Share

BAB II

Author: Mas pur
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya.

"Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal."

"Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah  mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.

Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.

Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing.

"Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky.

"Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri.

"Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga tidak berharap kok satu kelompok dengan mu."

Balas Lucky yang tidak mau kalah dengan Robert.

"Ya harus nya kamu yang pindah Lucky. karena kamu pantas mengalah dengan ku, dan sampai kapan pun kamu tidak akan pernah sanggup bersaing dengan ku."

Kali ini Robert sudah mulai kesal. Lucky yang tidak mau ribut hanya memilih diam dan tidak meladeni segala macam ocehan  Robert. 

Ketua panitia MOS memberikan instruksi kepada ketua gugus. Untuk membuat nama kelompok mereka dengan nama-nama hewan. 

"Perhatian! kepada seluruh ketua gugus silahkan berdiskusi bersama nggota nya untuk menentukan nama kelompok masing-masing dengan nama hewan."

"Baik lah teman-teman. Silahkan usulkan nama untuk kelompok kita," ujar ketua gugus  menginstruksikan kepada teman-teman nya.

Dan seketika itu juga  memecah perseteruan antara Robert dan Lucky.

"Karena tema nya binatang. Bagaimana kalau kita memilih Singa untuk nama kelompok kita." Beni mencoba memberikan saran  untuk nama kelompok nya.

"Setuju," Teriak Robert,Agus,Nining,Lastri secara bersamaan.

"Bagaimana dengan teman-teman yang lain, apakah ada saran nama hewan lagi untuk kelompok kita ?"

Ketua kelompok yang tidak lain bernama  Beni, mencoba memberikan kesempat terakhir kepada yang lain nya.

"Kalau kami sih ikut saja kata ketua," seru Ningsih,Willy dan meta hampir bebarengan.

"Kami mengikuti suara terbanyak ketua," kata ningsih yang sedari tadi hanya diam mendengarkan.

"Karena kami ini anggota. Apa kata ketua, mungkin itu yang terbaik untuk regu kita." Ucap Lucky yang sedari tidak lebih memilih diam dari pada bersuara.

"Baik lah karena sudah tidak ada lagi yang memberikan masukkan. Maka nama regu kita adalah Singa".

Ketua regu mengumumkan kepada para anggota nya tentang nama regu. bersamaan dengan itu, kelompok lain pun juga sudah memiliki nama untuk regu nya masing-masing.

"Yang belum menyerah kan nama regu nya.silahkan segera memeberikan nya ke panitia." Seru suara kakak panitia melalui pengeras suara.

Semua siswa-siswi terdiri dari tujuh kelompok kecil,dan satu kelompok terdiri dari beberapa orang.

"Baik lah, kakak sebut dulu nama kelompok yang sudah mengumpulkan nama kelompok nya ya. Kelinci,kupu-kupu,lebah,monyet,singa,kalajengking dan hiu, ada yang belum di sebut nama kelompok nya ?"

Ketua panitia kembali bertanya kepada para peserta MOS.

"sudah kakak." Jawab mereka yang hampir berbarengan.

"Ok adik-adik semua nya. Hari ini kalian akan mengikuti MOS. Dan agenda pertama kita akan mengelilingi sekolah ini. Kalian  akan di pandu dua kakak panitia setiap regu. Setelah itu kita akan bermain game guna menjalin persahabatan dan berkenalan antara satu teman dengan teman yang lain nya. Ada pertanyaan ?" seru kakak ketua panitia itu.

Semua siswa tampak sangat antusias untuk mengeliling gedung sekolah itu. tidak terkecuali dengan Lucky. Masing-masing rombongan di dampingi oleh dua orang kakak panitia. Kebetulan sekali, romobongan Robert dan Lucky di pandu oleh kakak panitia yang cantik-cantik.benar saja, maka rombongan Robert lah yang semakin riuh dan ramai karena mereka saling berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian wanita cantik nan rupawan itu.

”Kak boleh minta nomor wa nya gak ?” teriak Deni.

“Kak, nama F******k nya apa ?” Robert memberanikan diri untuk bertanya.

tentu saja dengan sopan dan ramah. Dan para kakak panitia itu hanya tersenyum tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua.

karena mereka sadar, bahwa kekerasan fisik tidak boleh di berikan kepada para junior nya. Yah meskipun Rita dan Tiara mengalami kekerasan fisik semasa MOS dulu. Tetapi mereka tidak ingin melampiaskan nya kepada para junior nya.

“Nama kakak Siapa ?” tiba-tiba ada suara melengking dari arah belakang.

Semua teman-teman Robert menoleh ke arah belakang, mencari sumber suara itu. Dan ternyata yang melempar pertanyaan itu adalah Lukcy.

“Nama kakak Rita Andini dan teman kakak satu nya adalah Tiara, Salam kenal.” Jawab rita dengan senyum di kulum.

Sambil mendekapkan tangan ke depan dada, pertanda mereka tidak mau bersalaman. Lagian itu juga bukan moment bermaaf-maafan.Robert mulai sedkit kesal kembali.karena Lucky berhasil bertanya kepada kakak panitia yang cantik nya bagai bidadari itu. sedangkan ia hanya mendapat senyuman saja.

”heh jangan terlalu percaya diri kamu. Mana mungkin kakak Rita dan kak Tiara mau berkenalan dengan mu lebih dekat. Dan coba kamu  berkaca terlebih dahulu.”

Robert memperingatkan Lucky soal status sebagai siswa yang miskin,kumal dan bodoh di mata Robert sendiri.

”Memang nya apa perduli mu?” Lucky bertanya  dengan ketus tentang apa yang telah di peringkat kan kepada nya.

Tanpa mereka berdua sadari. Rombongan mereka telah sampai di aula sekolah.

”Nah ini adalah aula milik SMA Triangel. Dengan kapasitasi 500 orang di dalam nya di lengkapi cctv di berberapa sudut.”

Kak Rita menjelaskan detail aula itu kepada adik-adik yang mengikuti MOS.

”wah besar banget aula ini.”

beberapa orang terlihat kagum dengan besar nya ukuran aula itu.

"Jadi ketika ada perpisahan atau kegiatan-kegiatan yang lain maka acara nya akan di laksanakan di aula ini.”

Kak tiara tidak kalah semangat untuk menjelaskan kepada adik-adik MOS. Setelah selesai menjelaskan tentang aula yang ada di SMA Triangel, rombongan Robert pun bergeser sedikit ke sebelah kanan aula. disana ada perpustakaan sekolah.

"setiap siswa yang ingin meminjam buku harus membuat kartu perpustakaan terlebih dahulu. perpustakaan ini merupakan perpustaakan tingkat SMA terlengkap di seluruh kota Triangel.fasilitas di dalam di antara nya adalah AC, perpustakaan digital dan internet dengan kecepatan yang sangat stabil. “

Mendengar celotehan Kak Rita dan Kak Tiara membuat Robert mengantuk, karena baginya kegiatan itu kurang menantang. 

“Kak, aku bosan nih. ada tidak kegiatan MOS yang lebih menantang lagi ?” tanya Robert kepada kakak pemandu nya.

“Nama mu siapa ? anak baru kemari sore sudah berani dan tidak hormat kepada senior." Kata kak Rita yang mulai sedikit menaikkan intonasi suara nya.

”Nama ku Robert kak.” Jawab Robert singkat,jelas dan padat.

“Owh oke.sekarang push up lima puluh kali!” Perintah kak Tiara dengan bola mata yang sudah hampir keluar dari kelopak nya.

”hah. lima puluh kali kak, tidak salah itu kak ?” Robert kembali bertanya dan membuat kak Rita semakin kehilangan kesabaran nya.

”iya benar. Atau mau saya tambah lagi menjadi seratus kali di tambah lima keliling lapangan bola.”

“Ampun kak. baik lah saya push up lima puluh kali saja.” Robert pun segera melakukan apa yang di perintahkan senior nya itu.

”Mampus lah kamu Robert.memang pantas kamu mendapat hukuman seperti itu.” Ucap Lukcky dalam hati.

"Hemz gara-gara Robert. kita menjadi terlambat untuk beristirahat.” Dona yang sedari tadi diam kini mulai bersuara dan mulai jengah untuk menunggu waktu itu segera berlalu.

tidak lama setelah Dona bergumam kecil itu. terdengar suara kak Rita, “Yang lain boleh istirahat duluan kecuali Robert!” seru kak Rita kepada regu yang di pimpin oleh Beni.

”Hore.” terdengar suara bahagia mereka ketika mendapat jam istirahat.”Maaf ya robert, kami istirahat duluan.”

Sapa beberapa teman satu regu nya.

Related chapters

  • Gembel Elit   BAB III

    "Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan

  • Gembel Elit   BAB IV

    Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H

  • Gembel Elit   BAB V

    “Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih

  • Gembel Elit   BAB VI

    Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber

  • Gembel Elit   BAB VII

    Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia

  • Gembel Elit   BAB VIII

    Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me

  • Gembel Elit   BAB IX

    "Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian

  • Gembel Elit   BAB X

    Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula

Latest chapter

  • Gembel Elit   BAB X

    Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula

  • Gembel Elit   BAB IX

    "Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian

  • Gembel Elit   BAB VIII

    Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me

  • Gembel Elit   BAB VII

    Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia

  • Gembel Elit   BAB VI

    Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber

  • Gembel Elit   BAB V

    “Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih

  • Gembel Elit   BAB IV

    Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H

  • Gembel Elit   BAB III

    "Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan

  • Gembel Elit   BAB II

    "Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga

DMCA.com Protection Status