Share

Resah

Author: Cucu Suliani
last update Last Updated: 2024-04-02 16:23:02

"Ck! Mesti ngelakuin apa coba gue sekarang? Bingung gue, haduh!"

Gelisah, takut, kesal dan juga rasa sesak kini sedang menyelimuti perasaan Gerry. Dia benar-benar malu dan tidak tahu harus berkata apa jika bertemu dengan ibunya.

Gerry terlihat mondar-mandir dengan tidak jelas di dalam kamarnya, dia benar-benar merasa bingung harus berbuat apa saat ini.

Sungguh dia benar-benar malu karena sudah ketahuan oleh ibunya, padahal saat dia mau melakukannya, Gerry sudah memastikan jika ibunya tidak ada di kediamannya.

"Astogeh! Gue mesti ngapain ini? Kalau mau keluar kamar, malu rasanya ketemu emak," keluh Gerry.

Gerry menghela napas berat, kemudian dia segera mengambil bajunya. Namun, saat dia hendak memakai bajunya, tubuhnya terasa sangat lengket dengan keringat karena kegiatan olah raga paginya.

"Ck! Mau mandi malu ada emak di luar, nggak mandi badan gue lengket banget. Vangke emang!" gerutu Gerry.

Gerry yang hanya menggunakan handuk saja terlihat membuka sedikit pintu kamarnya, kemudian dia menyembulkan kepalanya untuk melihat situasi di luar rumah sudah aman atau belum.

Ternyata di dapur tidak ada ibunya, Gerry dengan cepat berlari dan masuk kembali ke dalam kamar mandi. Dia menyangka jika ibunya pasti pergi ke pasar, karena sudah tidak ada di dapur.

"Syukurlah, emak nggak ada. Seenggaknya gue nggak malu banget kalau harus ketemu sama emak saat ini," ucap Gerry seraya mengelus dadanya yang masih terasa bergemuruh hebat.

Gerry menyelesaikan ritual mandinya hanya dalam waktu lima menit saja, setelah itu dia langsung pergi ke kamarnya dan segera memakai bajunya.

"Sepertinya gue harus berangkat pagi-pagi, walaupun kuliah masuk jam sembilan, rasanya gue kagak enak kalau tinggal di rumah terus. Kagak enak gue lihat muka emak," ucapnya.

Setelah bersiap Gerry terlihat menggemblok tas ranselnya, kemudian dia keluar dari dalam rumah sederhana tersebut dengan mengendap-ngendap.

Dengan seperti itu Gerry berharap tidak bertemu dengan ibunya, karena dia benar-benar merasa malu jika harus bertemu dengan ibunya terlebih dahulu.

"Mau ke mana elu, Gerry? Elu ada kuliah jam 9, ngapa jam segini udah mau minggat?" tanya Mak Odah yang baru saja nongol dari depan rumah.

Gerry yang sedang berjalan mengendap-ngendap langsung terjingkat kaget, dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata ibunya tidak pergi ke pasar.

"Eh? Emak kagak jadi ke pasar?" tanya Gerry dengan gugup.

Gerry yang memiliki tubuh jangkung itu hanya bisa menunduk di hadapan ibunya, dia tidak berani menatap wajah ibunya yang kini sedang menatap tajam ke arahnya.

"Kagak ke mana-mana, Emak mau tidur aja. Emak lemes, kaga ada tenaga buat ngelakuin apa pun. Pengen merem aja," jawab Mak Odah dengan suara rendahnya.

Mak Odah masih dalam keadaan bingung, dia tidak tahu harus bersikap seperti apa kepada anak semata wayangnya itu.

Mendengar suara ibunya yang terdengar begitu pelan dalam berbicara, Gerry merasa sangat bersalah. Karena itu artinya ibunya sedang kecewa tingkat kabupaten kepada dirinya.

Sungguh dia melakukan hal itu hanya karena penasaran, Gerry penasaran dengan bagaimana rasanya bercinta. Dia penasaran dengan apa sudah dia lihat tadi malam.

Gerry yang tidak pernah berpacaran ingin merasakan hal yang sama, hal yang sudah dilakukan oleh temannya bersama dengan pacarnya. Hal yang tadi malam dia lihat di tepi danau.

Walaupun wajahnya terlihat tampan dan banyak wanita yang memberikan perhatian lebih kepadanya, tapi dia belum ada niatan untuk berpacaran.

Apalagi berniat untuk meniduri seorang gadis, sungguh hal itu tidak terlintas sedikit pun di dalam otaknya.

Memerawani anak gadis orang tentunya beresiko tinggi, pilihannya hanya ada dua. Menikahi gadis itu dengan biaya yang besar, atau dipukuli sampai babak belur.

Bahkan, bisa saja nyawanya melayang karena bapaknya tidak terima anaknya sudah diperawani dan mendorongnya hingga jatuh ke dasar jurang, itulah pikir Gerry.

Gerry berasal dari keluarga biasa, dia hanya anak dengan ibunya yang hanya berprofesi sebagai pedagang warung kopi. Dia takut tidak bisa membahagiakan wanita yang menjadi pacarnya, dia takut tidak bisa memberikan jajan untuk pacarnya.

Karena wanita jaman sekarang tidak ada yang hanya ingin diberikan kata-kata gombalan semata, tapi mereka juga butuh jajan dan diberikan kuota dalam setiap bulannya.

Bahkan, tidak jarang mereka juga ingin pergi jalan-jalan dan berlibur untuk menenangkan hati dan pikirannya.

"Emak, Gerry minta maaf. Gerry janji nggak bakalan ngelakuin hal kayak tadi lagi, Gerry tobat Mak." Gerry terlihat bersimpuh seraya memeluk kaki ibunya.

Mak Odah hanya terlihat menghela napas berat, kemudian dia mengambil dompetnya dan mengambil uang selembar warna biru dan memberikan uang itu kepada Gerry.

"Ini ongkos Elu, Emak ngga bikin sarapan. Ambil aja noh roti di warung, Emak mau tidur. Jangan lupa tutup pintunya kalau mau pergi," pesan Mak Odah.

Gerry mendongakkan kepalanya, dia berusaha untuk menatap wajah ibunya yang terlihat begitu marah kepada dirinya. Dia sengaja membuat wajahnya semenyedihkan mungkin, agar ibunya itu merasa kasihan kepada dirinya.

"Emak! Emak belum jawab omongan Gerry, Emak mau kan, maafin Gerry?"

Mak Odah terlihat menghela napas panjang, rasanya dia sudah sangat lelah sekali. Namun, dia juga sangat menyayangi putranya tersebut.

Rasanya, saat dia melihat wajah tampan putranya dia tidak bisa marah. Apalagi mengeluarkan kata-kata sumpah serapahnya.

"Hem, asal jangan lagi-lagi." Mak Odah menghentakkan kakinya, dia seolah berkata jika dirinya tidak ingin lagi berada di sana. Dia sudah lelah menghadapi putranya tersebut, dia ingin memejamkan matanya.

Gerry paham jika dia bersikukuh untuk merayu ibunya pun, Mak Odah tidak akan bisa menerimanya begitu saja. Karena dia kini sedang kecewa.

Seorang perempuan jika sedang kecewa hanya butuh untuk menenangkan diri, selain itu wanita butuh liburan dan butuh tempat curhat. Sedangkan ibunya tidak mempunyai teman curhat.

Untuk liburan pun ibunya tidak mempunyai uang banyak, sudah dapat dipastikan hanya menenangkan diri saja yang menjadi pilihan ibunya saat ini.

"Gerry paham, Gerry janji ngga bakal gituan di dalam kamar mandi lagi." Gerry melepaskan pelukannya dari kaki ibunya.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Arjuna, Mak Odah terlihat memelototkan matanya. Kemudian, dia menatap Gerry dengan tatapan tajamnya.

"Maksud elu, elu mau melakukannya di tempat lain?" tanya Mak Odah.

"Eh? Maksudnya bagaimana, Emak? Gerry tidak paham," ungkap Gerry seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal mirip seperti anak monet.

"Tadi elu bilangnya nggak bakal ngelakuin itu lagi di kamar mandi, berarti elu mau ngelakuinnya di tempat lain?" tanya Mak Odah.

Mendengar ucapan Mak Odah, Gerry langsung menggelengkan kepalanya seraya mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan wajahnya.

"Tentu saja tidak, Gerry tidak akan melakukan hal itu di mana pun. Sumpah!" ucap Gerry seraya menggenggam kedua tangan ibunya dan menatap ibunya tersebut dengan tatapan meyakinkan.

"Hem, Emak harap tidak ada lagi sabun bolong yang lainnya. Emak harap kamu tidak melakukan hal itu lagi, Emak harap kamu tidak akan merusak anak perempuan orang. Karena Emak akan sangat kecewa," jelas Mak Odah.

"Nggak bakal, Emak. Gerry nggak bakal ngerusak anak perempuan orang, lagian siapa juga yang mau sama Gerry. Nggak ada, Emak. Nggak ada yang lirik Gerry," ucapnya berbohong.

Padahal yang melirik Gerry banyak, yang mendekati Gerry juga banyak. Hanya saja Gerry yang belum siap untuk berhubungan dengan wanita mana pun.

"Bagus kalau elu tahu diri, inget! Kuliah yang bener, nyari kerjaan tetep dulu. Baru elu macarin anak perempuan, pacaran jaman sekarang itu mahal. Perlu dijajanin, bukan diajak makan angin!" pesan Mak Odah.

"Iya, Emak. Gerry bakal kuliah yang bener," jawab Gerry.

"Hem, Emak mau tidur." Mak Odah langsung meninggalkan Arjuna dan masuk ke dalam kamarnya.

Gerry hanya bisa menatap kepergian ibunya hingga menghilang di balik pintu, tidak lama kemudian dia menatap uang yang diberikan oleh ibunya.

"Astogeh, padahal hari ini gue ngga dikasih sarapan. Tapi duitnya ngga ditambahin, kayaknya gue mesti ambil rotinya sekeranjang deh, biar perut gue kenyang," keluh Gerry.

Related chapters

  • Gerry's Love Story    Konyol

    Gerry sempat menatap pintu kamar ibunya yang tertutup, tetapi tidak lama kemudian pria yang memang sedang gamang itu menuruti apa yang dikatakan oleh Mak Odah, dia masuk ke dalam warung milik ibunya.Setelah mengambil beberapa bungkus roti, akhirnya Gerry pergi ke kostan Gilang, sahabat dari Gerry. Sahabat yang selalu ada di kala dirinya susah dan juga senang.Kalau untuk pergi ke kampus rasanya sangat tidak mungkin, karena waktu baru menunjukkan pukul enam pagi.Dia pergi dengan menggunakan motor Vespa kesayangannya, motor Vespa milik sang ayah. Motor tua yang selalu menemani Gerry ke mana pun dia pergi.Sebenarnya Gerry merasa risih, karena banyak orang yang mengejek dirinya. Mereka berkata jika Gerry tidak pantas memakai motor Vespa itu.Badan Gerry yang jangkung terlihat jomplang ketika memakai motor Vespa, tetapi walaupun seperti itu dia merasa bangga karena motor itu adalah motor peninggalan dari sang ayah."Lang, buka pintunya dong. Gue mau numpang ngopi," teriak Gerry.Cukup l

    Last Updated : 2024-04-02
  • Gerry's Love Story    Kembali Bertemu

    Gerry langsung menutup mulutnya mendapat pertanyaan dari nenek tua itu, dia kini bingung harus berkata apa.Hari ini perasaan Gerry Sadewa sedang tidak baik-baik saja, dia benar-benar merasa sial dengan apa yang dia lalui hari ini. Berkali-kali dia mendapatkan kesialan, kini bahkan dia harus dimaki oleh seorang wanita tua yang tidak dia kenal.Sebenarnya ingin sekali Gerry menyahuti ucapan dari perempuan tua itu, sayangnya dia masih menghargai yang namanya wanita. Terlebih lagi ibunya juga adalah seorang single parent.Wanita yang berjuang sendiri untuk kesejahteraan hidupnya dan juga dirinya, dia tidak mau menyakiti wanita. Akhirnya Gerry memilih untuk meminta maaf."Maaf ya, Bu. Saya sudah salah, permisi," ucap Gerry pada akhirnya.Gerry dengan cepat membeli air mineral satu botol dan segera pergi dari sana, dia memutuskan untuk pergi ke taman yang lokasinya tidak jauh dari kampus."Ya Tuhan, ngga semangat banget gue pagi ini. Malu banget dah kalau ingat tadi pagi, semoga aja kalau

    Last Updated : 2024-04-02
  • Gerry's Love Story    Tidak Percaya

    Tidak percaya, itulah yang Gerry Sadewa rasakan saat ini. Rasanya terlalu banyak kejutan di hari ini. Terlalu banyak hal yang tidak terduga dan membuat kepalanya pening.Mendengar gadis itu memanggil Gita dengan sebutan mom, rasanya dia tidak percaya jika Gita sudah memiliki anak seumuran dengan dirinya. Karena dilihat dari sisi mana pun Gita belum begitu tua, dia masih terlihat sangat muda.Jika bersanding dengan wanita di sampingnya, Gita dan wanita itu terlihat seperti adik kakak. Atau mungkin gadis itu adalah anak adopsi, pikir Gerry."Ada apa Gerry? Kenapa melihat kami seperti itu?" tanya Gita.Gita tersenyum ketika melihat Gerry memandang dirinya dan juga Gendis secara bergantian, apalagi ketika melihat wajah Gerry yang keheranan saat menatap dirinya, sungguh dia merasa lucu."Anu, Tante. Saya---"Gerry malah kembali terdiam, pria muda itu nampak bingung harus berkata apa. Melihat Gerry yang hanya diam saja, Gita terlihat menggelengkan kepalanya. Lalu, dia pun menegur pria muda

    Last Updated : 2024-05-23
  • Gerry's Love Story    Lebih Baik Bekerja

    Gerry merasa jika dia memiliki teman yang tidak ada akhlak, tetapi herannya hanya dia yang selalu mengerti dirinya. Memahami dirinya dan selalu mau menemani dirinya.Di saat jam kuliah dimulai, Gerry benar-benar tidak bisa fokus dalam belajar. Apalagi ketika melihat Gilang yang terus saja tersenyum seraya memandangi dosen cantik yang sedang memberikan penjelasan, ibu Gumilang namanya.Wanita asal Palembang dengan bodi yang aduhai, bamper depannya terlihat biasa saja. Namun, bamper belakangnya terlihat sangat aduhai.Sesekali Gilang akan mengusap-usap paha dalamnya, tetapi matanya begitu fokus saat melihat ibu Gumilang. Bibirnya terlihat menganga, pikiran pria itunya sepertinya sedang ber-travelling entah ke mana.Rasanya dia benar-benar iri dengan hidup Gilang yang selalu terlihat indah di dalam setiap harinya, tidak seperti dirinya yang dirasa begitu suram."Ck! Seharusnya gue itu banyak-banyak bersyukur, karena masih ada emak gue yang baik hati, mau kerja keras dan sayangin gue," uc

    Last Updated : 2024-05-23
  • Gerry's Love Story    Bertanya

    Jujur?Tentu saja Gerry merasa jika dia tidak perlu jujur kepada ibunya masalah dia bekerja kepada Gita, karena dia takut jika nanti ibunya malah akan menduga-duga hal yang tidak-tidak.Awalnya Gerry merasa jika emaknya tidak akan curiga kepada dirinya, karena biasanya emaknya selalu mengiyakan saja ketika dirinya hendak berpamitan ke mana saja.Namun, kini dia sadar jika mak Odah terkesan lebih waspada. Mungkin karena dirinya sudah melakukan kesalahan yang fatal, solo karir di dalam kamar mandi.Alhasil, setiap apa pun yang akan Gerry lakukan, baik buruk atau tidak pasti akan selalu dipantau oleh emaknya itu.Melihat gelagat emaknya yang begitu curiga kepada Gerry, Gerry berusaha untuk menenangkan hati dan pikirannya.Dia bahkan terlihat menghela napas panjang kemudian mengeluarkannya dengan perlahan, dia mempersiapkan kata-kata yang pas yang akan dia katakan kepada ibunya tersebut."Kenapa elu malah narik napas kaya gitu?''"Anu, Mak. Nggak apa-apa, Kok."Mak Odah semakin merasa cur

    Last Updated : 2024-05-23
  • Gerry's Love Story    Kamu mau kiss, gak?

    Ah! Canggung sekali yang Gerry rasakan saat ini, dia bahkan tidak berani melihat wajahnya di cermin. Karena wajahnya pasti sangat merah.Gerry langsung mengikuti arah ke mana Gita menunjuk, Gerry terlihat begitu malu. Dia bahkan langsung menutup miliknya dengan tas ransel kebanggaannya."Ngga usah ditutupin, Gerry. Tante suka lihatnya. Sepertinya punya kamu sangat---"Wajah Gerry benar-benar memerah mendengar ucapan dari Gita, ini pertama kalinya ada wanita yang begitu dekat dengan dirinya.Ini pertama kalinya ada wanita yang ucapannya begitu vulgar, tanpa saringan air sumur ataupun saringan kopi."Ehm! Bisa cepat jalan ngga, Tan? Nanti aku telat loh, pagi ini ada dosen killer, soalnya." Gerry berusaha untuk mengalihkan pembicaraan, karena Gerry benar-benar merasa tidak nyaman dengan tatapan mata Gita yang mengarah pada lato-lato gagang miliknya.Gita tersenyum seraya menutup bibirnya dengan tangan kanannya, karena dia malah fokus pada mainan yang sedang trend saat ini."Oh, maaf. Nan

    Last Updated : 2024-05-23
  • Gerry's Love Story    Gadis itu tidak boleh pergi sembarangan, oke?

    Selama Gerry ngampus, pria muda itu terus saja membayangkan obrolan antara dirinya dan juga Gita. Janda bohay itu benar-benar membuat dirinya kesulitan untuk berkedip dan bernapas.Namun, berkali-kali Gilange coba untuk menegur pria muda itu. Karena Gilang takut jika Gerry akan dimarahi oleh guru, bagaimanapun juga Gerry tetap sahabatnya.Selesai jam kuliah, Gerry langsung menunggu Gita di pengkolan yang tidak jauh dari kampus. Hal itu dia lakukan karena takut ada yang memergoki dirinya masuk ke dalam mobil Gita, dia takut nantinya dirinya akan menjadi bahan ejekan teman-temannya.Dia takut akan disebut sebagai lelaki simpanan tante-tante, maka dari itu untuk menghindari hal itu Gerry meminta Gita untuk menjemput dirinya tidak jauh dari kampus. Bukan di depan kampus."Hay! Masuklah, Gerry!"Gita terlihat menurunkan kaca mobilnya ketika tiba di depan Gerry, pria muda itu langsung tersenyum lalu dia masuk ke dalam mobil Gita dan duduk tepat di samping wanita berusia tiga puluh lima tahu

    Last Updated : 2024-05-23
  • Gerry's Love Story    Gerry, mau atau tidak?

    Gendis menggelengkan kepalanya melihat tingkah dari Gerry, ada rezeki di depan mata malah seolah ingin menolak begitu saja."Lagian elu itu aneh, nyokap gue mau merubah penampilan elu jadi lebih baik. Mending elu terima aja, nggak usah banyak protes juga."Menurut Gendis, Gerry itu terlihat sangat tampan, wajahnya mirip opa-opa Korea. Hanya perlu merubah penampilannya saja, Gerry pasti terlihat luar biasa.Dia sangat setuju jika Gita mau merubah penampilan Gerry, yang terpenting jangan merubah karakter dari Gerry yang terlihat baik dan juga polos."Tapi, Jen--""Nggak usah tapi-tapian, gue tahu kalau nyokap gue itu suka sama elu. Mending elu terima aja, lumayan tahu. Selain bekerja elu juga dapat perhatian yang lebih dari nyokap gue." Gendis tertawa setelah mengatakan hal itu.Gita dan juga Gerry terperangah mendengar apa yang dikatakan oleh Gendis, mereka tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Gendis saat ini. Terlebih lagi dengan Gita, dia tidak menyangka jika putrinya tahu ka

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Gerry's Love Story    Kenapa juga dia memakai baju seksi seperti itu?

    Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal

  • Gerry's Love Story    Jangan pegang-pegang!

    Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u

  • Gerry's Love Story    Maukah kamu menikah kontrak dengan aku?

    "Tidak apa-apa, sekarang katakan apa yang anda inginkan!" ujar Gendis setelah duduk di salah satu kursi yang ada di sana.Gendis duduk tepat di hadapan Noah, dia menatap pria itu dengan tatapan penuh selidik. Dia menebak jika pria itu pasti akan membicarakan hal yang penting. Namun, dia merasa bukan menyangkut masalah pekerjaan."Kita pesan makanan dulu, nanti aku akan bicara setelah kita makan.'' Noah tersenyum canggung ke arah Gendis.Ini pertama kalinya dia mengajak wanita yang tidak dia kenal untuk makan bersama, membicarakan masalah penting yang dirasa sangat mendadak."Hem!" jawab Gendis yang memang sudah merasa lapar.Pada akhirnya mereka pun memesan makanan yang diinginkan, setelah makanan datang, mereka melaksanakan makan siang tanpa ada yang berbicara. Suasana di antara keduanya begitu canggung.Setelah acara makan siang selesai, Noah berdehem beberapa kali. Lalu, dia menatap Gendis dengan begitu lekat."Sebenarnya kedatanganku untuk meminta tolong," ujar Noah memulai pembic

  • Gerry's Love Story    Mau makan siang bareng, gak?

    Tadi malam Gendis terlihat begitu bersemangat sekali, dia berniat ingin mencari pria baik yang akan dia jadikan sebagai seorang suami.Tidak apa tidak ada rasa cinta di saat pertama dia menikah dengan pria tersebut, karena Gendis yakin jika rasa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu.Namun, hari ini dia terlihat begitu kebingungan. Selama 2 tahun lebih ini dia hanya serius dalam bekerja, Ia sama sekali tidak pernah pergi untuk berkumpul bersama dengan teman-teman kampusnya.Bahkan, setelah Jelita menikah dengan Gilang, dia jarang pergi bersama dengan sahabatnya itu. Jelita lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Gilang, dia paham karena pasti Jelita sedang berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk suaminya.Apalagi setelah Jelita memiliki seorang putri, Jelita benar-benar tidak pernah keluar sama sekali dari rumahnya. Selain memang putri cantiknya belum berusia empat puluh hari, Jelita kini lebih betah lagi tinggal di dalam rumahnya.Terkadang Gendis merasa iri, ka

  • Gerry's Love Story    Kamu harus segera menikah, Sayang.

    Jika biasanya pagi-pagi Gendis akan untuk bersiap bekerja, pagi ini dia bangun untuk pergi mengajak Jo bermain di taman.Gendis bahkan membawa susu, roti isi, minuman dan juga beberapa camilan. Gendis persis seperti seorang ibu yang mengajak anaknya untuk jalan-jalan, atau piknik."Mom aku dan Jo pergi dulu, ya?" pamit Gendis.Gendis memakai sepeda menuju taman, Jo didudukan di depan dengan bangku khusus balita yang sudah dimodifikasi. Sedangkan untuk bekal dia simpan di dalam keranjang yang ada di belakang sepeda."Hati-hati!" pekik Gita ketika melihat putrinya yang sudah mulai mengayuh sepeda.Jo terlihat begitu riang, dia berpegangan pada setang sepeda dengan senyum mengembang di bibirnya. Jo selalu suka ketika Gendis mengajak dirinya pergi ke manapun."Topinya dipake, Sayang. Biar ganteng," ujar Gendis seraya membenarkan topi yang hampir dilepas oleh Jo."Hem!" jawab Jo dengan wajah ditekuk.Gendis hanya tertawa melihat wajah lucu dari adiknya tersebut, lalu dia mengayuh sepedanya

  • Gerry's Love Story    Bisa, pake cara yang lain.

    Waktu berjalan dengan begitu cepat, tanpa terasa kini sudah pukul 4 sore. Itu artinya para karyawan yang bekerja sudah bersiap untuk pulang ke kediaman masing-masing.Begitupun dengan Gerry, Gerry yang kini membantu sang ayah mengurus perusahaan baru saja selesai mengerjakan tugasnya. Gerry ditugaskan untuk mengurus perusahaan bersama dengan Gilang, sesekali Nawaf akan datang untuk membantu jika pekerjaan sedang banyak.Jafar yang dulu ditugaskan untuk membantu di perusahaan tersebut dipindahkan ke perusahaan cabang, karena perusahaan milik Nawaf tersebut semakin berkembang dan kini memiliki beberapa cabang di luar kota."Gerry, kasih gue kerjaan. Gue males balik ke rumah," pinta Gilang kepada Gerry yang hendak pulang ke kediaman Wijaya.Gerry merasa aneh dengan permintaan dari sahabatnya tersebut, karena biasanya ketika jam kerja habis mereka akan bersemangat untuk pulang.Namun, berbeda dengan Gilang. Pria itu malah terlihat menekuk wajahnya ketika jam kerja habis, dia seakan begitu

  • Gerry's Love Story    Ya ampun, kasihan sekali wanita itu.

    Gendis benar-benar tidak menyangka Noah akan langsung menyetujui pengajuan program kerjasama yang ditawarkan oleh dirinya, karena banyak orang berkata jika Noah adalah orang yang sangat sulit untuk diajak kerjasama.Namun, nyatanya Noah tidak mengajak Gendis untuk membicarakan apa pun. Pria berusia dua puluh delapan tahun itu bahkan dengan mudahnya langsung meminta bolpoin dan menandatangani berkas kerjasama mereka.Ah! Rasanya Gendis benar-benar sangat bersyukur, selepas kepergian Noah, Gendis bahkan langsung berlari menuju ruangannya dan memeluk Jo dengan erat.Tidak lupa Gendis memberikan kecupan di pipi gembil Jo, lalu dia mencubit gemes kedua pipi adiknya tersebut.Jo sempat menghindari cubitan dari kakaknya tersebut, sayangnya tangan Gendis lebih cepat. Namun, Jo hanya mengusap-usap pipinya yang memerah tanpa marah. Karena hal itu memang sudah terbiasa Gendis lakukan."Jo! Kak Gendis sangat senang sekali, projects besar ini akhirnya bisa Kak Gendis dapatkan. Kak Gendis keren, ti

  • Gerry's Love Story    Kakak, Jo. Bukan Mama!

    Dua tahun kemudian."Jo! Kak Gendis mau kerja dulu, jangan nakal." Gendis mengecup pipi gembil adik tampannya.Dia merasa jika adiknya itu benar-benar menggemaskan, Gendis bahkan benar-benar lengket dengan adik tampannya itu. Ke manapun Gendis pergi, jika tidak sibuk dia akan mengajak adiknya tersebut.Jika orang yang pertama melihat kebersamaan mereka, tentu mereka akan menyangka jika Jo adalah anak dari Gendis.Jo langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, adik laki-laki Gendis yang berusia 2 tahun itu seakan tidak mau berpisah dari kakaknya tersebut.Jo bahkan dalam setiap malamnya tidur bersama dengan Gendis, mereka begitu lengket dan tidak terpisahkan. Gita sampai kebingungan dibuatnya.Jika saja usianya masih muda, rasanya Gita ingin hamil kembali dan memiliki anak. Namun, rasanya semua itu tidak mungkin. Karena dokter berkata jika usia Gita sudah sangat matang."No! Jo mau ikut," jawab Jo seraya memeluk kaki Gendis.Gendis langsung terkekeh dibuatnya, karena setiap kali Gen

  • Gerry's Love Story    Buka Segel

    Gilang merasa sangat beruntung karena dia begitu diterima di keluarga Jelita, bahkan dengan mudahnya Neezar menentukan tanggal pernikahan setelah Jelita menerima lamarannya.Awalnya Neezar akan mengadakan acara pernikahan Gilang dan juga Jelita secara besar-besaran, karena memang Jelita adalah anak satu-satunya yang mereka miliki.Namun, Gilang dan juga Jelita sepakat untuk mengadakan acara pernikahan secara sederhana saja. Karena mereka merasa kurang nyaman jika harus melaksanakan acara pernikahan yang mewah dan juga megah.Keduanya sepakat untuk memulai rumah tangga dari kesederhanaan, tidak perlu pernikahan yang mewah. Namun, yang penting prosesi pernikahan yang dilaksanakan berjalan dengan penuh khidmat.Satu bulan kemudian Gilang dan juga Jelita melaksanakan acara pernikahan, pernikahan itu dilaksanakan di kediaman Jelita sendiri.Kedua keluarga sepakat hanya mengundang kerabat dekat dan juga para sahabat, tidak ada ribuan tamu undangan. Hanya keluarga inti dan para sahabat saja.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status