 matahari!"

Sinar kuning pun muncul pada boneka kayu itu, perlahan namun pasti sinar itu naik dan terus naik hingga berhenti pada sinar yang ketujuh.

Gu Lang tampak sangat senang melihatnya, Sekarang kekuatannya sudah meningkat, dia sudah mencapai tingkat prajurit level 7.

Di dunia ini, kultivasi di bagi menjadi 4 tingkatan yang bisa di ukur dengan menggunakan boneka kayu khusus untuk pelatihan, yaitu :

Tingkat Prajurit (Sinar warna Kuning)

Tingkat Jenderal (Sinar warna Biru)

Tingkat Raja (Sinar warna Merah)

Tingkat Kaisar (Sinar warna hitam)

Dan setiap Tingkatan di bagi menjadi 10 level.

Saat Gu Lang tengah merasa senang dengan peningkatan kekuatannya yang sangat pesat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.

"Xiao Lang," panggil seseorang dari arah belakang.

Gu Lang pun menolehkan kepalanya, dan dia mendapati sosok yang sangat familiar dalam ingatan pemilik tubuh asli. Dialah sang ayah, sekaligus kepala keluarga Gu saat ini.

"Ayah?"

Dia menatap Gu Lang dengan heran karena putranya itu terlihat sangat sehat, padahal saat dia dibawa pulang keadaannya sangat menyedihkan.

"Syukurlah kau sudah sembuh. Ayah kira kali ini, ayah akan Kehilanganmu," ucapnya dengan wajah sendu, "Serangan itu begitu brutal. Katakan pada ayah, siapa pelakunya!" tanyanya dengan tangan terkepal erat.

"Gu Feng."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ali Ghucci Malik
mana updatenya bro
goodnovel comment avatar
Xiao Nan
bolehlah, yuk lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Penghinaan

    Mendengar nama yang Gu Lang sebutkan, amarahnya pun terpancing keluar. Namun Gu Lang dengan cepat berusaha meredam amarah sang ayah."Ayah tidak perlu khawatir, serahkan masalah ini padaku. Aku yakin, aku bisa membalasnya dengan tanganku sendiri!" Gu Lang menatap mata ayahnya dengan percaya diri."Kau benar-benar pantas menjadi anakku, Gu Xing Yan. Kau sangat pemberani."Gu Xing Yan tersenyum menatap putranya, namun dalam hati dia bisa merasakan perubahan Gu Lang yang menjadi lebih berani.Namun Gu Xing Yan nampak terkejut, kala dia mengedarkan pandangannya dan mendapati salah satu boneka kayu di sana masih memancarkan tujuh tingkatan sinar kuning.Dia memandang ke arah Gu Lang, karena tak ada orang lain di sana kecuali anaknya itu. Meskipun dia sendiri juga tidak yakin, jika Gu Lang lah yang menggunakan boneka pelatihan itu."Aku baru saja mencoba kekuatanku, ayah," ujar Gu Lang saat melihat kebingungan di wajah ayahnya.Gu Xing Yan terkejut sekaligus senang, mendengar penuturan Gu L

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Sekte Bulan Sabit

    Meng Wan menghela nafas panjang kemudian berkata, "Seharusnya kau tidak perlu bertanya alasannya, karena aku tak ingin mempermalukanmu. Tapi jika memang kau ingin tau alasannya, maka akan aku katakan."Raut wajah Gu Xing Yan semakin merah padam mendengarnya, "Anakmu itu tidak pantas untuk putriku, apalagi Yixue akan segera menjadi murid di sekte Burung Surgawi."Semua orang begitu tercengang mendengar nama sekte terkuat di kota itu di sebutkan oleh Meng Wan, tidak semua orang bisa masuk ke sekte itu.Hanya orang-orang berbakat dan istimewa yang akan diterima di sekte Burung Surgawi, dan Yixue adalah satu yang diterima di sana karena dia memiliki tubuh Surgawi yang memenuhi syarat untuknya diterima di sekte itu.Belum sempat Xing Yan mengatakan hal lainnya, Gu Lang sudah lebih dulu melangkah maju dan berkata, "Baiklah jika itu yang kau mau, mulai hari ini aku Gu Lang sudah membatalkan pertunanganku dan Meng Yixue. Mulai detik ini, tidak ada lagi ikatan di antara kami."Sontak saja Gu X

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Bandit

    Umumnya seorang kultivator akan memilih jurus yang cocok dengan akar spiritual yang dia miliki.Karena jika tidak cocok, maka tidak akan bisa mengeluarkan kekuatan penuh dari jurus tersebut. Dan yang lebih berbahaya adalah, jurus itu bisa berbalik dan melukai pemakainya.Tapi Gu Lang berbeda, karena dia memiliki akar spiritual unik yang langka dan kuat. Dia bisa mengerahkan kekuatan penuh setiap jurus yang dia pelajari, dan tidak akan ada efek samping apapun.Sangat terlihat jelas, sebuah tekad dan keyakinan yang begitu kuat, dari tatapan mata Gu Lang yang penuh dengan ambisi yang terpancar jelas dari netra matanya.Karena hanya dengan menjadi kuat saja, itu tidak cukup. Dia harus menjadi yang terkuat, agar tak ada lagi yang menindas dan menghinanya.Gu Lang mengambil sebuah buku berjudul, Jurus Pedang kematian. Sekali pedang di cabut, maka satu nyawa melayang.Serangan yang sangat mematikan, dan cocok untuk pemilik akar spiritual pedang. Tapi sepertinya jurus itu sangat jarang di pel

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Satu Jurus

    Orang-orang yang mencari kesenangan di atas penderitaan orang lain seperti mereka, layak untuk di musnahkan. Setidaknya untuk sedikit mengurangi parasit merugikan, yang hidup di dunia ini."Sudah kukatakan pada kalian, serahkan harta kalian atau nyawa kalian sebagai gantinya. Tapi sepertinya kalian lebih menyayangi harta kalian dari pada nyawa. Jadi lebih baik aku ambil saja dua-duanya."Gu Lang memasang senyum yang terasa begitu mengerikan di mata para bandit itu, seolah sosok yang ada di depan mata mereka kini adalah raja Yama sang penguasa neraka.Para bandit itu pun ketakutan dan langsung memberikan semua hasil jarahan mereka pada Gu Lang, karena mereka lebih sayang nyawa dari pada harta tentunya."Terimakasih banyak, tapi kalian tetap harus mati. Dosa kalian sudah terlalu banyak, kalau ku biarkan kalian hidup kalian hanya akan menambah tumpukan dosa kalian."Dengan beberapa gerakan, Gu Lang membunuh semua bandit receh itu dengan mudah.Bukannya tidak menepati janji, tapi para ban

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pembalasan

    Dan di saat itu pula, Gu Ming merasakan tekanan aura yang luar biasa, bahkan aura itu membuatnya tidak mampu bergeming sedikitpun."S-sialan! Bagaimana bisa tekanannya sekuat ini?!" gumamnya dengan keringat dingin yang sudah mengucur.Boom!Semua orang terperangah dan menatap tidak percaya, dengan apa yang baru saja mereka lihat.Seorang tuan muda yang selalu mereka sebut sebagai sampah, kini bahkan dengan mudahnya mengalahkan Gu Ming. Bahkan dia hanya menggunakan satu jurus saja, benar-benar tidak terduga.Di tambah lagi, tatapan matanya yang sedingin es dan setajam belati itu.Benar-benar membuatnya tidak tampak seperti tuan muda sampah yang mereka kenal. Mereka benar-benar seperti dua sosok yang berbeda."Aaarrggh!!" Gu Ming menjerit saat tubuhnya terlempar jauh karena jurus yang Gu Lang keluarkan, bahkan dia sampai memuntahkan darah segar dari mulutnya.Berbagai bisikan mulai terdengar dari mereka yang melihat kehebatan Gu Lang. Juga berbagai hujatan yang di tujukan pada Gu Ming,

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kemenangan

    Gu Feng terlempar dan tersungkur hingga ke ujung arena, dan bahkan dia mendapatkan luka dalam hingga membuatnya memuntahkan darah segar dari mulutnya."A-apa? B-bagaimana bisa kau berada dibelakangku?" Gu Feng sangat terkejut dan dia berusaha bangkit untuk kembali melawan."Tanyakan saja pada raja Yama." Gu Lang kembali menyerang dengan Pukulan Sembilan Matahari, namun tidak hanya sekali melainkan bertubi-tubi dan hal itu membuat semua orang semakin tercengang."Bagaimana bisa dia menjadi begitu hebat dalam waktu singkat?" gumam Yixue."Cih! Dia hanya sedang beruntung saja." Tolak sang ayah yang tak mau mengakui kehebatan Gu Lang, meski dia sudah melihatnya dengan mata kepalanya sendiri."Tidak ada yang namanya murni keberuntungan, kepala keluarga Wan. Semua itu tetap berdasarkan dari usaha dan kekuatan."Xing Yan menunjukkan senyum kepuasan di bibirnya, karena bisa mempermalukan Meng Wan yang sempat menghina anaknya.Tetua ketiga juga tak kalah kesal, kedua anaknya dikalahkan oleh or

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Bunuh!

    Seketika itu juga, muncul aura berwarna merah menyala yang tampak membumbung tinggi dan menyelimuti tubuh Tang Yin. Hawa panas juga terasa memancar keluar dari tubuh Tang Yin."Jurus Cambuk Dewa!"Aura merah itu pun berubah bentuk, menjadi sebuah cambuk raksasa dan melesat begitu saja menyerang Gu Lang, namun Gu Lang dapat menghindarinya dengan sangat mudah menggunakan jurus langkah awan."Pukulan Sembilan Matahari!"Gu Lang melayangkan tinjunya kearah Tang Yin, dan membuat pria sombong itu tersungkur ke tanah.Tang Yin merasa terhina dengan kekalahannya, dan membuatnya sangat marah. Hingga akhirnya dia terpaksa menggunakan jurus terlarang, yang dia pelajari secara diam-diam."Cambuk api neraka!"Aura merah yang sebelumnya pun berubah menjadi warna merah darah, dengan tekanan yang semakin terasa mengintimidasi. Namun tekanan semacam itu sama sekali tak berpengaruh pada Gu Lang.Tabrakan aura dari jurus Cambuk api neraka milik Tang Yin dan pukulan Sembilan Matahari milik Gu Lang itu pu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Jurang Pelatihan

    Tang Yin berjongkok dan mengambil buku itu dari Tang Yin."Jurus Amukan Pedang? Sepertinya ini jurus yang kuat, Tang Yin buku ini sudah tidak berguna untukmu jadi biarkan aku membawanya. Di kehidupan selanjutnya, jadilah orang baik."Gu Lang pun menyusul yang lainnya, setelah mengambil buku itu dari jasad Tang Yin.Jurus Amukan Pedang, sama kuatnya dengan jurus Pedang Kematian. Namun bedanya, Jurus Amukan Pedang bisa di gunakan berkali-kali.Tak seperti jurus Pedang Kematian yang jika sudah di gunakan sekali dan gagal, maka tidak akan berguna lagi jika di gunakan pada orang yang sama.Saat ini Gu Lang baru menguasai tiga jurus saja. Yang pertama adalah jurus Pedang Kematian, tapi jurus ini hanya bisa di pakai satu kali, pada musuh yang sama.Karena saat tujuan dari jurus ini sudah diketahui, maka jurus ini sudah tidak lagi berguna.Yang kedua, jurus Langkah Awan. Jurus yang tak memiliki daya serang, namun dapat di gunakan untuk meningkatkan kecepatan serangan dan untuk melarikan diri

Bab terbaru

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Akhir Cerita

    Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dewa Iblis!

    Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pertempuran

    Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pedang Dewa!

    Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Black Shadow

    Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pelatihan

    Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Qian Yu

    Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dunia Dewa Aku Datang!

    Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kehancuran keluarga Shu

    Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang

DMCA.com Protection Status