Suasana di sekolah itu tampak sudah ramai sekali. Terlihat sesosok anak laki-laki berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Pakaian nya yang nampak kusut, dan sepatu nya yang sudah mulai menganga seperti mulut buaya menandakan bahwa ia bukan lah dari keluarga orang kaya atau mampu.
Bruk. Tiba-tiba lelaki itu terjatuh ke tanah karena tidak sengaja di tabrak oleh seseorang dari belakang. "Eh kamu punya mata gak sih. Aku lagi buru-buru nih. Kamu berjalan santai banget."
Oh ya lelaki yang menabrak anak itu bernama Robert. Anak sulung dari salah satu pengusaha konglomerat di kota Trianggel.
Dengan pakaian yang di masukkan ke dalam, wangi dan rapi dan sudah pasti ia adalah anak dari keluarga kaya.
Lucky berkata di dalam hati, "Ini anak bukan nya minta maaf malah menyalahkan ku."
"hhhhh," hela napas Lucky lirih.
"Heh, Kamu punya kuping gak sih? Aku itu lagi bicara sama kamu," kata Robert kepada Lucky.
Karena Lucky tidak ingin berlama-lama ber urusan dengan Robert maka Lucky meminta maaf duluan. "Maaf aku menutup jalan mu!" sambil berlalu meninggalkan Robert begitu saja.
"Hei anak dekil! Dengar ya! Kamu beruntung hari ini, lain kali kau tidak akan ku lepaskan!" teriak Robert kepada Lucky yang masih saja kesal karena telah menabrak Lucky.
Akan tetapi Lucky tidak bergeming sedkit pun dan terus berjalan semakin meninggalkan robert di belakang.
Sekolah Menengah Atas ternama di kota Trianggel hari ini sedang mengadakan ospek pertama. Dimana Lucky adalah salah satu siswa atau siswi di sekolah itu. Apel pun dimulai dan anak-anak peserta ospek pun segera berbaris di lapangan.
Tidak sengaja dan tanpa di seting, Lucky dan Robert bersebelahan barisan.
"Hei anak dekil! Ternyata kamu calon siswa juga di sini," sapa Robert kepada Lucky.
"Yah bertemu anak ini lagi," kata Lucky didalam hati.
"Iya memang nya kenapa ? ada masalah?" tanya Lucky yang sedari tadi diam dan sedkit mengumpulkaan keberanian nya.
"Eh kamu itu tidak pantas ada di sekolah ini. Sekolah ini hanya untuk anak-anak yang memiliki uang banyak dan dari keluarga terpandang." Robert sedkit menjelaskan tentang sekolah itu kepada Lucky.
"Oh anak ini yang membuat kamu sedikit kesal dengan ku," kata Rere yang berbaris di belakang Robert.
" Kalau anak ini sih memang pantas nya sekolah di tempat lain. Tdak akan cocok sekolah di sini."
"Lihat saja itu sepatu nya! Sudah minta jatah makan."
"Ha ha ha." Robert pun tertawa lepas melihat Rere berhasil mengejek Lucky.
"Anak kampung seperti kamu itu tidak akan pernah selevel dengan kita!" seru Andin yang berbaris di belakang Lucky.
Lagi-lagi Lucky hanya mampu bergumam dalam hati. "Sebenar nya apa salah ku ini, sampai mereka begitu dengan ku. Sampai-samapi aku di rundung begitu rupa.”
Ingat Ky kamu di sini untuk belajar, bukan untuk menjadi terkenal atau apapun itu, Lucky berusaha mengingatkan dirinya sendiri.
Galih yang juga merupakan teman Robert pun juga tidak ingin ketinggalan ikut mengejek Lucky.
”Sudah lah untuk apa kau menghabiskan waktu mu disini. Mending pulang ke rumah saja," seru Galih dari depan barisan, tepat di belakang Lucky. "Sudah-sudah, jangan terus memojok kan Lucky seperti itu!"seru Dedi yang dari tadi sudah berbaris di depan Robert.
“Aku tidak menduga dari sebagian besar calon siswa/siswi di sekolah ini, masih ada yang membelaku.” Lucky membatin dalam hati.
Lucky tidak bergeming sedikit pun dan hanya memilih diam seribu bahasa dari pada membalas semua ocehan dan cacian yang di tujukan kepada diri nya.
Ia hanya bergumam dalam hati. ”Terserah kalian mau berkata apa tentang ku di tempat ini, toh itu memang fakta nya.”
Sebenarnya jauh dari lubuk hati Lucky yang paling dalam. Ingin rasa nya ia meronta dan berteriak kepada Tuhan nya, bahwa hidup nya tidak adil.
“Seandai nya saja ibu dan ayahku tetap tinggal bersama menemaniku disini, mungkin tidak akan seburuk ini hidup ku." Lucky bergumam kepada dirinya sendiri.
“Pasukan saya ambil alih!"
"Siap Gerak.” Terdengar pemimpin pasukan mulai menyiapkan barisan.
Aku yang sedari tadi diam melamun segera bangkit dari lamunan ku. Terlihat kepala sekolah sudah bersiap menaiki podium upacara.
"Kepada Pembina upacara hormat gerak!" Kontan saja semua calon siswa/siswi melakukan hormat kepada pembina upacara itu.
"Tegak Gerak. Lapor upacara masa orientasi siswa siap di laksanakan.”
Begitulah kira-kira pemimpin upacara itu memimpin upacara pada pagi hari ini. Antusias para peserta MOS pun semakin bergema tatkala melihat salah satu kakak panitia itu.
Postur nya yang tinggi semampai, berkulit putih bersih, rapi dan harum. Membuat semua siswi ingin dekat-dekat dan segera berkenalan dengan nya.
Aku yang melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil. "Bagaimana kakak kelas itu akan melirik para siswi-siswi itu. Sedangkan paras mereka tampak standar."Harus nya kalian berkaca dulu.” aku hanya bergumam dalam hati.
"Assalamualaikum waroh matullahi wabarokatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, selamat datang para calon siswa/siswi di SMA Trianggel. Semoga kalian bisa melewati MOS selama tiga hari kedepan dengan semangat dan antusias. Tentunya juga semoga kalian di terima di sekolah ini . Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Masa Orientasi Siswa/siswi SMA Trianggel resmi di buka".
Suara tepuk tangan yang riuh pun bergema di lapangan sekolah, menyambut di buka nya Masa Orientasi Siswa.
Tidak banyak yang di sampaikan oleh kepala sekolah di upacara apel pagi ini. Hanya beberapa kata sambutan dan menyatakan betapa antusias nya ia pada MOS tahun ini.
"Sekian kata sambutan dari bapak, dan untuk detail kegiatan nya akan di pandu oleh kakak panitia dan osis. Wabila hitaufik walhidayah Wassala mualaikum waroh matullahhi wabarokatuh."
Acara sambutan sudah selesai. Dan acara pun di pandu oleh kakak Rangga, selaku ketua osis yang menjabat pada masa nya.
"Selamat pagi adik-adik, apa kabar nya hari ini?" tanya kk Rangga kepada peserta MOS.
"Pagi kakak, kabar baik". "Alhamdulilah sehat kak."
Berbagai macam jawaban dari peserta MOS."Ok, hari ini MOS pertama kita. Langkah pertama mari kita buat kelompok- kelompok kecil. Bersaf pertama silahkan maju dan membuat kelompok 1". "Aduh mati aku," teriak ku dalam hati.
Karena yang di ambil untuk membuat kelompok kecil sesuai arahan kak Rangga adalah bersaf. Itu artinya aku dan Robert akan satu kelompok.Padahal sejak pertemuan pertama dengan nya pun kami sudah saling tidak akur.
"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga
"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
“Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih
Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber
“Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan
"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga