"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”
Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.
”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”
Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.
”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.
Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.
“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”
Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.
”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan laki-laki yang di maksud oleh teman nya itu.
“Itu loh Len.“ Susi menunjuk ke arah cowok itu.
“Owh itu. Iya memang manis cowok itu. Kalau tidak salah ia juga memiliki gigi gingsul.”
Leni mencoba mengingat-ingat lelaki yang di maksud Susi itu.Tetapi apa daya. Daya ingat nya kali ini tidak mampu mengingat nya di karenakan sesuatu hal atau bisa jadi di dalam otak nya overload.
“Kok kamu bisa kenal cowok itu Len ?” tanya Susi penasaran.
he he he, “aku kemarin tidak sengaja berpapasan dengan dia waktu mau membeli minuman dingin di sebrang jalan depan kampus.”
“Ada no w******p nya gak kamu len ?” seru Susi terlihat begitu antusias ingin mengetahui detail identitas Lucky.
“Hemz sudah kayak wartawan aja kamu Sus”, Leni pura-pura jengkel dengan teman nya satu ini.
”Bukan begitu Len. Aku tuh cuman penasaran saja cewek yang seperti apa tipe nya ?
siapa tau aku bisa jadi pacar nya.”
“Jangan ngimpi kamu Sus, bangun-bangun.” Leni menggoyangkan punggung Susi agar ia terbangun dari mimpi nya itu.
“Aku ada no W******p nya Lucky”. Suara seorang perempuan yang seusia Susi dan Leni.
Tiba-tiba mengagetkan mereka berdua dan berlajan mendekati mereka.
“Kenalkan nama ku Heni. Teman dekat Lucky semasa kami duduk di bangku SMP.”
Heni memperkenalkan diri nya sendiri kepada Susi dan Leni yang sedari tadi masih menyimak apa yang di katakan Heni.
”Kenalkan nama ku Susi Pasar Ibu, dari regu kupu-kupu.” Susi pun mengulurkan tangan nya dan di sambut dengan Heni.
jadi lah mereka berkenalan dan saling berjabat tangan.
”Boleh kah aku menyimpan W******p nya Lucky ?” tnya Susi kepada Heni teman baru nya itu.
"Tentu saja boleh. tapi tidak secara gratis,” Seru Heni.
Yang membuat Leni dan Susi kaget. Karena rasa penasaran susi yang begitu tinggi kepada Lucky. maka Susi pun tidak berpikir panjang lagi dan langsung menanyakan apa yang harus di lakukanya agar ia mendapatkan kontak w******p Lucky.
”Lalu apa yang harus aku lakukan untuk mu ?” kata susi dengan cepat.
“permintaan ku cukup sederhana. aku ingin sebuah kontak w******p juga. dan orang itu pemilik nya.” Heni menunjuk ke suatu arah tempat dimana laki-laki itu berada.
“jika nanti kamu sudah mendapatkan nya, maka kamu juga akan mendapatkan kontak wahtsapp Lucky.”
Heni pun seraya berlalu setelah itu. Leni yang melihat tingkah konyol teman nya itu hanya mampu menggelengkan kepala tidak habis pikir. Bagaimana tidak. Susi teman nya itu adalah salah satu teman tercantik yang pernah ia kenal, kulit nya yang putih mulus dan terawat jelas tidak akan sebanding dengan Lucky yang hitam manis. Memang sih Lucky memiliki gigi gingsul yang mampu menyihir tatapan kaum hawa berbuah menjadi suka.
Tidak jauh dari tempat Lucky menikmati makan siang nya, terlihat sepasang mata lain nya tampak memperhatikan Lucky dengan seksama, setelah sekian lama ia memperhatikan Lucky baru di sadari nya bahwa Lucky adalah teman SD nya dahulu semasa di desa.
”Lucky.” ucap gadis itu sambil medekat ke arah Lucky dan tanpa canggung duduk di depan nya.
”Hei masih ingat tidak dengan ku ?" ucap Helen beranya kepada Lucky.
lumayan lama ia memperhatikan gadis itu.terpaku seraya sambil berpikir karena ia sedikit lupa. Siapa gadis itu sebenar nya. Setelah mengingat-ingat baru lah Lucky sadar bahwa gadis yang memanggil nya adalah teman SD yang tidak lain adalah Helen, ia juga merupakan salah satu teman akrab Lucky.
“Hai Helen. Lama tidak bertemu ya ? maaf ya aku sedikit lama mengenali mu karena memang kita sudah lama tidak bertemu dan sekarang kau sudah menjadi bidari.”
Ucap Lucky kepada Helen dengan sambil melemparkan senyum. Wajar saja Lucky agak lama mengenali Helena karena pada saat berpisah dahulu baik Lucky dan Helen masih anak-anak. Dan sekarang Helen sudah menjadi gadis yang cantik jelita, dengan rambut hitam panjang, kaki jenjang dan body seperti gitar spanyol. Membuat semua laki-laki ingin memiliki nya.
“Ya. tidak masalah," dari dulu kamu kan memang seperti itu. sedikit lebih lambat untuk merespon ku.” Gerutu Helen berpur-pura merajuk kepada Lucky.
”Ngomong-ngomong bagaimana bisa kamu bisa ada di sekolah ini ?”
tanya Lucky yang sudah mulai tampak akbrab dengan Helen.
“Ehmz, aku mengikuti papa ku. Karena papa ku baru saja naik jabatan dan di tugaskan di kota ini.” Jawab Helen menjelaskan secara detail kenapa ia bisa ada di sekolah ini kepada Lucky.
”Owh begitu toh rupanya. Kalau begitu selamat datang di kota Trianggel.” Seru Lucky bagai pelayan yang sedang melayani pembeli super kaya.
Helen pun hanya tersipu malu dengan pipi merah merona.
“Sepertinya cinta mu akan bertepuk sebelah tangan Sus.” Seru Leni kepada teman nya itu.
“Loh memang nya kenapa ?"
"ada yang salah dengan Lucky ? “ tanya Susi dengan heran yang dari tadi masih sibuk memerahkan bibir nya dengan gincu.”Coba kamu lihat ke arah Lucky deh. Ada seorang gadis yang sedang bercengkrama dengan Lucky tampak nya terlihat begitu akrab.” Seru Leni lagi.
Susi pun segera menoleh kearah Lucky dan ternyata benar apa yang telah di katakan Leni kepada nya. Tetapi Susi malah tersenyum. Membuat Leni bingung penuh heran di buat nya.
”Loh kok kamu malah senyum-senyum sendiri Sus ?" bukan nya cemburu, marah atau apa gitu.” Tanya Leni yang masih bingung dengan sikap dan tinggal Susi.
“He he he, tenang aja Len. selama janur kuning belum melengkung. Itu masih milik bersama dan masih layak untuk di perebutkan.”
Leni pun hanya mampu menggelengkan kepala nya mendengar apa yang barusan di katan teman nya itu.
“Emang kamu kira Lucky itu adalah piala bergilir ?" yang bisa per rebutkan begitu saja.” Kali ini Leni kehabisan cara untuk membujuk teman nya itu untuk tidak terlalu tergila-gila dengan Lucky.
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
“Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih
Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula
Suasana di sekolah itu tampak sudah ramai sekali. Terlihat sesosok anak laki-laki berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Pakaian nya yang nampak kusut, dan sepatu nya yang sudah mulai menganga seperti mulut buaya menandakan bahwa ia bukan lah dari keluarga orang kaya atau mampu.Bruk. Tiba-tiba lelaki itu terjatuh ke tanah karena tidak sengaja di tabrak oleh seseorang dari belakang. "Eh kamu punya mata gak sih. Aku lagi buru-buru nih. Kamu berjalan santai banget."Oh ya lelaki yang menabrak anak itu bernama Robert. Anak sulung dari salah satu pengusaha konglomerat di kota Trianggel.Dengan pakaian yang di masukkan ke dalam, wangi dan rapi dan sudah pasti ia adalah anak dari keluarga kaya.Lucky berkata di dalam hati, "Ini anak bukan nya minta maaf malah menyalahkan ku.""hhhhh," hela napas Lucky lirih."Heh, Kamu punya kuping gak sih? Aku itu lagi bicara sama kamu," kata Robert kepada Lucky.Karena
Pagi ini tampak cerah sekali, mentari telah terbit di ufuk timur dengan sinar nya yang hangat siap menyambut pagi ini. Sementara itu Lucky juga sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ini adalah hari kedua bagi nya untuk mengikuti MOS yang di adakan oleh pihak sekolah Trianggel. Lucky adalah seorang siswa yang cukup pendiam dan hanya berbicara seperlu nya saja jika memang ada yang ingin di katakan nya. Sehingga ia tampak terlihat seperti seseorang yang dingin dan kaku jika di lihat sekilas. Wajah nya yang hitam manis, membuat ia banyak di kagumi beberapa orang teman wanita di sekolah, tetapi sikap nya yang sedikit pendiam dan cuek membuat para wanita yang ingin mendekati nya berpikir dua kali. Setelah semua perlengkapan yang di perlukan Lukcy sudah lengkap, Lukcy pun segera berangkat dan berpamitan kepada paman Didit dan bibi Reni.“Lucky berangkat om!” Seru nya kepada paman Didit yang sedang menyeduh kopi di teras samping. Tidak lupa pula
"Heni!" Teriak Leni dari kejauhan di lingkungan sekolah Trianggel pagi itu. Heni yang merasa nama nya di panggil pun segera menoleh ke sumber suara. Dengan sedikit berlari Leni pun mendekati Heni yang sudah menghentikan langkah nya. "Ada apa ?" tanya Heni kepada Leni detik itu juga. "Mana kontak nya Lucky ?" Leni malah berbalik bertanya tentang nomor Wh*tsapp yang pernah Heni janjikan tempo hari. Sudah barang tentu Heni juga masih ingat dengan janji nya itu. bahkan ia sengaja menantikan hari ini tiba. karena dengan begitu ia tidak perlu bersusah pasah untuk mendapatkan kontak Heri dengan tangan nya sendiri dan tidak perlu menghadapi Robert yang tingkat mesum nya sudah melewati batas. "Sesuai perjanjian tempo hari kan ?" tanya Heni lagi. "Iya aku sudah mendapat kontak Heri untuk mu. dan aku harap kamu tidak berbohong kepada ku." Leni mencoba mengintimidasi Heni secara verbal. "Tenang saja. aku tidak akan pernah berbohong kepada mu. Lagian
Sejak dari MOS pertama di sekolah Trianggel, ada beberaapa no telepon tidak di kenal iseng mengerjai Lucky. ada yang hanya sekedar iseng cumi, atau mengirim pesan singkat untuk mengajak berkenalan dengan Lucky. Karena sikap dingin dan cuek nya Lucky terhadap wanita ia pun tidak begitu merespon nya.Sampai-sampai suatu hari Lucky benar-benar mematikan telepon genggam nya hanya untuk menghindari teror yang terus menguntit seperti hantu mati penasaran."Sebenar nya ini nomor siapa sih ? dari malam tadi sibuk menelpon. Tapi ketika di angkat malah dimatikan". Gumam nya lirih."Hhhmmmzzz atau di sekolah Trianggel ada yang diam-diam ngefans sama aku." fFikiran Lucky mulai terbang kemana -mana membayangkan ia di kelilingi wanita cantik,bohay dan kaya raya.Lucky pun tersenyum-senyum sendiri entah apa wanita seperti apa yang ia lamunkan nya. Ternyata di balik sikap dingin nya itu. Lucky masih juga memiliki nafsu kepada wanita. Hal ini terbuksi saat ini. Saat ia me
Lucky pun hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan kejadian ini sudah barang tentu akan membekas dan terus teringat di dalam memory kepala nya."Karena kau tampan.Dan dia tidak mampu mengganti rugi apa yang kuminta. baik lah aku ikut dengan mu." Gadis itu pun berlalu men inggalkan Lucky seorang diri tanpa mengatkan sepatah kata pun untuk nya.Kini Robert di kelilingi dua orang bidadari yang cantik jelita. Secara mental ia pun menjadi lebih PD dan terlihat gagah sekali. Sementara itu Lucky pun segera beranjak dari tempat itu. Ia beruntung sekali telah di selamatkan oleh Robert.Yah meskipun sebelum nya ia harus di ejek dan buly sedemikian rupa oleh Robert. Sulit di bayangkan oleh Lucky jika andai saja Robert tidak datang di tempat itu. jajan nya akan ludes seketika. Lucky pun tidak ingin mengambil pusing apa yang telah dilakukan Robert kepada nya namun tetap saja tidak mampu ia lakukan.Di taman Bugenfil, Robet tampak begitu bahagia
Malam ini tepat bulan purnama penuh. Langit yang cerah dan bintang yang gemerlap menambah indah nya malam ini. Lucky benar-benar menikmati malam ini meskipun ia menikmati nya sendiri tanpa kekasih atau pun kedua orang tua nya. Ia tatap binatang yang paling besar itu dalam-dalam. "Tuhan, aku rindu sekali dengan kedua orang tua dan juga saudara laki-laki ku". bisik nya dalam hati. tidak terasa setetes air mata nya pun jatuh membasahi pipi namun segera di usap nya."Tidak, kau tidak boleh selemah ini Lucky. Kau harus lebih kuat." Lucky memberikan nasihat kepada diri nya sendiri. Jika di ingat-ingat ke belakang beberapa tahun yang lalu. Ingin rasa nya ia menolak dan protes. Bahkan mungkin akan menangis di depan kedua orangtua dan kakak nya. Agar di izinkan ikut besama mereka.Namun apa daya nasi telah menjadi bubur. Dan kini ia telah terbiasa menjadi kuat dengan segala upaya dan kerja keras nya selama ini. Mungkin kedua orangtua nya ber
“Assalamualaikum, Lucky pulang.”suara Lucky ketika membuka pintu rumah paman nya. Yah meskipun Lucky sadar bahwa di rumah paman nya siang hari tidak akan pernah ada orang selain dirinya. Paman dan bibi nya telah berangkat bekerja pagi-pagi sekali sebelum Lucky bangun tidur.Paman nya bekerja di sebuah perusahaan ternama. akan tetapi sangat di sayangkan bahwa paman nya bekerja hanya sebagai office boy. Sedangkan sang bibi bekerja di jasa pencucian baju atau istilah keren nya sekarang adalah Laundry.Lucky membuka tudung saji di meja tengah dan ia menghela napas.“Huh sayur ini lagi !” Seru nya lirih. Sayur asem memang merupakan sayuran yang tidak terlalu di sukai oleh Lucky.tetapi karena Lucky tidak memiliki banyak uang. maka apa yang tersaji di meja makan tetap di makan oleh nya.Tidak terasa nasi yang ada di piring Lucky sedikit demi sedkit telah dimakan nya.Di tempat lain. Leni masih
Karena fakta nya Lucky sudah ada pacar bahkan sudah sangat akrab dengan nya. Dan Leni pun takut Susi akan kecewa terlalu dalam kepada Lucky. karena ini adalah pertama kali nya Susi mengenal lebih jauh tentang seorang laki-laki. Sudah barang tentu Leni sangat hawatir kepada teman nya itu, karena ia adalah satu-satu nya teman dekat Susi.“Hei gembel ternyata kamu juga memiliki teman perempuan ya! " seru Robert yang baru saja masuk kantin setelah mendapat hukuman push up.Lucky pun tidak bergeming sedikit pun dengan kata-kata Robert yang barusan ia katakan dan terus saja menyantap makanan nya dengan lahap. Merasa tidak di respon Robert pun mulai beralih mengganggu Helen.“Hei cantik. Sejujur nya kamu itu tidak pantas satu meja dengan gembel seperti Lucky. Lebih baik kau satu meja dengan ku.” Seru Robert menggoda.“Hallo boy memang nya kamu itu siapa ?" berani-berani nya kamu menyuruh ku se enak jidat mu.”H
"Baik lah. Tunggu saja pembalasan ku Lucky! Semua ini karena ulah mu.”Setelah beberapa saat ia termenung sendiri. Akhir nya Robert pun memiliki ide licik untuk mempermalukan Lucky di depan para siswa-siswi MOS.”Hei Robert. Kenapa kamu senyum-senyum sendiri ?”Tiba-tiba suara itu mengagetkan Robert yang sedang membayangkan ide licik nya.”eh kak Tiara. tidak ada apa-apa kok kak.” Senyum Robert penuh arti yang hanya ia sendiri mengetahui arti dari senyum nya itu.Sementara itu di kantin. Lukcy sedang di perhatikan beberapa insan cantik nan rupawan. Akan tetapi Lucky tidak menyadari bahwa ia sedang di perhatikan dan sedang asik melahap makan siang dengan beberapa teman nya.“Len. Coba liat deh. cowok itu manis ya?”Leni membuka obrolan bersama teman nya. Yang tidak lain adalah Susi.”Yang mana sih ?” Leni melihat ke kiri dan kekanan tapi tidak juga menemukan
"Hah, aku satu kelompok dengan anak dekil,miskin dan kumal ini," seru Robert Kaget dan sedikit shock. Ketika ia sadar bahwa Lucky adalah teman satu regu nya."Ya ampun, mimpi apa kamu semalam bert?" tanya Rere kepada Robert yang masih sedkit kesal.""Hemz entah lah Re, aku juga tidak tau, ini adalah mimpi buruk untuk ku." jawab Robert dengan nada lesu.Ingin rasa nya ia pulang saja dan tidak mengikuti MOS ini. Tapi jika ia pulang maka kesempatan untuk berkencan dengan beberapa cewek di SMA Trianggel akan semakin sulit untuk di wujudkan nya. Dan akhir nya dia pun menerima keputusan ketua panitia.Akhir nya kelompok kecil pun sudah selesai dibentuk. Dan siswa/siswi pun sudah menempati kelompok nya masing-masing."Dekil, kamu ganti kelompok aja sana," sergah Robert yang sejak dari tadi merasa gusar dengan keberadaan Lucky."Huh.aku," Lucky menunjuk diri nya sendiri."Kenapa tidak kamu saja yang ganti kelompok lain. Lagian aku juga